Surat kesepakatan

Hari kemudian.

Aktivitas seperti biasa di lalui oleh semua orang, begitu pun dengan Intan sudah bergelut dengan pekerjaan, akhirnya setelah pertemuan yang menghasilkan kesepakatan itu perusahaan berjalan mulai stabil, kejanggalan produksi sudah tidak ada lagi, kemarin hanyalah berita-berita bohong yang Reihan buat untuk menekan Intan, namun setelah kesepakatan itu Reihan membantu memperbaiki nama baik produk bahkan langsung membuat klarifikasi di publik.

Intan sedang menandatangani laporan-laporan yang di berikan para bawahannya padanya, saat tengah khusuk membaca laporan itu tiba-tiba ada pesan masuk di handphone miliknya, pesan masuk dari si arogan.

"Askum?"

"Aku di bawah! "

"Aku datang bersama pengacara ku. "

"Kita tanda tangani kesepakatan pernikahan kita! "

Pesan beruntun dari Reihan, yang Intan simpan dengan kontak Si Arogan. Memang pas dengan sebutannya, Salam pun tak bisa tanpa arogan, mana ada salam seperti itu, batin Intan saat membacanya.

"Salam apa kaya gitu, situ cedal gak bisa salam yang benar! " Balas Intan kesal.

"Naik! " Lanjut Balas Intan lagi.

"Pengacara ku baru di jalan. " Balasnya lagi.

"Kita cek sekali lagi! " Lanjut balasan Intan berikutnya.

Intan kemudian menghubungi Diva agar memerintahkan OB untuk menyiapkan minum bagi tamunya, kemudian Intan langsung membereskan berkas laporan di mejanya, tepat saat suara pintu di ketuk dari luar.

"Masuk... " Jawab Intan lalu pintu itu terbuka menampakan calon suami arogan nya.

Intan mempersilahkan tamunya untuk duduk lalu kursi lalu tak lama OB datang dan membawakan minum, Intan meminta Difa menghubungi ulang pengacaranya.

Intan membaca kesepakatan itu sembari menunggu pengacaranya datang, begitu pun dengan Reihan keduanya membaca dengan teliti dan seksama.

Tak lama kemudian Pengacara Intan datang, Pengacara Intan perempuan bernama Rara dia masih muda dan bahkan belum menikah, Dia ini teman Intan waktu sekolah, namun jam terbangnya sudah lumayan. Intan dan Rara sudah sepakat untuk merahasiakan kesepakatan ini dari keluarga Intan maupun Reihan bahkan sekertaris Intan sekalipun, karena Difa orang kepercayaan Bundanya, adik dari kak Tya asisten Bundanya, tentu Intan tak ingin hal itu bocor ke Bundanya.

Intan sengaja meminta Difa setelah memintanya menghubungi pengacaranya tadi, Intan meminta Difa untuk mengurus pertemuan dengan Klien lain di luar, agar Difa tak mendengar kesepakatan pernikahannya.

Sedangkan pengacara Reihan seorang laki-laki yang juga teman Reihan namun sudah berumah tangga, bernama Alvaro. Reihan juga meminta Alvaro untuk merahasiakan kesepakatan pernikahannya agar tidak tercium oleh siapapun termasuk istri Alvaro sendiri.

"Bagaimana? Setuju?? " Tanya Reihan pada Intan.

"Ok...! Deal... berarti setelah ini di tanda tangani saham mu segera beralih ke aku ya! " Intan mengingatkan, Reihan langsung tersenyum kecut.

"Ckkk kamu biar tampilan model syar'i begitu matre juga ya??? " Sindir Reihan pedas.

"Hahaha... Setidaknya aku tidak munafik dan perlu kamu catat tuan Reihan harga akting seumur hidupku baik di luar ataupun di hadapanmu nanti mahal karena seumur hidupku, jadi ini tidak sebanding! " Balas Intan tak mau kalah.

"Harusnya ada kesepakatan tambahan, jika aku berhasil melahirkan keturunan maka setiap bayi yang lahir dari rahimku harus kau beri satu perusahan mu! Jadi kalau aku melahirkan banyak anak tentu kamu harus siap kehilangan setiap perusahaanmu satu persatu, Mungkin itu masih juga belum setimpal dengar harga diri seorang intan yang kamu beli... " Tambah Intan dengan sengit pada Reihan karena mengatainya matre.

Reihan justru tertawa melihat kekesalan Intan, "Hahaha.... Tanpa kamu buat kesepakatan itu pasti aku berikan, karena tujuanku menikah untuk mendapat keturunan dan meneruskan bisnis juga perusahaan-perusahaan ku yang banyak ini...! Jadi pastikan kau mampu melahirkan banyak anak kalau tidak justru kamu yang akan siap-siap mendapat madu dan jika kamu ingin bercerai siap-siap saja kamu yang akan kehilangan perusahaanmu ini yang tidak seberapa..." Kata Reihan makin membuat Intan kesal.

