Elemental |Primordial Academy

  

     Hana memegangi undangannya dengan sambil menatap tempat asing yang tengah ia jejaki ini.

     Sedari tadi yang ia temukan hanya pepohonan dan sungai tidak ada tanda-tanda sebuah kota ataupun sekolah seperti yang di maksudkan.

      " Bodoh, bagaimana aku bisa dengan mudahnya berada disini hanya karena cerita tidak masuk akal! ", gerutu Hana sambil terus mencari tempat yang di maksud.

   

      ‧͙⁺˚\*・༓☾ ☽༓・\*˚⁺‧͙

  Flashback.

       " Jadi ibu tahu kenapa aku tiba-tiba memiliki tanda ini?? " tanya Hana pada sang ibu.

      Mina tak lantas menjawab tapi kemudian dia mengangguk perlahan, Hana yang melihat itu seketika itu langsung mendudukkan diri di samping ibunya.

      " Bu tolong jelaskan padaku, apa ini dan bagaimana aku bisa punya kekuatan aneh seperti tadi!? " pinta Hana menggenggam tangan Mina.

       " Mungkin kamu akan sangat terkejut mendengar hal ini, tapi ini sudah saatnya ibu mengatakan kebenarannya... "

       Mina masih begitu enggan untuk mengatakan pada Hana jika dirinya bukanlah orang tua kandung dari Hana. Tapi bagaimanapun dirinya telah berjanji pada orang yang mengantarkan Hana padanya saat usia Hana telah menginjak 18 tahun maka Hana harus mengetahui semuanya dan sebentar lagi usia Hana akan segera 18 tahun.

       " Bu... ada apa?? " tanya Hana menatap sang ibu yang matanya sudah berair.

      Mina menatap wajah Hana, putrinya. Putri kecil yang telah ia rawat sejak bayi dan ia sayangi layaknya anak kandungnya.

          " Hana... sebenarnya ibu bukanlah ibu...kandung mu nak!! ".

Deg

      Seperti sebuah debuman keras saat Hana mendengar kalimat itu di ucapkan oleh ibunya, entah bagaimana tapi tiba-tiba napasnya menjadi lebih cepat,ia menggeleng keras.

      " Bu kenapa bercanda seperti itu? " tanyanya dengan wajah tidak percaya.

     Air mata Mina semakin deras ia langsung meraih Hana dalam dekapannya, dia tak sanggup menatap wajah gadis ini.

      " Maafkan ibu, tapi ibu harus mengatakan kebenarannya maafkan ibu... " lirihnya sambil menangis.

       Hana masih tertegun dengan apa yang baru saja dia dengar, tapi hal ini terlalu tiba-tiba untuknya selama ini dia begitu menyayangi ibunya begitu pula sebaliknya jadi dia tidak pernah berpikiran sejauh ini.

        " Lalu dimana orang tau kandungku bu,kenapa...kenapa baru sekarang ibu membahas hal ini? " .

      Akhirnya Hana memutuskan untuk menanyakan hal itu, jika Mina bukan orang tua kandungnya maka siapa orang tuanya yang asli dan bagaimana dirinya bisa bersama Mina.

       Mina pun menceritakan semuanya yang terjadi 18 tahun lalu saat Hana di antar kerumahnya, antara percaya dan tidak Hana sama sekali tidak tahu tapi semuanya seakan seperti mimpi untuknya.

           " Datanglah ke tempat itu disana kamu bisa menemukan jawaban untuk kekuatan itu! " ujar Mina menatap Hana yang sekarang masih duduk dengan pandangan kosong setelah mendengar seluruh cerita Mina.

        " Ibu ini semua tidak masuk akal bagaimana mungkin ada tempat seperti itu, bisa saja ini hanya omong kosong pria tadi!! " .

      Mina menggeleng, wajar Hana tidak percaya tapi memang begitulah adanya.

       " Ini bukan omong kosong, kamu lihat sendiri kekuatan yang muncul saat tanda di lenganmu berubah bukan, Hana akan semakin banyak pertanyaan yang muncul jika kamu tidak segera menemukan jawabannya! ".

      " Tapi bagaimana dengan ibu? ".

       " Jangan khawatirkan ibu kamu berhak mencari tahu jati dirimu nak! ".

      Hana terdiam kembali menatap lengannya dan mengingat hal yang terjadi sebelumnya, jujur dia sangat ingin tahu kenapa dia bisa memiliki benda ini dan bagaimana hal ini terjadi.

Flashback off.

            ‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙

    " Dimana sih sebenarnya tempat itu kenapa tidak ada apa-apa disini, lagipula bagaimana mungkin ada griffin di dunia nyata?? " gerutu Hana yang sejak tadi berjalan namun tak kunjung mendapatkan petunjuk tempat yang tengah ia tuju.

    Lima belas menit kemudian gadis itu masih belum juga menemukan apa-apa, Hana menghentikan langkahnya di sebuah batang pohon besar di tepi sungai yang sejak tadi dia lintasi.

   " Dasar undangan pembohong katanya ada di tempat ini, tapi apa lihat tidak ada apa-apa, dasar buat orang lelah saja kenapa juga aku percaya pada hewan semalam jangan-jangan ibu membohongi aku dia pasti ingin membuat kejutan, aaah dasar ibu!! " .

    Hana terus mengomel sambil menghentak-hentakkan kakinya di tanah, bagaimana bisa dia di bodohi seperti ini oleh seekor makhluk tidak di kenal. Bisa saja kan, ibunya itu sudah di hipnotis untuk mengatakan hal-hal itu padanya.

    " Dasar makhluk jelek!! " maki Hana mengingat Lucas yang semalam datang kerumahnya dengan kesal.

      " Dasar manusia tidak sabaran!! ".

   Hana yang tadinya masih mengomel seketika terdiam, dia menatap ke sekeliling tapi tidak menemukan siapa-siapa disana.

     " Siapa itu?? " tanya Hana dengan penuh kewaspadaan.

    Semak-semak yang tadinya diam sekarang bergerak-gerak dan mengeluarkan suara langkah kaki, Hana semakin merapatkan diri ke pohon saat mendengar langkah yang semakin mendekat itu.

    Matanya terus fokus untuk melihat makhluk seperti apa yang akan mendatangi nya di siang bolong seperti ini.

       Satu detik

   semakin mendekat, Hana menelan ludah kasar dan keringat dingin.

  

      Dua detik

   

  Ia siap-siap lari

   

    Tiga detik

     .........

    " Wuss~~"

   " AAAAaaaa!!!" .

     

 Hana menjerit saat seseorang meniup telinganya tepat di sampingnya , suara pekikan gadis itu menggema di seluruh hutan. Bahkan para burung yang tadinya tengah berada di pepohonan langsung terbang ke udara.

Bugh

    Sementara setelah berteriak kencang Hana jatuh pingsan karena ketakutan dan kaget.

     " Bagaimana ini, dia pingsan?? "

    " Salahmu sendiri sudah mengagetkannya! ".

     " Di Elemental Central biasanya tidak ada yang terpengaruh hanya karena hal ini , tapi bagaimana dia bisa pingsan yaa? " .

     Di tengah kebingungan dua orang laki-laki itu, seorang yang tak asing datang dari sebuah portal yang terletak tidak jauh dari tempat Hana pingsan.

     " Astaga anak-anak nakal, bagaimana bisa kalian membuatnya pingsan seperti ini!? ".

    Lucas menepuk keningnya melihat pemandangan yang ia dapati, dimana Hana yang tergeletak tak sadarkan diri di tanah.

    Sementara itu dua orang yang lebih muda darinya itu hanya bisa menunduk sambil saling menyikut satu sama lain.

     " Ini salahmu! ".

     " Sudah kubilang tidak sengaja! ".

     " Tetap saja salahmu! ".

     " Diam!! " sentak Lucas menatap tajam keduanya, seketika dua orang itu langsung terdiam.

     " Kita harus bawa dia ke Academy sekarang sebelum orang-orang berkumpul! " ujar Lucas yang diangguki oleh dua orang yang lebih muda.

     Dua orang itu menggendong Hana dan membawanya melewati portal yang tadinya Lucas lewati untuk masuk ketempat ini.

           ‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙

    Hana perlahan membuka matanya saat merasakan sebuah benda berhulu terus saja menyentuh wajahnya, ia mengedipkan matanya beberapa kali saat melihat tempat yang terlihat begitu asing ini.

       "miaww~~"

    Seekor kucing berada di sampingnya, sekarang Hana tahu benda apa yang sedari tadi mengusiknya.

    " Dimana ini, tidak mungkin aku mati kan? " .

   Hana menatap seisi ruangan yang tengah ia tempati itu, tempat ini terlihat mewah dan megah, padahal ingatan nya terakhir kali dia berada di bawah pohon besar bagaimana ia bisa berakhir di tempat seperti ini.

    " Sudah bangun nona muda? ".

    Lucas yang baru saja membuka pintu langsung tersenyum ramah sambil berjalan mendekat ke arah Hana.

      " Lucas? " .

      " Yap benar sekali aku adalah Lucas, sepertinya kamu tidak lupa begitu saja! " ujar Lucas masih dengan senyumannya.

    " Bagaimana bisa aku lupa dengan seorang laki-laki yang bisa berubah menjadi Griffin dan datang kerumahku sambil membawa undangan bohong ini!! " jelas Hana dengan wajah yang masih kesal karena merasa di bohongi oleh Lucas.

    " Wow tunggu dulu nona, bohong apa aku berkata jujur!! ".

   " Jujur!? "

    Hana menatap Lucas kemudian memutar bola mata malas.

    " Mana? buktinya tidak ada tempat seperti yang ada di undangan itu semuanya hanya hutan dan air,aku datang jauh-jauh dari kota hanya untuk melihat hutan dan bukannya sekolah seperti yang di tulis di undangan benar-benar menghabiskan waktu! " kata Hana dengan ketus karena masih kesal.

    Lucas yang akhirnya mengerti maksud Hana kemudian tersenyum maklum.

    " Aaah begitu yaa, tapi bukankah anda belum melihat ke luar jendela nona , anda bisa tahu jika sudah melihat!! " ujar Lucas membuka tirai yang tadinya menutupi jendela.

    Hana yang tadinya membuang muka acuh perlahan melirik pada jendela yang Lucas maksudkan.

   " Mau aku bantu? " tawar Lucas pada Hana yang hendak berdiri tapi diacuhkan oleh Hana.

  

    "Miaww~~ ".

   

Kucing yang tadinya berada di atas kasur ikut turun dan berdiri di sisi jendela kaca, Hana pun berjalan mendekat ke jendela besar itu.

    Matanya melebar melihat pemandangan yang ada tepat jauh di depan sana, terlihat sebuah kota yang begitu besar dan juga banyak bangunan mewah, tempat itu terlihat seperti memiliki sebuah kubah yang melindungi nya tapi itu hanya bisa terlihat sekilas saat benar-benar memperhatikannya tepat di tengah-tengah kota itu terdapat sebuah menara yang menjulang tinggi dengan cahaya berwarna-warni yang berkelap kelip di atas sana.

    " Itu adalah Elemental Central, bisa dibilang pusat kota di tempat ini. sementara tempat kita sekarang berada adalah Primordial Academy! " jelas Lucas memberitahukan tempat yang tengah mereka tempati sekarang.

     " Pri... apa?? " tanya Hana yang tak begitu mendengar jelas ucapan Lucas karena sedari tadi masih mengagumi kota elit di depan sana.

    " Primordial,atau sebut saja sekolah ,lihat undangannya nona!".

    Hana pun mengeluarkan undangan yang dia letakkan di saku jaketnya kemudian kembali membaca kembali undangan itu, setelah membaca ulang Hana mengerutkan keningnya.

   " Lucas kenapa disini dikatakan tempat ini adalah... tempat untuk para elementalis, maksudnya? " .

    Hana menatap Lucas meminta penjelasan pria di hadapannya.

    " Memang benar nona, ini adalah sekolah untuk para elementalis simpelnya para pemilik kekuatan elemental! ".

   Mendengarkan penjelasan Lucas Hana semakin bingung.

    " Lalu kenapa aku ada disini, hei aku manusia biasa memangnya hal seperti itu ada lalu bagaimana aku akan pergi dari tempat ini, heii aku hanya akan beberapa hari disini kan katakan,katakan Lucas ini mimpi kan benar-benar mimpi kan!!?? " tanya Hana tidak percaya.

   Lucas hanya tersenyum tipis lalu menatap jam di tangannya kemudian berkata, " anggaplah seperti itu dan kamu akan segera melihat semua keajaiban yang terlewat kan karena berada di dunia manusia, tapi sepertinya anda harus segera bersiap-siap karena lima menit lagi semuanya harus berkumpul, ayo ayo nona!! " .

   Lucas mendorong Hana untuk segera memasuki kamar mandi yang berada di dalam kamar dan memberikan seragam untuk Hana, Hana yang baru saja akan kembali bertanya apa yang terjadi tidak bisa karena Lucas mendesaknya untuk bergegas.

     " Eeh tapi kan_"

    " Tidak ada tapi nona anda harus bersiap!! "

     Lucas menutup pintu kamar mandi itu kemudian tersenyum kecil, tugasnya yang pertama sudah selesai.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!