TiGaBeLaS

Hari ini Taeyong mengajak Ryujin kencan, mumpung keduanya tak ada jadwal kuliah.

Taeyong memanfaatkan hadiah semalam yang di dapatkan nya, 2 buah tiket untuk bermain di salah satu taman hiburan yang ada di kota seoul.

Ryujin tentu saja senang, sudah lama keduanya tak berkencan seperti ini.

Dengan penuh semangat, Ryujin mengajak Taeyong bermain flying tornado.

Sepenjang permainan berjalan, Ryujin berteriak senang sementara Taeyong merasakan pusing kepala yang begitu hebat hinga permainan selesai.

"Yeobo, jangan naik wahana ekstrem lagi kali ini".

Tubuh Taeyong rasanya lemas, tak berdaya, dan tak sanggup untuk naik wahana ekstrem lagi.

Ryujin mana peduli dengan hal itu, "Ayo kita naik sky swinger sekarang". Dia menarik tangan. Taeyong menuju wahana tersebut.

Kali ini Taeyong tak merasa ketakutan sama sekali, malah dia senang melihat wajah Ryujin yang begitu antusias.

"Setelah ini, kau ingin bermain wahana apa lagi?"

"Ayo kita pergi ke rumah hantu".

Taeyong menolak ajakan Ryujin, dia paling takut dengan hal hal berbau horor.

"Lebih baik kita bermain bom bom car".

"Tidak! Mau!".

Ryujin menarik tangan Taeyong menuju wahana rumah hantu.

Drrttt drtttt

Ponsel Taeyong bergetar hebat ada sebuah pangilan masuk.

Taeyong pun mengangkatnya teleponnya,tak lupa di loudspeaker agar Ryujin tak cemburu nantinya.

"Lee Taeyong! Kau ada di mana? Ku pencet bel pintu rumahmu berkali kali. Kau tak keluar juga, kata tetangga mu kau pergi bersama istrimu. Kau tahu aku sudah berdiri! Di rumahmu! Selama satu jam!"

Tanpa usah melihat nama si pemanggil, Ryujin dan Taeyong sudah hafal betul suara ini.

Ryujin pun mengambil alih telepon di tangan Taeyong.

"Yuna, ada keperluan apa? Kau mencari kami?"

"Ryujin-si, sebenarnya aku ingin meminjam mobil kalian untuk balapan nanti malam" ucap Yuna lembut di sebrang telpon".

Taeyong memutar bola matanya, dasar Yuna kalau bicara dengannya pasti akan kasar. Beda kalau dengan Ryujin, gadis itu akan berbicara lembut.

"Kami sekarang sedang berkencan. Tumben kau balapan mobil biasanya kan kau balapan dengan sepeda motor mu".

"Masalahnya, sepeda motor ku di pinjam oleh Jisung. Dan kau tahu Ryujin-si, dia dengan seenaknya mengambil satu set pakian yang baru ku beli. Kemarin saja, pakian ku yang ketingalan di rumah nya tak di kembalikan. Benar sih, di ganti uang sama seperti tadi".

Taeyong dan Ryujin terkejut mendengar cerita Yuna, keduanya tak menyangka Jisung bisa bertindak seperti ini.

"Apa, kau sudah menghubungi nya?" Kali ini Taeyong yang bicara.

"Belum" Jawab Yuna sambil tertawa di sebrang telepon.

Taeyong dan Ryujin menepuk dahi kepala mereka masing masing secara bersamaan.

"Emang, hadiah balapan kali ini. Berapa sih ?" Taeyong penasaran karena Yuna sangat mengebu gebu meminjam mobilnya.

"20 juta won"

"Tunggu di sana Yuna, kami akan segera pulang" Ryujin lebih tertarik mendengar hadiah uang tersebut, dari pada bermain di wahana rumah hantu. Dia langsung menutup telepon tersebut, menarik tangan Taeyong pergi dari sana.

Nanti kalau, Yuna menang. Nanti dia akan meminta sebagian uangnya.

...****************...

Sementara, Jisung dan Lia sedang bersenang senang. Keduanya, mencoba semua wahana ekstrem yang ada di sana.

Di wahana roller coaster, kedua nya berteriak sekencang mungkin untuk melepaskan rasa penat dalam tubuh mereka.

Beda cerita, saat di wahana planet kaca, keduanya saling menujukan berbagai macam ekspresi konyol.

Kalau di wahana komedi putar, keduanya sibuk mengambil foto selfie.

Sekarang, keduanya berada di wahana rumah hantu.

DORRR

Sosok hantu jadian jadian, tiba mengagetkan mereka berdua.

Dengan sigapnya, Lia mengenggam pergelangan tangan Jisung, dia sangat ketakutan sekarang.

"Tenang, ada aku di sini menjagamu".

Jisung benar benar menjaga Lia, dia tak membiarkan gadis itu melihat wajah wajah hantu yang menakuti mereka sepanjang permainan.

"Bukalah matamu".

Pelan pelan, Lia membuka matanya.

"Laut".

Jisung membawa Lia ke tepian pantai.

Pemandangan laut yang begitu indah membuat segela ketakutan di diri Lia, hilang begitu saja.

Membuka kedua sepatunya, Lia berjalan mendekat ke air. Membiarkan, ombak laut menyentuh kakinya.

SPLASH....

Dengan isengnya, Lia melempar air ke tubuh Jisung yang sedang duduk di tepian pantai.

"Ayo bermain air".

Tentu saja, Jisung menerima tawaran tersebut. Dia melepaskan sepatunya, berlari menuju Lia.

"Rasakan", dengan senyum ceria. Jisung melempar air ke tubuh Lia.

Keduanya, bermain air dan saling mengejar satu sama lain.

"Tangkap, aku kalau bisa Jisung" ledek Lia yang terus melemparkan air ke tubuh Jisung sambil berlarian.

Hap

Jisung menangkap tubuh Lia, di baliknya tubuh gadis itu menghadap nya. Lalu di angkat ke atas sambil tersenyum lebar.

Mata Lia terpaku akan senyuman pemuda ini, begitu manis dan penuh ketenangan di dalamnya.

"Turunkan! Aku! Jisung!".

Jisung pun menurunkan Lia, jarak keduanya begitu dekat.

Rona wajah Lia, sunguh memerah sekarang. Ingin memalingkan wajah tapi di tahan oleh tangan Jisung.

"Lihat lah ke sana!".

Jisung memutar kedua pundak Lia, menghadapkannya ke arah terbenamnya matahari.

Lia yang melihat keindahan tersebut, berjalan sedikit menjauh dari Jisung.

Dia merasa begitu takjub, sunguh proses terbenamnya Matahari begitu indah, momen yang tak boleh di lewatkan sedetik pun.

Matahari telah tergantikan oleh indahnya Bulan.

Sinarnya menerangi air laut , membuatnya berkilau bak permata.

"Ayo, kita keluar dari sini. Kaki mu akan mati rasa bila terus terendam air laut" bisik Jisung  di telinga Lia. Lalu berjalan terlebih dahulu ke tepi pantai, melangkah pergi dari sana.

Dengan senyum cerah, Lia mengikuti langkah Jisung.

"Aduh!", tiba tiba tubuh Lia terjatuh ke atas pasir. Saat ingin mencoba berdiri, kedua kakinya mati rasa tak bisa di gerakan sama sekali.

Mendengar suara teriakan Lia, Jisung langsung berlari ke hadapan gadis itu. Dia memeriksa keadaan gadis itu terlebih dahulu.  Takut ada luka kecil, dengan sigapnya dia mengendongnya ala bride style menuju mini market tak jauh dari pintu masuk taman bermain.

Sesampainya di mini market, Jisung menurukan Lia pelan pelan dari gendongan nya.

"Tunggu di sini sebentar".

Jisung lalu masuk ke dalam mini market, dia membeli sebuah kompresan, es batu, 2 cup ramen ukuran besar, 2 nasi kepal, 2 buah sosis, 2 lembar keju, 2 buah odeng dan 2 botol air minum.

Sementara Lia yang menunggu di luar mini market sedang menatap biang lala. Seandainya, kakinya tidak kram. Dia ingin naik wahana tersebut sebelum pulang.

"Maaf, menungu lama" Jisung dengan hati hati mengompres kedua kaki Lia secara bergantian.

"Coba, sekarang kau gerakan kaki mu pelan pelan"

Kaki Lia sudah tidak kram lagi, sudah bisa bergerak seperti semula.

"Ini makanlah, baru itu kita akan pulang" Jisung menyerahkan satu buah cup ramen ukuran besar yang telah matang, di dalam nya sudah ada nasi, sosis, odeng dan lelehan keju.

Wah ini enak sekali...

Lia memakannya dengan sangat lahap, "Bolehkah aku naik satu permainan lagi, sebelum pulang?"

"Tentu".

Jisung membawa Lia untuk masuk kembali ke taman bermain.

"Terima kasih telah mengajak ku ke sini".

"Tak usah berterima kasih, ku harap kau tak bersedih lagi".

Keduanya sekarang telah berada di parkiran sepeda motor, setelah menaiki wahana biang lala.

Malam semakin larut, Jisung mengajak Lia untuk pulang.

Dalam perjalanan pulang, Lia menyadarkan kepalanya di pundak Jisung.

Ini adalah sebuah awal dari kisah mereka berdua.

Terpopuler

Comments

Tini Timmy

Tini Timmy

jisung romantis eey
lanjut kk/Smile/

2024-05-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!