"Ckkk Sombong! " Kata Intan ketus sambil memandang Reihan yang masih tertawa di tempatnya.

"Sudah jadi takdir orang kaya seperti ku, setidaknya aku sombong ada buktinya... situ harga diri doang yang di banggain!" Jawab Reihan makin mengesalkan.

"Ckkk harga diri emang harus di banggain, kalau kamu memang sudah gak punya harga diri!! " Intan mulai tersulut emosi, Ah... astaghfirullah... kenapa aku bisa mengambil keputusan dengan orang aneh dan sombong ini, bisa darah tinggi aku bila terus melihat dan mendengar bicaranya, batin intan sambil tersungut-sungut.

Annora dan Alvaro yang mendengar perdebatan sahabat sekaligus kliennya saking pandang dan membatin, belum menikah saja keduanya selalu perang mulut bagaimana nanti jika sudah menikah, apakah tidak lebih mengerikan lagi perdebatan dan perang mereka.

Alvaro lebih parah membayangkan nya, bagaimana cara mereka membuat keturunan jika selalu berdebat, apakah akan mengadon dengan berdebat setiap hari, atau justru tidak jadi mengadon tapi justru tanding seperti para petinju di ring, lalu alangkah cerewetnya nanti keturunan mereka, batin Alvaro lalu geleng-geleng kepala.

"Ekhm... Ekhm... Ekhm...! " Annora berdehem keras hingga Intan dan Alvaro menoleh padanya tajam karena sudah mengganggu perdebatan keduanya.

"Astaga... kenapa jadi menatap saya seperti itu..." Annora terkejut sekaligus grogi, karena pandangan tajam keduanya, mengapa jadi begini batinnya.

"Hehehe permisi sudah mengganggu perdebatan tuan dan nona... Maaf... Apakah ini jadi menandatangani kesepakatan pernikahannya atau kita gagalkan saja kesepakatan ini karena seperti kalian... maaf tidak cocok berpartner?? " Tanya Annora kemudian.

"Tentu!! Kita lanjutkan kesepakatan itu" Intan dan Reihan kompak lalu mengambil surat itu dan memegang Bulpoin masing-masing.

Surat kesepakatan itu di tandatangani oleh Reihan dan Intan dengan sadar, keduanya membubuhkan tanda tangan tanpa ragu di sana, di saksikan oleh pengacara mereka masing-masing.

Annora dan Alvaro lega menyaksikannya dalam hati mereka berdoa agar melalui kesepakatan ini tumbuh benih-benih cinta dari keduanya.

"Ok, tanda tangan sudah di lakukan mulai hari ini berarti sudah bisa berlaku kan? " Tanya Reihan sambil tersenyum devil.

"Maaf Tuan Reihan yang terhormat, itu berlaku setelah ijab qobul, anda tidak bisa meminta saya berakting di hadapan anda sebelum ijab qobul di akhiri kata sah!! " Kata Intan menegaskan.

"Ckkk mencoba dulu bisa kan... " Reihan masih berulah.

"Tuan Alvaro, saya pikir anda perlu memberi penjelasan lebih lanjut pada teman arogan anda itu... " Kata Intan yang di balas anggukan kepala oleh Alvaro sambil tersenyum ramah.

Ah... pasangan ini terlalu aneh, bagaimana mereka nanti akan hidup bersama batin Alvaro di balik senyum ramahnya.

Sementara Annora justru merasa kasian pada keduanya, bagaimana bisa mereka menjalin kesepakatan konyol tanpa cinta sedikitpun di lihat dari sisi perdamaian sepertinya watak mereka berdua tidak bisa berdamai.

"Wah... sudah siang ternyata, apa tidak ada jamuan maka di sini... " Tanya Reihan sambil menyapu pandangan dan memandang ke arah pintu, Alvaro semakin menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Bilang saja kalau mau makan bersama Rei... " Batin Alvaro.

"Ckkk di sini bukan restoran jika tidak lupa... Tapi jika ingin makan di kantin bawah ada... " Kata Intan membuat Annora dan Alvaro tersenyum bersama, sementara Reihan tersenyum masam.

"Setidaknya kita bisa makan bersama sebagai tanda dealnya kesepakatan... " Kata Reihan, Intan memutar matanya jengah lalu melangkah keluar.

"Mari ke kantin bawah di sana ada menu andalan kesukaan saya... " Ajak Intan lalu diikuti yang lain.

***

Mohon koreksinya ya... kalau ada yang typo lagi😁

Terpopuler

Comments

ken darsihk

ken darsihk

Pengacara nya Intan Anora di panggil nya Rara 👍👍

2024-12-02

0

Retno Anggiri Milagros Excellent

Retno Anggiri Milagros Excellent

wah. keren. sederhana tapi manis. 👍🏻🤭😍

2024-07-26

1

Umi Maryam

Umi Maryam

apa itu askum ? tolong ya kalau nulis salam itu harus jelas masa seoerti itu maksud nya apa???

2024-07-26

1

lihat semua
Episodes
1 Intan
2 Raihan
3 Kesialan di malam hari
4 Kedatangan Orang tua
5 Rumah Reihan
6 Tak bertemu
7 Sepakat
8 Rumah Bunda
9 Saling meyakinkan keluarga
10 Surat kesepakatan
11 Kantin
12 Lamaran
13 Mencoba Baju Pengantin
14 Peraturan
15 Uji coba peraturan
16 Drama uji coba
17 Hadiah Eyang Hana
18 Divo
19 Sebelum Hari itu tiba
20 kebakaran
21 Pernikahan
22 Malam pertama
23 Pagi yang tak biasa
24 Pulang ke Rumah
25 Haruskah bulan madu???
26 Seoul
27 Tak sekuat itu
28 Ingin menyerah
29 Maaf
30 Kembali kerja
31 Sebulan berlalu
32 Terbongkar
33 3 Kantung
34 Di rawat
35 Menepi
36 Pulang
37 Aku juga mencintaimu
38 Aku juga mencintaimu
39 Malam
40 Pagi yang Indah
41 Di Meja makan
42 Berkumpul keluarga
43 Tamu tak di undang
44 Meluluhkan hati
45 Kebetulan yang tidak menyenangkan
46 Saling mengadu
47 Pulang malam
48 Bertemu Allea
49 Ke Kantor Reihan.
50 Rumit
51 Intan
52 Nasehat Alesha
53 sendiri dulu
54 Nasehat Eyang
55 Meyakinkan diri
56 Kepulangan Intan.
57 Hari berikutnya
58 Pantai
59 Kontraksi
60 Rasa Kehilangan
61 Terimakasih
62 Satu tahun kemudian
63 Keinginan sembuh
64 Ungkapan Syantika
65 Kejutan Intan
66 Kondisi Syantika
67 Satu tahun kemudian
68 Kecewa pada Zia
69 Ke kantor Reihan
70 15 tahun Kemudian
71 Indah
72 Pengumuman Zia
73 pengumuman
74 Pengumuman Zea.
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Intan
2
Raihan
3
Kesialan di malam hari
4
Kedatangan Orang tua
5
Rumah Reihan
6
Tak bertemu
7
Sepakat
8
Rumah Bunda
9
Saling meyakinkan keluarga
10
Surat kesepakatan
11
Kantin
12
Lamaran
13
Mencoba Baju Pengantin
14
Peraturan
15
Uji coba peraturan
16
Drama uji coba
17
Hadiah Eyang Hana
18
Divo
19
Sebelum Hari itu tiba
20
kebakaran
21
Pernikahan
22
Malam pertama
23
Pagi yang tak biasa
24
Pulang ke Rumah
25
Haruskah bulan madu???
26
Seoul
27
Tak sekuat itu
28
Ingin menyerah
29
Maaf
30
Kembali kerja
31
Sebulan berlalu
32
Terbongkar
33
3 Kantung
34
Di rawat
35
Menepi
36
Pulang
37
Aku juga mencintaimu
38
Aku juga mencintaimu
39
Malam
40
Pagi yang Indah
41
Di Meja makan
42
Berkumpul keluarga
43
Tamu tak di undang
44
Meluluhkan hati
45
Kebetulan yang tidak menyenangkan
46
Saling mengadu
47
Pulang malam
48
Bertemu Allea
49
Ke Kantor Reihan.
50
Rumit
51
Intan
52
Nasehat Alesha
53
sendiri dulu
54
Nasehat Eyang
55
Meyakinkan diri
56
Kepulangan Intan.
57
Hari berikutnya
58
Pantai
59
Kontraksi
60
Rasa Kehilangan
61
Terimakasih
62
Satu tahun kemudian
63
Keinginan sembuh
64
Ungkapan Syantika
65
Kejutan Intan
66
Kondisi Syantika
67
Satu tahun kemudian
68
Kecewa pada Zia
69
Ke kantor Reihan
70
15 tahun Kemudian
71
Indah
72
Pengumuman Zia
73
pengumuman
74
Pengumuman Zea.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!