Hujan sungguh hal yang tak terduga, padahal hari ini cuaca sangat panas sekali.
Jisung yang baru saja melangkah dari Gedung Fakultas nya menatap langit dengan pandangan datar. Dia tak membawa payung, terpaksa ia harus menunggu hingga hujan reda di depan pintu Gedung Fakultas nya.
Baginya pemandangan saat hujan tak ada yang menarik baginya. Dia lebih memilih menyandarkan tubuh nya di pojokkan.
"Taeyong, ini payung untuk mu. Aku tahu, kau pasti tak membawa payung. Jadi aku buru buru berlari ke sini memberikan payung ini untuk mu, agar kau bisa pulang".
Jisung melirik malas melihat adegan yang biasa di lihat nya. Seorang Gadis memberikan hadiah kepada Taeyong teman satu Fakultas nya.
Brakk
Sebuah payung berwarna biru terlempar di hadapan nya.
Jisung yang semula tak peduli, melirik ke arah samping nya. Dia bisa melihat seorang Gadis dengan ekspresi kecewa memandang payung pemberiannya di lempar begitu saja.
Tumben seorang Taeyong bersikap seperti ini. Walau dia tak dekat dengan pemuda bermarga Lee itu, tapi dia tahu kalau pemuda ini biasannya bersikap ramah kepada fans nya.
"Pergilah dari sini, bawa kembali payung mu. Aku tak membutuhkan nya".
Taeyong pergi dari hadapan Gadis tersebut sambil berlari menerjang derasnya hujan bersama dua teman nya yang sejak tadi menjadi penonton.
Jisung sedikit merasa kasihan pada Gadis tersebut, dia berjongkok mengambil payung yang berada di hadapan nya.
"Ini payung mu" Dengan ekspresi wajah ceria, gadis itu menerima payung dari tangan Jisung.
Gadis itu pun pergi dari sana, setelah menerima payung nya kembali. Tapi baru beberapa langkah dia kembali lagi menyerahkan payung tersebut ke tangan Jisung, lalu berlari dari sana.
"Tak usah bilang terima kasih" Ucap Gadis itu dari kejauhan.
Jisung tersenyum tipis melihat payung di genggaman tangan nya. Sunguh Gadis aneh begitulah kata hati nya.
Sejak saat itu, Jisung sering melihat nya mengejar-ngejar Taeyong di mana saja.
Tapi, dia tak peduli, toh bukan urusan nya juga.
"Hey!, Winter! Kau jangan merasa sok cantik di hadapan Taeyong. Dia tak menyukaimu sama sekali, cuma kasihan saja melihat mu lemah tak berdaya saat di tindas tempo lalu".
Suara teriakan kemarahan yang begitu mengema di Taman Kampus, membuat langkah kaki beberapa orang di sana terhenti. Mereka ingin mengetahui hal apa yang sedang terjadi sekarang.
Ternyata, seorang Gadis yang terkenal dengan sifat arogant nya di kampus ini sedang melabrak seseorang Gadis dari Fakultas Seni. Ini tontonan yang tak boleh mereka lewatkan sama sekali.
"Aku tak pernah merasa diriku sok cantik, Lia. Dan juga aku tak peduli Taeyong menyukai ku atau tidak" Ucap Winter santai membalas perkataan Lia.
Rasa kesal Lia makin menjadi, ingin rasanya dia mencakar wajah sang lawan bicara. Tapi ini di tempat umum, dia harus bersabar sebisa mungkin agar image nya tak bertambah jelek. "Kalau begitu, jauhi Taeyong".
Winter tak mengangapi omongan tak masuk akal yang di ucapkan oleh Lia barusan. Dirinya tak merasa begitu dengan Taeyong. Kenapa di perintah untuk menjauhinya ? Toh mereka tidak satu Fakultas juga.
Tak ada jawaban dari Winter, Lia mempersempit jarak di antara mereka berdua.
Giselle yang menemani Lia sejak tadi, lalu menarik gadis itu pergi dari sana. Dia tak mau Lia berbuat aneh - aneh misalnya menjambak rambut Winter.
Kalau sampai hal itu terjadi, sang Sahabat nanti akan diskors.
Gerutuan kesal keluar dari bibir Lia, dia belum selesai bicara. Dengan seenak hatinya, Giselle menariknya pergi.
Hahahahahaha
Suara tertawa keras membahana tak jauh dari tempat kejadian. Suara tertawa keras itu berasal dari Jisung, membuat orang orang yang berlalu lalang di sana memandangnya aneh.
Bagi Jisung, kejadian yang di lihatnya di Taman Kampus tadi sangatlah lucu.
"Oppa!".
Winter berlari cepat menuju ke arah Jisung. Dia keheranan melihat pemuda itu mengusap air mata dari kedua sudut mata nya.
"Tadi? Siapa? Yang mengajak mu bicara? Apa dia teman Fakultas mu? Kok aku tak pernah melihatnya".
Winter mendengus kesal mendengar pertanyaan dari Jisung.
Winter pun mulai menceritakan satu persatu secara rinci. Tentang Siapa Orang tadi, masalah yang membuatnya berurusan secara tak langsung dengannya.
"Oppa, intinya Lia itu salah paham sama aku".
Mendengar cerita Winter, sekarang Jisung mendapatkan sedikit info tentang Lia "menarik" begitu ucapnya di dalam hati.
Langkah kaki Winter berhenti seketika, menyadari Jisung tak lagi berjalan di sampingnya. Di tolehkan badannya ke belakang, ternyata pemuda bermarga Han itu sedang melamun. "Oppa" Teriaknya keras membuat Jisung tersadar dari lamunan indah nya.
Jisung langsung berlari menghampiri Winter di depan nya.
Awalnya tak peduli dengan sosok Lia, Jisung mulai sedikit merasa tertarik pada nya.
Jisung selalu memperhatikan Lia dari jauh, saat gadis itu mencoba menarik perhatian Taeyong. Gadis itu tak pernah sedih atau kecewa saat di abaikan oleh pemuda bermaga Lee itu, hanya ada senyum cantik di bibir nya dan penuh cinta di kedua sorot mata nya.
"Jangan usik Winter lagi, sikapmu sungguh ke kanak kanakan"
Hari ini tak ada senyuman dari bibir Lia, gadis itu pergi dari Gedung Fakultas nya dengan wajah sedih.
Pelan pelan, Jisung mengikuti langkah kaki nya.
Ternyata, dia duduk di bangku taman Kosong di pinggir Danau kecil.
Tess Tess Tess
Tangisan pelan pelan keluar dari mata indah nya
"Hapuslah air mata mu, kau tak pantas menangisi orang yang tak menghargaimu".
Jisung menyodorkan sebuah sapu tangan ke dalam genggaman tangan Lia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Metana
Lia beruntung punya temen kaya Giselle yang sabar sama ketantruman kamu. Kalau aku sih udah kesel
2025-03-04
0
🇮 🇸 💕_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
/Rose/
2024-08-06
0
♀️Mari_Mar🍀
Jisung kayaknya mau deketin Lia, tapi Lia ini protagonis atau antagonis?
2024-07-10
0