Malam hari begitu Marco selesai mandi dan masuk ruang kerja untuk melanjutkan kerjaan yang tertunda, Marco menyempatkan diri untuk membicarakan tentang Ryuki kepada orangtuanya. Mama nya sangat bahagia mendengar putranya yang selama ini digosipkan tidak tertarik dengan wanita dan selalu menolak perjodohan yang sudah dilakukan berkali-kali, akhirnya mau mengenalkan seorang wanita padanya.
" Ma.. Jangan membuat pacarku takut dengan caramu bertanya. Dia masih menghindariku terus. Baru siang ini dia menerimaku."
" Mama tidak akan bertanya macam -macam. Tapi kenapa dia seperti itu? Apa anakku kurang tampan?" mamanya meledek.
" Ryuki merasa perbedaan status kami tidak akan baik nantinya. dia pikir semua orang kaya akan memandang rendah orang sederhana macam dia,dia takut keluargaku akan menolaknya. jadi daripada nanti dia akan mengalami hal buruk lagi, dia lebih baik menghindariku." Marco menjelaskan
" Apa dia punya pengalaman menyedihkan?"
" Ya. makanya Ryuki tidak mau punya kekasih yang tidak setara dengannya."
" lalu kenapa sekarang dia terima kamu?"
" Karena anakmu ini jago merayu dan memaksa. Apalagi?" Marco meledak mamanya.
"Kau memaksanya untuk menjadi pacarmu?"
" Sedikit memaksa. Karena aku tau dia juga jatuh cinta padaku, tapi karena ketakutannya dia menolakku, jadi aku sedikit memaksa dan mengancamnya" Marco tertawa sambil menjelaskan.
" Hahahaha..dasar anak nakal. terserah padamu, papamu pasti setuju. Sekarang dia sedang tertawa mendengarmu cerita."
" Jadi dari tadi hp mama menyala speakernya?" Marco mulai meninggikan suaranya.
" Iya.. Agar papamu berhenti kuatir dan berhenti berpikir anaknya akan jadi bujangan seumur hidup." Mamanya mempunyai kepribadian yang hangat dan pintar mengendalikan situasi.
" Baiklah.. Aku akan secepatnya mengatur untuk mengenalkan pada kalian. Tapi aku harus membujuknya. Dia wanita yang sangat susah dibujuk."
" Bibi Yola sudah memberitahu mama, dia bilang Ryuki pegawai magang baru, anak itu cantik dan tidak mata duitan. Dia juga anak yang sopan."
" Bibi Yola sudah bergosip duluan dengan mama!"
" Bukan gosip, dia hanya membagi kesenangan denganku."
" Terserah mama. Ya sudah aku tutup dulu, aku masih harus memeriksa dokumen. Banyak kerjaan tertunda."
" Jangan terlalu malam. istirahat yang cukup"
" Oke. Bye ma. Bye pa."
Marco merasa lega orangtuanya sudah mengetahui tentang Ryuki. Marco melanjutkan kerjaannya sampai jam 3 pagi.
Ryuki sudah siap untuk berangkat kerja, dia masih ragu benarkah Marco sekarang kekasihnya, masih terasa seperti mimpi. Ryuki berjalan keluar dan melihat Marco baru saja menghentikan mobilnya didepan gangnya.
Marco keluar dari mobil dan berjalan membuka pintu agar Ryuki segera naik ke mobil. Tetangga Disekitar rumah Ryuki melihat dengan terpanah, melihat Ryuki yang biasanya selalu jalan kaki menunggu bus sekarang diantar mobil mewah.
" hai Ryuki, sudah lama kamu tidak mampir ke tokoku?" seorang wanita tua diujung gang menyapa Ryuki.
" Iya nek maaf.. mungkin akhir bulan baru belanja lagi. masih cukup sampai akhir bulan nek." Ryuki menghampiri nenek itu sambil ke arah mobil.
" iya tidak apa. Aku hanya kangen,sudah lama tidak ngobrol denganmu." nenek itu membelai tangan Ryuki.
" Aku pamit dulu nek, aku harus kerja." Ryuki melambaikan tangan sambil berjalan menuju pintu mobil yang sudah dibukakan Marco.
Marco tersenyum memandang Ryuki yang masuk ke mobilnya. Marco seperti anak kecil yang mendapatkan hadiah bagus. Perasaan bahagia menyelimuti hatinya.
Ryuki membalas senyuman Marco dengan canggung. Ryuki tidak habis pikir, akhirnya dia bisa membuka hati pada pria yang baru dia kenal dan melepaskan bayangan masa lalunya.
" Aku sudah membawakan sarapan untukmu." Marco membuka percakapan pagi ini.
" Kenapa kamu tidak tanya dulu padaku. Harusnya tidak usah bawakan sarapan." Ryuki cemberut.
" Tadi ketika aku sarapan, aku ingat kamu dan aku pikir kamu pasti belum sarapan. Jadi aku minta bibi Nay untuk membungkuskan."
" Lain kali tidak usah repot lagi." perintah singkat dari Ryuki.
" Sayang..jangan seperti itu. Kenapa kamu kaku sekali? Kita ini kekasih, kamu harusnya mengucapkan ' terimakasih sayang', bukannya mahal cemberut gitu."
" Aku tidak terbiasa dengan semua ini. Maaf.."
" Sekarang jangan menolak aku lagi. Biarkan aku menjadi kekasih yang baik. Kamu biasakan diri untuk menerimaku dan ingat aku kekasihmu, jadi perlakukan aku sebagai kekasih. Boleh begitu?" Marco meminta persetujuan Ryuki.
" Baiklah akan aku coba." Ryuki menyetujui perkataan Marco.
Sesampainya didepan lobby kantor. Ryuki segera pamit pada Marco.
" Terima kasih sudah mengantarku Marco."
" iya sayang, nanti malam aku jemput jam 9 ke butik ya?"
" Sebaiknya kamu istirahat saja. Biar aku pulang sendiri. Aku sudah terbiasa pulang malam."
" Tidak ada penolakan, aku akan jemput."
" Terserah padamu." Ryuki turun sambil cemberut.
Marco tersenyum heran, ada wanita yang tidak suka pada perhatiannya, padahal biasanya semua wanita mau menarik perhatiannya. Wanita ini aneh.
Ryuki baru saja sampai didepan pintu lobby dan mencari kartu pegawainya ditas.
" Ryuki.. Ryuki.." Manager Tsuna memanggilnya dari jauh.
" Manager Tsuna baru sampai juga?" Ryuki menjawab panggilan Manager Tsuna.
" iya, tadi aku lihat dari parkiran kamu turun dari mobil pak Marco?" Manager Tsuna bertanya dengan muka penasaran.
" eh iya, tadi tidak sengaja ketemu." Ryuki menjawab terbata-bata.
" Apa kamu dekat dengan pak Marco?" Manager Tsuna penasaran dengan cara Ryuki menjawab dengan gugup.
" Tidak, hanya sebatas kerja saja." Ryuki sampai berkeringat kebingungan dengan pertanyaan manager Tsuna.
" Apakah aku memalukan sampai kamu tidak mau mengakuiku sebagai kekasihmu? Apa aku tidak pantas?" Marco tiba -tiba berdiri dibelakang Ryuki.
" Pak Marco, maaf aku tidak ada maksud apa-apa." manager Tsuna kaget melihat Marco yang tiba-tiba muncul.
" Marco... kenapa kamu disini? Bukannya kamu sudah pergi?" Ryuki kaget dan tidak tau harus berkata apa.
" Sarapanmu tertinggal. Aku takut kamu lapar nanti. " Marco menyerahkan sarapannya sambil menampakkan muka kecewa.
" Marco, jangan salah paham. Maaf aku tidak enak untuk jawab jujur. Takut akan jadi gosip tidak enak." Ryuki coba menjelaskan.
" Apa kamu malu punya kekasih sepertiku?" Marco seolah menjawab pertanyaan yang terpendam yang belum ditanya Manager Tsuna.
" Bukan begitu, tapi aku takut kalau aku bilang kamu kekasihku semua orang akan pikir macam-macam. Tolong jangan marah." Ryuki membujuk Marco
" Aku mana bisa marah padamu, tapi lain kali jangan begitu. Aku sedih melihatmu menolakku." Marco membelai kepala Ryuki. Manager Tsuna kaget melihatnya.
" Aku kembali dulu ke kantor. Kamu masuk dan segera sarapan." Marco mengusap pipi Ryuki lalu berbalik menganggukkan kepala pamit ke manager Tsuna.
Ryuki masih bengong melihat Marco yang seolah sudah lama jadi kekasihnya. Ryuki tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya. Ryuki berpikir harus siap menghadapi semua pertanyaan dan cemoohan orang tentang hubungannya dengan Marco.
" Ryuki, sejak kapan kamu dekat dengan pak Marco?" sambil berjalan kearah lift manager Tsuna bertanya pada Ryuki.
" Sejak pertemuan pertama Marco terus mendekati Ryuki, sampai akhirnya kemarin Ryuki menerima Marco, karena Marco terlalu gencar mendekati Ryuki." tiba-tiba Direktur Hanz menjawab dari belakang mereka.
" Direktur Hanz.. Selamat pagi." Ryuki dan Manager Tsuna menyapa bareng.
" kenapa anda bisa tau?" Ryuki penasaran.
" Aku sahabatnya. Tiap susah dan senang dia selalu berbagi denganku."
" Beruntungnya kamu Ryuki. Semoga kamu bisa menyesuaikan diri dengannya." sambil masuk ke lift manager Tsuna berkomentar.
Direktur Hanz yang tidak ikut masuk ke lift, tapi mendengar perkataan Tsuna jadi kesal. Hanz langsung menghubungi Marco.
" Marco, apa kamu habis buat ulah? kasian Ryuki." Hanz langsung mengomel.
" Kenapa dengan Ryuki?"
" Tsuna tadi bilang ke Ryuki, semoga kamu bisa menyesuaikan diri."
" Tadi pagi aku menjawab pertanyaan Tsuna ke Ryuki, aku kekasihnya Ryuki." Marco menjelaskan ke Hanz
" Pantas saja tadi Tsuna bertanya sejak kapan kalian dekat."
" Akan aku bereskan. nanti siang aku akan makan dikantormu. Siapkan makanan enak."
Marco langsung memerintah Hanz.
" Siap bos. Aku akan siapkan. Tapi jangan buat semua makin runyam. Kasian Ryuki harus menghadapi cibiran orang.
Ryuki duduk dimejanya. Mulai membuka kotak makan yang dibawakan oleh Marco. Stella dan Cenny yang baru sampai hampir bersamaan, kaget melihat Ryuki membuka kotak makan dengan lauk berbeda. Ada 2 potong roti dengan daging bacon, salad sayur, jus jeruk dan susu.
Cenny dengan pipi tembemnya langsung mendekati Ryuki dan mengambil sepotong rotinya.
" Tumben kamu bawa bekal?" Cenny bertanya sambil mengunyah rotinya.
" Aku dibawakan oleh Marco." Ryuki menjawabnya
" Apaaaa!!" Stella dan Cenny teriak barengan.
" Bisakah kalian jangan teriak. Ya aku dibawakan oleh Marco. Dia sekarang pacarku." Ryuki menjawab dengan kesal.
" Bisakah kamu jelaskan dengan rinci?" Cenny mulai penasaran.
" sebenarnya Marco sudah menyatakan dia suka padaku dari pertama kali dia antar aku pulang. Dia terus mendekatiku, tiap hari dia selalu cari cara untuk mengantar jemput aku. Aku tolak pernyataan cintanya paduku berulangkali."
" Lalu??" Stella makin serius mendengarkan.
" Sampai kemarin ketika melihat berlian itu, Marco terus mengejarku dan bertanya perasaanku padanya, jadi aku akui kalau semua orang pasti menyukainya termasuk aku. Aku akui ketika bersamanya perasaanku berbeda, seperti ada ribuan semut yang menjalariku. Marco bilang kalau dia sangat serius padaku, dan dia menjelaskan semua hal mengenai dirinya dan gosip yang selama ini beredar. Dia blg dia serius padaku,dia minta kesempatan padaku agar bisa membuktikan hatinya padaku." Ryuki menjelaskan.
Ryuki terus mencerikan semuanya pada kedua sahabatnya itu. Sampai fakta tentang 8 tahun lalu kalau Marco pernah sakit hati dan menyebabkannya tidak pernah tertarik pada wanita lagi. Manager Tsuna yang dari tadibada dimejanya mengcuri dengar semua cerita Ryuki.
" Astaga. Ceritamu seperti drama tv. Beruntungnya kamu." Stella menepuk bahu ryuki.
" Kenapa kamu bodoh sekali Ryuki, kamu tidak tau kamu tolak pria yang selama ini di idamkan seluruh wanita didunia, siapa tidak kenal Marco, semua orang tau sepak terjangnya dalam dunia bisnis." Cenny
"Apakah Marco sehebat itu?" Ryuki dengan polos bertanya.
" Sekarang kamu buka internet. Kamu cari namanya Marco, semua berita akan muncul. Kamu terlalu lama sibuk dengan pekerjaan dan masalahmu sampai tv dan internet juga kamu tidak lihat." Stella kesal dengan temannya yang bodoh ini.
Hanz tersenyum mendengarkan pembicaraan mereka dari depan pintu masuk ruangan Ryuki. Ternyata Ryuki tidak tau siapa Marco. Beruntungnya Marco mendapatkan kekasih yang memang menyukainya karena dirinya bukan karena hartanya.
"Sudahlah. Aku mau kerja. Aku akan cari tau nanti ketika jam makan siang. Sekarang cepat kalian berikan proposal iklan sabun ke direktur Hanz. Aku akan kirim email revisi ke Mc diamond" perintah Ryuki.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments