Episode 17

Langkahnya sudah melewati daun pintu, sambutan hangat Vina membuatnya tersenyum. Meski tadi sedikit gugup tapi kini sudah tidak lagi.

Vina sudah berdiri didepannya, "Om apa kabar? Apa kaki om sakit? maaf ya Nana semalam tidur di paha Om... Soalnya Om beri Nana rasa aman__" dia memeluk kaki Ghama.

Ghama menyetarakan tinggi mereka, "Kenapa harus sakit hm, Nana kan imut Om suka jika Nana berada didekat Om" sahutnya seraya mengelus lembut kepala Vina.

Dia kemudian memeluknya, "Dia putriku.." batinnya.

Ekhem,, dokter Ibnu yang menyaksikan keharmonisan ayah dan anak itu langsung melerai mereka. Dokter 27 tahunan itu berdehem dan membuat Vina kembali padanya.

"Ghama boleh ku tahu sejak kapan kamu mengenal Fira, setahuku kalian berdua tidak pernah bertemu terlebih aku tahu kamu tidak suka terhadap wanita tapi kenapa Fira adalah pengecualian?" Tanya Ibnu ketika terbesit ingatan tentang semalam saat Ghama memisahkan dirinya memeluk Fira.

"Om Nunu dan om Ghama saling kenal?" tanya Vina

"Dia dulu satu fakultas dengan Bisma tapi dia pindah karena tidak tahan dengan rumitnya sistem manajemen" sahut Ghama sembari mengejeknya.

"Aku pindah karena disuruh bokap" sambarnya yang tidak tahan dengan ejekan Ghama.

"Sudahlah jangan diungkit lagi, Ghama jawab dulu pertanyaan ku kenapa semalam kamu bersikap begitu padanya" sambungnya bertanya.

"Oh soal semalam aku__" perkataan Ghama terjeda

"Permisi dokter Ibnu, ada kondisi darurat kehadiran dokter sedang di tunggu di ruangan UGD" seorang suster masuk dan meminta Ibnu menangani pasien gawat darurat.

"Baiklah, lakukan persiapan pemula"

"Baik dok" suster itu pergi

"Ghama, kamu terhutang jawaban padaku, anak-anak kalian harus tetap di sini ya jangan berkeliaran sembarangan... Setelah menangani pasien om bakalan kesini lagi" dokter Ibnu pergi.

Setelah kepergian dokter itu, Ghama jadi makin bingung bagaimana memulai percakapan antara mereka. Jujur saja dia sangat jarang berkomunikasi dengan anak-anak.

Dia lantas menatap Vino. "Bagaimana kondisimu?" tanya dia terkesan canggung.

"Om Ghama sini-sini dekat Nana, bang Vino sudah lebih baik kok. Tadi Om Nunu sudah periksa katanya bang Vino baik-baik aja.." Gadis kecil yang duduk disebelah Abang kembarnya meminta Ghama mendekat.

Tidak ada alasan untuknya menolak permintaan gadis kecil itu. Langkahnya mendekati mereka bocah lelaki yang terbaring diatas ranjang juga tidak menghentikannya.

Mereka berbicara, bahkan sesekali juga tertawa. Ini hari paling bahagia bagi Ghama karena perasaan memiliki anak juga tidak seburuk yang dia bayangkan.

Ghama selalu takut jika melihat anak kecil ditambah dia adalah anak perempuan. Karena melihat mereka membuatnya terus mengingat kenangan masa kecilnya. Meski kejadian itu sudah lama terjadi tapi bagi Ghama kejadian Eva meninggalkannya seperti baru saja terjadi kemarin. Dia ingat betul ketika Eva menghilang pertemuan mereka adalah yang terakhir saat Ghama menolak permintaan gadis kecil itu untuk pergi membeli balon. Dia terus saja menyesal.

"Eva apa kamu akan menyalahkan ku? ." Batinnya

-

Disisi lain Safira Annisa Trihapsari sedang berada di sebuah bank. Wanita 26 tahun itu sedang mengajukan pinjaman untuk biaya rumah sakit putranya tapi kepengurusannya tidak bisa secepat yang di pinta Fira.

"Apa tidak bisa dipercepat mbak?" tanya dia

"Maaf buk, proses pencairan dana pinjaman memang memakan waktu seminggu. Paling cepat pun hanya bisa diberikan pada 5 hari kedepan." sahutnya

Wanita di depan Fira itu tidak berbohong, antrian yang Fira ikuti sangat panjang hingga proses peminjaman uang tidak bisa di percepat seperti permintaan Fira.

"Baiklah mbak, saya akan mempertimbangkannya lagi" Fira melangkah pergi.

Ini sudah bank ke-5 yang dia datangi untuk melakukan pinjaman uang, tidak satupun dari bank itu yang memberinya pinjaman secepat mungkin. Tenggat waktu yang diberikan rumah sakit padanya hanya 3 hari, dia harus melunasi tagihan itu agar putranya bisa terus berada dalam pengobatan rumah sakit.

Tidak terasa mobil yang dinaiki Fira berhenti didepan rumah sakit, dia lantas kembali keruangan Vino. Sebelum masuk wanita cantik itu mengatur senyuman dibibirnya.

Klek..

Pintu terbuka, Ghama dan Vino menatapnya. "Dimana Vina dan Ibnu?" tanya dia karena tidak mendapati keduanya didalam ruangan itu.

"Haruskah menanyakan Ibnu" batin Ghama sedikit kesal.

"Nana di ruangan sebelah Bu, kalau om Ibnu dia menangani pasien gawat darurat" jelas Vino.

Karena Fira telah kembali, Ghama disuruh meninggalkan ruangan Vino. Malam itu Fira menjemput Vina untuk tidur bersama mereka di satu ruangan dengan Vino.

3 hari kemudian_

Fira mendatangi meja resepsionis rumah sakit, dia jadi terkejut karena biaya tagihan yang seharusnya mereka tagih hari ini malah sudah di bayar lunas.

"Periksa sekali lagi sus, apa benar sudah lunas?" tanya Fira dengan heran.

"Sudah lunas Bu, silahkan ibu periksa sendiri kami menerima pembayarannya semalam__" jelas suster itu meminta Fira melihat tagihan di komputernya. Tagihan atas nama Fira untuk pasien bernama Vino sudah terbayar lunas.

Fira meninggalkannya, dia melamun memikirkan siapa yang membayar biaya rumah sakit putranya, dia sudah menelfon Syifa dan wanita itu mengatakan dia tidak melunasinya.

"Apakah Ibnu.." Fira berlari menuju ruangan dokter Ibnu.

Tanpa mengetuk pintu lagi, Fira langsung memasuki ruangannya. "Ibnu terima kasih karena sudah melunasi biaya rumah sakit Vino, aku pasti akan menggantinya dengan cepat" ucap Fira membuat raut wajah Ibnu seketika bingung.

"Fira, melunasi apa? Aku tidak membayar biaya rumah sakit Vino karena kamu mengatakan tidak ingin dibantu olehku.." sahut Ibnu.

"Jika bukan kamu lalu siapa?" gumamnya.

...{Bab bonus, kenangan masa kecil Ghama part2}...

Hari itu tepat 22 tahun lalu. Matahari pagi menelisik masuk melewati tirai jendela kamar Ghama, suara gebukan pintu terdengar melengking ditelinganya.

Bugh, bugh

Pukulan itu terus saja terdengar meski Ghama sudah menutupi telinganya.

"Ghama ayo keluar" pekik seorang gadis kecil didepan kamar Ghama.

"Gak mau" sahutnya juga berteriak.

Hari itu Ghama benar-benar merasa sangat letih dia tidak ingin beranjak sedikit pun dari kasurnya. Tapi gadis kecil yang bersikeras mengajaknya keluar juga tidak berhenti sampai disitu saja.

Dia memanjat jendela kamar menuju kamar Ghama.

Tak-

Kaki mungilnya sudah menapak di jendela kamar Ghama.

"Ghama ayo main keluar" seru gadis kecil itu mendekatinya.

"Gak mau" sahutnya setengah sadar.

Gadis kecil bernama Evangelista Andersons itu menarik selimutnya dan membuang dengan sembarang. Ghama kecil langsung membuka matanya.

"Siapa yang mengganggu tidurku" pekiknya terperanjat.

"Aku, Kenapa? Mau marah? Yakin marah sama aku?" Eva berkacak pinggang didepannya.

"Eva bagiamana bisa kamu memasuki kamarku" tanya heran Ghama.

"Tuh_" tunjuknya pada jendela kamar Ghama yang terbuka.

"Aih, Eva lain kali jangan lakukan itu lagi .. kalau kamu jatuh bagaimana?..." mata Ghama langsung melek dan memeriksa kondisi tubuh Eva.

"Aku baik-baik saja, lagian kamu daritadi aku mengajakmu keluar tapi kamu gak mau.. Kamu berjanji akan menemaniku membeli balon hari ini.. Ayo keluar Ghama" pinta gadis kecil itu.

"Aku lelah, kamu pergi sendiri saja.." judesnya

Eva menyerah membujuknya, dia langsung pergi meninggalkan Ghama karena pintu kamar itu dikunci dari dalam. Eva keluar melewati pintu.

"Apa aku keterlaluan padanya" Gumamnya setelah sadar apa yang dia lakukan pada Eva.

Bocah lelaki itu langsung mengambil jaketnya dan berlari mengejar Eva tapi sepanjang jalanan yang dia lalui tidak juga menemukan Eva, Ghama kecil belum memberi tahukan kepada keluarganya dan keluarga Eva karena mengira jika gadis kecil itu hanya membeli balon.

Ghama mendatangi penjual balon yang diinginkan Eva tapi gadis kecil itu tidak ada disana. Setelah pencariannya yang gagal, Ghama memberitahukan kepada keluarganya dan juga keluarga Andersons.

Kedua keluarga itu melakukan pencarian tapi tidak dapat menemukan Evangelista Andersons hingga kini kondisi Eva masih menjadi misteri.

Ada yang percaya jika Eva masih hidup tapi ada juga yang belajar mengikhlaskan kepergian Eva jika seandainya gadis kecil itu sudah meninggal.

.......

...[17]...

Terpopuler

Comments

Yuli a

Yuli a

masih hidup. dia fira kn y...🤭🤭🤭
yg bayarin biaya rumh sakit pasti ghama..

2024-05-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!