4. Tidak akur.

Bang Rigo dan Rila sudah kembali ke Batalyon. Raut wajah Bang Rigo masih saja kesal dengan kejadian tadi. Entah sudah berapa banyak batang rokok yang dihisap tapi nampaknya semua belum bisa melegakan hatinya.

"Hentikan kebiasaan merokok itu, Bang. Rokok itu adalah benda pembunuh yang santun dan tidak di sadari." Kata Rila.

"Garis hidup manusia bukan karena rokok. Mungkin media dunia adalah rokok tapi ketentuan hidup dan mati sudah di gariskan Tuhan. Kau pun harus ingat bahwa mati sudah hukumnya makhluk hidup di dunia." Jawab Bang Rigo.

"Rila hanya bicara satu kalimat, tapi Abang menjawabnya panjang lebar. Rila tidak mau tau semua jawaban Abang, yang Rila tau.. hentikan kebiasaan merokok dan mulailah hidup sehat..!!"

Bang Rigo terdiam, ia menyadari semuanya bahkan sang Papa pun sampai terganggu jalan nafasnya karena perkara rokok namun memang bagi kebanyakan para pria, rokok adalah sahabat pelampiasan terbaik saat hati dan pikiran sedang tidak baik-baik saja.

Ekor mata Bang Rigo melirik Rila yang sedang menghafal hymne dan mars Matra. Sejak tadi berkali-kali istrinya itu salah nada dan nyaris putus asa.

"Rila nggak mau lanjut pengajuan nikah." Ucapnya mulai banyak ancaman saat hatinya mulai bosan.

"Abang hanya bisa menunda proses, tapi Abang tidak bisa membatalkan proses pengajuan nikah. Kau jangan banyak cari hal untuk bahan keributan kita."

Wajah Rila kembali cemberut. Memang hatinya kesal setiap sedang bersama Bang Rigo, rasanya pria yang kini menjadi suaminya itu sudah membuat mood nya begitu buruk. Suka atau tidak, terpaksa Rila kembali melanjutkan kegiatannya untuk menghafal hymne dan mars Matra.

...

"Nadanya masih salah..!!" Istri senior Bang Rigo kembali menegur Rila dan Bang Rigo tidak bisa berbuat banyak sebab hal ini adalah urusan antar wanita.

Nyali Rila seketika ikut merasa ciut apalagi Bang Rigo ikut menatapnya dengan tatapan tajam.

"Ayo di ulangi lagi..!! Kami sudah sabar menunggu mu." Kata Mbak Vonny.

"Bisa saya bicara dengan Rila sebentar?" Akhirnya Bang Rigo membuka suara.

"Baik, Ok. Silakan istirahat dulu..!!" Jawab Mbak Vonny mengijinkan.

~

Rila menghapus air matanya. Ingin rasanya menyerah dengan banyaknya kegiatan, tapi Rila sudah terlanjur menjadi istri seorang prajurit.

"Jangan kau buat beban segala yang ada, kau bisa stress..!!"

"Bagaimana tidak stress, bukan Abang yang jalani. Abang hanya pantau Rila dari jauh, tidak ikut pusing menghafal kepangkatan, tidak memikirkan tentang sejarah bangsa." Protes Rila.

"Makanya kau sekolah jangan mampir singgah di kedai bala-bala. Pelajaran sejarah itu penting, seluruh kehidupan dunia ini punya sejarah termasuk perjuangan kau lahir di dunia. Pertanyaan yang ada semuanya mudah saja, yang sulit adalah rasa menyerahmu." Jawab Bang Rigo.

"Tapi Abang duduk saja menunggu, tidak berbuat apapun." Oceh sebal Rila.

"Besok Abang lari adu fisik, renang, soal test kebangsaan juga sudah Abang lalui, menurut pikirmu, Abang bisa lolos jadi tentara karena apa? Karena paham resep ngaduk ketoprak?? Sudah jelas salah satunya ya karena belajar sejarah."

Rila meremas ujung pakaiannya, mood nya semakin anjlok karena kalah bicara dengan Bang Rigo.

"Sekarang kau masuk dan lanjutkan kegiatan hari ini, lalu kita pulang..!! Besok kau temani Abang jalani kegiatan lapangan..!! Kau juga masih harus ikut Abang menghadapi para Pasie..!!"

...

Rila merasa lega karena akhirnya dirinya mendapatkan surat keterangan tuntas dari pihak pengurus cabang. Rasa lelahnya terbayar sudah.

"Dek, tolong ambilkan Abang minum..!! Kepala Abang rasanya berat..!!" Bang Rigo duduk menyandarkan punggung dan kepalanya di sofa.

Tak banyak bicara, Rila segera merebus air panas dan membuatkan segelas teh untuk Bang Rigo.

~

"Abang sakit?" Tanya Rila sambil membantu Bang Rigo untuk meminum teh hangatnya.

"Masuk angin saja." Bang Rigo kembali bersandar pada sofa tapi kemudian Rila pun ikut bersandar di samping Bang Rigo. "Kau kenapa, dek?"

"Daritadi perut Rila juga sakit. Apa kita salah makan?"

Tiba-tiba saja rasa sakit Bang Rigo mendadak hilang dan berubah menjadi kecemasan. Ia mengambil ponsel lalu menghubungi Pratu Rafli.

"Selamat sore, Ijin Danton.. arahan??"

"Raf, coba kau datangi cafe bukit berbunga yang beberapa hari lalu kita kunjungi. Kau cari tau, makanan kami kemarin masih baik atau tidak?? Istri saya sampai sakit di buatnya. Sampai istri saya tidak sembuh, saya obrak abrik restonya..!!" Perintah Bang Rigo penuh dengan ancaman.

"Siap. Kami berangkat sekarang, Danton."

...

Bang Rigo tak dapat berkomentar lagi saat pihak cafe menunjukan bukti pesanan Rila. Ternyata memang tidak semua orang bisa mengkonsumsi makanan tersebut dan malah menimbulkan alergi. Mau tidak mau Bang Rigo menurunkan gengsinya karena ulah tidak sengaja tersebut.

"Kenapa kau pesan camilan macam itu?" Tegur Bang Rigo tak melepaskan pandangan dari Rila.

"Rila kira makanan tersebut netral saja kita makan, mana Rila tau kalau 'steamed wasp' ternyata bongko tawon."

Bang Rigo tak habis pikir dengan jalan pikiran Rila. "Kau bisa eja kata khan? Di sampingnya pun tertulis larvae kukus. Kenapa kau pilih makanan itu???"

"Rila penasaran. Memangnya nggak boleh ya kalau orang penasaran???" Gerutu Rila karena kini Bang Rigo memelototinya usai pernyataan permohonan maafnya yang sudah menyalahkan pihak cafe.

"Lain kali kembalilah kau penasaran, cari tau kripik duri landak. Biar Abang di keroyok orang banyak gara-gara penasaranmu."

