DelapaNBelaS

Bicara tentang masa lalu pasti memiliki memori tersendiri di diri kita.

Hal ini yang di rasakan oleh Giselle sekarang, dia duduk di sebuah bangku kosong menatap menara namsan dengan tatapan pilu.

Dulu dirinya pernah datang ke sini dengan seseorang spesial di hati nya. Orang itu selalu memberikan nya perhatian serta kasih sayang tak terhinga untuknya.

Tapi, dia tak bisa seperti dulu lagi dengan nya karena mereka sudah tak ada hubungan lagi. Ini semua gara gara tindakan bodohnya di masa lalu saat masih SHS.

"Jadi, kau cuma menjadikan ku bahan taruhan saja. Sebenarnya kau tak suka denganku tapi orang lain. Selama kita dekat ternyata kau sudah dengan orang tersebut. Tak apa, aku tak menyalahkanmu. Di sini aku yang bodoh karena salah mengartikan kedekatan kita. Mulai besok kau tak akan bertemu dengan ku lagi. Semoga kau selalu bahagia dalam kehidupan mu".

Kata kata tersebut terus teringat dalam otak dan jiwa-nya.

Orang tersebut lalu pergi dari hidup nya setelah mengakatakan hal demikian.

Setelah 2 tahun mereka tak bertemu, takdir mempertemukan keduanya kembali.

Tapi saat kedua-nya bertemu, kedua-nya pura pura seperti tak mengenal satu sama lain.

"Sudah lama menungguku".

Giselle tersenyum lirih melihat sosok Jisung  telah duduk di sebelahnya.

Sudah terjawab kan hubungan Giselle dan Jisung di masa lalu.

"Kau datang pasti karena takut kalau aku akan menyebarkan foto ini di web universitas kita kan?" Ucap Giselle dengan perasaan sakit di dalam hatinya.

Jisung menyodorkan satu kotak yogurt rasa stroberi kepada Giselle, ini adalah kesukaan gadis tersebut.

"Aku tahu kau tak akan melakukan hal tersebut", rasanya Giselle ingin tertawa terbahak bahak mendengar ucapan dari bibir Jisung.

"Kalau aku menyebarkan nya kau akan berbuat apa?" Tanya Giselle sambil mengenggam erat yogurt pemberian Jisung.

Jisung tersenyum lalu duduk di bawah Giselle, menatap lekat lekat wajah gadis yang pernah hadir di hati-nya dulu. "Kau tahu saat kita bersama dulu, dirimu sosok yang setia kawan. Tak mungkin kau tega menyakiti Lia, dia kan sahabatmu sekarang", sambil mengenggam tangan Giselle lembut.

Inilah sosok Jisung, dia tak akan menyakiti hati siapa pun. Pemuda yang selalu penuh perhatian, kelembutan, kasih sayang dan juga baik. Beruntung, Lia mendapatkan cinta dari Jisung.

"Dia sama seperti ku dulu, membohongi mu. Apa kau tak akan meningalkan nya? Sama seperti ku dulu".

Jujur saja, Giselle masih berharap kembali dengan Jisung.

"Pasti ada alasanya, aku akan menayakan padanya nanti. Dulu, aku tak meningalkanmu tapi aku sendiri memutuskan pergi dari mu karena diriku pengecut. Aku tak merasa di khianati sama sekali, tapi kondisi kita dulu masih dalam fase labil".

Giselle tertegun mendengar ucapan Jisung, mungkin dulu situasi lah yang berkehendak demikian.

"Lalu, maksud dari bentuk perhatian mu padaku saat aku pingsan dan sekarang?"

"Bukankah, kita teman? Tak salahkan seorang teman mengkhawatirkan teman nya".

Keduanya lalu tertawa secara bersamaan, biarkan yang lalu menjadi kenangan pembelajaran dari fase kehidupan mereka.

"Selama ini, Lia tertutup mengenai keluarga nya dengan ku. Aku ajah baru tahu tadi pas mengintai kalian pulang. Kalau sebenarnya rumah itu bukan rumahnya".

Mengulang waktu beberapa jam lalu..

Kebetulan hari ini kelas Giselle sampai malam sama dengan Lia. Nah, niatnya ingin mengajak sang sahabat ngobrol sebentar di cafe daerah gangnam. Kan, kedua-nya sudah lama tak menghabiskan waktu bersama gara gara jadwal kuliah mereka tak singkron.

Giselle yang baru keluar dari gedung fakultas nya buru buru berjalan menuju gedung fakultas Lia. Pas sampai di sana, ternyata sudah sepi. Dia pun memutuskan pergi dari sana menuju pintu masuk universitas menungu jemputan supir nya.

Pas sampai depan, eh sang supir telepon kalau akan telat. Dia pun memutuskan jalan ke halte bus karena lebih aman menungu di sana.

Pemandangan tak terduga menanti nya, cuma tinggal 10 langkah lagi dia sampai di halte. Dia harus menyaksikan adegan Jisung dan Lia yang membuat hati nya cemburu. Saat jemputan nya tiba, dia memutuskan mengikuti keduanya.

Kembali ke masa sekarang...

Helaan nafas kasar keluar dari bibir Jisung, kisah cintanya seperti ini lagi.

"Lalu, kau sendiri akan bagaimana? Saat bertemu dengan nya nanti?" Giliran Jisung bertanya keputusan Giselle.

Giselle menatap langit, tak ada satu bintang pun di sana. Sejujurnya, dia marah dengan sahabatnya tersebut. Tapi mengingat persahabatan yang telah terjamin lama denganya pasti ada alasan dia menyembunyikan ini semua darinya.

"Aku akan bersikap seperti biasa".

Seperti kata Jisung, Giselle adalah teman yang penuh pengertian.

Waktu semakin larut, keadaan sekitar mereka telah sepi. Keduanya memutuskan untuk pulang.

Giselle tidak pulang bersama dengan Jisung karena di antarkan oleh supirnya ke sini.

Dalam perjalanan, Giselle memandang kaca mobil dengan tatapan kecewa.

Sebenarnya niat awalnya mengajak Jisung bertemu untuk menggoyahkan hubungan pemuda itu dengan Lia. Sayangnya semua tak sesuai bayangan nya.

...----------------...

...****************...

Pagi hari telah tiba...

Dengan senyuman riang, Lia keluar dari kamarnya. Dia kan hari ini di jemput Jisung, harus bergegas cepat menuju rumah tersebut sebelum kekasih nya datang ke sana.

"Selamat pagi, Bibi Kang" sapa Lia ramah kepada pemilik goshiwon yang baru kembali dari luar.

"Selamat pagi juga, Lia hagsaeng. Ku lihat semakin hari penampilan mu makin cantik saja", pujian dari Bibi Kang membuat Lia malu saja.

"Kau akan berangkat kuliah sekarang ? Lia hagsaeng?" Tanya Bibi Kang kepada Lia, biasanya gadis itu berangkat sekitar pukul 8 pagi tapi ini masih pukul 6 pagi.

"Ya, Bibi. Kelas pertama ku akan di mulai 1 jam lagi" Lia pun membungkukan badanya, seraya berpamitan pergi dari sana.

Kebiasaan Lia, setiap dia di jemput Jisung dirinya akan pergi dari sana 2 jam lebih awal dari waktu janjian mereka.

"Hai, pagi".

Langkah Lia terhenti terkejut melihat Jisung ada di depan nya saat ini.

Ini kan persimpangan jalan arah menuju goshiwon tempat tinggal nya.

Jisung turun dari motornya, ia mendekati Lia yang masih membeku di tempatnya.

Cup

Kecupan singkat di layangkan Jisung di pipi Lia membuat gadis itu tersadar dari rasa terkejutnya.

"Kau? Kenapa di sini?"

Jisung tak menjawab pertanyaan ambigu dari Lia, pemuda itu memilih menaikan gadis tersebut ke boncengan motor nya membawa kekasih nya ini pergi dari sana.

"Makanlah, aku tahu kau belum sarapan?" Jisung menyerahkan sepiring roti daging dan segelas minuman dingin ke hadapan Lia.

Keduanya, sekarang berada di sebuah cafe yang hanya berjarak 30 menit dari universitas mereka.

Lia tak berani menyentuh makanan dan minuman tersebut, dia binggung menghadapi Jisung sekarang.

"Maaf kan aku" hanya kata itu yang terpikiran oleh Lia.

Lalu, Jisung duduk di sebelah Lia memeluk gadis itu penuh kasih sayang. "Bila kau belum siap untuk menggatakan nya, tidak apa. Aku akan menungu nya" ucapnya lembut sambil membelai surai rambut Lia.

Tak bisa seperti ini, Lia dengan paksa melepas pelukan Jisung. Lalu berdiri dari duduknya pergi dari sana sambil berlari keluar dari cafe tersebut.

Terpopuler

Comments

Teteh Lia

Teteh Lia

cari cowo lain aja. jangan ganggu hubungan orang

2024-06-25

0

S. M yanie

S. M yanie

semngat kak, aku mampir

2024-05-30

1

Tini Timmy

Tini Timmy

semangat nulisnya kk/Smile/

2024-05-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!