Dirumah sakit tepat setelah kepergian Tiwi, Fira dan putrinya datang. Dokter Ibnu menyambut keduanya dia menceritakan kejadian hari ini padanya. Fira jadi teringat lagi dengan Syifa yang juga menanyakan hal yang sama.
Dua orang dari keluarga pak Haryadi datang mencarinya meski yang di tuju Tiwi adalah putranya tetap saja itu berhubungan dengannya.
"Apa dia menanyakan sesuatu yang lain selain hal tentang Vino" Fira menanyainya tapi Ibnu menggelengkan kepalanya. Dia juga mengatakan dia tidak tahu apa yang dibicarakan Tiwi dan Vino soalnya dia harus menangani pasien gawat darurat.
"Terimakasih sudah memberitahuku" Fira memasuki kamar Vino
"Ibu__" Vino tersenyum menyambut kedatangan Fira.
Wajahnya kembali muram saat Ibnu juga masuk mengikuti ibunya. Meski respon Vino seperti itu Ibnu tidak masalah karena respon Vina selalu bisa menetralisir kan suasana hatinya.
"Bagaimana keadaan kamu nak" Fira mengelus lembut rambutnya
"Ibu bagaimana kabar ibu? Apa ibu lelah?" bocah itu malah balik bertanya.
Dia membuat Fira menghela nafasnya niat hati Fira ingin menghibur putranya yang sebentar lagi akan menjalani operasi tapi malah Fira yang dihibur anaknya.
"Kondisinya sangat baik kamu tenang saja Fira dia lebih kuat dari apa yang kamu bayangkan" disela mainnya dengan Vina Ibnu menjelaskan keadaan Vino.
.
Malam harinya di sebuah hotel berbintang 5 keluarga besar Pak Abraham Haryadi sedang makan bersama dengan Michael Jordan Andersons beserta istrinya Rosetta Agraria. Kedua keluarga itu sudah saling kenal dari lama bahkan pernah berniat saling menjodohkan putra dan putri mereka tapi omongan itu hanya ada pada masa lalu tidak dimasa kini.
"Jika saja tidak ada kejadian itu pasti keluarga kita sudah menjadi besan" Rosetta menggenggam tangan Tiwi, dia sangat suka dengan keluarga pak Haryadi.
Meski sebenarnya perjodohan antar keluarga mereka diatur oleh tetua dari dua keluarga tapi mereka juga setuju karena Jordan dan Abra adalah teman semasa mereka sekolah.
"Meski bukan besan kita tetap keluarga" Tiwi menghiburnya.
"Lihatlah anak kamu sudah sebesar ini tapi kenapa belum mendengar jika kamu akan meminang menantu" Rose melirik kearah Ghama dan Bisma.
Tentu saja Tiwi sudah tidak sabar meminang menantu tapi jika menantu dari Ghama mungkin akan lama sedangkan dari Bisma bujang tampan satu itu sudah tiga kali berganti tunangan dan masih belum menemukan jodohnya.
"Kamu sendiri kapan baru menerima menantu kulihat putramu juga sudah memiliki kekasih baru__" Tiwi menyindirnya yang bernasib sama.
Putra-putra mereka tidak ada yang sudah menikah bahkan menjadi bujangan tampan yang terlalu menarik perhatian.
"Huh begitulah jika kita tidak memiliki putri__" keluhnya.
Perbincangan mereka terus berlanjut. Ghama sudah mulai bosan dengan ruangan itu yang terus saja membahas pernikahan apalagi mama nya terus saja menyindir kearah Ghama dan Bisma.
Drrt.. Getar ponsel Ghama membuatnya keluar. "Apa kalian sudah menemukannya_" dia langsung bertanya ketika mengangkat telfon.
"Bos kami sudah menemukannya" Ungkap Jihan langsung to the point.
"Benarkah siapa dia? Apa dia cantik?" antuasias Ghama dia tidak percaya jika dua bawahannya melakukan tugas mereka dengan cepat. Padahal belum sampai satu hari tapi mereka sudah berhasil menemukannya.
"Uuummm tapi sepertinya dia seorang janda__" Jihan sebenarnya ragu untuk mengatakannya tapi benar adanya wanita yang mereka temukan adalah Fira dan Fira sudah memiliki dua orang anak.
