Hana berdiri dari atas ranjang dengan memakaikan selimut dari Donghyuck di tubuhnya, Donghyuck yang melihat Hana berdiri mengikuti arah langkah gadis itu. Hana berjalan menuju arah jendela di tatap nya ke luar sana semuanya hanya ada hutan gelap dan menyeramkan.
" Kita ada dimana?? ", tanya Hana berbalik menoleh pada Donghyuck.
" Di hutan! ", jawab Donghyuck singkat.
" Kenapa tadi tidak langsung ke Primordial academy saja? " , tanya Hana lagi.
" Kamu ingin kita di hukum karena keluar dari asrama tengah malam seperti ini? ", tanya Donghyuck dengan wajah datarnya.
Hana hanya mengangguk-angguk kan kepala, memang akan merepotkan jika harus dapat hukuman apalagi dirinya sedang dalam keadaan pingsan tadi pasti Donghyuck juga memikirkan hal itu.
" Lalu tempat apa ini?? ", tanya Hana kembali berjalan menuju ranjang sementara Donghyuck sudah mendudukkan diri di salah satu kursi di tempat itu.
" Ini adalah tempat peristirahatan untuk para penyebrang yang hendak menuju ke Elemental Central tapi sudah jarang di tempati karena sekarang sudah ada jalan pintas jadi tempat ini sudah lama di tinggalkan! ", jelas Donghyuck.
" Oooh begitu, lalu kita akan menginap berdua di tempat ini malam ini ?? ", tanya Hana yang terdengar ambigu untuk Donghyuck apalagi saat gadis itu mengatakan ' menginap berdua '.
" Berdua?,apa maksud mu?? " , tanya Donghyuck.
" Eihh memangnya ada orang lain juga disini? ",tanya Hana dengan wajah polos menatap seisi ruangan itu.
Donghyuck mengalihkan pandangannya dari Hana, sepertinya dia akan kesulitan untuk menghadapi gadis ini.
" Terserah apa katamu! ", ujar Donghyuck.
‧͙⁺˚\*・༓☾ ☽༓・\*˚⁺‧͙
Malam turut semakin larut belum ada yang menyadari kepergian Hana dan Donghyuck termasuk teman sekamar mereka. Tapi Yeji tak sengaja terbangun karena sinar bulan malam ini begitu terang seakan memanggilnya dari tidurnya.
Yeji membuka mata dan bergerak meninggalkan tempat tidur nya berjalan ke arah jendela, malam ini bulan yang hanya terlihat setengah itu bersinar dengan begitu terang.
" Ada apa ini apa tadi terjadi sesuatu?? ", tanya Yeji pada dirinya sendiri.
Tidak berpikir lama Yeji memilih untuk segera ke kamar saudaranya yang lain, ia yakin Jeno pasti tahu tentang hal ini. Saat akan keluar dari kamar Yeji melihat tempat tidur Hana yang kosong.
" Dimana gadis itu selarut ini?? ", tanya Yeji.
" Aah sudahlah tidak penting! ", ucapnya kemudian segera keluar dari kamar dengan diam-diam, ia tidak mau ketahuan oleh guru Doyoung.
Suasana asrama malam ini seperti biasanya, terlihat sepi karena semuanya sudah beristirahat, tapi terlihat dari arah sekolah lampu di ruangan guru masih menyala, Yeji tidak ingin ambil pusing dengan hal itu fokusnya sekarang adalah bertemu dengan saudaranya.
" *Jeno Jenooo* " , Yeji memanggil Jeno dengan kekuatan telepathy nya.
Jeno yang awalnya masih nyenyak dalam tidur nya mendengar suara Yeji yang memanggilnya, ia pun membuka mata dan berjalan ke arah pintu.
Setelah membuka pintu Jeno melihat keberadaan Yeji dengan kebingungan.
" Apa yang kamu lakukan malam-malam disini, bagaimana jika guru Doyoung melihat?? ", tanya Jeno dengan suara pelan.
" Bulannya sangat terang malam ini! ", ujar Yeji, Jeno yang mendengar hal itu berjalan ke arah jendela di luar kamar yang juga menghadap tepat ke arah sinar bulan.
Ternyata apa yang di katakan saudaranya itu benar, sinar bulan malam ini seakan menandakan akan kebangkitan sesuatu yang hebat.
" Kamu benar, tunggu sebentar aku akan tanyakan pada ayah! ", ujar Jeno yang langsung diangguki oleh Yeji.
Jeno memejamkan matanya mencoba menghubungi sang ayah di kerajaan *Forst Wolf.*
*" Ayaah ayah ini aku Jeno ayah~~".*
*" Jeno kamu pasti sudah melihatnya~".*
*" Apa yang terjadi ayah~~".*
*" Besok para pemimpin ras akan mengadakan pertemuan, disana kita akan tahu kembali lah pada sekolah biarkan ini menjadi urusan kami ~".*
*" Baik ayah*~".
Telepathy terputus, Jeno kembali membuka matanya Yeji sudah tidak sabar menunggu apa yang baru saja ayah dan saudaranya obrolkan.
" Bagaimana apa yang ayah katakan?? " tanya Yeji.
" Ayah tidak mengatakan sesuatu yang pasti, ayah hanya mengatakan jika besok akan ada pertemuan para pemimpin ras kita disuruh untuk fokus pada *Primordial academy*! ", jelas Jeno yang membuat Yeji tidak puas dengan itu.
" Padahal aku ingin tahu banyak hal! " , ujar Yeji.
" Ah iya Hana tidak ada di dalam kamar! ", sambung Yeji yang tiba-tiba teringat tentang gadis itu.
Mendengar itu Jeno tentu saja terkejut, bagaimana bisa Hana tidak berada di dalam kamar selarut ini.
" Tunggu sebentar! ", Jeno kembali membuka pintu kamar dan melihat kedalam setelah itu ia kembali menutup nya.
" Donghyuck juga belum kembali sejak ia pergi tadi! ", ujar Jeno.
" Apa mereka berdua pergi bersama?? ", tanya Yeji curiga.
" Setahuku Donghyuck itu orang yang sangat kasar dan dia juga susah menerima orang-orang di sekitarnya, jadi tidak mungkin jika mereka memang pergi berdua! ", jelas Jeno.
" Lalu apa kemana mereka pergi?? ", tanya Yeji.
Jeno menggelengkan kepalanya , dia juga tidak tahu.
" Semoga saja Hana tidak di culik oleh ras hitam! ", ujarnya berharap yang terbaik.
" Hmm kamu benar kalau begitu aku akan kembali ke kamar, pastikan hanya kita berdua yang tahu tentang kepergian dua orang itu! ", ucap Yeji.
" Iyaa aku tahu, cepat kembali istirahat besok pagi kita masih ada kelas bersama guru Doyoung!! ", ujar Jeno, Yeji pun segera kembali ke kamar nya agar tidak ada yang terbangun.
‧͙⁺˚\*・༓☾ ☽༓・\*˚⁺‧͙
" Donghyuck apakah kamu bisa pelan-pelan saja, haah aku kelelahan... " ujar Hana yang mencoba mengejar langkah Donghyuck yang berjalan lebih dulu.
Matahari baru akan terbit setengah jam lagi tapi mereka berdua harus segera kembali ke *Primordial academy* sebelum orang-orang sadar jika mereka keluar dari asrama semalam.
" Donghyuck~~" rengek Hana membuat Donghyuck menghentikan langkah nya dengan wajah datar.
" Apakah kakimu itu sama sekali tidak ada guna nya, kita harus segera kembali!! ", ucap Donghyuck.
Hana mendudukkan dirinya di atas sebuah dahan kayu besar yang sudah patah dari pohonnya, dia benar-benar kelelahan padahal rasanya semalam dia tidak merasakan seperti ini saat ada di hutan ini.
" Kamu tidak bisa mengerti yaa aku itu kelelahan, memangnya kamu punya kekuatan dan sudah biasa hidup di tempat seperti ini, ini tidak mudah!! ", dumel Hana membuat Donghyuck mengusap wajah lelah.
Akhirnya Donghyuck berjalan kembali ke arah Hana dan berjongkok sambil memunggungi gadis itu.
" Naik!! ", ucap Donghyuck menyuruh Hana naik ke punggungnya .
" Ehh kamu mau menggendong ku, tidak aku tidak mau!! ", tolak Hana menyilang kan tangan didepan dada sambil membuang muka.
Mendengar itu Donghyuck semakin kesal, dia pun berbalik menatap gadis di depannya dengan wajah datarnya.
" Baiklah jika cara itu yang kamu inginkan! ", ucap Donghyuck tiba-tiba bangkit kemudian langsung menggendong tubuh Hana dengan mudahnya.
" Eeeh Donghyuck apa yang kamu lakukan, heii turunkan aku!! ", berontak Hana minta di turunkan dari gendongan Donghyuck, Donghyuck menggendong Hana di depan tidak seperti rencana awalnya.
Tidak memperdulikan perlawanan Hana yang minta di turunkan Donghyuck menutup matanya, tidak lama sesuatu terjadi. Dari punggung Donghyuck muncul sepasang sayap *Demon* dengan dua tanduk di kepalanya, manik mata Donghyuck juga berubah.
Hana membulatkan mata kaget melihat apa yang baru saja terjadi tepat di depan matanya, ternyata ini adalah wujud asli Donghyuck, manik matanya berwarna merah dengan tanduk dan juga sayap di punggungnya. Masih sibuk menatap Donghyuck tiba-tiba tubuh mereka langsung melayang di udara dan Donghyuck langsung membawa mereka lebih tinggi di udara, karena terkejut mereka tiba-tiba terbang Hana spontan langsung memeluk Donghyuck.
" Aaaaa apa iniiii!! ", panik Hana ketakutan.
" Tenang saja kita akan segera tiba di *Primordial*! ", ucap Donghyuck dengan suara dinginnya.
Setelah mengatakan itu Donghyuck langsung terbang melewati awan menuju *Primordial academy*, Hana yang awalnya ketakutan mulai membuka mata dan menatap sekitar, hanya ada awan dan pemandangan langit di atas , Hana pun melihat ke bawah pemandangan indah dia dapatkan dari arah depan tempat yang mereka tuju, jauh di depan sana cahaya indah muncul dari *Elemental Town*.
Hana mendongak ke atas Donghyuck ternyata tengah fokus menatap ke depan, rahangnya begitu tegas dan tatapan matanya begitu tajam, meskipun dalam wujud *Demon* nya tapi Hana sama sekali tidak takut, karena menurut cerita yang Hana pernah dengar *Demon* itu terlihat mengerikan tapi Hana sama sekali tidak merasa seperti itu.
Lama memandang wajah Donghyuck ternyata sang empunya ikut menoleh padanya membuat pandangan mereka bertemu, Hana spontan membulat kan mata karena ketahuan menatap Donghyuck, gadis itu jadi gelagapan dan bergerak sembarangan membuat ia hampir terjatuh jika Donghyuck tidak mengeratkan pegangannya pada Hana.
" Jangan banyak bergerak!! ", ujar Donghyuck.
" Engg emm ba\_baik! ", ucap Hana gugup kemudian berpegangan pada lengan Donghyuck dengan kepala tertunduk tak seperti tadi.
Donghyuck kembali menoleh pada Hana yang ada di gendongannya, dirinya terus merutuki diri tentang apa yang sekarang dia pikirkan.
Lama terdiam Hana diam-diam kembali menatap ke bawah, pemandangan di bawah benar-benar sangat menarik mata.
" Cantik sekali! ", gumam Hana yang masih di dengar oleh Donghyuck.
Donghyuck ikut menoleh ke depan, cahaya kerlap-kerlip lampu berbagai warna di elemental Central dan juga *Primordial academy*, Donghyuck tiba-tiba berhenti dan terbang di tempat membuat Hana bingung.
" Eeeh kenapa berhenti?? ", tanya Hana.
" Disana! ", ujar Donghyuck menunjuk dengan arah tatapannya karena kedua tangannya menggendong Hana.
Hana menoleh ke arah yang Donghyuck maksud, pemandangan matahari terbit yang sangat indah menjadi hal pertama yang ia lihat.
" Waaah indah sekali!! ", girang Hana tersenyum sumringah dengan pemandangan yang baru pertama kali ini ia lihat, dan yang spesial nya dirinya sekarang berada di udara tepatnya ia menyaksikannya di atas ketinggian.
Perlahan sudut bibir Donghyuck ikut terangkat menerbitkan senyum melihat senyum antusias Hana, pagi itu keduanya bisa melihat pemandangan matahari terbit dari atas langit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments