Selesai makan siang, Asisten Lao datang lagi ke ruang makan.
" Pak Marco apakah kita bisa langsung mengajak nona Ryuki melihat berliannya?" asisten Lao bertanya.
Marco hanya mengangguk dan mulai berjalan mengikut asisten Lao. Ryuki diajak keluar rumah melewati halaman belakang lalu berjalan terus sampai dia melihat sebuah rumah klasik dengan warna putih.
Ryuki melihat rumah megah dengan logo MC berwarna emas di depan pintu. Begitu masuk keruangan pertama terdapat sofa besar dengan logo MC kecil disetiap sudut sandaran sofa. begitu masuk lebih kedalam lagi ada ruang kerja disisi kanan sedangkan disisi kiri ada ruang dengan pintu besi besar, Seperti ruang dengan keamanan khusus.
" Nona Ryuki. Tolong kamu letakkan semua barang bawaan kamu di lemari sudut itu. Silahkan ganti sepatumu dengan sepatu khusus, ada di bawah lemari." asisten Lao mengarahkan.
Marco hanya melihat yang dilakukan Ryuki, Marco dan asisten Lao juga melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Ryuki.
Begitu mereka memasuki ruangan itu Ryuki sangat kaget dengan semua penataan ruangan itu. Sangat rapi dengan banyak berlian berbagai model, tapi semuanya berbeda-beda model. Ada 1 kalung yang diletakkan diposisi paling menonjol. Ryuki terpana dengan semua perhiasan yang ada diruangan tersebut.
" Nona Ryuki... Ini adalah berlian yang kami maksud. Ini hanya ada 11 didunia, dan hanya akan dijual 10 keseluruh dunia." Asisten Lao menjelaskan sambil menunjukkan kalung yang ada diposisi paling menonjol.
" Berlian ini sangat cantik, begitu melihatnya aku jadi mengerti kenapa Marco sangat menginginkan kesempurnaan. Tapi kenapa hanya dijual 10? " Ryuki bertanya ke asisten Lao yang bersiri tidak jauh darinya.
" Pak Marco sengaja hanya menjual 10 karena yang 1 nya akan diberikan pada seseorang."asisten Lao menjawab.
Marco duduk di sudut ruangan, meja dengan berbagai peralatan yang tidak dimengerti Ryuki. Marco sedang memegang cincin dan pinset kecil, seperti memasang sesuatu dicincin.
Ryuki memandang kalung itu dengan serius, dia harus ingat semua detailnya agar bisa membuat konsep sesuai yang diinginkan oleh Marco.
Setelah 10 menit lamanya dia memandang kalung itu, Marco berjalan mendekat ke Ryuki.
" Apakah kamu sudah bisa mendapatkan inspirasi?" Marco bertanya
" Aku rasa aku sudah mendapat ide, secepatnya akan aku kerjakan dan akan segera aku kirimkan revisinya."
" Oke kalau begitu sekarang aku akan antar kamu ke kantor lagi." Marco memandang Ryuki dari dekat.
" Baiklah. Terima kasih."
Asisten Lao mengikuti mereka keluar. Sesampainya di depan rumah, 2 mobil sudah siap, Marco menaiki kursi pengemudi mobil yang waktu itu dipakainya ketika menabrak Ryuki. Sementara asisten Lao menaiki mobil yang tadi mereka gunakan saat berangkat.
" Ayo aku antar kamu ke kantor. Asisten Lao harus ketempat lain."
Ryuki duduk dikursi depan. Karena tidak mungkin dia duduk dibelakang, Marco bukan supir.
" Nanti sore aku akan jemput jam 5. Kamu tunggu saja diruangan. Aku akan keruanganmu." Marco dengan wajah lembut bicara sambil mengemudi.
" Maaf sepertinya kamu tidak perlu jemput aku. Aku ada urusan."
" Apa kamu menghindariku?" Marco merasa kecewa.
" Bukan begitu, tapi gimana aku menjelaskan. Aku bingung."
" Sebaiknya kamu bicara jujur. Aku akan hargai apapun maumu."
" Maaf Marco, sebaiknya kamu jangan antar jemput aku lagi. Kita sebaiknya sebatas rekan kerja saja. Aku sungguh tidak mau menyinggungmu, tapi ini harus diakhiri sebelum terlambat."
Marco menghentikan mobilnya dipinggir jalan.
" Kamu beri aku alasannya? Jangan bohong. Aku bisa cek semua yang kamu katakan. Apa kamu sudah menyukai orang lain?"
" Bukan itu.. Bagaimana ini..aku bingung. " Ryuki menatap marco dengan mata berkaca-kaca.
" Sebaiknya kamu beri aku penjelasan dengan jujur, sebelum aku selidiki sendiri."
" Aku mengambil pekerjaan tambahan sepulang kerja, hanya 15 menit jalan kaki dari kantor."
" Kenapa kamu perlu lakukan itu? memangnya Hanz memberi gaji kecil padamu?"
" Gajiku sudah cukup lumayan besar, tapi memang aku harus ambil kerja lain untuk menutupi masalah keuangan keluargaku. Aku malu ceritakan ini padamu. Makanya aku minta kamu jauhi aku. Kita berasal dari 2 dunia berbeda."
" Astaga Ryuki.. Hanya karena itu kamu minta aku jangan dekati kamu? Kamu bodoh.. Wanita yang paling bodoh yang aku kenal. " Marco merasa lega dengan jawaban Ryuki. Marco tertawa senang.
" Kenapa kamu tertawa!" Ryuki mulai kesal.
" Baru tadi waktu makan siang aku jelaskan. Kamu manfaatkan aku saja, aku bisa kasih apapun yang kamu mau. Asalkan kamu bisa menerimaku."
" Aku mau cinta yang tulus. Bukan uang saja. aku bukan wanita yang gila uang, demi uang aku korbankan harga diriku. Aku bukan seperti itu."
" Aku tanya kamu sekarang.. kamu jawab jujur. Jangan berkelit lagi ato menghindar lagi. Cukup jujur saja."
" Oke. Apa!"
" Apa kamu tertarik padaku? Apa kamu merasakan sesuatu dihatimu? Coba jelaskan!" Marco dengan muka serius menunggu Ryuki menjawab.
" Wanita mana yang tidak tertarik padamu. Jujur aku tidak tau apa aku mencintaimu, tapi saat didekatmu seperti ada ribuan semut dihatiku. Aku tidak tau itu apa." Ryuki malu mengakuinya. Mukanya merah.
Marco tersenyum puas. Marco berpikir sepertinya Ryuki mulai menyukainya, hanya belum sadar dengan perasaannya, mungkin Ryuki masih membentengi diri karena pria masa lalunya. Marco memandangi Ryuki sambil mendekatkan dirinya ke Ryuki, semakin condong ke arah bangku Ryuki sampai dia bisa merasakan napas Ryuki. Marco mendekatkan bibirnya ke bibir Ryuki. Marco sedang menahan diri untuk tidak ******* bibir wanita bodoh ini.
" Apa yang kamu rasakan ? Apa kamu merasa debaran dan gairah ditubuhmu?" Marco semakin mendekatkan bibirnya. Hampir menyentuh.
" Aku.. Aku.." Ryuki tidak bisa mengeluarkan kata kata lagi. Bibir Marco terlalu dekat. Ryuki merasa ingin menyentuhnya. Marco masih menahan diri, membiarkan bibirnya berdekatan tanpa menyentuh, ingin tau bagaimana reaksi Ryuki.
Ryuki tidak tahan, Ryuki menyentuh bibir Marco sedikit. Marco yang dibangkitkan dengan tingkah Ryuki, langsung luluh pertahanannya. Marco ******* bibir Ryuki. Marco menjelajahi bibir Ryuki dari pelan sampai kasar, terlalu memabukkan. sudah lama bibir mereka saling *******, Ryuki kembali sadar dengan apa yang dilakukannya. Dia mendorong tubuh Marco sedikit. Dia menarik napas panjang. Muka Ryuki memerah karena malu. Kenapa dia bisa seliar ini pada Marco. Gila.. Ini sudah gila, pikir Ryuki.
" Bibirmu manis. kita sudah putuskan, tadi itu cap tanda setuju. Kamu sekarang kekasihku."
Marco menyentuh bibir Ryuki dengan tangannya.
" Semudah itu kamu putuskan? Kamu tidak bertanya padaku?" Semprot Ryuki.
" Kan kamu yang menciumku duluan. Berarti itu perasaanmu. Berarti kamu setuju."
" Apa kamu tidak menyesal nanti?"
" Aku yang mendekatimu, aku sudah tau semua tentangmu. Aku tidak akan menyesal. hanya 1 saja yang aku sayangkan." Marco mulai jahil.
" Apa?".
" Sayang karena terlalu cepat selesai ciumannya."
Muka Ryuki memerah, Marco senang melihatnya.
" Aku tidak akan merubah hidupmu, kamu lakukan semua yang kamu mau. Tapi aku minta sama kamu kalau bisa jangan bekerja tambahan. Aku punya banyak usaha, kamu bisa bekerja denganku di sela2 waktu kosongmu. Aku akan bayar sesuai kinerjamu. Bagaimana?"
" Tidak perlu. Aku akan usaha dengan kemampuanku sendiri. Asal kamu mau terima semua kondisiku."
" Ya terserah padamu. Tapi kamu harus ingat, kamu sekarang kekasihku dan tidak boleh lagi kamu malu mengakui ke semua orang kalau aku kekasihmu ." Marco bicara tegas.
Ryuki bingung dengan Marco. Mana mungkin dia malu punya kekasih seorang pria sempurna. Harusnya dia yang bilang begitu ke Marco.
" Kamu mau mempublikasikan hubungan kita?"
" Iya, memang kenapa? Kamu tidak suka karena nanti kamu tidak bisa dekat dengan pria lain! Hanz misalnya."
" kamu aneh.. Ya sudah kamu beritahu saja semua orang. Tapi kamu jangan menyesal nanti.. kamu akan malu menggandengku."
" Siapa bilang aku akan menggandengmu? Aku akan menggendongmu."
Marco mengantar Ryuki sampai ke kantor. Marco ikut masuk dengan Ryuki sambil mengaitkan jarinya ke jari ryuga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments