Danau yang semula tenang, seperti tak ada kehidupan. Seketika berubah indah, di penuhi cahaya cahaya lampion. Bukan sekedar lampion biasa, di dalamnya ada kertas harapan berisi keinginan.
Semua yang ada di sana berharap keinginan mereka terkabul.
Termasuk, Lia dirinya telah menuliskan harapan yaitu berharap di cintai oleh seseorang yang begitu tulus dan lulus dari sini dengan nilai tertingi agar dapat membahagiakan ke-2 Orang Tua nya.
Sebuah harapan yang sederhana, tapi apakah akan terkabulkan. Kita tak pernah tahu kepastiannya.
Setelah selesai berdoa dan menghanyutkan lampion nya, Lia melangkah menuju ke arah Taeyong dan Ryujin.
Dia bertekad mengungkapkan isi hatinya pada Taeyong tak peduli akan bagaimana hasilnya nanti.
Sementara di tepi danau, Taeyong dan Ryujin sedang bermain kembang api dengan gembiranya.
Hanya ada tawa di dalamnya, hinga Lia mendekat ke arah mereka berdua. Meminta kepada Taeyong bicara secara empat mata.
"Bicaralah dengan nya". Ryujin berjalan sedikit menjauh dari kedua orang itu, baru 5 langkah melangkah salah satu tangan-nya di tarik kembali oleh Taeyong.
Taeyong tak ingin Ryujin salah paham lagi, pemuda bermarga Lee ini ingin gadisnya menemaninya. "Baiklah, mari kita bicara secara empat mata. Tapi tidak di sini, ayo ikut aku", lalu di langkah kan kakinya yang menarik tangan Ryujin pergi dari sana.
Lia yang melihat Taeyong yang mencegah kepergian Ryujin serta mengajak gadis itu ikut bersama mereka, hatinya sedikit sakit.
Dari jarak jauh, Jisung mengawasi ke tiga nya. Saat ke-3 nya pergi menjauh dari sana, dia melangkah kan kakinya ikut pergi juga.
"Kau, ingin menghiburnya? Han? Saat nanti di tolak oleh Taeyong". Giselle menghentikan langkah kaki Jisung. Dia tak ingin pemuda ini ikut campur urusan gadis itu lagi.
Jisung tahu gadis di hadapan nya ini memang sedikit egois, tapi keduanya tak memiliki hubungan apa. "Pulanglah, hal ini tak ada urusannya denganmu" ucapnya lembut.
Giselle menghembuskan nafasnya kasar, melihat Jisung pergi darinya. Dulu mereka berdua tak seperti ini, keduanya dulu selalu tertawa. Ini salahnya, yang membuat hubungan mereka sekarang seperti ini.
Cafe Cake & Bakery Fresh
Taeyong membawa Ryujin dan Lia ke tempat ini karena suasana di sini begitu tenang.
"Jadi, kau ingin bicara apa?" Taeyong tak ingin berlama lama dengan Lia karena ada Ryujin bersamanya.
Lia yang kehausan meminum seteguk air lebih dahulu untuk melepaskan dahaga di tenggorokannya. "Bisakah? Ryujin pergi dari sini sebentar, karena ini privasi ku" ucapnya dengan nada memelas.
Taeyong melirih ke arah Ryujin menayakan kesetujuan dari gadis tersebut.
"Baiklah, aku akan duduk di meja depan pintu cafe sampai kalian selesai bicara" Ryujin pergi dari sana menuju meja depan. Jarak mereka tak sedikit jauh, tapi di memahami perasaan Lia karena mereka sama sama wanita.
Sekarang Taeyong dan Lia duduk saling berhadapan, pembicaraan serius akan segera di mulai.
Lia menarik nafasnya dalam dalam, lalu di hembuskan keluar secara pelan pelan. Dia menyiapkan hati serta dirinya sebelum bicara.
"Aku menyukaimu, Taeyong-ah".
''Kalau itu aku sudah tahu! Jadi kau hanya ingin menggatakan hal itu saja! Hanya buang buang waktu!".
Taeyong berdiri dari duduknya, menurutnya tak ada yang perlu di bicarakan lagi.
"Tunggu! Jangan pergi! Dengarkan aku terlebih dahulu! Bagaiman bisa aku menyukaimu! Serta alasannya!".
Ryujin dari kejauhan mendengar Lia berteriak, melirik Taeyong tajam menyuruh pemuda bermaga Lee itu duduk kembali ke kursinya. Dia juga penasaran, awal mula Lia bisa suka Taeyong.
"Baiklah, akan ku dengarkan cerita mu sampai selesai!".
Taeyong telah duduk kembali ke kursinya.
Dengan wajah ceria, Lia menceritakan awal mula suka pada Taeyong gara gara pemuda Lee itu menyelamatkan nya saat di kejar oleh seorang Pria mabuk saat pulang kuliah tengah malam.
Mendengar cerita Lia, Taeyong tak pernah melakukan tindakan tersebut. "Bagaimana? Kau yakin itu diriku yang menyelamatkan mu. Aku saja baru mengenalmu sejak kau beri hadiah saat pertama kali kita bertemu di pertandingan Basket 2 tahun lalu", memang benar yang di katakan oleh pemuda bermarga Lee ini.
"Tak mungkin! Pasti kau pura pura lupa! Ini buktinya!". Lia memberikan sebuah syal dengan inisial nama TAEYONG yang terajut rapi di bagian pingir syal.
Inikan syalnya yang di pinjam oleh sepupunya dua tahun lalu. Di sini ada kesalah pahaman yang sedang terjadi. "Ini memang syal ku tapi bukan aku yang menyelamat kan mu tapi orang lain". Taeyong berbicara jujur serta menyakinkan gadis tersebut.
Di dalam hati Lia, dirinya tak percaya ucapan Taeyong. Mungkin ini salah satu cara agar Pemuda bermaga Lee ini, menolaknya untuk kesekian kali.
Aduh, harus bagaimana lagi untuk menyakinkan Lia. Taeyong tak tega melihat gadis ini menangis di hadapannya. Di lambaikan tangan nya, menyuruh Ryujin untuk datang ke sini.
"Lia, kau jangan menangis".
Ryujin yang berlari ke sana, lalu menghampiri Lia lalu memeluknya. Dia melirik tajam ke arah Taeyong meminta penjelasan di sini.
Taeyong pun menceritakan semuanya dari awal dan kesalah pahaman yang terjadi sekarang.
Ryujin pun melihat syal yang tergeletak di meja, ini memang punya Taeyong. Karena yang merajutnya dia sendiri.
2 Tahun Lalu...
Ryujin masih ingat, jika Taeyong menggatakan kalau syal hadiah darinya di hilangkan oleh sepupunya.
"Lia, ini memang milik Taeyong karena aku yang merajutnya dengan tanggan ku sendiri. Tapi, dua tahun lalu di pinjamkan ke sepupunya. Sayangnya, syal itu hilang di hilangkan oleh sepupunya".
"Kalian berdua? Memiliki hubungan apa?"
Tangis Lia sudah reda, dia mendengarkan penjelasan Ryujin mengenai syal tersebut dan hubungan rahasia gadis bermarga Shin ini dengan Taeyong.
"Tolong rahasiakan hubungan kami dari teman teman lainnya, biarkan saja mereka menganggap kami dekat karena acara perjodohan konyol itu".
Lia menutup mulutnya rapat rapat, dirinya tak menyangka sama sekali kalau Taeyong dan Ryujin selama ini sudah menikah.
"Tapi? Taeyong sering mendekati Winter untuk menghindar dariku".
"Masa! Dekat dengan Adik sendiri gak boleh".
Seketika, tawa ketiga nya pecah tak ada kesedihan lagi atau salah paham.
"Mau? Kami antar pulang?" Tawar Ryujin, dirinya telah duduk di mobil bersama Taeyong. Kan sekarang mereka telah menjadi teman.
"Tak usah, aku bisa pulang duluan". Lia menolak halus tawaran tersebut. Dia ingin menjernihkan pikiran serta hatinya.
"Kalau begitu berhati hatilah" pesan Taeyong sebelum melajukan mobilnya.
Dalam perjalanan pulang, Taeyong dan Ryujin membicarakan Lia karena kasihan pada gadis itu selama ini salah orang.
"Kenapa tadi kau tak memberitahu kan nya? Kalau penyelamat dia sebenarnya, Jisung".
"Kau tahu kan, Jisung belum bisa membuka hati nya lagi setelah di khianati oleh gadis itu. Dan sekarang, gadis itu adalah sahabat dekat Lia".
Sunguh rumit, kisah ini tapi kita harus tahu akhirnya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Tini Timmy
aku penasaran kelanjutan nya kakak....
semangat terus nulis nya kakak jaga kesehatan juga
2024-05-23
1