SePuLuH

Hari terakhir Festival Musim Semi Universitas STAY.

Di Sore hari yang masih terlihat cerah, para Mahasiswa dan Mahasiswi telah berkumpul satu persatu di Taman belakang Universitas.

Taman yang begitu luas, serta ada danau di sana. Tempat ini begitu terawat, serta jarang di kunjungi oleh pelajar di sana. Karena taman tersebut berada di belakang Gedung Universitas.

Sore hari ini semua Mahasiswa dan Mahasiswi memakai pakian tradisional negara mereka tercinta yaitu hanbok.

"Wah, dia cantik sekali".

Decak kagum para pelajar di sana mengagumi penampilan Lia yang bak putri istana di sore hari ini. Gadis itu memakai baju hanbok berwarna hijau, rambutnya di kepang ke samping seperti elf, riasan wajah nya begitu natural.

Bersikap sewajar mungkin, Lia tak tersenyum mendengar pujian yang di berikan untuknya. Untung saja, kemarin Yuna mau meminjami nya hanbok walau ada syaratnya.

"Giselle!"

Giselle yang sedang memilih  karakter karakter lampion tersenyum cerah ke arah Lia yang sedang menghampirinya.

Giselle menujukan lampion pilihannya yaitu lampion berbentuk burung hantu. "Lucu kan, kau akan memilih yang mana? Untuk di hanyutkan ke danau nanti", karena pemerintah melarang untuk menerbangkan lampion ke langit.

Pemerintah takut akan terjadi kecelakaan pesawat seperti 7 tahun lalu, gara gara Festival Lampion Nasional.

Lia memilih karakter karakter lampion secara teliti, ada satu karakter yang membuat matanya tertarik.

"Tupai!".

Giselle tertawa pada pilihan karakter lampion sahabatnya ini.

Karakter Tupai, mengingatkan Lia akan sosok dia yang akhir akhir ini di pikiran nya.

Lantas keduanya pergi dari sana setelah memilih karakter lampion.

Di dalam perjalanan menuju danau, Lia bertanya kondisi Giselle sekarang dan siapa yang menemani nya saat berada di rumah sakit.

Giselle sedikit berbohong pada Lia, kondisi nya sudah membaik. Yang menjaganya dirinya adalah Jisung sampai siuman. Setelah siuman, ia meminta Jisung menghubungi ibunya untuk merawatnya.

Sedikit kelegaan di hati Lia, dia kira sahabatnya ini ada hubungan rahasia dengan Jisung.

Di pinggir danau, semua Mahasiswa dan Mahasiswi telah berkumpul jadi satu. Ada yang bercanda, berbicara dengan teman lainya, ada yang fokus dengan ponsel nya saja, ada yang pacaran dan ada yang diam saja.

Giselle melihat sekitar, di sini ada beberapa bangku untuk duduk.

"Taeyong, Ryujin" Gumam Lia pelan, tapi terdengar oleh Giselle.

Giselle tahu sang sahabat pasti sekarang merasa cemburu melihat kedekatan kedua orang yang tak jauh dari mereka.

Taeyong dan Ryujin keduanya duduk di rerumputan di tepi danau. Mereka saling bercanda dan menyuapi satu sama lain.

"Lihat, dia melihat ke arahmu". Taeyong pun mengikuti arah mata Ryujin, ada kecemburuan di dalam mata gadis nya.

Taeyong memegang wajah Ryujin menghadapkan nya ke arah wajahnya. "Baiklah, akan ku tolak dia secara halus. Jadi tak ada lagi kecemburuan di mata serta hatimu" Yakin nya pada sang gadis.

Hubungan mereka bukan hubungan main main ada ikatan suci di antara keduannya.

Tak mau berdiri terlalu lama, Giselle menarik Lia duduk di sebuah bangku kosong yang jauh dari mereka.

"Kau tak apa apa?", Lia tersenyum kecil pada Giselle atas pertanyaan konyol yang di ucapkan oleh gadis ini.

Hati Lia tak merasa sakit atau cemburu, dia biasa saja. Mungkin aneh kalau di dengar tapi itulah kenyataannya sekarang.

...****************...

"Jisung Oppa! Lihat penampilanku! Seperti putri kerajaan kan!" Winter memutarkan mutarkan tubuhnya di hadapan Jisung.

Jisung yang sedang duduk, melipatkan kedua tanganya sambil memandang Winter malas. "Apa kau tak pusing? Sejak tadi berputar putar terus", menyuruh gadis itu duduk di sebelahnya.

Tess Tess Tess

"Minta perhatiannya sebentar kawan kawan!,  sebelum kita menghanyutkan lampion. Bagaimana kalau bermain game dahulu? Kalian setuju!" Pengumuman dari Minho, membuat yang ada di sana bersorak sorak gembira.

"Game? Apa? Kak Minho!?" Teriak mereka keras.

Minho menjelaskan game kali ini menebak nama benda dari siluet bayangannya. Hadiah dari game ini berupa 2 buah tiket ke Taman Bermain untuk 3 orang saja. Hanya 3 orang dengan jawaban benar paling banyak. Sunguh hadiah yang menarik kan untuk di dapatkan.

"Jadi, siapa yang ingin ikut bermain segeralah berlari ke hadapanku. Hanya 10 pendaftar pertama yang boleh ikut bermain" Lalu Minho memberi aba aba dan mulai menghitung mundur dari angka 10.

Hanya 10 detik saja...

Para Mahasiswa segera berlari ke hadapan Minho.

3

2

1

Sekarang sudah ada 10 orang yang ada di sana, terdiri dari 9 orang Pria dan 1 Wanita.

Ke-10 orang itu berbaris rapi di samping Minho. "Kita berkenalan dulu ke 10 peserta di sini sebelum mulai game, ok" Minho memberikan mic nya untuk peserta.

"Hai, aku Taeyong".

"Hai, aku Sungchan".

"Hai, aku....".

Dan seterusnya, hinga ke peserta terakhir. Satu satunya peserta Wanita yang ada di sana.

"Hai, aku Lia" ucap Lia dengan nafas tersengal sengal setelah berlarian menuju ke tempat permainan.

Lia ingin ikut bermain, jadi saat mendengar pengumuman tersebut. Dia segera ke sana meningalkan Giselle. Ya, dia membiarkan sahabatnya duduk sendirian.

"Oppa, kau tak mau mendekat ke sana?" Winter tersenyum tipis, melihat Lia yang ikut bermain. Gadis itu sedikit di setujui nya, jika kelak menjadi pasangan sepupu nya.

Jisung hendak berdiri, tapi di urungkannya. "Kau tak apa apa? Ku tinggal sendirian di sini". Pemuda bermarga Han itu takut seseorang akan mendatangi sang sepupu.

"Tenang saja, aku telah menelpon Supir seperti kemarin. Jadi, Oppa tak usah mencemaskan ku" Jisung mengusak lembut pucuk kepala Winter sebelum meningalkannya pergi dari sana.

Dalam batin Winter, seandainya mereka bukan saudara.

Winter pasti akan mengejar pemuda bermaga Han tersebut. Sosok nya yang penuh perhatian membuat hatinya tenang. Sayangnya, rasa suka itu harus di kubur pelan pelan.

Permainan di mulai, berjalan dengan ketat dan tak ada yang mau menggalah.

Ini sudah benda ke-22, ada 5 peserta yang skornya imbang.

"Sekarang, 5 peserta ini saja yang akan bermain. Permainan ini tidak seperti tadi, mereka tak akan menjawab bergantian lagi. Siapa yang cepat? Dialah yang mendapat poin" Jelas Minho.

Permainan di mulai kembali...

Taeyong, Sungchan dan Lia menjadi pemenang di acara ini. Ke-3 nya di berikan hadiah berupa 2 tiket masing masing.

Permainan telah selesai....

Minho memberi intruksi, jika sekarang mereka bisa menghanyutkan lampion di Danau.

Lia yang sudah bersama Giselle di tepi danau secara bersaman menghanyutkan lampion milik mereka. Di dalam lampion sudah ada kertas harapan, kertas yang di tulis oleh mereka tadi. Keduanya berharap agar keinginan nya terkabul kan.

"Baiklah, mari kita pulang?" Giselle mengajak Lia untuk pulang dari sana.

Lia mengelengkan kepala nya sebagai jawaban TIDAK, "Aku harus menyelesaikan sesuatu terlebih dahulu". Di langkah kan kakinya menuju arah Taeyong dan Ryujin.

Sekarang Lia harus berani mengutarakan isi hatinya, tak peduli nantinya akan seperti apa.

"Taeyong-ah, Bisa bicara sebentar ?"

Terpopuler

Comments

Teteh Lia

Teteh Lia

🌹 untuk Kaka authornya

2024-06-02

0

Hiatus

Hiatus

kamu jugà semangat terus /Heart//Heart//Heart//Heart/

2024-05-23

0

Tini Timmy

Tini Timmy

semangat terus nulis nya kakak☺

2024-05-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!