Ryuki merebahkan badannya di tempat tidur. Walaupun rumah kontrakannya kecil, tapi cukup nyaman untuk ditinggali. Tapi hari ini adalah hari terakhir dia bisa santai. Besok semua aktivitas akan bertambah banyak. Ryuki tersenyum sendiri mengingat kesendiriannya, kesusahannya dan kesedihannya. Kapan ini akan berakhir, pikirnya.
Ryuki terlelap, kaget ketika terbangun sudah pukul 6 pagi. Berarti semalam dia tidak makan malam. Ryuki segera bergegas siap-siap ke kantor. Ryuki hanya butuh 15 menit untuk merapikan diri. Dia mengambil susu kemasan dikulkas dan berjalan keluar rumah. Ryuki mengunci pintu, ketika berbalik badan ingin berjalan ke ujung gang Ryuki kaget melihat mobil Marco sudah ada disana.
" Selamat pagi Ryuki, ayo kita berangkat." Marco membuka obrolan.
" Maaf... Kenapa kamu ada disini. Aku sudah bilang kakiku sudah membaik, jadi tidak perlu antar aku lagi."
" Aku sudah tau. Kan kemarin aku sudah bilang, akan antar kamu sebagai calon kekasih. Apa salah?"
" Apa kamu bisa serius sedikit. Pak Marco yang terhormat, tolong jangan main-main. Kita baru kenal, anda juga klien saya dan tidak mungkin dalam waktu singkat saja sudah suka pada saya!" semprot Ryuki
" Kenapa tidak mungkin. Cinta pada pandangan pertama. Setauku cinta tidak perlu alasan, tidak melihat waktu dan datang tanpa rencana. Bolehkan aku usaha dulu." Marco tersenyum manis.
" Terserah.. tapi kamu harus tau akibat perbuatanmu. Kamu akan menyesal."
" Jangan cemberut lagi. Ayo aku antar ke kantor!" ajak Marco
" Sebaiknya jangan. Nanti akan jadi gosip tidak enak. Sebaiknya aku berangkat sendiri."
" Aku suka digosipkan denganmu. Aku tidak masalah."
" Apa kamu sadar dengan perasaanmu? apa kamu tidak mengerti perbedaan kita. tolong kamu kembali ke tempat seharusnya kamu berada. Jangan dekati aku lagi."
" Jangan keras kepala. Cukup kamu biarkan aku ada didekatmu, kamu hanya perlu membuka hati saja. Sekarang kalau kita berdebat lagi, kita akan makin terlambat. Ayo naik."
" Baiklah.. Aku capek berdebat." sambil naik ke mobil Marco.
Marco senyum melihat Ryuki. Wanita ini susah sekali didekati. Tidak ada sedikitpun rasa tertarik padanya. seingatnya setiap wanita bahkan menawarkan perhatian dan menawarkan diri padanya. Tapi Ryuki malah menolaknya. Wanita ini bukannya sengaja ingin jual mahal.
Marco sudah sadar sejak awal, data dari asisten Lao sangat lengkap. Bahkan kisah cinta Ryuki juga tertulis jelas. Tapi bukan berarti Marco akan mundur, dia tidak tau kenapa wanita ini begitu membiusnya.
" Ryuki, apakah kamu tidak ada perasaan tertarik sedikit saja padaku?" tanya Marco sambil menyetir.
" Bukan masalah tertarik atau tidak padamu.. Tapi pantas atau tidak, boleh atau tidak! Kamu orang yang pintar, kamu terkenal dan kamu tidak akan cocok dengan cara hidupku. Kita beda. "
" Artinya aku bisa simpulkan kamu tertarik padamu, hanya saja kamu merasa ada jarak antara kita."
" Sudahlah... Jangan memulai sesuatu yang nanti akan membuat kecewa." Ryuki menjawab dengan pelan.
" Jangan berpikir terlalu rumit. Aku serius dengan kamu, bukan main-main. Aku lajang, keluargaku tidak pernah membedakan status, dan aku bukannya mempermainkan kamu, aku ingin kamu jadi wanita yang seumur hidup denganku." Marco membujuk Ryuki.
" Bisakah kamu berpikir jernih! kita baru kenal, kamu belum tau siapa aku! Kamu akan menyesal nanti. Aku tidak pernah berpikir untuk serius dengan lelaki manapun."
" Aku yakin dengan pilihanku. kamu akan serius kalau denganku. Percaya padaku. Aku akan jadi duniamu." Marco berhenti didepan pintu lobby kantor Ryuki sambil menatapnya lekat.
Ryuki terpanah dengan kata-kata Marco, pria ini sangat tampan dan badannya atletis. Kalau saja boleh jujur, Ryuki sangat tertarik dengan Marco.
Ryuki belum berani untuk memulai suatu hubungan yang seperti dongeng. Ryuki memasang peringatan dihatinya, jangan tergoda dengan janji CEO MC Diamond ini.
" Terimakasih sudah mengantarku Pak Marco." ucap Ryuki menyudahi debat sepanjang jalan.
Ryuki mau membuka pintu mobil tetapi ditarik Marco mendekat ke arah tubuhnya.
" Kamu panggil aku apa? Pak Marco? Kamu lupa harus panggil aku apa? Perlu aku ulangi kejadian di kamarmu? Agar kamu ingat kalau kita sudah dekat, tidak perlu dengan panggilan resmi."
" Memangnya terjadi apa? Seingatku kamu hanya membantu mengangkatku karena aku jatuh."
"apa sebatas itu saja? Kamu lupa kalau aku yang bantu kamu ambil baju sampai memilihkan pakaian dalam. Tidak mungkin sembarangan pria melakukan itu kalau tidak dekat." Marco membisikkan ditelinga Ryuki.
" Ya Marco.. Maaf aku hanya berusaha sopan saja. " Ryuki langsung meralat karena jarak mereka terlalu dekat, Ryuki takut Marco mendengar detak jantungnya yang semakin kencang.
" Aku bahkan sudah melihat kulit mulusmu, sangat menggoda." marco menyeringai nakal.
" kamu jangan membuatku kesal yah."
" Kalau kamu berani ulangi lagi.. Aku akan menghukummu, disaat itu juga kamu akan tau akibatnya!." Marco kesal.
"Aku akan ingat. Terimakasih sudah mengantarku." Ryuki membuka pintu mobil dan berjalan kearah pintu.
Marco ikut keluar dari mobil dan memberikan kuncinya ke petugas keamanan. Marco mengikutinya dari belakang.
" Kenapa kamu ikut turun? " tanya Ryuki.
" Aku hanya mau mengantarku sampai mejamu. Apa salah?"
" Astaga Marco.. Bisakah kamu normal sedikit?"
" Baiklah aku pergi. Tapi sore nanti aku akan jemput. Kita makan malam bersama."
" Tidak perlu jemput, aku ada janji setelah jam kerja"
" Apa Hanz memberi kamu lembur?"
" Bukan.. Aku ada urusan lain. Kenapa aku harus menjelaskan padamu." Ryuki meninggalkan Marco dan masuk ke lift.
Marco merasa kesal dan cemburu. apakah Ryuki bertemu dengan pria lain atau dia sengaja tidak mau bertemu dengannya. Marco berjalan keluar dan menyusun rencana untuk Ryuki.
Marco kembali ke kantor. pagi ini dia harus menyelesaikan tanda tangan dokumen yang menumpuk. Jam 11 dia harus ikut mendampingi Ryuki.
Ryuki langsung mendapatkan banyak pertanyaan dari Stella dan Cenny. Ryuki menjelaskan tentang kerja tambahan dan masalah pribadinya. Stella dan Cenny memberi support.
" Ryuki tenang saja kamu. kondisi kamu akan membaik nanti." Cenny dengan bijak memberi semangat.
" Tapi tadi pagi aku lihat ada sepasang kekasih ribut di depan lift. Kenapa dengan kekasihmu?" Stella meledek Ryuki.
" Kamu jangan bergosip. Itu CEO MC Diamond, mana mungkin dia kekasihku. Susah aku jelaskan. lain kali saja aku jelaskan. Sekarang aku mau lanjutkan kerjaan yang kemaren. Ayo mulai!" Ryuki menghindari obrolan tentang Marco.
Akhirnya selesai konsep untuk iklan sabun. Sekarang sudah jam 11. Pasti asisten Lao sudah menunggunya. Ryuki menyiapkan tasnya dan tiba-tiba telpon di mejanya bunyi.
" Ryuki.. Kamu masuk keruangan saya sekarang,kamu sudah ditunggu." perintah Direktur Hanz
" Baik pak."
Ryuki langsung beranjak ke ruangan bos nya itu. Tetapi ketika masuk keruangan Direktur Hanz, Ryuki kaget karena didalamnya ada asisten Lao dan Marco. Ryuki bertanya dalam hati. Kenapa orang ini selalu ada disekitarnya. Apa memang bos besar selalu santai.
" Selamat siang pak Marco dan asisten Lao."
" Selamat siang Ryuki." jawab asisten Lao
" Kamu lupa janjimu!" Marco mendekat ke arah Ryuki.
" Maaf.. Tapi sekarang jam kerja. Saya tidak pantas memanggil dengan nama saja." jawab Ryuki
" Tidak masalah dengan itu. Aku rasa Hanz juga setuju. Karena dia sudah tau dan mengerti kondisi kita." Marco makin mendekat.
" Tidak apa Ryuki, kamu jangan sungkan. Saya dan Marco sahabat sejak kecil, dan asisten Lao adalah adik kelas kami. Kami sudah bersama sejak dulu. Semua yang Marco inginkan sudah kami mengerti dan dia adalah atasan kita." Direktur Hanz menjelaskan
" Hanz.. Jangan bicara sembarangan. " asisten Lao mengingatkan
Ryuki hanya terdiam. Dia bingung dengan perkataan Direktur Hanz.
" Maaf Marco.. Baiklah apakah sekarang bisa pergi?"Ryuki tidak mau berlama-lama dekat Marco. napasnya seperti terhenti.
" Begitu dong.. Kamu cantik kalau kamu tenang."
jawab Marco.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments