"Pak, dua anak saya tidak ada di rumah. Mereka pergi tanpa izin. Bisakah saya melihat rekaman cctv untuk hari ini."
Takut anaknya diculik, Nabella meminta tolong security yang berjaga di lobby apartemen.
"Tentu boleh, Nona. Mari ikut saya."
Sampai di ruang kontrol keamanan, Nabella langsung dilayani oleh petugas lainnya.
"Itu ... itu mereka, Pak. Tolong dipelankan."
Setiap detik nya rekaman cctv yang memperlihatkan si kembar, dimulai keluar dari lift sampai keluar area bangunan, Nabella terus memperhatikan penuh ketelitian si kembar yang bergandengan santai tanpa adanya tekanan kecurigaan Nabella sebelumnya yang sudah paranoid adanya penculikan.
"Mungkin anak-anak ibu hanya jalan-jalan keluar."
"Semoga saja, Pak. Tapi, saya tetap khawatir. Mereka masih kecil. Di jalan sangat rawan."
"Saya paham dengan kecemasan Anda. Sebisa nya, kami akan membantu ibu. Tolong tinggalkan nomer telepon, mana tau mereka pulang saat ibu masih mencari nya di luar."
Nabella langsung memberikan kartu namanya. "Terimakasih, Pak. Saya lanjut mencari nya."
Nabella tidak tinggal diam. Sesuai rekaman cctv yang menangkap sosok si kembar, ia berjalan keluar meninggalkan pelataran bangunan itu.
***
Di sisi Shane, dia yang biasanya selalu disopiri, saat ini terlihat menyetir seorang diri dengan laju pelan. Mata jeli nya selalu memperhatikan tepi jalan berharap adanya keberadaan Lucas.
"Kenapa dia banyak berubah akhir akhir ini?" Shane bergumam resah. "Apakah selama ini dia tertekan di rumah?"
"Daddy, aku ingin Mommy baru."
Seketika Shane teringat dengan ucapan anaknya yang dipikir nya hanya permintaan konyol.
"Astaga, apakah ini bentuk keprotesannya dengan cara kabur dari rumah?"
Shane terus berasumsi gelisah di antara kesibukan nya menyetir. Ia pun sesekali menelepon nomor Lucas yang tidak di respon.
***
"Hei, itu eskrim aku, Elzan."
"Apanya? Ini punya ku tau. Lihat bekas bungkus eskrim di samping mu, sudah makan tiga. Jadi, ini milikku. Iya kan, Edgar, ini bagian ku?"
"Ya, makanlah. Dan kau, Lucas. Ini, punya ku masih ada satu lagi."
Tiga bocah semprul ini malah asyik menikmati eskrim bersama, di meja minimarket yang tersedia di koridor, tanpa sadar dengan waktu. Padahal, kedua orangtuanya sudah cemas tidak ketulungan mencari-cari.
"Kau terbaik, Edgar." Lucas memuji sembari meraih eskrim di tangan kembaran nya.
"Omong-omong, di antara kalian berdua, siapa yang kakak pertama?" Elzan menatap bergantian Lucas dan Edgar dengan seksama. "Coba berdiri!" Ia memaksa ke-dua kakak nya berdiri dengan cara menarik.
"Ish, kau mengganggu ku makan saja. Asal kalian tau, selama tinggal di rumah Daddy, makan eskrim itu tidak bebas. Daddy memerintahkan ke semua pelayan agar tidak menyediakan junk food ada di rumah." Sekeliling bibir Lucas belepotan dengan eskrim. Ia seperti anak yang baru menjumpai makanan enak.
"Makan tinggal makan saja." Elzan tidak peduli dengan keprotesan Lucas. Ia lanjut meneliti kedua kakak nya. "Lihat, Lucas lebih tinggi dari mu, Edgar. Berarti, Lucas kakak pertama kita."
Lucas tersenyum jumawa. "Itu tandanya, kalian harus hormat kepada ku."
"Mana ada begitu. Tinggi kita sama. Elzan saja yang picek sebelah."
"Hahahaha, lihat wajah sebal nya, Lucas. Edgar tidak terima menjadi kakak kedua."
"Lupakan itu. Ini yang lebih penting." Wajah Lucas tiba-tiba terlihat serius dengan pergelangan tangan dia panjangkan agar kedua kembarannya melihat jam tangan Edgar yang sudah menjadi milik nya. "Panggilan Mommy sudah tiga puluh satu kali. Hais, kita lupa waktu."
"Daddy juga menelepon ku." Beda dengan Lucas yang terlihat gelisah, Edgar justru terlihat tenang-tenang saja melihat handphone nya yang saat ini berdering.
"Cepat diangkat!" perintah Elzan.
Tapi, Edgar menggeleng. "Bukannya kita janjian di sini untuk membicarakan tentang cara menyatukan Mommy dan Daddy? Inilah saatnya."
Ketiga nya saling pandang, sejurus tersenyum, lanjut berbisik bisik penuh muslihat.
"Jangan sampai gagal lagi seperti kemarin," seru Edgar yang mendominasi plan.
"Ayo bekerja," cicit Elzan excited.
"Go, go, go. Hahahaha..." Ketiga nya saling mengadu tinjunya sebagai selebrasi ala ala.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Ana
dasar triple 🤣🤣 emak bapaknya mah lagi pusing nyari eh mereka malah enak-enakan makan es krim 😁😁😁
ga ada akhlak nih triple🤣 tapi semoga berhasil ya rencana nya
2024-05-22
0