Bab 15

"Shane, aku dan Zoya ... Ki-kita cuma ... maksud ku, kita bertemu tidak sengaja di sini." Nick mencoba menjelaskan ke Shane dengan intonasi yang terbata-bata karena panik.

"Iya, kami tidak sengaja bertemu," tambah Zoya dengan perasaan tidak karuan. Sudah dibuat cemas dengan kehadiran Nabella dan dua bocah bersamanya, kini malah terciduk oleh suaminya saat bersama selingkuhan nya.

Shane tersenyum miring. Gerak-gerik kedua nya sangat mencurigakan di matanya. "Orang yang mencoba menjelaskan tanpa diminta itu, biasanya punya apa-apa atau rahasia."

Deg...

Zoya dan Nick kehilangan kata-kata nya seketika, mendengar celetukan yang sangat mengena dari Shane.

Mereka yang awalnya panik malah terlihat bodoh dan malah terjebak sendiri.

"Hahahaha..." Nick tertawa garing, mencairkan suasana. "Kau ada-ada saja__" Ia terjeda karena Shane tiba tiba menepuk pelan pundaknya.

"Nick, kalau kau tertarik padanya atau kalian memang memiliki hubungan, maka saya sarankan untuk jujur padaku mulai dari sekarang, jangan sampai diam-diam di belakang ku. Kalian pasti tau aku kan? Jika aku sudah turun tangan menyelidiki sesuatu yang berujung ada penghianatan, maka..." Shane sengaja menggantung ucapan nya. Sebagai gantinya, ia membuat pergerakan menebas leher nya sembari melirik dingin ke Zoya dan Nick bergantian.

Zoya langsung memalingkan wajah pucat nya. Begitu pun dengan Nick yang menelan pahit ludah nya mendapatkan peringatan keras dari Shane.

"Eheem..." Shane berdehem. "Boy, ayo pergi."

Setelah menggenggam tangan kecil Edgar, Shane melangkah pergi. Namun kembali berbalik sejenak sembari berkata, "Kalian terlihat serasi."

Zoya mengepalkan tangan nya. Sakit hati sendiri karena Shane sama sekali tidak ada rasa marah menjurus ke cemburu. Dasar suami batu, umpat Zoya kesal dalam hati.

"Nick, kita akan menjaga jarak dulu. Aku tidak mau Shane menceraikan ku jika mengetahui hubungan kita. Aku tidak mau!"

Buru-buru Zoya meninggalkan Nick di tempat tersebut.

"Zoya__ ah, sial!" Nick mengumpat kesal." Ia tidak terima dicampakkan begitu saja.

Di mobil, Edgar terus memperhatikan Shane yang diam seribu bahasa.

"Dad..."

Shane menoleh pada Edgar yang memanggilnya lirih.

Tiba-tiba, Edgar memanjangkan tangan nya ke dada Shane. Sembari menekan nya, Edgar berkata dengan sangat perhatian,"Apa hati mu terluka dikhianati Mommy Zoya?"

"Hah?" respon Shane. Di luar perkiraan, mulut nya melongo speechless.

Anak sekecil ini mengerti patah hati ala ala orang dewasa?

"Daddy jangan menangis cuma karena patah hati."

Siapa yang menangis? Astaga, anaknya ini sok tahu, wajah datar-datar dingin begini dibilang lagi menangis.

"Harusnya, Daddy juga balas selingkuh dong."

Selingkuh? Siapa lagi yang ngajarin anak nya soal ajaran sesat itu.

"Wanita yang di restoran tadi, sepertinya cocok untuk Daddy. Selain cantik, sepertinya juga memiliki aura keibuan yang lemah lembut." Edgar berniat menjadi Mak comblang. Sengaja mengagung-agungkan Nabella di depan Daddy nya. "Daddy boleh selingkuh dengan nya."

"Sudah cerewet nya?"

Edgar mengangguk pelan dengan wajah yang sangat polos.

"Pertama, Daddy tidak menangis."

Edgar sampai menatap dalam dalam Daddy nya. Sejurus tersenyum bodoh. "Iya, tidak ada air mata. Hehehe..."

Sang sopir yang setia di depan, tidak bisa menahan senyumnya menyaksikan Tuan kecil nya yang entah kenapa akhir-akhir ini terlalu menggemaskan dan banyak bicara.

"Kedua, apa itu selingkuh?" tanya Shane mengetes. "Terus, siapa yang mengajari mu tentang kosa kata yang belum masuk ke ranah kehidupan mu yang masih kecil ini, eum?"

"Dad, aku anak mu yang cerdas. Tanpa diajari pun, aku sudah pintar seperti mu."

Shane cuma menghela nafas mendengar jawaban narsis Edgar yang penuh kepercayaan diri.

"Ketiga, kenapa kau ingin memiliki ibu baru dan selalu menyebut wanita asing di restoran tadi. Lucas, Mommy Zoya adalah ibumu, apa kau tidak sayang padanya?"

"Tidak."

"Hah..." Mulut Shane terbuka bin melongo lagi mendengar jawaban ajaib Edgar.

"Maksudnya, Dad, aku bosan punya Mommy Zoya."

"Bosan?" Shane sampai heran mendengar nya.

Edgar mengangguk enteng. "Mau Mommy baru lagi, Dad. Wanita yang di restoran tadi itu loh. Seperti nya, aku suka pada nya. Jadi please, Dad, nikahi dia ya."

Shane sampai mangap-mangap beberapa kali mendegar permintaan tak berdosa Edgar. Ia pikir, anaknya ini terlalu menyayangi Zoya, makaknya Shane masih bertahan dengan rumah tangga nya demi kebaikan anak nya. Nyata nya, anak nya malah mendorong-dorong nya ke arah yang lebih sesat.

"Lucas, pernikahan bukan seperti mainan. Besar nanti, jadilah pria sejati." Shane menasehati yang menurut nya bijak.

Drrtt...

Adanya suara telepon membuat Edgar tidak jadi bersuara.

"Halo."

"Hallo, Tuan. Saya sudah di cafe bersama Nona N2E, apakah Anda akan kemari?"

"Seperti nya tidak bisa. Saya bersama Lucas. Kau selesaikan saja.

"Baik, Tuan."

Selesai menelepon, Liam menatap ramah wanita cantik yang duduk di seberang meja.

"Nona Nabella, Bos mempercayakan nya padaku. Boleh saya melihat desain-desain beserta CV Anda?"

"Tentu, Pak Liam. Silakan."

Dengan senang hati Nabella menyodorkan berkas milik nya.

Setiap lembaran, Liam tak berhenti-henti berdecak kagum pada ciptaan desain Nabella. Setelah puas, asisten itu beralih membaca curriculum vitae atau riwayat hidup Nabella. Ah, rupanya wanita secantik ini belum menikah. Lumayan, mana tahu jodoh kan?

***

Sampai rumah, Zoya langsung masuk kamar. Mengamuk seorang diri dengan cara melempar semua bantal ke lantai.

"Aaargh. Kenapa dia kembali? Kenapa dia belum mati?" Seluruh tubuh Zoya bergetar, panik sendiri karena sosok Nabella yang dilihatnya tadi.

Beberapa kali, ia menjambak rambutnya prustasi.

"Hen, kau melakukan kesalahan fatal kali ini."

Meskipun kecil kemungkinan Nabella mengenalinya, tapi tetap saja Zoya cemas luar biasa. Jika mantan pekerja nya ada di depan nya saat ini, sudah Zoya cakar-cakar.

Tok ... Tok ... Tok...

Praaang...

Hanya karena ketukan pintu, Zoya yang sedang kacau sampai kaget menjatuhkan handphone nya.

Ceklek...

Zoya melototi pelayan di depan nya.

"Ada apa?!" tanya nya sewot.

"Tuan Shane dan Tuan kecil sudah kembali."

Zoya menghela nafas panjang, mencoba tenang. Sebelum masuk kamar, ia memang memberi tugas salah satu pelayan agar melapor jika Shane sudah sampai rumah.

Tanpa menunggu lagi, Zoya menghampiri keberadaan Shane.

"Aku perlu bicara."

Shane terus melangkah ke arah kamarnya.

"Shane, apa kau tuli?!" Kesal sekali Zoya jika sudah dihadapkan oleh Shane yang kadang-kadang seperti orang bisu.

"Ini tentang Lucas."

Barulah Shane berhenti dan berbalik seketika.

"Soal perceraian yang pasti sudah lama ada di otak mu itu__"

"Jangan berbelit. Langsung ke intinya." Shane muak berlama lama. Entah kenapa, setiap ingin berdamai dengan cara menerima Zoya sebagai istri nya, hati kecilnya selalu berbisik menolak keras. Entah kenapa juga?

"Ingat, Shane. Lucas akan berada di bawah hak asuh ku jika kau menceriakan ku." Zoya ingin menekan Shane melalui perjanjian-perjanjian sebelum nya yang pernah mereka sepakati.

Shane tersenyum miring. "Kau pikir, aku sekarang takut tentang surat perjanjian yang sebelumnya kita buat setelah memergoki mu dengan Nick, eum? Mulai sekarang, berhati-hati lah melangkah. Jangan sampai ada bukti yang ku kantungi tentang perselingkuhan kalian. Ingat, Zoya, pengadilan mana pun akan mempertimbangkan tentang hak asuh jika seorang ibu tidak becus mengurus nya."

"Aku dan Nick tidak punya hubungan apapun," sanggah Zoya. "Jika pun aku begitu buruk di mata mu, Lucas tetap akan memilihku. Dan di saat itulah, kau akan kehilangan anak mu. Selama-lamanya karena aku akan membawa nya pergi dari mu sejauh-jauhnya."

"Yakin Lucas akan memilih mu? Hahahaha... Kau terlalu percaya diri." Tawa Shane terdengar sumbang mengejek. Sejurus, aura suram yang selalu menyebalkan di mata Zoya, tersemat kembali. "Bahkan, Lucas tadi memberi ku solusi untuk mencari Mommy baru untuk nya. Dan sepertinya, aku sudah menemukan calon Mommy baru untuk nya."

Percayalah, Shane asal ngomong di akhir kalimatnya demi membuat hati Zoya terbakar dan kacau.

"Bangsat, Shane! Kau jahat sekali padaku! Aku tau kau pasti berbohong."

Shane membiarkan Zoya memaki nya sesuka hati. Itu tandanya, ia berhasil memprovokasi wanita ini.

"Dia cantik penuh kharisma, imut dan lebih penting nya tidak manipulatif seperti mu." Sial, kenapa ia teringat wanita menyebalkan yang ada di restoran. Ini pasti gara-gara mulut nyablak Lucas yang main menjodohkan nya.

"Kau pasti berbohong. Kau bahkan seperti seorang gay yang tidak punya nafs*. Aku tau kau hanya memanas-manasi ku."

"Terserah, percaya atau tidak, itu urusan mu."

Terpopuler

Comments

Ana

Ana

ingat shane ucapan adalah do'a 🤭 ku Aamiin kan ya 😁

2024-05-16

0

Ana

Ana

wow

2024-05-16

0

Ana

Ana

hehehe kamu mau mendahului bos mu liam 🤭

2024-05-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!