"APA!" pekiknya dia tidak percaya setelah 5 tahun dia mencari gadis itu dan sekarang setelah ketemu ternyata gadis itu sudah menikah dan memiliki dua orang anak.
"Kamu tidak berbohong bukan" dia berusaha mengelak dari kenyataan. Nasi yang sudah jadi bubur sudah tidak bisa dia ubah lagi Fira yang selama ini dia cari telah menikah dan memiliki dua orang anak.
"Kamu bilang dia janda bukan? Apa suaminya sudah meninggalkannya"
"Kalau masalah itu kami tidak tahu tapi lelaki yang dekat dengannya adalah dokter Ibnu__ Anak lelakinya mengidap penyakit kelainan ginjal bawaan lahir jadi harus dirawat dirumah sakit seperti Anda."
"Cepat cari tahu siapa ayah anak itu".
Tut-panggilan itu sudah dia tutup. Ghama sungguh tidak menyangka dirinya yang mencari gadis itu dari lima tahun yang lalu telah didahului orang lain bahkan Fira sudah memiliki anak.
Tangan Bisma menyentuh bahunya dia berbalik dan menceritakan apa yang ditemukan dua bawahannya. Ghama tidak mau lagi menyembunyikan apapun dari Bisma.
"Dekat dengan dokter Ibnu? Dia juga sudah punya anak" Bisma memikirkan perkataan adiknya.
Tidak jauh dari tempat mereka berdua bicara putra kembar Jordan menghampirinya ."Bisma apa yang kalian lakukan disini" tegur sikembar
Bisma dan Ghama berbalik menatap mereka. Keempat bujangan tampan itu saling berpelukan, sudah sangat lama mereka tidak bertemu setelah keluarga Andersons pindah.
"Jadi .. Apa yang kalian lakukan disini? Kenapa diluar?" Kaylan bertanya.
Michael Kaylan Andersons adalah putra pertama keluarga Andersons. Yang datang bersamanya adalah adik kembarnya Michael Dylan Andersons.
"Bosan didalam sana mereka terus membahas kapan kita menikah, kapan mereka menerima menantu, kenapa mereka tidak memiliki putri__ begitulah celoteh mereka" ujar Ghama membuat mereka bertiga tertawa.
"Biarkan saja mereka, ayo masuk aku sudah lama tidak bertemu Tante Tiwi" Dylan merangkul Ghama masuk begitu juga Kaylan yang merangkul Bisma.
Didalam ruangan itu Tiwi dan Rose masih Asyik berbincang begitu juga Abra dan Jordan. "Ma pa om Abra Tante Tiwi" Dylan dan Kaylan menyapa mereka semua.
Mereka berempat duduk bersebelahan. "Mama pikir kalian lupa, kenapa lama sekali baru sampai Tante Tiwi dan om Abra sudah menunggu dari tadi" Rose memarahi putranya.
"Ayolah ma, tadi jalanan macet parah makanya kita berdua telat. Maaf ya om dan Tante .. " kata Dylan meminta maaf. Gara-gara dia dan Kaylan makanya acara makan malam mereka sedikit di tunda.
Abra dan Tiwi tertawa dia masih saja salut dengan sikap sopan santun Dylan. Anak itu dari kecil sampai sekarang masih saja sopan terhadap mereka.
Dilain tempat Fira dan Syifa sedang bertemu di taman rumah sakit. "Kenapa Fira? Apa ada masalah?" Sisi bertanya karena sejak tadi Fira hanya diam. Padahal wanita itu yang mengajaknya bertemu dan berkata ingin berbicara sesuatu dengannya.
"Fira jangan melamun" dia menepuk bahu Fira.
"Eh maaf aku hanya teringat kejadian malam itu _" ucapnya sendu.
"Kamu memanggilku kemari mau bicara apa? "
"Aku sudah mengingatnya"
"Siapa? Apakah lelaki yang tidur denganmu lima tahun lalu_" Syifa terperanjat kaget. Sudah lima tahun berlalu Fira tidak pernah menceritakan tentang malam itu dia berkata tidak mengingat siapa ayah kandung sikembar. Syifa juga tidak mau memberatkan Fira dengan banyak pertanyaannya. Dia berfikir jika masalah itu sudah lewat tapi sekarang Fira sendiri yang mengungkitnya.
...[7]...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments