Tak bertemu

Di tepi pantai selatan, di atas pasir hitam dan di depan ombak yang tinggi, ini yang biasa Intan lakukan dulu saat amarah dan kecewa di dalam tubuhnya sudah menumpuk.

Cara dirinya meluapkan semua perasaannya tanpa ada yang tau bagaimanapun perasaanya adalah seperti yang di lakukannya saat ini.

Intan hanya memakai gamis berwarna hitam di padu dengan jilbab wardah, Jaketnya dia tinggalkan di mobilnya. Intan duduk sambil merenung dengan semua yang dia lalui hingga usianya saat ini.

Semua percakapan dirinya dan Bundanya juga Ayah sambungnya kemarin seperti putaran kaset yang terus terputar, di tambah wajah bundanya yang sendu dan berderai air mata karena keinginan dirinya yang tak ingin menikah, belum lagi kantor dengan segudang masalahnya yang beberapa hari ini menyita pikirannya.

"Huuuuuaaaaaaaaaaaaaa..... " Teriak Intan sambil melempar batu ke arah pantai itu, di tepi pantai itu Intan datang sendirian, dia hanya ingin sendiri dulu, kebetulan tidak banyak pengunjung datang hari ini, mungkin karena hari kerja bukan hari libur dan di tambah menurut prakiraan cuaca hari ini badai tinggi di lautan, Intan sudah membaca berita itu tapi dirinya tidak peduli.

Ombak datang menggulung tinggi sekali, sekali lagi dirinya ingin membuang semua perasaannya ke lautan agar lega. "Huuuuaaaaaaaaaa Bundaaaaaaa maafin intannnnnnn.... " Teriaknya hingga ombak besar mengguyur tubuhnya hingga basah, Intan justru menikmati hantaman ombak itu meski nyaris tubuhnya terhuyung-huyung dan berakhir terduduk di pasiran.

Intan berteriak berkali-kali hingga dirinya lebih lega, tubuh Intan basah kuyup dan kotor oleh pasir hingga kemudian dia bangkit dari duduknya melangkah pergi dari pantai itu untuk membersihkan diri dan berganti pakaian.

Intan menuju area parkir lalu menggambil ganti, saat dia melihat Handphone miliknya bernyanyi nyaring panggilan dari laki-laki sombong yang akhir-akhir ini selalu mengganggu harinya.

Intan mengacuhkan panggilan itu lalu menutup mobil dan pergi ke kamar mandi, Intan pun masuk ke kamar mandi itu dan berganti pakaian.

Setelah selesai Intan ke luar dari kamar mandi lalu masuk kembali ke dalam mobil itu dan bersandar di kursi sambil bermain handphone miliknya.

Intan membuka layar handphone nya dan berdecak kesal., "Ckkkk orang ini lagi... "

Intan membuka pesan dari kontak yang di beri nama si arogan, dengan malas namun juga penasaran.

"😠 Konyol....!!! Hay... datang temui aku sekarang di kafe biasanya atau pabrik akan rata dengan tanah!!! 😑". Pesan dari Reihan untuk Intan, Intan membalas dengan malas.

"Maaf pemilik nomor ini, sedang sibuk, sedang tidak bisa di hubungi, mohon tidak mengganggu lagi... 🙏" Balas Intan, lalu Intan menyalakan mesin mobilnya, kemudian membawa mobil itu keluar dari parkiran Pantai Parangtritis jogjakarta itu menuju ke jalan raya.

Intan melaju pelan sembari menikmati perjalanan nya, namun handphone miliknya selalu berdering panggilan dari kontak si arogan itu berkali-kali. Intan tak mau peduli, dia justru memasang mode getar dan menaruh handphone miliknya di tas lalu menyalakan musik di mobilnya.

Wahai pemilik nyawaku

Betapa lemah diriku ini

Berat ujian dari-Mu

Ku pasrahkan semua pada-Mu

Tuhan baru ku sadar

Indah nikmat sehat itu

Tak pandai aku bersyukur

Kini ku harapkan cinta-Mu

Kata-kata cinta terucap indah

Mengalir berzikir di kidung doaku

Sakit yang ku rasa biar jadi penawar dosaku

Butir-butir cinta air mataku

Teringat semua yang Kau beri untukku

Ampuni khilaf dan salah selama ini

Ya Ilahi Muhasabah cintaku

Tuhan kuatkan aku

Lindungiku dari putus asa

Jika ku harus mati

Pertemukan aku dengan-Mu

Kata-kata cinta terucap indah

Mengalir berzikir di kidung doaku

Sakit yang ku rasa biar jadi penawar dosaku

Butir-butir cinta air mataku

Teringat semua yang Kau beri untukku

Ampuni khilaf dan salah selama ini

Ya illahi muhasabah cintaku

Intan mematikan musiknya saat dia melihat warung lesehan yang lumayan ramai di sana, mobilnya dia parkir lalu dirinya turun untuk makan, karena tadi pagi dia pergi tanpa sarapan.

***

Di tempat lain.

Reihan menghubungi anak buahnya namun sinyal di situ tidak baik sehingga susah sekali melakukan panggilan, masih menyapukan pandangan namun tak dia dapati anak buahnya juga wanita yang di carinya.

Reihan turun lalu melihat deburan ombak itu begitu kuatnya, lalu sejenak dirinya berpikir betapa anehnya sosok Intan, ombak segitu besar berani bermain sendirian di tempat yang kurang bersahabat.

Reihan pun memutuskan pergi dari lokasinya berdiri, masuk kembali ke mobil dan menjalankan mobilnya untuk pergi keluar dari area yang susah sinyal itu. Begitu melewati beberapa kilometer dari area itu beberapa pesan masuk di handphone nya.

Balasan di kontak gadis kutub berkedip membuat Reihan membuka pesan itu sembari menyetir pelan, berharap gadis es itu mau mempertimbangkan peringatannya.

"Maaf pemilik nomor ini, sedang sibuk, sedang tidak bisa di hubungi, mohon tidak mengganggu lagi... 🙏" Balasan Intan terhadap pesannya yang dia kirim tadi.

"Astaga... Aku pasti sudah gila... berkilometer aku tempuh hanya untuk menyusul gadis es yang luar biasa dingin dan tak berperasaan itu.... " Reihan mengacak rambutnya kesal pada dirinya sendiri.

Tidak lama kemudian ada pesan masuk dari anak buahnya, foto Intan sedang makan dengan lahapnya di sebuah warung makan lesehan, berikut share lock warung makan tersebut.

Reihan tersenyum sekaligus kesal, tersenyum karena penampilan Intan yang berbeda sekali dengan penampilan sehari-hari saat di kantor, dengan tangan memegang nasi yang hampir berwarna merah karena berlumur sambal di hadapannya bahkan terdapat lalapan Pete juga terong. Kesal karena yang di cari sampai menempuh kilometer jalan justru sedang asik menikmati makanan dengan lahapnya, namun juga lega karena yang di cari ternyata aman-aman saja.

"Awasi dan ikuti terus dia, laporkan apapun aktivitasnya... 😤!!! " Pesan Reihan kepada anak buahnya, lalu melakukan mobilnya menuju lokasi Intan berada, terlalu sial jika sudah melangkah sejauh ini, namun dirinya masih belum bisa menjumpai gadis es yang sudah menguji kesabarannya seharian ini.

"Bos gadis itu sudah selesai dan sepertinya akan pergi lagi... " Pesan Lagi dari anak buahnya membuat Reihan makin kesal berlipat-lipat.

"Tahan bagaimanapun caranya!!! Jangan sampai gadis itu terluka satu goresan pun!!! " Pesan Reihan yang kemudian dibalas oleh anak buahnya lagi.

"Siap... 👍" Pesan berikutnya.

Reihan kembali melajukan mobilnya menuju lokasi tadi dengan geram, berharap usahanya hari ini tidak gagal lagi, dirinya tak ingin Eyang Hana dan Eyang Hadi terus menerus kecewa terhadap dirinya karena tak segera memberikan penerus untuk keluarganya. Mamanya tak akan mungkin melahirkan lagi meski selepas bercerai dengan ayahnya sudah menikah berkali-kali, karena Mamanya sudah memilih steril setelah melahirkan dirinya.

***

Mohon koreksiannya ya bila ada yang Typo... 🙏

Terpopuler

Comments

ken darsihk

ken darsihk

Mungkin dngn pendekatan yng maniz Intan nya bisa luluh

2024-11-30

0

Rosita Maemae

Rosita Maemae

lanjut kk,kayaknya seru ni..

2024-10-07

2

Retno Anggiri Milagros Excellent

Retno Anggiri Milagros Excellent

lanjutlah.. jadi penasaran.. hehe

2024-07-26

2

lihat semua
Episodes
1 Intan
2 Raihan
3 Kesialan di malam hari
4 Kedatangan Orang tua
5 Rumah Reihan
6 Tak bertemu
7 Sepakat
8 Rumah Bunda
9 Saling meyakinkan keluarga
10 Surat kesepakatan
11 Kantin
12 Lamaran
13 Mencoba Baju Pengantin
14 Peraturan
15 Uji coba peraturan
16 Drama uji coba
17 Hadiah Eyang Hana
18 Divo
19 Sebelum Hari itu tiba
20 kebakaran
21 Pernikahan
22 Malam pertama
23 Pagi yang tak biasa
24 Pulang ke Rumah
25 Haruskah bulan madu???
26 Seoul
27 Tak sekuat itu
28 Ingin menyerah
29 Maaf
30 Kembali kerja
31 Sebulan berlalu
32 Terbongkar
33 3 Kantung
34 Di rawat
35 Menepi
36 Pulang
37 Aku juga mencintaimu
38 Aku juga mencintaimu
39 Malam
40 Pagi yang Indah
41 Di Meja makan
42 Berkumpul keluarga
43 Tamu tak di undang
44 Meluluhkan hati
45 Kebetulan yang tidak menyenangkan
46 Saling mengadu
47 Pulang malam
48 Bertemu Allea
49 Ke Kantor Reihan.
50 Rumit
51 Intan
52 Nasehat Alesha
53 sendiri dulu
54 Nasehat Eyang
55 Meyakinkan diri
56 Kepulangan Intan.
57 Hari berikutnya
58 Pantai
59 Kontraksi
60 Rasa Kehilangan
61 Terimakasih
62 Satu tahun kemudian
63 Keinginan sembuh
64 Ungkapan Syantika
65 Kejutan Intan
66 Kondisi Syantika
67 Satu tahun kemudian
68 Kecewa pada Zia
69 Ke kantor Reihan
70 15 tahun Kemudian
71 Indah
72 Pengumuman Zia
73 pengumuman
74 Pengumuman Zea.
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Intan
2
Raihan
3
Kesialan di malam hari
4
Kedatangan Orang tua
5
Rumah Reihan
6
Tak bertemu
7
Sepakat
8
Rumah Bunda
9
Saling meyakinkan keluarga
10
Surat kesepakatan
11
Kantin
12
Lamaran
13
Mencoba Baju Pengantin
14
Peraturan
15
Uji coba peraturan
16
Drama uji coba
17
Hadiah Eyang Hana
18
Divo
19
Sebelum Hari itu tiba
20
kebakaran
21
Pernikahan
22
Malam pertama
23
Pagi yang tak biasa
24
Pulang ke Rumah
25
Haruskah bulan madu???
26
Seoul
27
Tak sekuat itu
28
Ingin menyerah
29
Maaf
30
Kembali kerja
31
Sebulan berlalu
32
Terbongkar
33
3 Kantung
34
Di rawat
35
Menepi
36
Pulang
37
Aku juga mencintaimu
38
Aku juga mencintaimu
39
Malam
40
Pagi yang Indah
41
Di Meja makan
42
Berkumpul keluarga
43
Tamu tak di undang
44
Meluluhkan hati
45
Kebetulan yang tidak menyenangkan
46
Saling mengadu
47
Pulang malam
48
Bertemu Allea
49
Ke Kantor Reihan.
50
Rumit
51
Intan
52
Nasehat Alesha
53
sendiri dulu
54
Nasehat Eyang
55
Meyakinkan diri
56
Kepulangan Intan.
57
Hari berikutnya
58
Pantai
59
Kontraksi
60
Rasa Kehilangan
61
Terimakasih
62
Satu tahun kemudian
63
Keinginan sembuh
64
Ungkapan Syantika
65
Kejutan Intan
66
Kondisi Syantika
67
Satu tahun kemudian
68
Kecewa pada Zia
69
Ke kantor Reihan
70
15 tahun Kemudian
71
Indah
72
Pengumuman Zia
73
pengumuman
74
Pengumuman Zea.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!