BAB 4

Semangat dan dedikasi Rahman dalam berlatih tidak sia-sia. Ia semakin berkembang pesat, menjadi pemain kunci di CD Leganés B. Kemampuannya dalam menggiring bola, melewati lawan, dan mencetak gol semakin terasah. Ia menjadi momok bagi pertahanan lawan, sekaligus menjadi sumber inspirasi bagi rekan-rekannya.

Pertandingan demi pertandingan dilalui Rahman dengan performa gemilang. Ia mencetak gol demi gol, memberikan assist demi assist. Namanya semakin dikenal di kalangan pencinta sepak bola Spanyol. Beberapa media bahkan menyebutnya sebagai "Messi dari Indonesia".

Rahman tidak terlena dengan pujian. Ia tetap rendah hati dan fokus pada tujuannya. Ia ingin bermain di level tertinggi, ia ingin membela tim utama CD Leganés.

Suatu hari, setelah pertandingan yang berakhir dengan kemenangan telak CD Leganés B, Rahman dipanggil oleh pelatih tim utama, Mauricio Pellegrino. Rahman gugup, namun ia berusaha menyembunyikannya.

"Rahman, saya terkesan dengan penampilanmu selama ini," Pellegrino membuka percakapan. "Kau punya bakat besar, dan saya yakin kau bisa berkembang lebih jauh lagi."

Rahman mendengarkan dengan seksama, jantungnya berdebar kencang.

"Saya ingin memberikanmu kesempatan untuk berlatih bersama tim utama," lanjut Pellegrino. "Mulai minggu depan, kau akan bergabung dengan kami."

Rahman tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Ia mengucapkan terima kasih kepada Pellegrino, lalu berlari keluar ruangan dengan senyum lebar. Ia telah mencapai satu langkah lebih dekat menuju mimpinya.

Rahman berlatih keras bersama tim utama CD Leganés. Ia belajar banyak dari pemain-pemain senior, menyerap ilmu dan pengalaman mereka. Ia juga berusaha menunjukkan kemampuan terbaiknya, berharap bisa mendapatkan kepercayaan dari Pellegrino.

Pellegrino mengamati Rahman dengan seksama. Ia melihat potensi besar dalam diri pemuda Indonesia itu. Ia yakin bahwa Rahman akan menjadi aset berharga bagi timnya.

Di akhir musim, CD Leganés B berhasil menjadi juara Liga Akademi Sepak Bola Spanyol U-19. Rahman menjadi pencetak gol terbanyak dengan 20 gol dan 21 assist. Ia juga terpilih sebagai pemain terbaik kompetisi.

Prestasi Rahman tidak luput dari perhatian Pellegrino. Ia memutuskan untuk mempromosikan Rahman ke tim utama CD Leganés untuk musim berikutnya. Rahman sangat bahagia, ia tidak sabar untuk memulai petualangan barunya di La Liga.

Mimpi Rahman yang dulu terasa begitu jauh kini berada di depan mata. Ia telah membuktikan bahwa dengan kerja keras, dedikasi, dan keyakinan, segala sesuatu mungkin terjadi. Ia adalah Mimpi dari Timur yang siap bersinar di panggung sepak bola dunia.

*********

Rahman memasuki lapangan latihan tim utama CD Leganés dengan perasaan campur aduk. Ia bangga dan bersemangat karena telah mencapai mimpinya bermain di level profesional, namun ia juga merasa gugup dan terintimidasi oleh pemain-pemain senior yang lebih berpengalaman.

"Selamat datang, Rahman!" Sapa Asier Riesgo, kiper utama CD Leganés, sambil menepuk pundak Rahman. "Jangan terlalu tegang, nikmati saja setiap momennya."

Rahman tersenyum. Ia merasa diterima dengan baik oleh rekan-rekan barunya. Ia bertekad untuk menunjukkan bahwa ia layak berada di sini.

Pelatih Mauricio Pellegrino memberikan instruksi kepada para pemain. Ia menjelaskan taktik yang akan digunakan dalam pertandingan pra-musim pertama melawan klub Inggris, Blackburn Rovers. Rahman mendengarkan dengan seksama, berusaha menyerap setiap detail.

"Rahman, kau akan memulai pertandingan dari bangku cadangan," Pellegrino berkata kepada Rahman. "Tapi, saya yakin kau akan mendapatkan kesempatan bermain."

Rahman mengangguk, sedikit kecewa namun tetap bersemangat. Ia tahu bahwa ia harus bersabar dan menunggu gilirannya. Ia akan memanfaatkan setiap menit yang diberikan untuk membuktikan kualitasnya.

Pertandingan pra-musim pertama digelar di Stadion Municipal de Butarque. Rahman duduk di bangku cadangan, mengamati jalannya pertandingan. CD Leganés bermain dengan baik, menguasai jalannya pertandingan. Namun, hingga babak pertama berakhir, skor masih imbang 0-0.

Di babak kedua, Pellegrino melakukan beberapa pergantian pemain. Namun, Rahman tetap duduk di bangku cadangan. Ia mulai merasa cemas, takut tidak mendapatkan kesempatan bermain.

Namun, di menit ke-75, Pellegrino memanggil namanya. "Rahman, pemanasan!"

Rahman melompat dari bangku cadangan, adrenalinnya terpacu. Ia melakukan pemanasan dengan penuh semangat, bersiap untuk masuk ke lapangan.

Lima menit kemudian, Pellegrino memanggilnya lagi. "Rahman, masuk!"

Rahman berlari memasuki lapangan, menggantikan seorang gelandang yang kelelahan. Ia langsung berusaha menyesuaikan diri dengan ritme permainan.

Rahman mendapatkan beberapa sentuhan bola, namun belum bisa menciptakan peluang berbahaya. Pertandingan berakhir dengan skor imbang 0-0.

Meskipun tidak mencetak gol atau memberikan assist, Rahman merasa puas dengan penampilannya. Ia telah menunjukkan bahwa ia bisa bermain di level profesional. Ia yakin bahwa kesempatan untuk menjadi starter akan segera datang.

Rahman kembali ke asrama dengan perasaan optimis. Ia tahu bahwa perjalanan masih panjang, namun ia yakin bahwa ia berada di jalur yang benar. Ia akan terus bekerja keras, terus belajar, dan terus berjuang untuk meraih mimpinya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Buana Lukman

Buana Lukman

bagus up

2024-05-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!