Darah Elemental |(Primordial Academy)
Langkah kaki Hana yang tengah menjauhi kerumunan bergerak semakin cepat, sambil membenarkan jaket yang dipakainya, ia semakin menjauh dari orang-orang yang tengah berkerumun di alun-alun kota untuk menyaksikan pertunjukan kembang api yang akan berlangsung dalam beberapa menit lagi,pertunjukan ini dilakukan satu kali dalam setahun untuk memperingati pergantian tahun.
Mina menatap bingung putrinya yang sudah pulang padahal kembang apinya belum di nyalakan, dan dirinya baru saja akan menyusul ke alun-alun.
" Hana ada apa? , apa kamu meninggalkan sesuatu?? " tanyanya pada putrinya yang terlihat tergesa-gesa menghampirinya.
Hana tak sempat menjawab pertanyaan ibunya dia buru-buru menarik ibunya untuk kembali masuk kedalam rumah.
Mina sungguh kebingungan dengan apa yang tengah terjadi, Hana yang kembali pulang setelah pamit untuk menonton festival kembang api kesukaannya dan juga wajah cemas gadis itu yang membuatnya semakin bertanya-tanya.
" Ada apa, apa yang terjadi?? ".
Hana diam menatap sekitar rumah kemudian memastikan pintu rumah telah di kunci.
" Bu, ini! " katanya sembari membuka jaketnya yang sedari tadi membungkus tubuhnya. Udara hangat dalam rumah karena penghangat ruangan tiba-tiba menjadi dingin, dinding juga mulai membeku dan muncul serpihan-serpihan es disana.
Mata Mina sontak melebar saat melihat tanda yang aneh di lengan putrinya dan suhu didalam rumah yang semakin turun.
" Apa ini,kenapa bisa jadi seperti ini?? " .
" Aku juga tidak tahu tapi tanda ini semakin menyebar dan semuanya jadi membeku sekarang?!! " panik Hana melihat lengannya kirinya yang sudah hampir seluruhnya berisi goresan-goresan yang terlihat seperti tumbuhan menjalar tapi berwarna hitam.
" Se... sebentar ibu akan ambilkan air hangat!! " dengan tergesa-gesa Mina segera menuju dapur dan mengambil air hangat.
Dia segera kembali keruang tamu dan menemui Hana yang berusaha menghapus tanda itu dari lengannya, tapi nihil justru tangannya yang memerah karena digosok terlalu kuat.
" Biar ibu lihat! " ujar Mina , Hana mengulurkan tangannya pada sang ibu.
Mina mengambil sebuah handuk kecil memasukkan nya kedalam air hangat yang ia ambil sebelumnya kembali meletakkannya di atas tangan Hana, tapi bukannya menghilang tanda itu berubah warna menjadi biru muda dan udara didalam rumah semakin dingin.
" Apa ini kenapa menjadi semakin buruk?? " bingung Mina menatap dinding-dinding rumahnya.
Tapi tidak lama setelahnya perlahan-lahan tanda di lengan Hana seakan bergerak dan berkumpul menjadi sebuah bentuk kristal dan semuanya kembali menjadi normal. Udaranya kembali seperti semula es yang tadinya memenuhi dinding perlahan-lahan menghilang.
" Bu apa yang terjadi padaku? " tanya Hana bingung kembali memperhatikan tanda ditangannya.
" Ibu... ibu juga tidak tahu nak, tapi apa kamu baik-baik saja kan tidak ada yang sakit?? "
" Aku baik bu!" , Hana mengangguk memang tidak ada yang ia rasakan selain lengannya yang terasa dingin.
Mina sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada putrinya, dan kenapa hal ini tiba-tiba terjadi.
Di tengah kebingungan keduanya dentingan suara jam terdengar dan dari luar tepatnya di dekat alun-alun yang tak jauh dari rumah mereka sorak sorai orang-orang terdengar meriah karena festival kembang api telah dimulai.
Rumah mereka yang berada tidak jauh dari alun-alun membuat Hana bisa mendengar dengan jelas suara orang-orang yang begitu bahagia melihat pemandangan kembang api.
Hana memilih menutupi kembali lengannya dengan jaket. Gadis yang sebentar lagi beranjak delapan belas tahun itu menghela napasnya,lalu ia memutuskan untuk berjalan ke arah jendela pemandangan kembang api yang berwarna-warni.
" Apa kamu tidak ingin melihatnya di alun-alun, kita bisa kesana jika kamu menutupinya! " kata Mina mendekati Hana dan berdiri di samping putrinya sembari ikut menatap ke langit.
" Tidak perlu bu, disini pun sudah cukup asalkan masih bisa melihatnya, lagi pula disini juga bisa terlihat jelas aku juga tidak mau orang-orang mengira aku makhluk aneh dan menjadi takut kalau tanda di tanganku kembali bereaksi seperti tadi! ".
Mina menganggukan kepalanya mengerti sesekali dia memandangi lengan Hana yang memang sudah terbungkus jaket.
" Maafkan ibu, kamu pasti kesulitan di tempat ini! " batin Mina kemudian merangkul Hana.
Hana menatap sang ibu kemudian tersenyum, Mina membalas senyuman itu kemudian mengelus rambut panjang putrinya.
Di tengah keasikan keduanya yang menikmati indahnya kembang api yang tengah menghiasi langit malam ini suara ketukan dari pintu membuat ibu dan anak itu sama-sama menoleh.
Mina berinisiatif sendiri untuk membuka pintu membiarkan Hana menikmati pemandangan kembang apinya.
Saat pintu terbuka seketika penampakan tak biasa Mina dapatkan membuat dia hampir berteriak ketika makhluk aneh berdiri di depan pintu rumahnya.
" HANA!!! " panggil Mina yang panik, mendengar suara sang ibu Hana bergegas datang,dan dirinya pun tak kalah terkejut.
" Gri... Griffin?? " sebut Hana melihat dengan ragu-ragu makhluk yang biasanya dia lihat di film atau buku dongeng.Makhluk itu kini benar-benar berdiri dihadapannya dan Hana semakin bingung apa sebenarnya yang tengah terjadi,lengannya yang tiba-tiba muncul tanda aneh yang membuat semuanya menjadi beku dan sekarang muncul pula hewan yang biasanya ada di cerita atau mitos.
Bukannya mengamuk atau menyeramkan justru terlihat tatapan ramah dari makhluk di depan pintu itu, ukurannya yang dua kali ukuran manusia membuat dia tidak bisa masuk kedalam rumah dengan pintu sempit itu.
" Maafkan kelancangan ku yang datang seperti ini, aaah dimana sopan santun ku! ".
Makhluk itu mengoceh sendiri, terlihat merutuki dirinya sendiri membuat Hana dan Mina yang tadinya teramat kaget sekarang saling menatap bingung.
" Ah iya sebentar! ".
Griffin itu berbalik dan berjalan beberapa langkah kehalaman menjauhi pintu, setelahnya dalam sekejap mata dirinya sudah berubah menjadi seorang laki-laki dengan seragam rapi dan rambut yang ditata sedemikian rupa.
Mina dan Hana kembali di buat kaget dengan apa yang baru saja mereka lihat, tapi makhluk itu terlihat dengan santainya berjalan ke arah mereka.
Melihat keterkejutan kedua orang di hadapannya, Griffin itu membungkukkan badan hormat dan dengan senyum ramah.
" Aku benar-benar minta maaf untuk yang tadi, ah sepertinya nyonya belum terbiasa ya maaf maaf!! " celoteh nya sembari memperbaiki kacamata nya.
" Kamu ini siapa?? " .
Akhirnya Hana memberanikan diri melihat tidak adanya tanda-tanda kejahatan dari orang atau apapun jenis yang ada di hadapan mereka itu.
" Sayang, bisa saja dia berbahaya! " bisik Mina pada Hana, dirinya benar-benar masih menatap laki-laki itu dengan wajah waspada.
" Agar tidak terjadi kesalahpahaman bukankah lebih baik kita mengobrol di dalam, karena ini sangat privasi dan sebaiknya hanya kita bertiga yang mendengarkan! ".
Hana dan Mina tidak langsung setuju dengan perkataan laki-laki Griffin itu, tapi setelah berpikir Hana menyetujuinya dia cukup penasaran dengan kedatangan makhluk yang ia tahu hanya mitos belaka.
" Baiklah, tapi awas saja jika kamu berani melukai aku dan ibuku kamu akan tanggung akibatnya! " ancam Hana mengambil sapu yang ada di samping pintu.
Laki-laki Griffin itu terkekeh melihat kewaspadaan Hana.
" Baiklah nona muda!".
Setelah mendapatkan izin untuk masuk ke dalam rumah, laki-laki Griffin itu langsung mendudukkan diri di sofa yang ada di ruang tamu rumah sederhana itu.
Dia menatap sekeliling, terlihat tidak mewah memang, tapi semuanya tertata dengan rapi dan indah dan begitulah senyumannya ikut mengembang melihatnya.
" Ternyata kamu menjaga putri dengan sangat baik nyonya Mina! " kata laki-laki Griffin itu tiba-tiba.
Mina yang tadinya masih sedikit ketakutan dan waspada dengan laki-laki yang berwujud awal hewan aneh itu seketika menatap bingung laki-laki dihadapannya,dan kemudian setelah memperhatikan lagi wajah pria itu akhirnya dia mengingatnya sekarang.
" Aaah sepertinya anda lupa dengan saya, saya adalah Lucas orang yang datang bersama ratu untuk menitipkan sang putri pada anda,dimana...saat itu hujan lebat tengah melanda kota ini ratu dan aku datang dengan bayi perempuan kecil dia ternyata... sudah dewasa sekarang! ".
Lucas menatap Hana yang datang dari dapur dengan dua gelas teh di tangannya. Mina ikut menatap Hana yang sepertinya tidak mendengar apa yang baru saja Lucas ucapkan.
Jelas sekali Mina mengingat saat itu, saat dimana dirinya yang seorang diri tengah duduk bermenung di dekat jendela saat hujan lebat dan petir serta guntur bergemuruh yang tengah menerjang kota.
Tiba-tiba pintu rumahnya di ketuk saat itu, saat dia membukanya ada dua orang disana berdiri dengan sebuah payung dari daun teratai besar yang mampu melindungi mereka dari air hujan.
Seorang perempuan yang cantik dengan gaun mewah menggendong seorang bayi kecil dan seorang laki-laki yang tengah memegangi payung dari daun teratai itu.
" Ini minum tehnya, dan ceritakan maksud kedatanganmu kerumah kami! " kata Hana ketus.
Mina kembali tersadar dari lamunannya saat Hana berujar sembari meletakkan teh yang ia buat di atas meja.
Lucas tersenyum kemudian mengangkat gelas teh yang baru saja Hana sajikan setelah menyeruput tehnya ia kembali meletakkan gelas teh diatas meja lalu ia mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya.
" Ini , saya akan langsung jelaskan untuk mempersingkat waktu! " katanya meletakkan sebuah amplop di atas meja.
Mina dan Hana langsung menatap amplop itu dengan tatapan bertanya.
" Ini adalah undangan untuk nona Hana di Elemental Central, nyonya Mina anda tidak lupa kan tentang janji anda dan ratu kami? ".
" Janji, ratu?? ".
Hana menatap Mina dengan tatapan penuh pertanyaan, Mina sendiri sudah menggigit bibir bawahnya ia bingung harus menjelaskan bagaimana pada Hana tentang apa yang tengah terjadi.
" Nona Hana, boleh saya lihat tanda di lengan anda? " tanya Lucas dengan senyum mengembang dan mata yang terlibat menyipit.
" Memangnya ada apa dengan tanda di tanganku? " Hana balik bertanya.
" Karena anda pasti penasaran bukan kenapa anda memiliki tanda dan kekuatan yang tiba-tiba muncul itu! " jawab Lucas membuat Hana terdiam dan setelah melirik sang ibu yang terlihat menganggukkan kepalanya akhirnya Hana setuju.
Ia menggulung lengan jaketnya dan memperlihatkan tanda yang sekarang sudah berbentuk kristal kecil dengan warna hitam. Lucas mengamati tanda itu dengan cermat kemudian dia hanya tersenyum membuat Hana dan Mina semakin kebingungan.
" Semua jawabnya ada di tempat ini, datanglah dan temukan sendiri jawabannya, baiklah kalau begitu saya harus pamit terimakasih untuk tehnya! ".
Setelah mengatakan itu Lucas langsung berdiri dari duduknya.
" Tunggu tapi apa maksudnya ini, hei ini tidak masuk akal?? " tanya Hana hendak menghentikan Lucas.
" Hana biar ibu jelaskan dulu! " ujar Mina menghentikan Hana yang hendak mengejar Lucas.
" Bu... ibu tahu sesuatu??" tanya Hana menatap sang ibu setelah melihat Lucas hilang entah kemana dari pintu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments