Bab 18

"Tapi komandan! Kalau kami boleh tahu. Sebenarnya siapakah kultivator yang mendapatkan kesengsaraan Guntur itu?" tanya para bawahannya menatap penasaran.

"Entahlah. Aku juga tidak mengetahuinya. Tapi yang jelas kultivator itu pasti sangat kuat. dan pasti banyak harta pusaka yang tersimpan di dalam cincin penyimpanan ruang miliknya. Dan pasti juga banyak lagi teknik-teknik serta barang berharga lainnya, dan itu semua akan menjadi milik kita, jika kultivator itu mati di saat menerima kesengsaraan Guntur itu." jelas komandan dari balai pengadilan memasang tampang bengis.

"Benarkah begitu tuan! Tapi bagaimana jika ternyata ia berhasil dalam menangani kesengsaraan Guntur itu? Apa yang harus kita lakukan komandan?"

"Tentu kita yang harus membunuhnya." jawab komandan dengan nada geram.

"Bagaimana mungkin Komandan! Sedangkan kekuatan yang kita miliki, tidaklah sekuat dari kultivator yang sedang melawan kesengsaraan guntur itu." ujar para bawahan nya lagi, membuat Komandan dari balai pengadilan itu menjadi emosi.

"Dasar bodoh! Asal kalian tahu saja. Ketika seseorang berhasil menyelesaikan kesengsaraan Guntur miliknya, maka disaat itulah titik terlemah dari para kultivator itu menyerang mereka. Lalu mereka para kultivator akan segera mencari tempat yang aman bagi mereka, guna menaikkan ranah yang selanjutnya. Dan disaat itu terjadi, maka sudah menjadi kesempatan kita untuk muncul dan langsung membunuhnya, setelah itu kita akan menjarah seluruh barang-barang berharga miliknya, yang akan jatuh ke tangan kita semua." jelas Komandan dengan sangat berapi api.

"Tapi komandan! Bagaimana dengan tugas kita dalam mencari binatang sihir kuno dan pemuda yang membantai keluarga Fei! Bukankah Tetua memprioritaskan tentang hal itu. Apakah komandan lupa?" tanya bawahan nya kembali mengingatkan komandan mereka.

"Biarkan aku yang akan mencari keberadaan dari binatang sihir kuno dan pemuda pembantai itu, tapi sekarang yang terpenting untuk kita lakukan, adalah menghabisi para kultivator yang sedang mendapatkan kesengsaraan guntur. Kesempatan emas sedang ada di depan mata, dan tidak mungkin terjadi sampai dua kali. Jadi kita tidak boleh menyia nyiakannya begitu saja." ucap Komandan dengan penuh ambisi.

"Benar juga apa yang Komandan katakan. Lalu sekarang apa rencana yang akan Komandan lakukan?"

Mendengar apa yang ditanyakan oleh bawahannya, membuat komandan dari balai pengadilan alam 100 dunia langsung memerintahkan kepada para pasukan dari balai pengadilan untuk mengelilingi tempat di mana terjadinya kesengsaraan Guntur itu berada.

"Kalian semua ingat! Ketika kultivator itu telah selesai mendapatkan kesengsaraan guntur, maka segera serang dengan semua kekuatan terbaik milik kalian." titah komandan dari balai pengadilan itu kepada seluruh pasukannya dengan nada dingin.

Mendengar perintah itu, seluruh tim dari penegakan hukum tampak saling memandang antara satu sama lain, lalu kembali bertanya kepada Ketua mereka dengan nada berbisik.

"Ketua! Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Mengapa kita harus membunuh seseorang yang tidak mungkin dapat kita bunuh?" tanya salah satu bawaan dari tim penegak hukum setelah mendapat perintah dari Komandan untuk mengelilingi wilayah seorang kultivator yang mendapatkan kesengsaraan guntur itu.

 Sambil mendengus dingin, Ketua dari tim penegak hukum itu pun menjawab.

"Menurut kalian untuk apa lagi! Jika bukan untuk mengikuti niat jahat dan keserakahan yang dimiliki oleh komandan dari balai pengadilan alam 100 dunia itu."

"Tunggu! Jadi maksud ketua?"

"Ya benar apa yang kalian pikirkan saat ini Jika Komandan berniat ingin menguasai apa yang dimiliki oleh kultivator yang sedang menghadapi kesengsaraan guru itu. Dan itulah niat sebenarnya dari komandan balai pengadilan alam 100 dunia itu. Dia hanya ingin menguasai harta pusaka dari Kultivator itu iya memerintahkan kita untuk menyerang kultivator itu, dengan cara menyerangnya, setelah ia menyelesaikan kesengsaraan gunturnya. Dia berpikir kultivator itu akan kehabisan kekuatan dan juga tenaga, setelah selesai bertarung melawan kesengsaraan Guntur itu." jelas ketua dari tim penegak hukum memasang wajah sinis.

"Lantas ketua! Jika ternyata kultivator itu bukannya lelah tapi malah semakin bertambah kuat, apa yang akan terjadi kepada kita?"

"Apalagi kalau bukan kematian lah yang akan kita dapatkan. Tapi kalian jangan bodoh, karena di saatnya tiba, di situlah kesempatan kita untuk segera pergi sejauh-jauhnya dari tempat ini, bahkan jika perlu, kita harus segera meninggalkan daerah sudut hitam ini." jawab sang Ketua dari tim penegak hukum itu penuh rencana.

"Ya ya itu benar apa yang Ketua rencanakan Tapi bagaimana dengan balai pengadilan alam 100 dunia? Bukankah balai pengadilan memiliki markas di seluruh penjuru alam 100 dunia ini? Apakah kita dapat melarikan diri dengan selamat dari semua anak buah yang dimiliki oleh balai pengadilan alam 100 dunia ini?"

"Tentu saja bisa. Kita akan menyamar menjadi orang kecil, yang tinggal didaerah sudut pinggiran dari alam 100 dunia ini, dan aku yakin! Tidak akan ada kultivator-kutivator yang mengenali kita, Dan hanyalah itulah cara agar nyawa kita dapat selamat." jawab Ketua tim penegak hukum itu.

________

Sementara di atas udara, tepatnya di bawah awan mendung, yang diiringi oleh kesengsaraan Guntur, ketiga lebah penyerap Qi, perlahan lahan mulai membuka kedua mata mereka.

Lalu di saat melihat kearah atas langit, mereka bertiga pun langsung tersenyum menyeringai.

"Wah! Sudah sangat lama aku merindukan dan memimpikan hari ini. Selama ribuan tahun, hari ini adalah hari yang paling kita nantikan."

"Ya benar. Aku juga tidak menyangka, jika datang juga hari di mana kita akan mengambil bentuk yang paling sempurna dalam perjalanan kita di dunia ini. Dan sekarang sudah saat nya untuk kita, menghitung mundur akan kejadian masa lalu yang harus kita selesaikan." ucap ketiga lebah penyerap Qi sambil menatap antara satu sama lain.

Kemudian mereka bertiga mulai membuat segel di tangannya, hingga muncullah cahaya merah hijau dan kuning yang menyelimuti tubuh mereka bertiga

Dan pada saat itulah, Awan Hitam yang berada tepat di atas kepala mereka, mulai mengeluarkan gemuruh yang luar biasa kerasnya. Serta kilatan petir yang terus-menerus menghujam dan menghancurkan apa yang ada di bawahnya.

Tidak terkecuali ketiga lebah penyerap Qi, yang sudah terlindungi oleh ketiga warna yang menyelimuti tubuh mereka masing-masing.

Begitu pula dengan Chen Feng, yang kini telah ikut terlindungi. Lalu kilatan petir yang ganas, mulai menyerang mereka, namun dengan sigap ketika kilatan petir hendak menyambar tubuh Chen Feng, yang masih berkultivasi .

Chen Cen pun langsung menangkis kilatan petir tersebut. Dan dari atas udara Chen Lou yang melihat hal itu terdengar berteriak histeris.

"Kakak! Apakah kau dan ayah baik-baik saja?" tanya ucap Chen Lou memasang wajah panik.

"Tenang. Aku dan ayah baik-baik saja. Kamu hanya perlu fokus membantu ketiga Paman lebah jika dibutuhkan, agar mereka bisa cepat selesai menyudahi semua ini." ujar Chen Cen.

"Baiklah kalau begitu, hati-hatilah jangan biarkan ayah tergores sedikitpun oleh kilatan petir itu. Karena jika sampai ayah terluka aku akan sangat marah padamu Chen Lou!"

omel Chen Cen yang langsung melesat mendekati ketiga lebah penyerap Qi itu.

Terpopuler

Comments

Ivan Sumampouw

Ivan Sumampouw

aneh juga ya ternyata cara berpikir alam yg lebih tinggi justru sama dgn alam bawah,,, Thor membuat ceritanya jadi kurang menarik 👎

2025-03-29

0

Harman Loke

Harman Loke

fokuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuusssss teruuuuuuuuuuuuuuuuuuuuusssssss Chen Feng untuk menghadapi kesengsaraan guntur surgawi

2025-03-20

0

AoG

AoG

iya seharusnya ia (kata ganti orang), kalau iya=ya untuk membenarkan

2025-01-11

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 01
2 Bab 02
3 Bab 03
4 Bab 04
5 Bab 05
6 Bab 06
7 Bab 07
8 Bab 08
9 Bab 09
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26 Tiba di Paviliun Pil
27 Ketegangan Di Paviliun Pil
28 Chen Feng Alkemis Suci Tahap Keempat
29 Petualangan Selanjutnya
30 Kejadian Mengejutkan
31 Chen Feng Memulai Petualangan
32 Bertemu Binatang kuno Suci
33 Mendapatkan Kekuatan Baru
34 Kecurigaan Para Kultivator Lain
35 Chen Feng Tiba Di Kota Yan
36 Ikut Kompetisi Di Kota Yan
37 Keberhasilan Chen Feng
38 Kompetisi Tahap Kedua
39 Pemenang Kompetisi
40 Perjalanan Selanjutnya
41 Ketegangan Yang Terjadi
42 Kompetisi Di Central Palace
43 Tiba Di Tanah Terlarang Suci Kuno
44 Lin Yang Dan Para temannya
45 Mencari Harta Pusaka Di Tanah Reruntuhan Kuno
46 Menemukan Aura Dewa Asura
47 Menyatukan Kekuatan Bloodline
48 Memperebutkan Harta Pusaka
49 Perebutan Harta Pusaka
50 Chen Feng Yang Licik
51 Kemarahan Kedua Keluarga Kuno
52 Berhasil Menguasai Senjata Pusaka
53 Pertempuran Kedua Teman Chen Feng
54 Kehebatan Chen Feng
55 Keributan Di Central Place
56 Perpisahan Chen Feng dan Lin Yang
57 Mencari Alam Api dan Alam Binatang Kuno
58 Melihat Pertempuran
59 Tiba Di Lembah Sungai Es
60 Keluarga Han Membuat Ulah
61 Kericuhan Di Keluarga Yui
62 Kedatangan Leluhur Keluarga Han Mencari Chen Feng
63 Kedatangan Dewa Racun
64 Rencana Penyerangan
65 Kedatangan Para Musuh
66 Pertarungan Sengit
67 Pertarungan Masih Berlanjut
68 Chen Feng Melanjutkan Perjalanan
69 Mendapatkan Dua Boneka Iblis
70 Bertemu Naga Raksasa
71 Menjelajahi Wilayah Binatang Kuno Legendaris
72 Kembali Bertarung
73 Kehebatan Chen Feng
74 Kembali Menjelajah
75 Menuju Ke pasar Gelap
76 Bertemu Kultivator Lain
77 Dendam Lin Dong
78 Tiga Lebah Penyerap Qi
79 Bertemu Lebah Pencari Informasi
