Tak lama kemudian,
Tok...tok....tok....
Terdengar suara ketukan didepan kamar Alex. Alex mengintip dari lubang pintu dan melihat Jack disana. Ia pun membuka pintu dan terkaget saat melihat seseorang di belakang Jack. Seseorang yang sangat dibenci Alex.
"Alex...."
"Untuk apa anda kesini ?" tanya Alex dingin
"Maaf tante mengganggu waktu mu, bagaimana kabarmu, apa kau baik-baik saja nak ? Tanya Elle, mama tiri Alex.
"Tante memasakkan makanan kesukaanmu nak" ucap Elle sambil melangkah kedalam dan meletakkan rantang susun berisi makanan.
"Aku bukan anakmu dan bawa kembali makanan itu ,kalau tidak aku buang" ketus Alex
Elle menarik nafas dalam, sudah bertahun-tahun ia mencoba meluluhkan hati Alex tapi hati anak itu sekeras batu.
Semua yang terjadi dalam hidup Alex, ia juga tidak menginginkannya. Andai saja waktu bisa diputar kembali. Tanpa terasa air mata Elle pun jatuh.
"Maafkan tante nak, jika kau ada waktu datanglah ke mansion, papamu sudah sakit-sakitan" isak Elle lemah
Ia pun pergi meninggalkan kamar Alex.
"Jack, apa yang kau lakukan ? Kau sudah bosan hidup ?" geram Alex karna Jack berani membawa perempuan itu ke kamar nya.
Selama ini Alex selalu menghindari papa dan selingkuhannya. Sakit hati nya tidak akan pernah hilang. Mama nya telah pergi untuk selama-lama nya karna ulah perempuan itu.
Tidak....sampai kapanpun ia tak akan memaafkan mereka.
"Maafkan saya tuan, nyonya Elle benar-benar sudah berputus asa, saya tidak tega" jawab Jack
🌹🌹🌹
Wulan bangun dengan badan yang terasa segar. Tidurnya sangat nyenyak tadi malam. Sejak subuh ia sudah bersiap-siap. Mandi dengan pelan agar benar-benar bersih, memakai handbody agar kulitnya harum dan lembut, memilih baju yang ia rasa pantas dan memakai riasan natural. Tak terhitung kali ia mematut diri di depan cermin.
Wulan merasa seperti remaja SMA yang sedang jatuh cinta. Ia merasa geli sendiri. Jam setengah tujuh ia telah siap dan sedari tadi melihat handphone. Belum juga ada kabar dari Alex. Ada rasa takut dalam hatinya jika Alex tidak jadi menjemputnya. Ia ingin menghubungi duluan tapi gengsi.
Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya ia menyerah. Ia mencari kontak dengan nama Alex dan ketemu.
Saat akan memencet tombol panggil, tiba-tiba tangannya bergetar jantung nya berdebar. Wulan berkeringat dingin. Panggilan pun tersambung
Ttuuuuutttt....
Ttuuuuutttt....
Ttuuuuutttt....
Ttuuuuutttt....
Ttuuuuutttt....
"Nomor yang anda tuju......."
Wulan kecewa, mungkin ia yang terlalu berharap. Seketika ia berubah murung.
Tak berapa lama, handphone nya bergetar dan menampilkan nama Alex dilayar. Wulan kembali tersenyum.
"Halo"
"Halo sayang, maaf aku tadi sedang mandi, ada apa ?" tanya Alex diseberang sana
"Jadi menjemput ku ?" Wulan balik bertanya
"Tentu, 15 menit lagi aku sampai"
"Baiklah"
Panggilan pun terputus, pipi Wulan bersemu merah, lima belas menit lagi mereka akan bertemu.
Jam tujuh tepat Alex datang. Seperti biasa, Alex terlihat sangat gagah dimata Wulan. Alex ingin sekali mampir dan menyapa ibu tapi Wulan melarang. Wulan merasa belum siap memperkenalkan Alex pada ibu. Ia takut ibu nya melarang jika tau Alex masih anak SMA.
Selama perjalanan mereka hanya terdiam dengan kedua tangan saling menggenggam erat. Saat sampai diparkiran sekolah, para murid dan guru sudah berdatangan. Suasana sekolah telah ramai.
Wulan merasa was-was. Ia takut mereka melihatnya didalam mobil Alex. Bagaimanapun hubungan mereka adalah sebagai guru dan murid. Tentu tidak baik jika ia menampakkan kedekatan dengan sang murid dilingkungan sekolah.
Wulan menahan tangan Alex. Ia meminta mereka tetap didalam mobil sampai suasana sepi. Alex pun menyetujui nya.
Beberapa hari pun berlalu. Alex dengan setia mengantar jemput Wulan setiap hari. Saat di sekolah mereka sangat berhati-hati dan bersikap seperti guru dan murid agar tidak ada yang curiga. Semakin hari hati Wulan dan Alex semakin berbunga-bunga.
Sementara dikantor, Yudha terus berusaha mendekati Wulan, ia kesal Wulan tidak pernah mau mengangkat telpon dan membalas pesannya. Wulan yang merasa tidak nyaman terus menghindar. Sebelum memasuki kantor guru, ia akan melihat dulu apakah Yudha ada atau tidak. Jika Yudha ada dikantor, ia akan beralih keperpustakaan.
Siang itu Wulan sedang berjalan melewati depan gedung labor komputer. Ia baru selesai mengajar di kelas x. Untuk mencapai kelas x ia memang harus melewati gedung labor tersebut. Suasana saat itu sedang sepi, tiba-tiba ada yang menarik tangannya. Wulan kaget dan menoleh, ternyata Yudha. Ia berusaha menepis tapi tangannya dipegang kuat oleh Yudha.
"Pak apa-apa an ini ? tolong lepaskan tangan saya" ucap Wulan
Yudha pun menyeringai. Sungguh Wulan benci melihatnya.
"Kenapa telpon dan pesan saya gak di balas dek ?"
Wulan bergidik mendengar panggilan Yudha padanya.
"Maaf pak saya benar-benar sedang sibuk" jawab Wulan sambil terus berusaha menarik tangannya dari genggaman Yudha
"Tolong lepaskan tangan saya atau saya akan teriak" ancam Wulan semakin ketakutan saat Yudha menatapnya dengan penuh birahi.
Bukannya takut, Yudha malah semakin berani. Ia menarik Wulan kedalam pelukannya tapi Wulan segera menahan dengan tangannya dan Wulan menggigit tangan Yudha dengan keras.
"Aaaaarrgghhhh" Yudha berteriak keras karna kesakitan
Wulan segera berlari menjauhi Yudha. Keringat dingin sudah membasahi tubuhnya. Wulan terus berlari dan ia melewati gedung olahraga tiba-tiba ia menabrak seseorang. Reflek Wulan berteriak saat orang tersebut memeluknya agar tidak jatuh.
"Jangan, lepaskan saya"
"Buk ini saya Alex" ucap Alex
Wulan yang tersadar segera memeluk Alex dengan erat. Ia membenamkan wajahnya kedalam pelukan Alex dan menangis.
Rudi dan Doni pun kaget melihat guru mereka memeluk Alex dan Alex memeluknya juga dengan sangat erat. Sedangkan Angga biasa saja. Sementara Wulan masih belum sadar kalau mereka tidak hanya berdua.
Alex pun cemas dan membawa Wulan ke dalam gedung olahraga.
"Ada apa sayang ?" ucap Alex sambil membelai kepala Wulan
"Alex aku takut" ucap Wulan bergetar
"Takut apa sayang ?" tanya Alex lembut menenangkan
Wulan mendongakkan kepalanya. Tatapan mereka pun bertemu dan saling terkunci beberapa saat. Alex kemudian mendekatkan wajahnya pada Wulan dan melumat bibir Wulan, Wulan pun reflek memejamkan matanya.
Angga, Doni dan Rudi pun melongo melihat adegan didepan mata mereka. Angga pun segera menutup pintu gedung.
Alex mengulum bibir Wulan dengan penuh kelembutan. Sungguh bibir Wulan yang kenyal dan manis telah membuatnya candu. Alex menahan tengkuk Wulan untuk memperdalam ciuman mereka. Ia menyesap, menjilat dan melumat dengan penuh cinta. Tidak ada yang terlewatkan oleh bibir Alex. Lidahnya membelit lidah Wulan. Wulan mencoba membalas walaupun ia masih kaku. Alex begitu bahagia. Mereka terus saling berciuman tanpa menyadari tiga orang pria sedang menunggu mereka didepan pintu.
Angga, Doni dan Rudi melihat seorang guru sedang berjalan tergesa-gesa ke arah mereka.
"Kalian lihat buk Wulan tidak ?" tanya Yudha tanpa basa basi
"Buk Wulan guru ekonomi pak ?" tanya Rudi
"Iya, emang ada lagi gadis yang namanya Wulan disekolah ini ?" sewot Yudha, ia benar-benar kesal karna hasratnya ingin memeluk dan mencium Wulan gagal
Angga, Doni dan Rudi saling berpandangan.
"Tidak lihat pak" geleng mereka serempak
Yudha pun berlalu dengan wajah masam
Sementara didalam ruang olahraga,
"Merasa lebih baik sayang ?" tanya Alex setelah ciuman mereka terlepas. Wulan mengangguk.
"Ada apa, kenapa tadi berlari ?" tanya Alex yang penasaran
Wulan pun menceritakan sejak awal pertemuannya dengan Yudha. Cara Yudha menatap, teror telpon dan pesan, bahkan tadi Yudha berusaha memeluk nya dengan paksa membuat Wulan ketakutan.
Alex terkejut. Ia benar-benar marah ada yang berani mengganggu gadis nya. Lihat saja, Yudha akan menerima akibatnya geram Alex.
"Sepertinya aku akan berhenti mengajar disini Lex" ucap Wulan lemah
"Aku takut jika dia sampai......" Wulan tak kuasa melanjutkan kata-kata nya. Ia sungguh takut membayangkan.
"Tenang sayang, bukan kamu yang harus berhenti tapi dia" ucap Alex menenangkan dan memeluk Wulan kembali.
🌹🌹🌹
Tepat pukul 12.00 bell pulang pun berbunyi. Para guru akan mengadakan rapat penting dan sepakat memulangkan siswa lebih cepat. Terdengar sorakan gembira para siswa karna dapat pulang lebih cepat dari biasa nya.
Setelah siswa pulang, para guru sudah berada di ruang rapat. Wulan selalu bersama Silvi sejak Alex dan yang lainnya mengantarkan kedepan kantor guru.
Saat diruang rapat ia bertemu dengan Yudha, reflek Wulan memegang lengan Silvi dengan erat.
Yudha hanya menyeringai menatap Wulan intens. Untung saja tempat duduk mereka berjauhan. Yudha duduk dideretan wakil kepala sekolah. Ia menjabat sebagai wakil sarana dan prasarana. Ia akan menjaga sikap jika berada di keramaian.
🌹🌹🌹
Alex segera menuju kantor setelah mengantarkan Wulan ke depan ruang guru. Ia harus menghadiri rapat dengan klien penting dari Singapura.
Alex dan Jack yang menggunakan masker segera menuju ruang rapat di lantai tujuh belas. Di ruangan telah menunggu para klien yang berjumlah tiga orang. Saat Alex datang rapat pun segera dimulai. Alex tidak mau menunda-nunda agar rapat cepat selesai. Ia akan menjemput Wulan di sekolah sore nanti.
Saat rapat baru di mulai, para office boy masuk dan menghidangkan aneka cemilan berupa klepon, putu ayu, dadar gulung,tahu isi, risoles, bakwan dan minuman. Para klien menatap cemilan dengan ekspresi heran, mereka belum pernah melihat cemilan seperti ini.
🌹🌹🌹
Ibu mematikan mesin motor dan memarkirkannya dihalaman rumah. Ibu Retno baru pulang dari pasar membeli bahan-bahan untuk berjualan besok sekalian mengambil wadah-wadah kue yang ia titip di warung-warung dekat rumah. Ia bahagia karna beberapa hari ini kue dan gorengan buatan ibu laris manis tak bersisa.
Jika terus seperti ini, ibu bisa membelikan Wulan motor bekas untuk ia berangkat ke sekolah. Sudah lama ibu bercita-cita tapi belum terwujud juga.
Setelah meletakkan belanjaan didalam rumah, ibu kemudian berjalan ke warung bakso sebelah rumahnya. Di sana ia juga menitipkan dagangan.
Saat ibu Retno sampai, warung bakso tidak terlalu ramai. Ada tiga orang ibu-ibu tetangga bu Retno dikompleks yang terlihat sedang asik bercerita. Mereka bertiga ini terkenal sebagai tiga sekawan. Kemana-mana selalu bertiga bergosip ria dari kampung ke kampung. Mereka selalu nomor satu yang mengetahui berita apa saja yang terjadi dikampung. Entah mereka tau dari mana.
"Ehhh...ada ibuk-ibuk, apa kabar neh buk ? Asik betul ceritanya" sapa bu Retno
Para ibu-ibu yang sedang asik bergosip pun terdiam saat mendengar suara bu Retno dan serentak melihat ke arahnya. Di saat bersamaan bu Slamet pemilik warung bakso menghampiri bu Retno.
"Mba Retno sebentar ya, saya ambil uangnya dulu" ucap bu Slamet
Bu retno pun tersenyum pada bu Slamet. Suaminya bernama Slamet makanya ia dipanggil bu Slamet.
"Ngapain masih jualan buk ? Apa Wulan gak kasih uang ? kan tiap hari Wulan naik turun mobil mewah" ledek bu Juleha mulai menebar gosip.
"Iya, bikin capek aja, pasti tu laki-laki ngasih dia uang banyak" tambah bu Maemunah julid
"Ho-oh...." ucap bu Juleha dan bu Ita
Ibu Retno menjadi kaget.
"Ada apa ini buk ? Kenapa jadi bawa-bawa Wulan ?" tanya bu Retno
"Masa bu Retno gak tau kalau Wulan tiap hari naik mobil mewah, saya aja tau dan pernah lihat Wulan sama laki-laki dimobil itu lagi ciuman"
"Apa......?"
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
AIRMATA TULUS ATAU AIRMATA BUAYA TUH..
2024-08-26
3
Ummi Yatusholiha
dasar ibu2 netizen
2024-07-23
2