Sesampainya, di area parkir Rumah Sakit.
Jisung mengendong tubuh Giselle ala bride style menuju ke UGD. Dia berteriak keras untuk meminta bantuan.
Para medis pun segera membawa ranjang pasien, di letakan tubuh Giselle secara hati hati di atas kasur.
Dengan perasaan begitu cemas, Jisung menungu hasil pemeriksaan dari Dokter.
"Apa anda wali dari pasien ?" Tanya seorang Dokter dengan tegas.
Jisung pun segera menghampiri sang Dokter.
"Benar, saya wali nya" .
Apa pasien sebelum ini memakan atau meminum sesuatu hinga alergi nya kambuh ?"
Dokter pun menjelaskan tentang keadaan Giselle. Gadis tersebut mengalami demam tinggi, serta ada bintik bintik merah di sekujur tubuhnya karena alergi .
"Kacang", Jisung tahu kalau gadis itu tak boleh memakan atau meminum apapun yang mengandung bahan tersebut.
Dokter menjelaskan lagi, kalau keadaan Giselle sekarang sudah baik baik saja. Gadis itu hanya perlu menginap satu malam saja di sini. "Saya harap anda lain kali memperhatikan makanan atau minuman yang di konsumsinya". Tepukan ringan mendarat di bahu Jisung, setelahnya sang Dokter pergi dari ruangan.
Jisung pun duduk di sebelah ranjang tidur Giselle, dia mengelus pucuk kepala nya. "Apa? Kau sengaja melakukan ini?" Dia masih ingat saat permainan di acara tadi.
Dalam perlombaan mencicipi, ada satu sampel yang mengandung kacang. Dia melirik saat Giselle ingin mencicipnya, gadis itu tak mencicipnya sama sekali.
Saat Giselle hendak mencicipinya, Ryujin sudah menjawab terlebih dahulu sample tersebut.
1 JAM SUDAH....
Giselle bangun dari pingsan nya, ia mengerjapkan kedua mata nya. Hal yang pertama yang di lihatnya adalah cahaya lampu, begitu silau di retina matanya. Dia melihat keadaan sekitar, lalu melirik tangannya, jarum infus sudah menancap indah di pergelangan nya.
"Baguslah, kalau kau sudah mengantarnya pulang. Kau juga segera istrahat".
Giselle tersenyum kecil mendengarkan pembicaraan Jisung yang sedang menelpon di sudut ruangannya. Dia tahu, siapa orang yang di hubungi oleh pemuda tersebut.
"Kau mengkhawatirkannya, Han? Padahal sekarang aku sedang sakit".
Jisung menatap datar Giselle yang sedang bersandar di tepi ranjang.
Jisung tak menjawab, ia lebih memilih membenarkan selimut gadis itu. "Dia sahabatmu, aku hanya menyuruh Winter mengantarkannya pulang agar tak khawatir berlebih mengenai keadaan mu".
Giselle tertawa mendengar penjelasan tak masuk akal baginya. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri, jika pemuda ini memberi perhatian lebih pada orang tersebut.
"Kau bohong. Apa kau bisa jelaskan? Maksudmu memberinya jaket tempo lalu? Dan hari ini juga? Lalu baju yang di kenakannya tempo lalu? Aku tahu baju siapa itu?" Giselle menangis lirih, hatinya sakit karena pemuda di hadapanya ini mulai tertarik dengan orang lain.
Jisung memeluk Giselle dengan lembut, di benamkan wajah gadis itu di dadanya. Dia tak peduli, dadanya sekarang di pukuli.
"Tidurlah, agar kondisi tubuhmu cepat membaik". Jisung membaringkan tubuh Giselle ke tempat tidurnya, menyelimutinya. Lalu berjalan menuju sofa tak jauh dari sana untuk membaringkan tubuhnya.
Drrrttt Drrrttt Drrrttt
Menghapus air matanya, Giselle mengangkat pangilan dari telepon nya "Aku baik baik saja, tenanglah! Ini sudah malam, aku harus beristrahat", panggilan telepon pun terputus.
Jisung yang pura pura tidur mendengar percakapan itu, di pikirannya sekarang. Dia tak mengerti mengenai perasaan di dalam hatinya. Niat awalnya hanya ingin menghiburnya saja. Dan memberi peringatan kepada seseorang, agar tak mempermainkannya.
Tapi, dirinya juga mempertanyakan sikapnya akhir akhir ini.
Matahari telah terbit...
"Pasien, boleh pulang sekarang". Dokter telah memeriksa kondisi Giselle. Keadaan gadis itu telah membaik.
"Wali pasien, mari ikut saya untuk mengurus administrasi dan mengambil obat nya". Jisung pun mengikuti intruksi dari seorang Perawat.
Menyelesaikan seluruh administrasi Rumah Sakit dan menebus obat.
Barulah, Jisung kembali ke ruangan Giselle. Di sana, Giselle telah duduk di sebuah kursi roda. Dengan pelan pelan, dia mendorongnya ke luar Rumah Sakit.
Menuju tempat parkir, mereka akan pulang dengan mengendarai mobil pinjaman dari Taeyong kemarin malam.
Saat, Giselle ingin berdiri dari kursi roda nya dengan sigap Jisung mengendongnya ala bride style lalu mendudukannya ke kursi penumpang. Wajahnya merona serta bibir lnya tersenyum.
...****************...
"Ini ku kembalikan, Kunci Mobil mu" .
Taeyong menangkap Kunci Mobil nya yang dilemparkan Jisung padanya.
Sekarang mereka berada di sebuah Restoran Seafood, yang terkenal dengan hidangan kepiting nya.
Taeyong sedang memisahkan daging kepiting dari cangkang nya. Dia sangat telaten dan penuh ke hati hatian. Dengan cekatannya, dia menaruh daging kepiting ke sebuah piring kecil di sana.
"Wah, enak sekali daging kepiting ini".
"Ini bukan untukmu! Winter!" Winter yang baru datang langsung memakan daging kepiting yang sudah tersaji. Hal itu, membuat Taeyong marah karena daging kepiting itu bukan untuk gadis ini, tapi untuk di bawa pulang dan di berikan kepada seseorang yang sudah menungunya di rumah.
Jisung jengah melihat keduanya selalu bertengkar saat bertemu di luar.
"Jisung Oppa, Bagaimana keadaan gadis licik itu? Gadis licik itu pasti sengaja diam diam makan kacang saat kau ingin mencium...".Taeyong memasukan sesuap Gurita yang baru terpanggang matang ke dalam mulut Winter.
Taeyong tak suka kata kata frontal yang keluar dari bibir Winter.
"Ini minumlah", Jisung memberikan minuman kepada Winter, karena gadis itu tersedak.
Setelah mencerna makanannya, Winter memukuli bahu Taeyong mengunakan sumpit. "Winter aku ini Kakakmu, tapi kau selalu mempermalukan ku seperti musuh saat kita bersama. Sedangkan dengan Jisung, cuma Sepupu jauh kita. Kau selalu bermanja manja padanya dan memangilnya Oppa" ucapnya sangat dramatis.
Rasanya ingin muntah melihat Taeyong sok sok-an memelas di hadapan Winter tapi Jisung sudah biasa melihat drama kedua bersaudara ini. "Hentikan pertengkaran kalian, kita sekarang berada di tempat umum. Taeyong, aku akan bicara padamu sekali lagi! Jika kau tak ingin mempermainkan nya, segeralah jujur. Apa kau tak kasihan pada pasangan mu?! Di sini kau melukai keduanya!", ucapnya dengan nada tegas.
Winter tak mau ikut campur untuk urusan ini, di lebih memiliki makan Gurita Panggang yang terhidang di depan mata nya.
"Baiklah, nanti jika dia mengejarku lagi, langsung ku tolak. Kau tahu pasangan ku sudah mulai cemburu dan ku tak mau kehilangannya", ucap Taeyong tegas sambil memisahkan daging kepiting dari cangkang nya kembali.
"Oh, ya aku hampir lupa. Kemarin pas aku mengantarkan dia pulang. Dia tak langsung masuk ke rumah nya. Tapi berjalan ke arah Gang belakang rumah nya". Winter teringat kejadiaan kemarin malam.
Tentu saja, Jisung terkejut mendengarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Hiatus
niat awal dia itu cm mw mnghbr cwek itu tp kok lm2 suka
2024-06-20
2
🟡。゚ᴵᴰᴺ𝄟≛⃝λɴλᴬˡⁱⁿᵃ👣◦༢࿔ྀુ✅
Gurita pnggang /Hunger/
2024-06-20
1
🟡。゚ᴵᴰᴺ𝄟≛⃝λɴλᴬˡⁱⁿᵃ👣◦༢࿔ྀુ✅
Agk bngung dg kta² nih
2024-06-20
2