BAB 12

Stadion Municipal de Butarque dipenuhi oleh lautan biru dan putih, warna kebanggaan CD Leganés. Sorak sorai membahana saat para pemain memasuki lapangan. Atmosfer pertandingan terasa berbeda, lebih tegang dan penuh antisipasi. Ini bukan hanya laga kandang biasa, ini adalah ujian sesungguhnya bagi Leganés.

Di seberang lapangan, SD Huesca, tim yang baru terdegradasi dari La Liga, berdiri dengan kepala tegak. Mereka datang dengan misi untuk mencuri poin, untuk membuktikan bahwa mereka masih layak bermain di kasta tertinggi.

Pelatih Pellegrino telah menyiapkan taktik khusus untuk menghadapi Huesca. Ia memilih formasi 4-2-3-1, dengan Rahman ditempatkan sebagai gelandang serang kanan, posisi yang sedikit berbeda dari biasanya. Pellegrino percaya bahwa kecepatan dan kreativitas Rahman akan menjadi senjata ampuh untuk membongkar pertahanan Huesca.

"Rahman, saya ingin kau bermain lebih ke dalam," instruksi Pellegrino sebelum pertandingan. "Ciptakan ruang, berikan umpan-umpan terobosan, dan jangan ragu untuk melepaskan tembakan jika ada peluang."

Rahman mengangguk, ia memahami tugasnya. Ia akan bermain dengan cerdas dan efektif, berusaha memberikan kontribusi terbaik bagi tim.

Peluit kick-off berbunyi, menandai dimulainya pertandingan. Huesca langsung mengambil inisiatif menyerang, berusaha menekan Leganés sejak awal. Namun, pertahanan Leganés tampil solid, dipimpin oleh duet bek tengah Kenneth Omeruo dan Jorge Sáenz.

Rahman mendapatkan bola di lini tengah. Ia melihat celah di antara dua pemain Huesca, lalu melakukan dribbling cepat untuk melewati mereka. Ia mengirimkan umpan terobosan kepada José Arnaiz, namun sayangnya umpan tersebut sedikit terlalu deras sehingga berhasil diantisipasi oleh kiper Huesca, Andrés Fernández.

"Peluang pertama bagi Leganés!" seru komentator pertandingan. "Rahman menunjukkan skill individunya yang brilian, namun umpannya belum menemui sasaran."

Huesca membalas serangan. Mereka mengandalkan serangan balik cepat yang dipimpin oleh Sandro Ramírez, striker berpengalaman mereka. Namun, pertahanan Leganés tetap disiplin, menggagalkan setiap upaya Huesca untuk mencetak gol.

Pertandingan berjalan dengan tempo tinggi. Kedua tim saling jual beli serangan. Namun, hingga menit ke-30, belum ada gol yang tercipta.

Di menit ke-35, Huesca mendapatkan peluang emas. Sebuah umpan silang dari sisi kiri berhasil disambut oleh Sandro Ramírez dengan sundulan keras. Namun, Villar tampil gemilang dengan menepis bola tersebut.

"Penyelamatan gemilang dari Villar!" teriak komentator. "Leganés masih bisa bernapas lega."

Leganés berusaha membalas. Rahman kembali menjadi motor serangan. Ia bergerak lincah di lini tengah, mencari celah untuk mengirimkan umpan terobosan.

Di menit ke-40, Rahman mendapatkan bola di dekat kotak penalti Huesca. Ia melihat Arnaiz berada di posisi yang menguntungkan. Rahman mengirimkan umpan terukur ke arah Arnaiz, namun sayang sundulan Arnaiz masih melebar tipis dari gawang.

"Sayang sekali! Peluang emas bagi Leganés!" keluh komentator.

Hingga babak pertama berakhir, skor tetap imbang 0-0. Kedua tim bermain dengan intensitas tinggi, namun belum ada yang berhasil memecah kebuntuan.

************

Pelatih Huesca, Cuco Ziganda, memberikan instruksi tegas kepada anak asuhnya saat jeda pertandingan. "Kita harus lebih serius menjaga Rahman. Dia adalah motor serangan mereka. Jangan biarkan dia leluasa bergerak."

Babak kedua dimulai dengan tensi yang semakin tinggi. Huesca tampil lebih agresif, berusaha membongkar pertahanan Leganés yang semakin rapat. Rahman menjadi target utama penjagaan ketat pemain Huesca.

Di menit ke-60, Rahman berhasil melewati dua pemain Huesca dengan skill individunya yang memukau. Namun, saat ia akan melepaskan umpan terobosan, ia dihadang oleh bek kanan Huesca, Andrei Ratiu. Ratiu melakukan tekel keras yang mengenai kaki Rahman.

Rahman terjatuh kesakitan, memegangi pergelangan kakinya. Wasit meniup peluit, memberikan tendangan bebas bagi Leganés. Ratiu mendapatkan kartu kuning atas pelanggarannya.

"Oh tidak! Rahman terjatuh setelah ditekel keras oleh Ratiu!" seru komentator dengan cemas. "Semoga cederanya tidak serius."

Rahman berusaha untuk bangkit, namun ia tidak bisa melanjutkan pertandingan. Ia digantikan oleh Dani Ojeda.

"Rahman ditarik keluar lapangan. Semoga ia cepat pulih," ujar komentator.

Kehilangan Rahman membuat serangan Leganés kehilangan taji. Huesca memanfaatkan situasi ini untuk meningkatkan intensitas serangan mereka.

Di menit ke-70, Huesca berhasil mencetak gol melalui sundulan Sandro Ramírez. Gol tersebut membuat mental pemain Leganés menurun.

Huesca terus menekan, mencari gol kedua. Di menit ke-85, mereka berhasil menggandakan keunggulan melalui tendangan penalti yang dieksekusi oleh Jaime Seoane.

Leganés berusaha untuk bangkit, namun mereka tidak bisa mencetak gol balasan. Pertandingan berakhir dengan skor 2-0 untuk kemenangan Huesca.

Di ruang perawatan, dokter tim memeriksa kondisi Rahman. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Rahman mengalami cedera pergelangan kaki yang cukup parah. Ia harus menjalani perawatan intensif dan diperkirakan akan absen selama tiga pertandingan.

Rahman sangat kecewa. Ia merasa bersalah karena tidak bisa membantu timnya meraih kemenangan. Ia bertekad untuk segera pulih dan kembali bermain secepat mungkin.

"Jangan khawatir, Rahman," ujar Pellegrino. "Cedera adalah bagian dari sepak bola. Yang penting sekarang adalah fokus pada pemulihanmu. Kami akan menunggumu kembali."

Rahman mengangguk, ia akan melakukan yang terbaik untuk segera pulih. Ia ingin kembali bermain, ingin membantu Leganés meraih kemenangan.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Buana Lukman

Buana Lukman

bagus up

2024-05-18

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!