17. Hari yang berat.

Pagi ini seluruh anggota sudah bersiap, termasuk Bang Rigo.

"Kau ada disini?? Namamu sudah kuhapus dari daftar. Aku yang menggantikan mu..!!" Kata Bang Atmaja.

"Kenapa tidak ada koordinasi denganku. Kau meragukan kemampuanku??" Lagi-lagi Bang Rigo naik darah dengan keputusan Bang Atmaja yang tanpa berkoordinasi dengannya.

"Penerjunan kemarin adalah hak dan tanggung jawabmu sedangkan lintas medan ini adalah tanggung jawabku..!!" Ucap tegas Bang Atmaja.

"Tapi Ren...."

"Tidak ada tapi-tapian. Kau harus sembuh dulu..!!!" Kata Bang Atmaja.

Bang Rigo memicingkan mata, ia kembali kecewa saat sahabatnya mengetahui rahasianya. "Darimana kau tau??"

"Kau memang benar-benar t*i. Bagaimana bisa kau sembunyikan rahasia besar seperti ini dariku, dari istrimu..!! Tidak kasihan kau lihat Rila?????" Kini berganti amarah Bang Atmaja yang memuncak.

Bang Rigo memeluk sahabatnya yang tengah emosional, ia berusaha menenangkan nya meskipun batinnya pun tidak tenang.

"Lepas.. b*****t kau, Rigo." Umpat kesal Bang Atmaja.

"Aku sudah sebegitu kesakitan menghadapi hari-hari ku. Aku tidak ingin siapa pun memandangku lemah, aku tidak juga tidak ingin Rila tau keadaanku. Tolong mengertilah Ren..!! Aku ini penyakitan..!!"

"Tutup mulutmu..!!!! Tak usah drama kau ya..!!!" Bang Atmaja memeluk erat sahabatnya itu, hatinya terasa begitu sakit dan sesak.

:

"Kegiatan hari ini sangat berat..........."

"Sudahlah, sekali ini saja aku ingin berjuang bersama anggota yang lain." Pinta Bang Rigo.

Bang Atmaja menarik nafas dalam-dalam lalu membuangnya kasar. Ia memejamkan mata sejenak sembari memijat pangkal hidungnya.

Setelah memikirkan secara matang, Bang Atmaja memanggil seorang anggotanya. "Tolong Serda Adi di ganti dengan nama Lettu Arigo."

"Ijin Dan.. Nama perwiranya ada dua?" Tanya anggota tersebut memastikan.

"Iya, sudah tulis saja..!! Saya yang tanggung jawab..!!"

"Kau ini bagaimana Teng." Protes Bang Rigo.

"Kau mau aku berubah pikiran??? Niat ikut limed atau tidak??? Kau anggotaku..!!"

Bang Rigo yang memang begitu militan sama sekali tidak bisa melawan perintah Lettu Reno Atmaja.

"Oke."

"Naah.. begitu dari tadi khan beres. Ayo persiapan..!!"

...

Trouble sistem di squadron membuat para anggota membatalkan acara limed dan demo kali ini tanpa menggunakan pesawat tempur. Di kala Bang Odi berjuang dengan kegiatan demo, Bang Rigo dan Bang Atmaja melaksanakan kegiatan limed nya sesuai dengan prosedur yang ada.

"Kau benar-benar kuat atau tidak, Rig?" Tanya Bang Atmaja mencemaskan sahabatnya.

"Baru satu kilo, enteng lah. Kau lari saja duluan..!!" Jawab Bang

Rigo tapi nafasnya mulai ngos-ngosan.

"Kau jangan menipuku, kalau tidak kuat cepat bilang..!!"

Bang Rigo mengibaskan tangannya lalu mempercepat langkah kakinya.

"Astaga, bebal sekali makhluk Tuhan satu ini." Bang Atmaja pun ikut mempercepat langkahnya.

:

bruugghh..

"Aawwhh..!!"

"Rigooooo.. lihat langkahmu..!!!!" Tegur Bang Atmaja, nampaknya sahabatnya itu mulai kelelahan padahal hamparan jalan di hadapannya masih ada sekitar lima kilometer lagi. Ia pun turun ke dasar tebing untuk membantu Bang Rigo.

"Allahu Akbar..!!" Bang Rigo menggelinjang merasakan kesakitan.

Sesegera mungkin Bang Atmaja membantu littingnya. "Kena apanya Rig??" Bang Atmaja membalik tubuh Bang Rigo dan akhirnya ia harus melihat darah segar mengalir dari hidung Bang Rigo. "Astaghfirullah.. Rigoooo..!! Sampai kapan kau mau seperti ini???????"

"Akhir kau cemas juga ya, sayang..!!"

buugghh..

Bang Atmaja menonjok wajah Bang Rigo. "Kau tau waktu untuk bercanda??????" Tak sampai sepuluh detik, Bang Rigo tidak membuka matanya. "Bawa rangsel saya..!!" Perintah Bang Atmaja sembari melempar ranselnya.

Entah apa yang terjadi, jemari Bang Rigo bergerak. Perlahan tapi pasti letnan satu itu bangkit sekuat tenaga. "Ayo jalan..!!"

"Jangan gila kau, Rigo..!!"

"Aku masih waras." Jawab Bang Rigo kemudian mencolek dagu Bang Atmaja. Tangannya menghapus darah yang sempat mengucur dari hidungnya.

//

"Mbak Rila sakit? Kenapa muntah terus??"

Rila menggeleng, ia masih berjongkok di tepi aliran parit di samping jalan yang akan di gunakan untuk lintas medan.

"Kita duduk disana yuk Mbak. Kata orang-orang sebentar lagi para anggota limed akan melintas di sini." Ajak Shiby kemudian membantu Rila untuk berdiri tapi sesaat kemudian terlihat barisan para anggota yang berlari kencang menuju garis finish.

"Itu Bang Rigo." Rila melihat suaminya dengan susah payah dan sekuat tenaga mencapai garis finish. Nafasnya pun terlihat nyaris habis. Dari kejauhan sudah terlihat antara hidup dan mati beda tipis.

Tepat di belakang Bang Rigo, ada Bang Atmaja yang tak lelah mendampingi meskipun kondisi pria itu pun tak jauh lebih baik.

Rila yang cemas berniat berlari menghampiri namun para anggota yang berjaga tidak mengijinkannya hingga Bang Rigo dan Bang Atmaja bersamaan menginjak garis finish. Namun tak di duga, keduanya langsung ambruk bahkan Bang Atmaja sudah menggelinjang nyaris putus nafas. Tim medis pun segera membantu memberi cungkup oksigen, sama halnya seperti yang di lakukan untuk Bang Rigo.

Saat itu Bang Atmaja masih sempat melihat Shiby yang terus menatapnya. Ia mengangkat jemarinya membentuk love ala Korea dan menunjukan pada Shiby hingga kemudian tangan itu lemas lalu benar-benar tidak sadarkan diri. Para tenaga medis membawa Letnan Atmaja dan merendamnya ke dalam air es.

"Abaaaaang..!!!!!" Pekik Rila tidak bisa menahan diri saat melihat suaminya mengejang.

Rila tak tahan lagi, ia segera menerobos palang barisan. Ia menubruk Bang Rigo yang sedang mendapatkan perawatan medis. "Baaang.. lihat Rila, Bang..!!" Shiby pun mengikuti langkah kakak iparnya.

Shiby hanya bisa menangis kencang tak tau harus berbuat apa.

"Kamu siapa??"

Bang Rigo ingin berontak marah tapi tenaganya serasa tidak cukup. Ia hanya memberi kode mata di sela kesadarannya agar membiarkan Rila memeluknya karena banyak tim medis yang tidak mengenalnya.

Beberapa orang team medis mundur dan memberi ruang untuk beberapa orang saja merawat Bang Rigo.

"Jangan sakit ya Bang, Rila nggak bisa lihat Abang sakit." Ucap lirih Rila. "Maaf, Rila baru berani bilang. Rila hamil, Bang."

Bang Rigo tak sanggup menjawabnya. Ia hanya sejenak memejamkan mata, lelehan bening turun dari sudut bingkainya. Ingin rasanya tangan itu menyentuh Rila tapi dirinya tidak sanggup lagi, jangankan untuk bergerak.. untuk bernafas saja rasanya butuh ribuan tenaga ekstra. Letnan Arigo tidak memberikan responnya.

Keadaan Bang Rigo semakin buruk, oksigen bagai tidak bisa membantunya. Tenaga medis meminta ijin membawa Bang Rigo untuk di 'rendam' sama seperti Bang Atmaja yang kini sudah sadar namun masih menggelinjang.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

🍀 chichi illa 🍒

🍀 chichi illa 🍒

🥺🥺🥺

2024-10-18

0

Septi Astuti

Septi Astuti

cepet sehat ya bang...ada rigo junior menanti ayahnya...

2024-05-19

1

Mika Saja

Mika Saja

ayo bang rigo semangat untuk hidup LBH pjng lg,ada anak dan istri yg butuh dirimu,,,,,

2024-05-18

2

lihat semua
Episodes
1 1. Mendadak jadi suami istri.
2 2. Pria kaku dan dingin.
3 3. Emosi jiwa.
4 4. Tidak akur.
5 5. Tidak di sadari.
6 6. Soal anak.
7 7. Tamu tak di harapkan.
8 8. Malam ini.
9 9. Panas.
10 10. Hati yang tulus.
11 11. Ungkapan hati.
12 12. Demi kamu di hati.
13 13. Berat di rasakan.
14 14. Panik.
15 15. Emosi tinggi.
16 16. Jengkel.
17 17. Hari yang berat.
18 18. Situasi tidak sesuai ekspektasi.
19 19. Antara musibah dan berkah.
20 20. Bertengkar.
21 21. Tenang.
22 22. Jika cinta harus berkorban.
23 23. Rindu tak tersampaikan.
24 24. Menguras emosi.
25 25. Tertantang dan menantang.
26 26. Main cantik.
27 27. Lupa diri.
28 28. Mendebarkan.
29 29. Benang kusut.
30 30. Sabar dan sabar.
31 31. Kacau.
32 32. Amukan Letnan Reno Atmaja.
33 33. Bagian dari ujian sabar.
34 34. Sedalam-dalamnya perasaan.
35 35. Apapun yang terbaik.
36 36. Berjuang bersama.
37 37. Kacau lagi.
38 38. Cerita yang kupendam.
39 39. Masa lalu.
40 40. Jangan memancing reaksi.
41 41. Kasmaran.
42 42. Hot.
43 43. Terbawa perasaan.
44 44. Rayuan gombal Om tentara.
45 45. Jalan takdir.
46 46. Pertahanan yang menyakitkan.
47 47. Entah apalagi.
48 48. Tidak tahan cemburu.
49 49. Lebih damai.
50 50. Jangan ada luka.
51 51. Cara meredam.
52 52. Harus di selesaikan.
53 53. Debu yang terhapus.
54 54. Keikhlasan.
55 55. Rindu dan dendam.
56 56. Mempertaruhkan segalanya.
57 57. Fatal.
58 58. Menantang maut.
59 59. Berjuang untukmu kesayangan.
60 60. Antara hidup dan mati.
61 61. Rasa yang terdalam.
62 Cerita baru.
63 62. Awal sebuah pengorbanan.
64 63. Gemas.
65 64. Pak Danton rewel.
66 65. Curiga.
67 66. Di antara bahagia dan gelisah.
Episodes

Updated 67 Episodes

1
1. Mendadak jadi suami istri.
2
2. Pria kaku dan dingin.
3
3. Emosi jiwa.
4
4. Tidak akur.
5
5. Tidak di sadari.
6
6. Soal anak.
7
7. Tamu tak di harapkan.
8
8. Malam ini.
9
9. Panas.
10
10. Hati yang tulus.
11
11. Ungkapan hati.
12
12. Demi kamu di hati.
13
13. Berat di rasakan.
14
14. Panik.
15
15. Emosi tinggi.
16
16. Jengkel.
17
17. Hari yang berat.
18
18. Situasi tidak sesuai ekspektasi.
19
19. Antara musibah dan berkah.
20
20. Bertengkar.
21
21. Tenang.
22
22. Jika cinta harus berkorban.
23
23. Rindu tak tersampaikan.
24
24. Menguras emosi.
25
25. Tertantang dan menantang.
26
26. Main cantik.
27
27. Lupa diri.
28
28. Mendebarkan.
29
29. Benang kusut.
30
30. Sabar dan sabar.
31
31. Kacau.
32
32. Amukan Letnan Reno Atmaja.
33
33. Bagian dari ujian sabar.
34
34. Sedalam-dalamnya perasaan.
35
35. Apapun yang terbaik.
36
36. Berjuang bersama.
37
37. Kacau lagi.
38
38. Cerita yang kupendam.
39
39. Masa lalu.
40
40. Jangan memancing reaksi.
41
41. Kasmaran.
42
42. Hot.
43
43. Terbawa perasaan.
44
44. Rayuan gombal Om tentara.
45
45. Jalan takdir.
46
46. Pertahanan yang menyakitkan.
47
47. Entah apalagi.
48
48. Tidak tahan cemburu.
49
49. Lebih damai.
50
50. Jangan ada luka.
51
51. Cara meredam.
52
52. Harus di selesaikan.
53
53. Debu yang terhapus.
54
54. Keikhlasan.
55
55. Rindu dan dendam.
56
56. Mempertaruhkan segalanya.
57
57. Fatal.
58
58. Menantang maut.
59
59. Berjuang untukmu kesayangan.
60
60. Antara hidup dan mati.
61
61. Rasa yang terdalam.
62
Cerita baru.
63
62. Awal sebuah pengorbanan.
64
63. Gemas.
65
64. Pak Danton rewel.
66
65. Curiga.
67
66. Di antara bahagia dan gelisah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!