Babak kedua dimulai dengan intensitas yang semakin tinggi. Levante, yang tertinggal satu gol, berusaha keras untuk menyamakan kedudukan. Mereka meningkatkan tekanan, melancarkan serangan bertubi-tubi ke pertahanan Leganés.
Namun, Leganés tidak tinggal diam. Mereka bertahan dengan disiplin dan melakukan serangan balik cepat yang beberapa kali mengancam gawang Levante.
Rahman terus menunjukkan performa impresifnya. Ia beberapa kali melewati pemain Levante dengan skill individunya yang memukau. Umpan-umpannya juga kerap membelah pertahanan lawan, menciptakan peluang bagi rekan-rekannya.
Di menit ke-60, Rahman hampir saja mencetak gol keduanya. Ia menerima umpan terobosan dari Recio, lalu melepaskan tembakan keras dari dalam kotak penalti. Namun, kiper Levante, Dani Cárdenas, tampil gemilang dengan menepis bola tersebut.
"Peluang emas bagi Rahman!" seru Rivero. "Sayang sekali, tendangannya masih bisa dihalau oleh Cárdenas."
Pellegrino memutuskan untuk menarik keluar Rahman di menit ke-75. Ia ingin menjaga kebugaran Rahman untuk pertandingan Copa del Rey yang akan berlangsung tiga hari lagi. Rahman digantikan oleh Javier Avilés.
"Rahman ditarik keluar lapangan," ujar Rivero. "Ia telah bermain sangat baik hari ini. Keputusan Pellegrino untuk menggantinya mungkin karena ingin menjaga kondisinya untuk Copa del Rey."
Di bangku cadangan, Rahman disambut oleh tepuk tangan meriah dari para penggemar Leganés. Ia membalas tepuk tangan mereka dengan senyuman.
Pertandingan berakhir dengan skor 1-0 untuk kemenangan Leganés. Rahman menjadi bintang lapangan dengan satu gol dan beberapa peluang yang ia ciptakan.
Setelah pertandingan, Rahman dihampiri oleh beberapa pencari bakat dari klub-klub besar Eropa. Mereka terkesan dengan penampilan Rahman dan ingin mengetahui lebih banyak tentang pemain muda berbakat ini.
"Rahman, saya dari Manchester United," ujar salah seorang pencari bakat. "Kami sangat tertarik dengan Anda. Kami akan terus memantau perkembangan Anda."
Rahman merasa tersanjung. Ia tidak menyangka akan menarik perhatian klub sebesar Manchester United. Namun, ia tetap fokus pada tujuannya saat ini, yaitu membantu Leganés meraih sukses di Segunda División dan Copa del Rey.
Rahman kembali ke asrama dengan perasaan bahagia. Ia tahu bahwa ia telah membuat langkah besar dalam kariernya. Ia akan terus bekerja keras dan berusaha untuk menjadi pemain yang lebih baik lagi. Ia yakin bahwa masa depan yang cerah menunggunya.
*********
Rahman berjalan keluar dari Estadio Ciudad de Valencia dengan langkah ringan. Kemenangan atas Levante dan penampilan gemilangnya telah memberikannya kepuasan tersendiri. Meskipun belum memiliki mobil, ia menikmati berjalan kaki kembali ke asrama, merasakan atmosfer kota Valencia di malam hari.
Saat hendak keluar dari stadion, ia melihat sosok familiar berdiri di dekat gerbang. Itu Cintia Bella, gadis cantik asal Indonesia yang telah mencuri perhatiannya.
Cintia tersenyum saat melihat Rahman. Ia menghampiri Rahman dengan langkah riang.
"Rahman! Selamat atas kemenangannya!" seru Cintia dengan antusias.
"Terima kasih, Cintia," jawab Rahman dengan senyum lebar. "Kamu datang menonton pertandingan?"
"Tentu saja! Aku tidak akan melewatkan kesempatan untuk melihatmu bermain," ujar Cintia sambil mengedipkan mata.
Rahman merasa pipinya memerah. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa senang saat Cintia mengatakan bahwa ia datang untuk menontonnya bermain.
"Bagaimana menurutmu tentang pertandinganku tadi?" tanya Rahman.
"Kamu luar biasa!" seru Cintia dengan mata berbinar. "Aku sangat terkesan dengan skill dan kecepatanmu. Kamu benar-benar pemain yang hebat!"
Rahman tersipu malu. Ia tidak terbiasa menerima pujian, apalagi dari seorang gadis cantik seperti Cintia.
"Terima kasih, Cintia. Pujianmu sangat berarti bagiku," ujar Rahman.
Mereka mengobrol sebentar, membahas tentang pertandingan tadi dan rencana Leganés di Copa del Rey. Cintia mengatakan bahwa ia akan datang ke stadion untuk mendukung Rahman dan timnya.
"Aku akan selalu mendukungmu, Rahman," ujar Cintia dengan tulus.
Rahman merasa tersentuh oleh kata-kata Cintia. Ia merasa beruntung memiliki penggemar seperti Cintia yang selalu memberikan dukungan dan semangat.
"Terima kasih, Cintia. Dukunganmu sangat berarti bagiku," ujar Rahman lagi.
Mereka berpamitan, lalu Rahman melanjutkan perjalanannya menuju asrama. Ia berjalan dengan langkah yang lebih ringan dari sebelumnya. Ucapan selamat dan dukungan dari Cintia telah memberikannya energi baru untuk menghadapi tantangan selanjutnya.
Rahman tahu bahwa ia tidak boleh terlena dengan pujian dan perhatian. Ia harus tetap fokus dan bekerja keras untuk mencapai tujuannya. Ia ingin terus berkembang sebagai pemain sepak bola, ingin membawa Leganés meraih sukses, dan ingin membanggakan Indonesia.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
KING LIVERPOOL
gabung emyu biar jadi El Gasing Melotot prat dua
2024-07-07
0
Buana Lukman
bagus up
2024-05-18
1