10. Hati yang tulus.

Bang Rigo terkapar kelelahan usai pertempuran, hanya Rila saja yang masih terjaga. Perasaannya begitu terluka karena Bang Rigo memperlakukan dirinya usai manis sepah di buang.

"Mana yang katanya Rila cantik ku, Rila sayang ku??? Penipu..!! Sekarang Rila di tinggalkan sendiri, ngorok tanpa kata." Gerutu Rila tak habis pikir dengan kelakuan Bang Rigo.

...

Bang Rigo hendak mencium kening Rila saat akan berangkat kerja, tapi istrinya itu menolak dan memalingkan wajahnya.

"Ada apa? Yang tadi tidak enak?" Tanya Bang Rigo.

Rila tidak menjawabnya, ia mendorong dada Bang Rigo sekuatnya tapi Bang Rigo malah menguncinya di sudut ruangan.

"Kau dengar atau tidak?? Abang tanya, ada apa?"

"Rila terjaga sampai pagi tapi Abang dengan santainya malah ngorok." Jawab Rila dengan ribuan kekesalannya yang berapi-api.

Bang Rigo membuang nafas berat, ia menempelkan keningnya pada kening Rila. "Maaf. Bukan maksud Abang mengabaikanmu, dek. Tadi Abang benar-benar lelah. Lain kali Abang tidak akan begitu lagi..!!"

"Sebenarnya Abang sayang sama Rila atau tidak??" Protes Rila.

"Apa masih harus kau tanyakan? Apa tidak bisa kau rasakan perasaan Abang?" Mata Bang Rigo sungguh menguraikan kejujuran yang tulus dari dalam hatinya. "Pantas kau banyak diam sejak tadi."

"Jelas saja Rila marah, Rila kesal sama Abang. Setelah Abang senang, Abang tidak mau tau lagi sama Rila. Rila mau pulang ke rumah Papa..!!"

"Iyaa.. iyaaa.. Abang ngaku salah. Abang minta maaf ya..!!" Kata Bang Rigo kemudian mengecup manis bibir Rila.

"Tumben nggak bersuara keras?? Kenapa nih??"

"Abang keras salah, Abang lembut pun salah. Apalah mau mu ini, dek? Bibir ini cerewet sekali." Bang Rigo melingkarkan tangannya di pinggang Rila. Ia mulai mengejar bibir sensual berwarna pink milik Rila.

"Kalau nggak mau dengar cerewetnya Rila ya jangan nikah sama Rila." Rila yang gemas semakin mendorong dada Bang Rigo.

"Aduuh Tuhan, tak lelah kah bibirmu itu." Tanpa meminta ijin, Bang Rigo menyambar bibir Rila yang kini membuatnya selalu rindu. Ia melingkarkan kedua lengan Rila agar memeluknya.

Awalnya Bang Rigo hanya ingin sedikit bermain-main namun lama kelamaan hasrattnya tidak bisa di kendalikan. Ia mengangkat kedua paha Rila dan menautkan di pinggangnya.

Tak tahan lagi dengan gemuruh di dadanya, Bang Rigo mengobrak abrik pakaiannya yang sudah rapi.

Rila terkejut sangat dengan cepat Bang Rigo mengajaknya kembali bermain. Ia pun tidak bisa menghindar saat Bang Rigo sudah membidikkan senjata.

Lenguhan kecil Bang Rigo terdengar begitu gagah membuai Rila hingga dirinya tak berkutik dalam dekapan Bang Rigo.

Sejenak Bang Rigo melihat jam tangannya, waktu apel semakin dekat. Mau tidak mau dirinya harus bertindak cepat.

...

Bang Rigo tersenyum tipis, ada rasa lega dan tenang memenuhi batinnya. Terbayang wajah cantik Rila yang membuatnya begitu tergila-gila.

'Kerahnya miring, Bang..!!'

Garis senyum Bang Rigo kembali melebar kala mengingat Rila membenahi kerah seragamnya yang berantakan. Ia pun mengingat hasil pertempuran panasnya yang sempat meninggalkan noda di tempat tidur.

"Bagaimana Abang tidak rindu." Gumamnya terbayang paras ayu sang istri.

cckkllkk..

"Kang..!!" Suara Bang Odi menyadarkan Bang Rigo dari lamunannya. "Mesam mesem koyo wong edan." Tegurnya.

"Ada apa?"

"Persyaratan naik pangkatmu kurang. Limed, lari, renang, mana sebentar lagi mau ada acara JunGar. Kapan mau di lengkapi?" Tanya Bang Odi.

"Sabar, aku masih ribet dengan urusan pengajuan nikahku." Jawab Bang Rigo.

"Eehh.. benarkah rumor yang kudengar. Kau nikah dulu karena istrimu itu sudah hamil??"

"Sembarangan kau bicara. Siapa yang bilang?"

"Adikmu Dhofir yang bilang." Kata Bang Odi.

Bang Rigo tersenyum sinis mendengarnya. Ia pun tak tau apa sebabnya sang adik bisa berlaku demikian.

"Berapa tahun kau dekat denganku? Tapi kalau kau lebih percaya Dhofir, ya itu hak mu." Jawab Bang Rigo.

"Sebenarnya ada apa? Aku juga penasaran kenapa kau bisa menikah semendadak ini. Kamu nggak mau cerita sama aku?"

"Apa yang mau kuceritakan? Sudahlah.. biar saja suara sumbang yang ada. Asal tidak ada yang menyenggol istriku secara langsung, tak masalah bagiku..!!" Bang Rigo menyulut rokoknya.

Bang Odi menggeleng melihat asbak di meja sahabatnya itu sudah penuh.

"Matikan AC mu bro..!! Kebiasaan sekali." Secepatnya Bang Odi menyambar remote AC dan mematikan mesin pendingin ruangan. "Ku ingatkan. Jangan sampai berita ini sampai ke telinga si Ateng."

Bang Rigo mendesah kesal setiap mendengar nama Bang Atmaja yang selalu membuatnya naik darah.

"Dimana dia sekarang?" Di hanggar, bantu anggota yang lain melipat paracute."

"Benarkah dia membantu, jangan-jangan hanya merusuh saja." Kata Bang Rigo.

"Lebih baik kita yang waras diam saja..!! Prinsip hidupnya, tetaplah sibuk meskipun dirimu tidak ada gunanya." Jawab Bang Odi.

"Lagi-lagi malaikat salah tulis nasib." Gumam Bang Rigo.

:

Seorang pria duduk santai di atas hammock sembari mengupas kulit kuaci, di sampingnya juga ada sekantong makanan lain.

"Ijin Danton, apa ada lipatan saya sudah benar?" Tanya seorang pria berpangkat Prada pada Bang Atmaja.

"Kalau kamu dengar arahan saya, kamu pasti ingat letak salahmu..!!" Jawab Bang Atmaja seolah tidak peduli dengan anggotanya.

Bang Rigo dan Bang Odi yang baru saja sampai di hanggar pesawat langsung menggeleng melihat kelakuan Bang Atmaja.

"Lipatan paling atas salah, perhatian ke arahnya. Talinya juga tidak kamu silang..!!" Tegur Bang Rigo pada anggota berpangkat Prada tadi.

"Siap, salah Danton..!!" Prada tersebut kembali membenahi pekerjaannya.

"Kenapa kau biarkan anggotamu salah?" Bang Rigo melirik camilan milik Bang Atmaja.

"Gatot sudah tiga kali membuat kesalahan, sampai lelah aku mengajarinya." Jawab Bang Atmaja.

"Tapi jangan kau biarkan begitu saja..!! Apakah ada kata lelah untuk pimpinan?? Bagaimana kalau ada trouble lanjutan?? Terjun juga bertaruh nyawa, Teng..!!" Kata Bang Rigo mengingatkan.

"Iyaaa.. iyaaaa..!!! Kau ini cerewet sekali seperti nenek-nenek..!!!" Baru kemudian Bang Atmaja menoleh melihat Bang Rigo kemudian melengos dengan kesal.

"Kau ini kenapa? Seperti perawan saja?" Bang Rigo muak rasanya melihat tingkah Bang Atmaja yang terkadang memang menguji kesabarannya seperti ini.

"Abang menduakan ku??" Bang Atmaja memalingkan wajah layaknya seorang istri yang sedang marah.

Bang Odi sudah terkikik karena dirinya sudah tidak kaget dengan kelakuan random dua sahabatnya itu. "Bojo ngambek tuh."

Bang Rigo yang sebenarnya juga punya tingkah di luar jalur lalu memeluk Bang Atmaja dari belakang. "Atun sayang, kapan Abang menduakan mu??"

"Kalau Abang memang sayang, kenapa Abang datang nggak bawa gorengan?? Abang juga nggak suapin aku lagi..!!" Bang Atmaja kemudian melipat kedua tangan di depan dada.