80 Chen Feng Bertemu Ketiga Adiknya
81 Ketiga Lebah Menjadi Buronan
82 Keluar Dari Wilayah Lebah Penyerap Qi
83 Di Kejar Oleh Pasukan Lebah Tua
84 Chen Feng Tak Sadarkan Diri
85 Kepanikan Saudara Chen Feng
86 Identitas Asli Chen Feng
87 Berhasil menipu Ras lebah Penyerap Qi tua
88 Chen Feng mencari Lonceng Suci
89 Menemukan Lokasi Lonceng Suci
90 Chen Feng Di Serang Bayangan Hitam
91 Mengelabui Musuh
92 Berusaha Keras Mendapatkan Lonceng Suci
93 Perjalanan Masih Terus Berlanjut
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Bab 01
2
Bab 02
3
Bab 03
4
Bab 04
5
Bab 05
6
Bab 06
7
Bab 07
8
Bab 08
9
Bab 09
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26 Tiba di Paviliun Pil
27
Ketegangan Di Paviliun Pil
28
Chen Feng Alkemis Suci Tahap Keempat
29
Petualangan Selanjutnya
30
Kejadian Mengejutkan
31
Chen Feng Memulai Petualangan
32
Bertemu Binatang kuno Suci
33
Mendapatkan Kekuatan Baru
34
Kecurigaan Para Kultivator Lain
35
Chen Feng Tiba Di Kota Yan
36
Ikut Kompetisi Di Kota Yan
37
Keberhasilan Chen Feng
38
Kompetisi Tahap Kedua
39
Pemenang Kompetisi
40
Perjalanan Selanjutnya
41
Ketegangan Yang Terjadi
42
Kompetisi Di Central Palace
43
Tiba Di Tanah Terlarang Suci Kuno
44
Lin Yang Dan Para temannya
45
Mencari Harta Pusaka Di Tanah Reruntuhan Kuno
46
Menemukan Aura Dewa Asura
47
Menyatukan Kekuatan Bloodline
48
Memperebutkan Harta Pusaka
49
Perebutan Harta Pusaka
50
Chen Feng Yang Licik
51
Kemarahan Kedua Keluarga Kuno
52
Berhasil Menguasai Senjata Pusaka
53
Pertempuran Kedua Teman Chen Feng
54
Kehebatan Chen Feng
55
Keributan Di Central Place
56
Perpisahan Chen Feng dan Lin Yang
57
Mencari Alam Api dan Alam Binatang Kuno
58
Melihat Pertempuran
59
Tiba Di Lembah Sungai Es
60
Keluarga Han Membuat Ulah
61
Kericuhan Di Keluarga Yui
62
Kedatangan Leluhur Keluarga Han Mencari Chen Feng
63
Kedatangan Dewa Racun
64
Rencana Penyerangan
65
Kedatangan Para Musuh
66
Pertarungan Sengit
67
Pertarungan Masih Berlanjut
68
Chen Feng Melanjutkan Perjalanan
69
Mendapatkan Dua Boneka Iblis
70
Bertemu Naga Raksasa
71
Menjelajahi Wilayah Binatang Kuno Legendaris
72
Kembali Bertarung
73
Kehebatan Chen Feng
74
Kembali Menjelajah
75
Menuju Ke pasar Gelap
76
Bertemu Kultivator Lain
77
Dendam Lin Dong
78
Tiga Lebah Penyerap Qi
79
Bertemu Lebah Pencari Informasi
80
Chen Feng Bertemu Ketiga Adiknya
81
Ketiga Lebah Menjadi Buronan
82
Keluar Dari Wilayah Lebah Penyerap Qi
83
Di Kejar Oleh Pasukan Lebah Tua
84
Chen Feng Tak Sadarkan Diri
85
Kepanikan Saudara Chen Feng
86
Identitas Asli Chen Feng
87
Berhasil menipu Ras lebah Penyerap Qi tua
88
Chen Feng mencari Lonceng Suci
89
Menemukan Lokasi Lonceng Suci
90
Chen Feng Di Serang Bayangan Hitam
91
Mengelabui Musuh
92
Berusaha Keras Mendapatkan Lonceng Suci
93
Perjalanan Masih Terus Berlanjut

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!