BAB 3

Stadion Cerro del Espino, markas akademi Atlético Madrid, bergemuruh oleh sorak-sorai pendukung tuan rumah. CD Leganés B, sebagai tim tamu, harus menghadapi tekanan besar dari suporter lawan. Namun, Rahman tidak gentar. Ia berjalan melewati lorong menuju lapangan dengan kepala tegak, siap menghadapi tantangan.

Peluit kick-off dibunyikan. Pertandingan dimulai dengan tempo cepat. Atlético Madrid langsung menekan, berusaha mencetak gol cepat. Namun, pertahanan CD Leganés B bermain disiplin, menggagalkan setiap serangan lawan.

Rahman, yang bermain sebagai penyerang kanan, mendapatkan pengawalan ketat dari bek kiri Atlético Madrid, Javier Montero. Montero adalah pemain bertubuh tinggi besar dengan kemampuan bertahan yang sangat baik. Ia tidak memberikan ruang sedikitpun bagi Rahman untuk bergerak.

Namun, Rahman tidak tinggal diam. Ia terus mencari celah, mencari kesempatan untuk melepaskan diri dari pengawalan Montero. Ia memanfaatkan kecepatan dan kelincahannya untuk mengecoh lawan.

Di menit ke-20, Rahman mendapatkan bola di sisi sayap kanan. Ia melihat Montero berdiri di depannya, menghalangi jalannya. Rahman tidak panik. Ia melakukan gerakan tipuan, lalu menggiring bola melewati Montero dengan cepat.

Montero terkejut. Ia tidak menyangka Rahman bisa melewati pengawalannya dengan mudah. Ia berusaha mengejar Rahman, namun terlambat.

Rahman sudah berada di dekat garis putih, di posisi yang ideal untuk melepaskan tembakan. Tanpa ragu, ia mengayunkan kaki kanannya, menendang bola dengan keras ke arah gawang.

Bola melesat seperti roket, melewati kiper Atlético Madrid yang tidak sempat bereaksi. Gol!

Stadion terdiam sejenak, lalu meledak oleh sorak-sorai pendukung CD Leganés B. Rahman berlari ke arah rekan-rekannya, merayakan gol pertamanya di pertandingan resmi. Ia merasa sangat bahagia, semua kerja keras dan pengorbanannya terbayar lunas.

Pertandingan dilanjutkan. Atlético Madrid berusaha menyamakan kedudukan, namun pertahanan CD Leganés B tetap kokoh. Rahman terus menunjukkan performa impresifnya, menciptakan beberapa peluang berbahaya bagi timnya.

Hingga peluit akhir dibunyikan, skor tetap 1-0 untuk kemenangan CD Leganés B. Rahman menjadi pahlawan, mencetak gol penentu kemenangan. Ia meninggalkan lapangan dengan kepala tegak, disambut tepuk tangan meriah dari pendukung timnya.

Debut impian Rahman telah terwujud. Ia telah menunjukkan kepada dunia bahwa ia adalah pemain yang pantas diperhitungkan. Perjalanan masih panjang, namun Rahman yakin bahwa ia akan terus berjuang, mengejar mimpinya menjadi pemain sepak bola hebat.

************

Klasemen sementara Liga Akademi Sepak Bola Spanyol U-19 setelah pertandingan ke-30:

FC Barcelona U19

Real Madrid U19

Valencia U19

Villarreal U19

Atlético Madrid U19

Real Sociedad U19

CD Leganés B

Espanyol U19

Sevilla U19

Athletic Bilbao U19

********

Rahman merebahkan diri di kasur sempit asramanya. Hari sudah larut malam, namun ia belum bisa tidur. Ia merindukan keluarganya di Jakarta. Ia mengambil ponselnya, lalu menekan tombol panggilan video.

Wajah ibunya, Bu Fatimah, muncul di layar. "Assalamualaikum, Nak. Apa kabar?"

"Waalaikumsalam, Bu. Alhamdulillah, Rahman baik-baik saja. Ibu dan Ayah bagaimana kabarnya? Riko bagaimana?"

"Alhamdulillah, kami semua sehat. Riko juga sehat, dia rajin belajar sekarang." Bu Fatimah tersenyum.

Rahman ikut tersenyum. Ia senang mendengar kabar baik dari keluarganya. "Alhamdulillah. Rahman juga rajin latihan di sini, Bu. Rahman ingin membanggakan Ibu dan Ayah."

"Ibu bangga padamu, Nak. Teruslah berusaha, jangan pernah menyerah."

Rahman mengangguk. Ia lalu mengarahkan kamera ponselnya ke arah jendela, memperlihatkan pemandangan kota Madrid di malam hari. "Ibu, lihat. Ini Madrid, kota yang sangat indah. Rahman ingin suatu hari nanti bisa mengajak Ibu dan Ayah ke sini."

Bu Fatimah terharu. Ia tidak menyangka anaknya yang dulu pemalu dan pendiam kini telah tumbuh menjadi pemuda yang berani dan mandiri. "Insya Allah, Nak. Ibu doakan semoga cita-citamu tercapai."

Rahman mengobrol dengan ibunya selama beberapa menit, bercerita tentang pengalamannya di Spanyol, tentang pertandingan melawan Real Madrid dan Atlético Madrid, tentang gol-gol yang ia cetak. Ia tidak menceritakan tentang kesulitan dan tantangan yang ia hadapi, ia tidak ingin membuat ibunya khawatir.

"Sudah dulu ya, Bu. Rahman mau tidur. Besok ada latihan pagi."

"Iya, Nak. Jaga diri baik-baik ya. Jangan lupa sholat dan makan teratur."

"Iya, Bu. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Rahman mengakhiri panggilan video. Ia meletakkan ponselnya di samping bantal, lalu memejamkan mata. Ia merasa lebih tenang setelah berbicara dengan ibunya. Ia tahu bahwa ia tidak sendirian, ia punya keluarga yang selalu mendukungnya.

Rahman tertidur dengan senyuman di wajahnya. Ia bermimpi tentang masa depan yang cerah, tentang dirinya yang menjadi pemain sepak bola hebat, tentang keluarganya yang hidup bahagia.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Midori Mikushii

Midori Mikushii

ayo semangat Thor, gw suka nih MC fan CR 7 karena di novel² lain kebanyakan MC nya fans messi

2024-06-07

2

Buana Lukman

Buana Lukman

bagus

2024-05-17

1

M.HAERUL IHSAN

M.HAERUL IHSAN

genre seperti ini yang saya suka. semoga gak Hiatus kayak novel novel yang lain yang sejenis seperti ini

2024-05-16

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!