13. Berat di rasakan.

Bang Rigo mengompres perut Rila dengan botol kaca yang sudah di isi air hangat. Tiba-tiba kepalanya terasa sedikit berat, dadanya pun terasa sesak.

"Abang kenapa?" Tanya Rila.

"Tak apa. Jangan pedulikan Abang. Mungkin saja Abang lapar." Alasan Bang Rigo.

"Rila masak opor ya Bang?" Kata Rila tetap tidak tega melihat suaminya.

"Kau tidur saja, biar Abang buat nasi goreng. Jangankan kau hafal bumbu opor, biji ketumbar dan lada, jahe dan kunyit saja belum tentu kau tau bentuknya." Jawab Bang Rigo kemudian berdiri dan pergi ke dapur.

~

"Hhkkk.."

Bang Rigo memuntahkan isi perutnya, di dadanya terasa begitu sesak. Bahkan sempat menetes darah dari hidungnya. Ia pun kemudian mendongak dan melihat wajahnya dalam pantulan cermin.

Bingkai mata Bang Rigo berkaca-kaca. Ada rasa tidak percaya diri.

'Laki-laki penyakitan. Kau ini beban. Sadaarr.. kau akan menyusahkan Rila.'

Ingin rasanya berteriak namun tidak mungkin di lakukannya. "Maafin Abang, dek. Seharusnya Abang tau diri."

Bang Rigo segera mengambil obat di atas atap kamar mandi lalu secepatnya mengeluarkan isinya dan segera pergi ke dapur.

...

"Enak sekali Bang."

"Enak lah, kau jangan remehkan tentara ya. Kami ini terlatih dan teruji bahkan untuk masalah perut sekalipun." Jawab Bang Rigo sambil menyuapi Rila. Selama masa hidupnya, selama ia mampu, dirinya ingin memanjakan Rila istrinya hingga hembusan nafas terakhirnya.

"Oya Bang, besok Abang jadi terjun?" Tanya Rila memastikan.

"Jadi. Bukankah kau tau sesuatu yang sudah terjadwal tidak mungkin bisa tiba-tiba di ganti." Jawab Bang Rigo. "Ayo makan lagi..!!"

"Abang tidak takut loncat dari ketinggian???"

"Dulu, saat kali pertama Abang belajar terjun Para. Sempat Abang rasa takut. Tapi dari atas langit biru, kita melayang-layang di udara.. sungguhlah indah ciptaan Tuhan. Jika biasanya Abang melihatnya dari dalam pesawat, saat itu kali pertama Abang bebas lepas. Mata memandang seluruh dunia dengan takjub, sekaligus merasa kecil. Tubuh ini milikNya, nafas ini pun milikNya. Jika tidak ada ayah ibu, Abang hanyalah angan tak berarah." Jawab Bang Rigo kemudian menatap lekat wajah Rila. " Di tahun ini Abang harus kembali 'melayang', di tahun ini pula Abang sudah memilikimu....." Suara Bang Rigo tercekat dan tertahan. Ia pun menyuapi Rila dengan suapan terakhirnya lalu segera beranjak dari duduknya.

"Kenapa Bang?" Tanya Rila penasaran.

"Kau benar-benar kerepotan terbesar Abang." Kata Bang Rigo.

Entah kenapa Rila seolah mendengarnya dengan makna lain. Tapi ia segera menepis dari hatinya.

***

Pagi sekali Bang Rigo sudah bangun dan bersiap berangkat kerja. Rila yang mendengar suaminya 'sibuk', akhirnya ikut bangun.

"Kenapa bangun, banyaklah istirahat biar badanmu segera pulih..!!"

"Abang belum sarapan......"

"Tak apa, kau tenang saja..!! bagian catering sudah siapkan semua untuk anggota." Jawab Bang Rigo.

"Nanti Rila menyusul kesana, Bang. Ibu-ibu yang lain juga pengen lihat suami mereka."

"Ya sudah kalau begitu, biar nanti Rafli menjemputmu, dia tidak ikut JunGar." Kata Bang Rigo.

Rila mengangguk saja karena perutnya terasa penuh, ia berusaha kuat menahan rasa mual yang tiba-tiba menyerangnya namun percuma saja, tidak ada yang bisa di tutupi dari seorang Rigo.

"Sebenarnya ada apa denganmu, sejak kemarin kau tak sehat. Ke dokter pun kau tak mau." Bang Rigo mengajak Rila untuk duduk sedangkan ia secepatnya membuat teh hangat kilat untuk sang istri.

Bang Rigo segera mengangsurkan teh hangat agar Rila bisa segera meminumnya. "Jangan sakit-sakit kau, dek..!!"

"Abang cemas?" Tanya Rila penuh harap.

"Tak ada yang cuci piring." Jawab Bang Rigo.

Seketika wajah Rila berubah murka, ia mendengus kesal dan memalingkan wajahnya.

"Kau ini hobby sekali merajuk. Kalau tak cemaskan kau, mau cemaskan siapa lagi?" Bang Rigo mengecup kening Rila sebagai tanda sayangnya.

...

Bang Rigo melihat kegugupan dari wajah Prada Gatot. Letnan satu itu segera menghampiri anggotanya.

"Ada apa denganmu, bukankah kau sudah pelajari tekniknya. Apa yang kau takutkan?" Sapa Bang Rigo.

"Ijin Dan, jujur saya takut ketinggian."

Bang Rigo tersenyum kemudian merangkul bahu Prada Gatot.

"Kau tau, menjadi seorang tentara bukankah hal yang mudah. Setelah kau lulus, jangan pernah sia-siakan perjuangan mu. Kita hebat bukan karena bisa, tapi karena terlatih. Yakinkan pada hatimu, kamu mampu menaklukkan rasa takutmu. Ubah pola pikirmu, bukankah kau tau bahwa dunia ciptaan Tuhan begitu indah." Nasihat Bang Rigo pada Prada Gatot.

"Tapi Danton.. saya mengikuti arahan Letnan Atmaja untuk ikut terjun PLT......."

Bang Rigo paham akan hal ini, urusannya dengan Bang Atmaja dan mental Prada Gatot akan di urusnya nanti tapi kali ini sebagai pimpinan, walaupun skala kecil dirinya turut andil dengan keselamatan anggotanya.

"Ikut saya..!!"

...

Deru pesawat menggema di telinga. Para peterjun para sudah turun dengan sempurna. Rila menengadah setengah menutup wajahnya dengan tangan menghalau silau terik matahari yang mulai menampakkan sinarnya.

Rila menunggu waktunya detik sang Danton akan mewarnai langit pagi ini. Tak berbeda dengan para istri yang lain, hatinya pun cemas menunggu Bang Rigo meluncur dari badan pesawat.

Tak lama terdengar samar deru pesawat melintas jauh di atas kepala. Ada titik kecil yang menandakan bahwa peterjun mulai menghias langit biru.

Sorak para istri terdengar riuh menunggu suami mereka untuk kembali menginjak bumi. Tak lama jerit mereka semakin menjadi tatkala satu paracute tidak mengembang dengan sempurna. Satu prajurit tersebut melayang dan berputar-putar di udara.

"Ya Allah, siapa yang paracute nya tidak mengembang??" Jerit seorang ibu-ibu di sana dan semakin mempengaruhi keadaan istri prajurit yang lain.

Rila menoleh melihat seseorang bernama dada R. P. ATMAJA berlarian membawa HT sambil memarahi anggotanya.

"Siapa itu??" Bentak Bang Atmaja. "Apa ada arahan yang tidak di dengarkan??"

Sembari berlarian kesana kemari, Bang Atmaja melihat 'gadis' yang sama sekali belum pernah di lihatnya di lingkungan asrama Batalyon.

"Ijin Danton, sepertinya paracute yang tidak mengembang itu milik Letnan Arigo." Kata salah seorang anggota memecahkan perhatian Bang Atmaja.

"Kita segera kesana, siapkan mobil sekarang..!!" Respon Bang Atmaja tapi tatapan itu segera teralihkan.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

🍀 chichi illa 🍒

🍀 chichi illa 🍒

jangan sekarang bang jangan

2024-10-18

0

Mika Saja

Mika Saja

waduh......jgn2 tuker parasut nih SM Prada Gatot,,,,bang Atma... selamat sobatmu💪

2024-05-16

1

Yayuk Bunda Idza

Yayuk Bunda Idza

semangat berkarya kak Nara, vote untuk kakak

2024-05-16

1

lihat semua
Episodes
1 1. Mendadak jadi suami istri.
2 2. Pria kaku dan dingin.
3 3. Emosi jiwa.
4 4. Tidak akur.
5 5. Tidak di sadari.
6 6. Soal anak.
7 7. Tamu tak di harapkan.
8 8. Malam ini.
9 9. Panas.
10 10. Hati yang tulus.
11 11. Ungkapan hati.
12 12. Demi kamu di hati.
13 13. Berat di rasakan.
14 14. Panik.
15 15. Emosi tinggi.
16 16. Jengkel.
17 17. Hari yang berat.
18 18. Situasi tidak sesuai ekspektasi.
19 19. Antara musibah dan berkah.
20 20. Bertengkar.
21 21. Tenang.
22 22. Jika cinta harus berkorban.
23 23. Rindu tak tersampaikan.
24 24. Menguras emosi.
25 25. Tertantang dan menantang.
26 26. Main cantik.
27 27. Lupa diri.
28 28. Mendebarkan.
29 29. Benang kusut.
30 30. Sabar dan sabar.
31 31. Kacau.
32 32. Amukan Letnan Reno Atmaja.
33 33. Bagian dari ujian sabar.
34 34. Sedalam-dalamnya perasaan.
35 35. Apapun yang terbaik.
36 36. Berjuang bersama.
37 37. Kacau lagi.
38 38. Cerita yang kupendam.
39 39. Masa lalu.
40 40. Jangan memancing reaksi.
41 41. Kasmaran.
42 42. Hot.
43 43. Terbawa perasaan.
44 44. Rayuan gombal Om tentara.
45 45. Jalan takdir.
46 46. Pertahanan yang menyakitkan.
47 47. Entah apalagi.
48 48. Tidak tahan cemburu.
49 49. Lebih damai.
50 50. Jangan ada luka.
51 51. Cara meredam.
52 52. Harus di selesaikan.
53 53. Debu yang terhapus.
54 54. Keikhlasan.
55 55. Rindu dan dendam.
56 56. Mempertaruhkan segalanya.
57 57. Fatal.
58 58. Menantang maut.
59 59. Berjuang untukmu kesayangan.
60 60. Antara hidup dan mati.
61 61. Rasa yang terdalam.
62 Cerita baru.
63 62. Awal sebuah pengorbanan.
64 63. Gemas.
65 64. Pak Danton rewel.
66 65. Curiga.
67 66. Di antara bahagia dan gelisah.
Episodes

Updated 67 Episodes

1
1. Mendadak jadi suami istri.
2
2. Pria kaku dan dingin.
3
3. Emosi jiwa.
4
4. Tidak akur.
5
5. Tidak di sadari.
6
6. Soal anak.
7
7. Tamu tak di harapkan.
8
8. Malam ini.
9
9. Panas.
10
10. Hati yang tulus.
11
11. Ungkapan hati.
12
12. Demi kamu di hati.
13
13. Berat di rasakan.
14
14. Panik.
15
15. Emosi tinggi.
16
16. Jengkel.
17
17. Hari yang berat.
18
18. Situasi tidak sesuai ekspektasi.
19
19. Antara musibah dan berkah.
20
20. Bertengkar.
21
21. Tenang.
22
22. Jika cinta harus berkorban.
23
23. Rindu tak tersampaikan.
24
24. Menguras emosi.
25
25. Tertantang dan menantang.
26
26. Main cantik.
27
27. Lupa diri.
28
28. Mendebarkan.
29
29. Benang kusut.
30
30. Sabar dan sabar.
31
31. Kacau.
32
32. Amukan Letnan Reno Atmaja.
33
33. Bagian dari ujian sabar.
34
34. Sedalam-dalamnya perasaan.
35
35. Apapun yang terbaik.
36
36. Berjuang bersama.
37
37. Kacau lagi.
38
38. Cerita yang kupendam.
39
39. Masa lalu.
40
40. Jangan memancing reaksi.
41
41. Kasmaran.
42
42. Hot.
43
43. Terbawa perasaan.
44
44. Rayuan gombal Om tentara.
45
45. Jalan takdir.
46
46. Pertahanan yang menyakitkan.
47
47. Entah apalagi.
48
48. Tidak tahan cemburu.
49
49. Lebih damai.
50
50. Jangan ada luka.
51
51. Cara meredam.
52
52. Harus di selesaikan.
53
53. Debu yang terhapus.
54
54. Keikhlasan.
55
55. Rindu dan dendam.
56
56. Mempertaruhkan segalanya.
57
57. Fatal.
58
58. Menantang maut.
59
59. Berjuang untukmu kesayangan.
60
60. Antara hidup dan mati.
61
61. Rasa yang terdalam.
62
Cerita baru.
63
62. Awal sebuah pengorbanan.
64
63. Gemas.
65
64. Pak Danton rewel.
66
65. Curiga.
67
66. Di antara bahagia dan gelisah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!