"Maaf sayang, Abang sempat lupa kalau punya istri setan macam kau. Sini ikut Abang, Abang suapi kau rumput biar cepat gemuk..!!" Jawab Bang Rigo.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

🍀 chichi illa 🍒

🍀 chichi illa 🍒

🤣🤣🤣

2024-10-18

0

Anna

Anna

🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2024-05-30

1

putri

putri

/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2024-05-16

1

lihat semua
Episodes
1 1. Mendadak jadi suami istri.
2 2. Pria kaku dan dingin.
3 3. Emosi jiwa.
4 4. Tidak akur.
5 5. Tidak di sadari.
6 6. Soal anak.
7 7. Tamu tak di harapkan.
8 8. Malam ini.
9 9. Panas.
10 10. Hati yang tulus.
11 11. Ungkapan hati.
12 12. Demi kamu di hati.
13 13. Berat di rasakan.
14 14. Panik.
15 15. Emosi tinggi.
16 16. Jengkel.
17 17. Hari yang berat.
18 18. Situasi tidak sesuai ekspektasi.
19 19. Antara musibah dan berkah.
20 20. Bertengkar.
21 21. Tenang.
22 22. Jika cinta harus berkorban.
23 23. Rindu tak tersampaikan.
24 24. Menguras emosi.
25 25. Tertantang dan menantang.
26 26. Main cantik.
27 27. Lupa diri.
28 28. Mendebarkan.
29 29. Benang kusut.
30 30. Sabar dan sabar.
31 31. Kacau.
32 32. Amukan Letnan Reno Atmaja.
33 33. Bagian dari ujian sabar.
34 34. Sedalam-dalamnya perasaan.
35 35. Apapun yang terbaik.
36 36. Berjuang bersama.
37 37. Kacau lagi.
38 38. Cerita yang kupendam.
39 39. Masa lalu.
40 40. Jangan memancing reaksi.
41 41. Kasmaran.
42 42. Hot.
43 43. Terbawa perasaan.
44 44. Rayuan gombal Om tentara.
45 45. Jalan takdir.
46 46. Pertahanan yang menyakitkan.
47 47. Entah apalagi.
48 48. Tidak tahan cemburu.
49 49. Lebih damai.
50 50. Jangan ada luka.
51 51. Cara meredam.
52 52. Harus di selesaikan.
53 53. Debu yang terhapus.
54 54. Keikhlasan.
55 55. Rindu dan dendam.
56 56. Mempertaruhkan segalanya.
57 57. Fatal.
58 58. Menantang maut.
59 59. Berjuang untukmu kesayangan.
60 60. Antara hidup dan mati.
61 61. Rasa yang terdalam.
62 Cerita baru.
63 62. Awal sebuah pengorbanan.
64 63. Gemas.
65 64. Pak Danton rewel.
66 65. Curiga.
67 66. Di antara bahagia dan gelisah.
Episodes

Updated 67 Episodes

1
1. Mendadak jadi suami istri.
2
2. Pria kaku dan dingin.
3
3. Emosi jiwa.
4
4. Tidak akur.
5
5. Tidak di sadari.
6
6. Soal anak.
7
7. Tamu tak di harapkan.
8
8. Malam ini.
9
9. Panas.
10
10. Hati yang tulus.
11
11. Ungkapan hati.
12
12. Demi kamu di hati.
13
13. Berat di rasakan.
14
14. Panik.
15
15. Emosi tinggi.
16
16. Jengkel.
17
17. Hari yang berat.
18
18. Situasi tidak sesuai ekspektasi.
19
19. Antara musibah dan berkah.
20
20. Bertengkar.
21
21. Tenang.
22
22. Jika cinta harus berkorban.
23
23. Rindu tak tersampaikan.
24
24. Menguras emosi.
25
25. Tertantang dan menantang.
26
26. Main cantik.
27
27. Lupa diri.
28
28. Mendebarkan.
29
29. Benang kusut.
30
30. Sabar dan sabar.
31
31. Kacau.
32
32. Amukan Letnan Reno Atmaja.
33
33. Bagian dari ujian sabar.
34
34. Sedalam-dalamnya perasaan.
35
35. Apapun yang terbaik.
36
36. Berjuang bersama.
37
37. Kacau lagi.
38
38. Cerita yang kupendam.
39
39. Masa lalu.
40
40. Jangan memancing reaksi.
41
41. Kasmaran.
42
42. Hot.
43
43. Terbawa perasaan.
44
44. Rayuan gombal Om tentara.
45
45. Jalan takdir.
46
46. Pertahanan yang menyakitkan.
47
47. Entah apalagi.
48
48. Tidak tahan cemburu.
49
49. Lebih damai.
50
50. Jangan ada luka.
51
51. Cara meredam.
52
52. Harus di selesaikan.
53
53. Debu yang terhapus.
54
54. Keikhlasan.
55
55. Rindu dan dendam.
56
56. Mempertaruhkan segalanya.
57
57. Fatal.
58
58. Menantang maut.
59
59. Berjuang untukmu kesayangan.
60
60. Antara hidup dan mati.
61
61. Rasa yang terdalam.
62
Cerita baru.
63
62. Awal sebuah pengorbanan.
64
63. Gemas.
65
64. Pak Danton rewel.
66
65. Curiga.
67
66. Di antara bahagia dan gelisah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!