"Saya ini kekasihnya Alex buk" ketus Eve emosi
"Apaa.....?"
...****************...
Wulan melongo mendengar ucapan Eve. Ada rasa nyeri di dada nya.
"Ngapain tadi pagi ibuk naik mobil Alex ?" cecar Eve
Wulan pun mengerti kalau Eve sedang cemburu
"Ibuk tadi tidak sengaja ketemu Alex dan menumpang mobilnya, jangan salah paham ya" terang Wulan
Eve mendengus pelan mendengar penjelasan Wulan
"Ini peringatan pertama ya buk, kalau ibuk ngotot juga mendekati alex saya tidak segan berbuat nekad" ancam Eve
"Yang sopan kalau bicara pada guru mu Eve" ucap Wulan dengan nada yang mulai tinggi
Sungguh ia tidak habis pikir, dimana sopan santun anak-anak ini. Tidak segan kah mereka pada guru nya.
Eve hanya tersenyum sinis
"Cam kan ucapan saya buk" tunjuk Eve
Kemudian mereka berlalu meninggalkan Wulan yang termenung.
Ada banyak prasangka dalam hati Wulan saat ini. Ada rasa sedih dan perih. Ia kecewa pada Alex. Sangat kecewa.
Jika ia sudah memiliki kekasih mengapa malah menyatakan cinta padanya. Ternyata dugaan Wulan selama ini benar. Alex seorang playboy dan ia benci telah membiarkan Alex menyentuhnya.
Ia menyesal telah jatuh dengan mudahnya dalam perangkap Alex.
"Dasar playboy mesum" umpat Wulan dalam hati
Wulan berjalan gontai ke ruang guru. Dikantor telah ramai para guru yang sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing.
🌹🌹🌹
Lomanove Restaurant adalah restoran bintang lima yang berlokasi di tengah kota. Salah satu restoran favorit dari kalangan elit, dengan berbagai jenis makanan eropa dan makanan tradisional nusantara. Untuk harganya jangan ditanya, minimal harus menyediakan dana 1,5 juta untuk bisa menikmati hidangan di restoran ini untuk satu orang. Restoran ini juga salah satu restoran milik Alex.
VVIP Room
"Semoga kerja sama kita berjalan dengan lancar tuan Thunder" ujar Matteo sambil tertawa puas dan menjabat tangan Jack.
Disini mereka bertukar peran, Jack sebagai Alex dan Alex sebagai Jack.
Nama Alex di dunia bawah adalah Thunder yang berarti kuat dan terampil. Ia tidak akan menggunakan identitas aslinya didunia mafia untuk melindungi kehidupannya di dunia atas dan juga orang-orang tersayangnya. Ini adalah salah satu ajaran kakek Alex.
Bahkan mereka pun mengubah tampilan wajahnya dengan menggunakan topeng silikon yang sangat tipis untuk mengubah bentuk alis dan rahang dan juga menggunakan softlens untuk mengubah warna kornea mata, baru lah mereka memasang masker.
Bentuk wajah mereka benar-benar berubah menjadi orang lain sehingga tidak ada yang mengenali wajah asli kedua nya, bahkan oleh anak buah Alex sekalipun. Hanya orang kepercayaan nya saja yang tahu.
"Semoga tuan" jawab Jack
Akhirnya Matteo berhasil membuat kontrak kerja sama dengan klan Moonlight. Ia membeli sebanyak lima ribu pucuk senjata api jenis Glouck 21. Senjata api buatan Moonlight sudah sangat terkenal di kalangan para mafia.
Glouck buatan Alex didesain sangat tipis dan ringan namun mematikan dengan berat hanya 780 gram sudah termasuk magasin berisi 17 peluru. Bahan-bahan yang digunakan tentu sangat berkualitas dengan mekanisme bongkar yang cukup susah. membuat pistol jenis ini sangat banyak diminati para bos mafia untuk mempersenjatai anak buahnya.
"Nanti malam ada pesta ulang tahun putri ku, datanglah tuan Thunder, saya sangat mengharapkannya" ujar Matteo
"Kita lihat nanti tuan" jawab Jack
Matteo pun menghela nafas, ia tidak mungkin memaksa nya. Matteo ingin sekali menjodohkan Thunder dengan putri semata wayangnya yaitu Ivanka Escobar. Dengan begitu wilayah kekuasaan dan kekuatannya akan semakin bertambah.
🌹🌹🌹
Setelah menyelesaikan tugas mengajar nya, Wulan pun beranjak meninggalkan gedung sekolah. Sejak pernyataan Eve tentang Alex, ia lebih banyak melamun dan murung.
Wulan heran dengan diri nya, mengapa ia bersikap seperti ini. Pikirannya mengatakan ia harus menjauhi anak itu tapi hati nya justru berharap sebaliknya.
Apakah ia sudah mulai menyukai Alex. Mengapa hati nya terasa pilu saat ada gadis yang mengaku memiliki Alex. Hati nya tidak rela. Wulan dilema, seolah hati dan pikirannya tidak sejalan.
Saat melewati parkiran, tiba-tiba tangan Wulan dipegang oleh seseorang. Wulan refleks menarik tangannya.
"Pak Yudha" kaget Wulan
"Ayo mas antar pulang" ajak Yudha
Wulan meremang mendengar Yudha menyebut diri nya mas.
"Tidak usah pak, saya duluan ya" jawab Wulan sopan dan segera berjalan cepat ke arah gerbang sekolah sebelum Yudha menahannya lagi.
Yudha kesal dengan sikap Wulan
"Jual mahal banget nech cewek, gue genjot baru tau loe" ujar Yudha kasar
Ia segera menghidupkan motor kawasaki ninja nya dan mengejar Wulan
Wulan telah sampai digerbang sekolah, kebetulan suasana memang masih sepi karna belum waktu nya jam pulang siswa.
Wulan segera berlari dan bersembunyi di balik tiang tembok pagar sekolah. Ia takut Yudha menyusul dan memaksa nya. Tak lama kemudian, ia melihat Yudha berhenti didepan pagar dan celingak celinguk seperti mencari sesuatu. Entah kenapa Wulan yakin itu adalah dirinya. Akhirnya Yudha pun pergi, Wulan bernafas dengan lega.
Wulan mulai berjalan ke arah halte di seberang jalan dan menunggu angkot seperti biasa.
Tidak lama menunggu, datanglah mobil sedan berwarna hitam dan berhenti tepat didepan Wulan.
Seorang pria paruh baya turun dari kursi bagian depan mobil dan menghampiri Wulan.
"Maaf nona wulan, perkenalkan saya adalah supir tuan Alex nama saya pak Hendro" ujar nya kepada Wulan
"Iya pak, ada apa ya ?" tanya Wulan
"Tuan Alex berpesan agar saya mengantarkan nona ke rumah, tuan Alex masih dikantor ada rapat" jawab pak Hendro sopan
Wulan pun mengerutkan kening, Alex yang ia kenal adalah Alex anak sekolahan bukan pekerja kantoran.
"Apa bapak tidak salah orang ?" tanya Wulan was-was, ia takut ini modus baru penculikan
Pak Hendro pun meraih handphone nya dan menelpon Alex
"Halo tuan, nona Wulan meragukan saya" lapor pak Hendro to the point, Wulan pun tersenyum kecut mendengarnya
Tiba-tiba pak Hendro mengarahkan handphone nya ke Wulan.
"Maaf nona, tuan Alex mau bicara" ucap nya sopan
"Halo" ucap Wulan
"Buk, tolong ikut dengan pak Hendro ya, saya masih ada rapat belum bisa menjemput ibuk" ucap Alex
Setelah mendengar suaranya baru lah Wulan yakin kalau dia memang Alex muridnya.
"Tunggu...tapi kenapa ia bilang sedang rapat ? Bukannya ia anak sekolah ?" batin Wulan
Wulan pun mematikan sambungan telpon tanpa menjawab ucapan Alex. Ia pun mengembalikan handphone pak Hendro.
"Maaf pak, saya tidak bisa ikut bapak, tolong bilang pada Alex tidak usah repot mengantar saya kerumah" ucap Wulan sopan
"Tapi nona, ini perintah tuan Alex" ucap pak Hendro
Sebelum ia menjawab, angkot yang menuju rumah Wulan pun datang. Wulan dengan sigap menghentikan angkot tersebut.
"Permisi pak" jawab Wulan sambil tersenyum lalu menaiki angkot.
Pak Hendro hanya bisa menghela nafas.
🌹🌹🌹
Keesokan hari nya, Wulan sengaja bangun lebih pagi dari biasanya. Sejak semalam ia sengaja mengabaikan telpon dan chat dari Alex.
Wulan benar-benar kesal. Bukankah anak itu sudah punya pacar, kenapa masih menghubungi dan mengganggu nya.
Wulan semalam meminta tolong pada Irene agar menjemputnya pagi ini dan telah menceritakan masalah ia dengan Alex. Irene pun dengan senang hati menjemput Wulan.
"Tumben berangkatnya lebih pagi" ujar ibu
"Sekarang jadwal Wulan jadi guru piket bu jadi harus berangkat lebih pagi" bohong Wulan
"Ya sudah, hati-hati ya nak" ucap ibu
Wulan pun berangkat dijemput Irene.
"Makasih ya Ren" ucap Wulan sesampai nya mereka di sekolah tepat pukul 07.00. Biasanya jam segini ia baru menaiki angkot
"Sama-sama, nanti siang gue jemput ya"
"Siiippp"
Wulan pun berjalan memasuki sekolah menuju ke kantor guru. Terlihat para murid dan guru sudah ada yang berdatangan.
Tiba-tiba handphone Wulan bergetar, dan itu panggilan dari Alex. Wulan pun mengabaikannya.
Hari ini Wulan hanya mengajar satu kelas pada jam 10.30 setelah istirahat pertama dan selesai pukul 12.30, jadi ia masih memiliki banyak waktu untuk bersantai.
Para guru sudah banyak yang berdatangan termasuk Yudha. Ia memperhatikan Wulan sedang asik memainkan handphone nya. Yudha pun menyeringai dan berjalan menghampiri Wulan.
"Minta nomor handphone nya Wulan" ujar Yudha santai
Wulan pun kaget mendengar suara Yudha. Saking asiknya memainkan handphone ia tidak sadar Yudha sudah berdiri didepan meja nya. Wulan tidak bisa mengelak dan terpaksa memberikannya.
Yudha tersenyum puas.
"Nanti makan siang sama mas yuk, ada gerai makanan baru buka di dekat taman sana" ajak Yudha
"Maaf pak saya sudah ada janji" tolak Wulan sopan
Lagi-lagi Wulan membuat Yudha kesal. Ia menatap tajam ke arah Wulan membuat Wulan merinding.
Kemudian bell tanda masuk pun berbunyi.
"Permisi pak" ucap Wulan dan dengan segera berlalu keluar kantor.
Ia sungguh takut dengan Yudha. Apalagi melihat tatapan nya tadi.
Saat ini Wulan harus bersembunyi dulu, ia takut bertemu lagi dengan Yudha. Wulan putuskan bersembunyi di perpustakaan. Disana tidak banyak orang, ia bisa bersembunyi di antara lorong rak buku sambil membaca buku sepuasnya.
"Buk Wulan" ucap Alex dari arah belakang Wulan
Wulan pun berhenti, suara itu mampu membuat tubuhnya bergetar. Ia melihat Alex berlari ke arah nya. Jantung Wulan berdegup kencang.
"Ibuk kenapa tidak mengangkat telpon saya ?" tanya Alex.
Wulan terdiam melihat Alex. Wajahnya yang tampan dengan garis rahang yang tegas sungguh membuat Wulan meriang. Tapi Wulan merasa ia harus menegaskan pada Alex tentang hubungan mereka. Ia tidak mau di cap sebagai wanita peparang alias perebut pacar orang.
"Alex tolong jauhi ibuk, mengerti ?" ucap Wulan tanpa menjawab pertanyaan Alex
Wulan pun segera berlalu, tapi Alex menahan lengan nya.
"Lepaskan" ujar Wulan sambil menepis tangan Alex, kemudian ia berlari menjauhi Alex.
Alex terdiam dan ia pun kembali ke kelas karna jam pelajarannya sudah mulai. Ia akan menemui Wulan di jam istirahat nanti
Wulan yang telah tiba di perpustakaan, ia melihat ke sekeliling dan kecewa Alex tidak mengejarnya.
"Huuffttt...apa sih yang aku harapkan dari bocil itu" gumam Wulan lemah
Ia masuk ke perpustakaan dengan langkah gontai.
"Hayooo...ngelamun apa ?" tepuk Silvi di pundak Wulan
Wulan sontak terkaget
"Buk Silvi, bikin kaget aja" ujar Wulan sambil mengusap dada nya
"Hehehehe...maaf ya" ucap Silvi
"Jangan panggil ibuk, panggil aja Silvi, aku baru 23 tahun lo"
"Sama donk" senyum Wulan
Silvi pun mengajak Wulan duduk dikursi dekat dinding yang menghadap ke pintu perpustakaan. Mereka pun mulai bertukar cerita tentang kehidupan masing-masing. Ternyata Silvi orangnya supel dan mudah bergaul, Wulan yang sifat nya pemalu merasa cocok dengan nya.
Sifat Silvi mirip seperti Irene, sama-sama cerewet sesuai dengan Wulan yang pemalu dan pendiam.
Wulan pun teringat sesuatu.
"Sil, kamu ada mengajar dikelas xii ips 1 ?" tanya Wulan hati-hati
"Gak Lan, yang mengajar dikelas itu kak Tania" jawab Silvi yang seumuran dengan Wulan. Silvi dan Tania mengajar mapel yang sama yaitu Matematika.
"Ada apa ? Kan kamu mengajar dikelas itu Wulan" ujar Silvi
"Iya, tapi aku mendengar gosip kalau anak yang bernama Alex pacaran sama Evellyn, apa benar Sil ? Tanya Wulan dengan hati berdebar
"Ooo...itu gosip udah lama beredar, aku juga gak tau pasti. Tapi kata anak-anak, Eve emang pacarnya Alex dan Eve pun akan melabrak siapa saja yang menyukai Alex" jawab Silvi
Wulan terdiam, lagi-lagi ia merasa sangat kecewa.
"Ada apa Lan, kok nanyain hal itu ? Suka sama Alex yaaa ?" goda Silvi
Wulan langsung gugup.
"Gak Sil....gak kok cuma penasaran aja" jawab Wulan dengan wajah pucat
Silvi pun tersenyum tak percaya
"Kalau suka gak apa-apa kok Lan. Soalnya Alex itu ganteng, kaya lagi cuma hati-hati sama Eve, dia bisa nekad kalau ada yang mendekati Alex" ucap Silvi
Wulan hanya terdiam mendengar nya. Entahlah, sekarang perasaan Wulan benar-benar makin kalut. Semakin sering mendengar tentang sifat Eve yang posesif semakin ia marah dan kesal.
Apa ini cemburu ? Wulan pun belum mampu memutuskannya.
Waktu pun berlalu, tanpa terasa bell istirahat pun berbunyi. Silvi kemudian mengajak Wulan makan dikantin sekolah. Wulan pun menyetujuinya.
Setelah sampai dikantin, Wulan merasa takjub dengan interior nya. Dindingnya di cat warna putih dan gold berselang seling membentuk pola jajar genjang. Kursi dan meja juga di cat warna yang sama.
Di setiap sudut ruangan berdiri vas bunga besar yang dihiasi ornamen naga berwarna emas. Didalam pot terdapat bunga tulip plastik berwarna putih yang berukuran besar
Wulan dan Silvi memilih meja yang membelakangi dinding sehingga pandangannya bisa melihat seluruh kantin. Nampak satu per satu para siswa juga masuk ke dalam kantin.
Kemudian mereka memesan makanan. Wulan memesan soto betawi sedangkan Silvi ayam geprek cabe hijau. Tak lama makanan pesanan mereka pun datang, mereka makan dalam diam.
"Ehhh...ada ibuk cantik" ucap Rudi
Wulan pun mendongakkan kepalanya. Ia kaget melihat Rudi, Doni, Angga dan Alex telah duduk di meja pas di depan meja Wulan dan Silvi.
"Siapa nech yang cantik ?" tanya Silvi
"Ibuk berdua donk, siapa lagi ?" goda Rudi
"Mulut nya pintar merayu, maaf ya gak ada uang kecil" ujar Silvi sambil mencebikkan bibir
Mereka pun tertawa mendengar ocehan Rudi dan Silvi, kecuali dua orang yaitu Wulan dan Alex.
Tatapan Alex tak pernah lepas dari Wulan, seolah menghujam jantungnya membuat Wulan panas dingin dan sulit bernafas. Ia hanya menunduk, tak berani membalas tatapan Alex.
"Sudah makannya Sil ?" bisik Wulan
"Sudah"
Mereka pun beranjak dari kursi nya.
"Ibuk yang cantik ini ke kantor dulu ya anak-anak" canda Silvi sambil melambaikan tangannya
"Hati-hati ibuk cantik" balas Rudi
Yang lain hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah absurd kedua nya.
Silvi dan Rudi memang sudah biasa saling bercanda selama masih di batas kewajaran dan tidak keterlaluan.
Wulan dan Silvi berjalan menuju kasir untuk membayar makanan mereka.
"Berapa totalnya mba ?" ucap Silvi yang berkeras mentraktir Wulan
"Sudah lunas buk" ucap mba kasir
Keduanya melongo tidak percaya
"Siapa yang bayar mba ?" tanya Silvi
Mba kasir tidak menjawab dan hanya tersenyum.
"Terima kasih sudah mampir, silahkan datang lagi" ucap nya dengan ramah sambil mengatupkan tangan di dada. Wulan merasa seperti sedang di restoran yang ada di mall.
Setelah Wulan keluar dari kantin, Alex pun berdiri dan berjalan mengikuti Wulan dengan menjaga jarak mereka agar tidak ketahuan.
Wulan dan Silvi pun berpisah arah, Silvi ke toilet dulu sedang Wulan menuju kantor guru karna ia akan segera masuk kelas. Jalan yang di ambil Wulan melewati ruang latihan taekwondo.
Saat itu suasana sepi, Alex pun segera mengejar Wulan dan menariknya masuk kedalam ruangan latihan tersebut. Wulan berteriak kaget tapi Alex segera membungkam nya dengan bibir.
Wulan kaget merasakan benda lembut dan kenyal menyentuh bibirnya. Ia berusaha melepaskan tapi Alex menahan tengkuknya dengan tangan kirinya sedang tangan kanan memeluk Wulan dengan erat.
Alex terus melumat bibir Wulan dengan penuh kerinduan dan kelembutan. Wulan yang baru pertama merasakan ciuman hanya bisa terdiam dan memejamkan matanya. Alex menggigit bibir Wulan dengan pelan sehingga bibirnya terbuka, lidah Alex semakin masuk kedalam. Menyesap, menghisap dan menyapu dengan rakus rongga dalam mulut Wulan. Wulan benar-benar terhanyut dan terbuai. Rasanya sungguh luar biasa. Badannya meremang dan panas, muncul perasaan dalam diri Wulan menuntut Alex untuk melakukan lebih.
"Saya ini kekasihnya Alex buk"
"Saya ini kekasihnya Alex buk"
Mata Wulan tiba-tiba terbuka, ucapan Eve terus berputar-putar dikepalanya. Dengan sekuat tenaga Wulan mendorong tubuh Alex hingga ciuman mereka terlepas.
"Aku membenci mu Alex"
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
CARI MATI NI YUDHA..
2024-08-26
2
Cah Dangsambuh
nekat ya alex ga peduli di lingkungan sekolah
2024-07-24
2