Pagi ini setelah kepergian Fira, ruangan Vino kedatangan tamu yang membuat sikembar kecil itu bahagia. Lelaki yang tidak lain adalah Ghama berhasil membuat mereka menyukainya dalam dua harian ini. Ketika Fira pergi bekerja anak-anak akan ditemani Ghama, mereka bermain bersama, makan bersama, terkadang saling menceritakan masa lalu mereka.
"Om Ghama" Vina menyapanya dengan tersenyum.
"Bagiamana tidur kalian malam tadi, apakah nyaman?" dia menggendong Vina seperti biasa.
"Tentu saja, bang Vino sampai telat bangun.." ejek Vina kepada Abang kembarnya tapi Vino hanya menghiraukan gadis kecil itu.
Pintu ruangan itu terbuka, Fira masuk dengan melamun bahkan wajahnya saja sangat muram, dia terlalu larut dalam pikirannya hingga tidak sadar jika Ghama sedang menggendong putrinya tepat didepan Fira.
"Bubu kenapa?" tanya Vina menggoyahkan lamunan Fira.
Wanita itu langsung menatapnya, kemudian beralih menatap Ghama. "Baru dua hari kalian bersama tapi sudah seakrab ini__" sindirnya.
Fira merebut Vina dari gendongan Ghama. Dia tidak habis fikir jika saja hubungan darah antara ayah dan anak benar-benar sangat kental. Lelaki yang berusaha dia jauhkan dari anak-anaknya malah dengan mudah mendapatkan hati mereka.
Baru dua hari sejak Ghama tahu jika kedua anak Fira adalah anak kandungnya tapi hungan mereka sudah terjalin sampai dititik ini, bahkan Vina cenderung menceritakan tentang Ghama daripada Ibnu. Gadis kecil itu dulunya paling menyukai Ibnu tapi kini Vina berpindah haluan menjadi sering menyebutkan tentang Ghama. Padahal Vina masih belum mengetahui jika saja yang dia kagumi saat ini adalah ayah kandungnya.
Kemungkinan jika Vina tahu Ghama adalah ayah kandungnya dia akan ribut ingin mereka tinggal bersama. Sedangkan Fira masih belum mau menerima kehadiran seorang lelaki dalam hidupnya.
"Fira kamu libur hari ini?" tanya Ghama membuat Fira berdehem.
"Aku akan membawa anak-anak keluar bermain apa kamu akan ikut bersama kami___?" sambungnya bertanya lagi.
Kali ini Fira menatapnya, "Hari ini mereka akan bermain denganku tidak ada waktu bermain dengan mu, lebih baik jika kamu pulang.. Ku dengar dari Ibnu kamu seharusnya sudah diperbolehkan pulang kerumah.." judes Fira.
"Tap-" perkataan Ghama terhenti ketika tatapan tajam Fira menghunus padanya.
"Aku akan pergi" Ghama meninggalkan mereka.
"Bubu kenapa gak bolehin om Ghama main sama kita?" gadis kecil itu mengerucutkan bibirnya.
"Bubu lihat kamu sekarang lebih menyukai Om Ghama daripada Om Nunu.. Apa dia memberimu banyak hadiah__" tanya Fira penuh selidik.
Vina menggelengkan kepalanya, dia hanya menyukai Ghama karena sikapnya yang sangat menyayangi sikembar, lelaki berparas ganteng itu juga acap kali memberinya perasaan akrab yang tidak dia dapatkan dari Ibnu.
"Jadi Nana ingin bermain dengannya tidak mau bermain bersama bubu lagi.." Fira mengambek padanya.
Dengan cepat Vina menggelengkan kepalanya, "Nana mau main sama bubu tapi bareng sama Om Ghama juga.." ucapnya membuat Fira menyerah.
Fira menurunkan Vina tepat diranjang Vino, "Kalian berdua tunggu disini, bubu pergi panggil dia untuk main bersama kita" tuturnya, dia memutuskan mengalah dengan keinginan gadis kecilnya.
-
Sementara itu Ghama baru saja tiba di ruangan Naratama, dua bawahannya sudah berada disitu sembari menyambutnya.
"Bos, kamu darimana saja?" tanya Rio padanya
"Dari ruangan putraku" sahutnya melangkah masuk.
Dia duduk di ranjang rumah sakit tapi wajahnya masam sekali, Ghama yang dua harian ini terlihat bahagia kenapa untuk hari ini wajahnya sangat muram.
"Rio kenapa dengan bos Ghama, raut wajahnya tidak baik" Jihan berbisik kepada Rio. Dia menegur bos mereka yang wajahnya murung sejak memasuki ruangan itu.
Rio hanya mengernyitkan bahunya, "Ghama biaya rumah sakit Vino sudah dibayar lunas, tuan besar juga meminta anda cepat kembali ke perusahaan karena para direktur lainnya sedang mengincar posisi Anda" jelas Rio.
Ghama menoleh, melihat raut wajah bawahannya yang berharap dia lekas kembali berarti masalah di perusahaan benar-benar tidak terkendali lagi.
"Aku akan kembali besok, kalian berdua bersiaplah" titahnya mendapat anggukan dari dua bawahannya.
"Ghama boleh aku bicara denganmu..." ucap Fira sembari mengetuk pintu ruangannya
Langkah Ghama melesat dengan cepat menuju pintu, tangannya sudah memegang gagang pintu dan membukanya. Kedua netra mereka saling bertemu membuat detak jantung keduanya bergerak cepat.
"Ada apa Fira?" tanya Ghama seketika mengalihkan pandangannya.
"Ekheem,, kita pergi bersama, anak-anak ingin bermain denganmu" tutur Fira dengan gugup.
Ghama mengangguk setuju. Fira kembali menjemput si kembar untuk pergi keluar dan bermain bersama.
-
Dilain tempat,
Keluarga Andersons sedang berkumpul atas permintaan Kaylan.
"Dimana Kaylan ma?" tanya Dylan, dia heran kenapa yang meminta mereka berkumpul disana belum juga tiba. Sudah lebih dari 30 menit papa dan mama nya serta dirinya sudah menunggu Kaylan disana. Tapi Abang kembarnya itu belum juga tiba.
"Mama juga gak tahu.." sahut Rose. Sudah dari tadi dia mencoba menelfon kaylan tapi putra pertamanya itu tidak menjawab telfon darinya.
"Bersabarlah, mungkin dia akan tiba sebentar lagi" papa Jordan ikut menimpali percakapan ibu dan anak itu.
Cekiit
Mobil hitam milik Kaylan berhenti didepan rumahnya, langkah kakinya yang jenjang sudah hampir tiba didalam ruangan berkumpul keluarga.
Dia mendorong pintu itu dan masuk dengan nafasnya yang masih tersengal.
Baru saja dia bersandar di kursi Dylan langsung menghujaninya dengan banyak pertanyaan sekaligus.
"Baiklah, baiklah akan kujawab dengan ini__" dia meletakkan beberapa kertas diatas meja.
Dylan, papa Jordan beserta istrinya kebingungan. "Apa maksudnya ini Kay, kamu meminta kita menunda pekerjaan hanya untuk ini" Dylan tidak membaca kertas yang dia rebut.
"Baca dulu Dylan, kamu akan merasa puas jika sudah mengetahui isinya" pinta dia dengan sangat yakin.
Mendengar hal itu Dylan membacanya dengan penuh seksama ketika nama dan hasil tes DNA menunjukkan itu milik adiknya Dylan terperanjat kaget.
"Ini benaran Eva, adik kita?" tanya dia memastikan isi kertas tersebut. Anggukan kepala Kaylan membuktikan jika yang tertulis didalam kertas itu benar adanya.
"Lalu dimana dia Kay__" lirih Rosetta bertumpu pada Jordan, dia tidak menyangka jika penantian dirinya akan segera berakhir. Meksi dirinya sering dipaksa percaya jika putrinya telah tiada, Rosetta menolak berkali-kali karena hatinya mempercayai jika saja Evangelista Andersons putri kecilnya masih hidup dan menunggu mereka menjemputnya.
"Aku sudah meminta bawahan kita menjemputnya ma_" ujar Kaylan mengakhiri berkumpulnya mereka.
.......
...[18]...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Yuli a
fira mau ktemu keluarganya lg... bahagia atau justru mlh sedih y ngeliat keluarganya trnyta orang kaya... dlu knpa bisa menghilang y... trus knpa bisa lupa sm mamanya...🤔🤔🤔
2024-05-24
1