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

🍀 chichi illa 🍒

🍀 chichi illa 🍒

😂😂😂😂😂

2024-10-18

0

🍀 chichi illa 🍒

🍀 chichi illa 🍒

😂😂😂😂

2024-10-18

0

🍀 chichi illa 🍒

🍀 chichi illa 🍒

ketoprak gak tuh 🤭

2024-10-18

0

lihat semua
Episodes
1 1. Mendadak jadi suami istri.
2 2. Pria kaku dan dingin.
3 3. Emosi jiwa.
4 4. Tidak akur.
5 5. Tidak di sadari.
6 6. Soal anak.
7 7. Tamu tak di harapkan.
8 8. Malam ini.
9 9. Panas.
10 10. Hati yang tulus.
11 11. Ungkapan hati.
12 12. Demi kamu di hati.
13 13. Berat di rasakan.
14 14. Panik.
15 15. Emosi tinggi.
16 16. Jengkel.
17 17. Hari yang berat.
18 18. Situasi tidak sesuai ekspektasi.
19 19. Antara musibah dan berkah.
20 20. Bertengkar.
21 21. Tenang.
22 22. Jika cinta harus berkorban.
23 23. Rindu tak tersampaikan.
24 24. Menguras emosi.
25 25. Tertantang dan menantang.
26 26. Main cantik.
27 27. Lupa diri.
28 28. Mendebarkan.
29 29. Benang kusut.
30 30. Sabar dan sabar.
31 31. Kacau.
32 32. Amukan Letnan Reno Atmaja.
33 33. Bagian dari ujian sabar.
34 34. Sedalam-dalamnya perasaan.
35 35. Apapun yang terbaik.
36 36. Berjuang bersama.
37 37. Kacau lagi.
38 38. Cerita yang kupendam.
39 39. Masa lalu.
40 40. Jangan memancing reaksi.
41 41. Kasmaran.
42 42. Hot.
43 43. Terbawa perasaan.
44 44. Rayuan gombal Om tentara.
45 45. Jalan takdir.
46 46. Pertahanan yang menyakitkan.
47 47. Entah apalagi.
48 48. Tidak tahan cemburu.
49 49. Lebih damai.
50 50. Jangan ada luka.
51 51. Cara meredam.
52 52. Harus di selesaikan.
53 53. Debu yang terhapus.
54 54. Keikhlasan.
55 55. Rindu dan dendam.
56 56. Mempertaruhkan segalanya.
57 57. Fatal.
58 58. Menantang maut.
59 59. Berjuang untukmu kesayangan.
60 60. Antara hidup dan mati.
61 61. Rasa yang terdalam.
62 Cerita baru.
63 62. Awal sebuah pengorbanan.
64 63. Gemas.
65 64. Pak Danton rewel.
66 65. Curiga.
67 66. Di antara bahagia dan gelisah.
Episodes

Updated 67 Episodes

1
1. Mendadak jadi suami istri.
2
2. Pria kaku dan dingin.
3
3. Emosi jiwa.
4
4. Tidak akur.
5
5. Tidak di sadari.
6
6. Soal anak.
7
7. Tamu tak di harapkan.
8
8. Malam ini.
9
9. Panas.
10
10. Hati yang tulus.
11
11. Ungkapan hati.
12
12. Demi kamu di hati.
13
13. Berat di rasakan.
14
14. Panik.
15
15. Emosi tinggi.
16
16. Jengkel.
17
17. Hari yang berat.
18
18. Situasi tidak sesuai ekspektasi.
19
19. Antara musibah dan berkah.
20
20. Bertengkar.
21
21. Tenang.
22
22. Jika cinta harus berkorban.
23
23. Rindu tak tersampaikan.
24
24. Menguras emosi.
25
25. Tertantang dan menantang.
26
26. Main cantik.
27
27. Lupa diri.
28
28. Mendebarkan.
29
29. Benang kusut.
30
30. Sabar dan sabar.
31
31. Kacau.
32
32. Amukan Letnan Reno Atmaja.
33
33. Bagian dari ujian sabar.
34
34. Sedalam-dalamnya perasaan.
35
35. Apapun yang terbaik.
36
36. Berjuang bersama.
37
37. Kacau lagi.
38
38. Cerita yang kupendam.
39
39. Masa lalu.
40
40. Jangan memancing reaksi.
41
41. Kasmaran.
42
42. Hot.
43
43. Terbawa perasaan.
44
44. Rayuan gombal Om tentara.
45
45. Jalan takdir.
46
46. Pertahanan yang menyakitkan.
47
47. Entah apalagi.
48
48. Tidak tahan cemburu.
49
49. Lebih damai.
50
50. Jangan ada luka.
51
51. Cara meredam.
52
52. Harus di selesaikan.
53
53. Debu yang terhapus.
54
54. Keikhlasan.
55
55. Rindu dan dendam.
56
56. Mempertaruhkan segalanya.
57
57. Fatal.
58
58. Menantang maut.
59
59. Berjuang untukmu kesayangan.
60
60. Antara hidup dan mati.
61
61. Rasa yang terdalam.
62
Cerita baru.
63
62. Awal sebuah pengorbanan.
64
63. Gemas.
65
64. Pak Danton rewel.
66
65. Curiga.
67
66. Di antara bahagia dan gelisah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!