Pagi pun menjelang. Wulan sudah bersiap-siap berangkat ke sekolah. Setelah mencium tangan sang ibu, Wulan pun berjalan menuju halaman.
Ia pun kaget melihat ada mobil yang telah berdiri didepan rumahnya.
"Itu kan....." Wulan terkesima
Sepertinya ia tahu itu mobil siapa, dan benar dugaannya. Wulan melihat Alex keluar dari mobil dan membukakan pintu untuknya.
"Silahkan naik buk" senyum Alex
"Aish...senyumnya sungguh menawan" batin Wulan, ia pun mengutuki diri sendiri. Bisa-bisa nya terpesona pada bocil SMA.
"Gak usah Lex, ibuk naik angkot saja" tolak Wulan
Alex menghela napasnya kemudian berjalan ke arah Wulan. Wulan pun memundurkan badannya. Dengan sigap Alex menggendong Wulan ala bridal style. Wulan yang kaget dan takut jatuh, langsung mengalungkan tangannya di leher Alex. Alex segera mendudukkan Wulan dikursi mobil.
"Jalan" perintah Alex
Mobil pun segera bergerak.
Wulan tidak punya pilihan selain pasrah duduk didalam mobil.
"Alex kenapa kamu tidak sopan, seenaknya menyentuh ibuk ?" protes Wulan
"Tolong hormati ibuk, ibuk ini kan guru kamu" sungut Wulan
Alex menatap Wulan dengan pandangan teduh dan menenangkan. Alex menggeser duduknya mendekati tubuh Wulan. Wulan pun merasa jantungnya berdetak sangat cepat bahkan sampai berkeringat dingin.
"Maaf kan saya buk, apa saya membuat ibuk tidak nyaman ?" tanya Alex penuh kelembutan
Wulan menelan saliva nya dengan susah payah. Alex benar-benar membuat nya mabuk kepayang.
Tapi benarkah...?
Aahhhh entahlah, Wulan pun bingung dengan perasaannya. Terkadang ia merasa tidak masalah dengan sentuhan Alex dan terkadang ia merasa kesal.
"Iya, ibuk tidak nyaman Lex" ucap Wulan dengan suara pelan. Entah mengapa ia merasa mengucapkan kebohongan
Alex menggenggam tangan Wulan. Terasa hangat menjalari hati kedua nya. Wulan pun terdiam membiarkan tangan mereka saling bertaut.
"Aku mencintaimu buk Wulan" bisik Alex dengan lembut di telinga Wulan. Seketika Wulan terkejut dan memalingkan wajahnya menatap Alex.
Mereka saling bertatapan, memandang dalam diam. Wulan meneliti ekspresi wajah Alex dan berusaha melihat kebohongan disana.
Nihil...ia tidak menemukannya
Ia melihat kesungguhan di mata Alex. Perasaan Wulan berkecamuk. Ia ragu, anak sekolahan menyatakan cinta padanya. Mimpi apa ia semalam.
"Jangan bercanda Alex" ujar Wulan, sungguh ia berharap Alex tidak serius
"Saya tidak bercanda buk, ibuk mau bukti ?" jawab Alex meyakinkan Wulan
"Bukti apa ?"
Seketika wajah Wulan pias, ia tiba-tiba menutup mulut nya ketika sebuah dugaan melintas dikepalanya.
Ia langsung memalingkan wajahnya dari depan wajah Alex, melipat bibirnya kedalam dan menutup wajah nya menggunakan tangan. Ia takut Alex tiba-tiba mencium bibirnya
Alex yang memahami tingkah Wulan, kemudian tertawa dengan sangat keras sampai matanya berair.
"Hahahahahahaaaaaaa......imut banget sech, ibuk pikir bukti yang saya berikan berupa ciuman bibir ya ?" ucap Alex sambil mencubit pipi Wulan.
Jack sang asisten tersenyum lebar dibalik maskernya. Sudah lama, bertahun-tahun yang lalu tepatnya, ia baru mendengarkan kembali suara tawa lepas Alex yang membahana. Ia pun merasa lega, akhirnya pemilik hati tuannya telah ditemukan.
"Alex apa-apa an sech ?" protes Wulan malu, pipinya sudah merona merah
"Udah ah, gak usah bahas cinta-cintaan, kamu itu masih kecil Lex" ucap Wulan
Seketika Alex terdiam
"Ibuk yakin saya masih kecil ? Padahal saya sudah bertumbuh besar loh buk" ucap Alex sambil melirik bagian bawah celananya
Wulan yang mengikuti pandangan Alex sontak paham apa yang dimaksud anak itu. Ia pun makin merapatkan tubuhnya ke pintu mobil dengan wajah merona
"Dasar mesum" batin Wulan
Alex yang melihat Wulan semakin tidak nyaman akhirnya merasa bersalah dan meminta maaf.
"Maaf kan saya buk, maaf sudah sangat lancang pada ibuk" iba Alex
"Jangan marah ya buk" Alex memohon sambil mengatupkan tangan di dada
Wulan pun hanya diam dan tak menjawab ucapan Alex. Saat Wulan melihat halte diseberang sekolah, ia pun minta diturunkan disana. Tentu saja Alex tidak mau, mobil terus melaju memasuki halaman parkir sekolah. Terlihat para murid sudah mulai berdatangan.
Setelah mobil berhenti, Wulan segera turun dengan sangat terburu-buru dan berlari menuju kantor. Alex yang baru akan membuka pintu terbengong melihat kecepatan Wulan.
Akhirnya ia pun pasrah berjalan masuk ke sekolah. Melihat sikap Wulan, Alex yakin pernyataan cinta nya mendapat penolakan, tapi ia tidak akan menyerah.
Kejadian tersebut tak sengaja dilihat oleh Bella dan Tary sahabat eve. Mereka harus segera melaporkannya.
"Eve...loe dimana ?" tanya Bella melalui sambungan handphone
"Ini udah di gerbang" jawab Eve
Tak lama kemudian Eve turun dari mobil nya dan mereka bertiga berjalan beriringan menuju kelas.
"Eve, gue ama Tary barusan lihat guru baru turun dari mobil Alex" lapor Bella.
Sontak Eve menghentikan langkahnya dan menatap serius Bella dan Tary
"Jangan bercanda loe, yang serius donk" Eve sudah mulai panas
"Serius Eve, kita-kita gak mungkin bohong" jawab Tary meyakinkan
"Edo...."panggil Bella lantang
Seketika anak yang bernama Edo pun menghentikan langkahnya dan melihat ke arah mereka.
"Sini" lambai Bella
Edo pun menghampiri
"Loe tadi lihat kan ada buk guru yang turun dari mobil nya Alex ?" todong Bella
"Iya...guru baru tuch namanya buk Wulan, mang nya kenapa ?" tanya Edo
"Bukan urusan loe, pergi sana" usir Bella
Edo pun berlalu, ia malas mencari masalah dengan ketiga gadis tadi. Mereka terkenal biang onar terutama menyangkut segala hal tentang Alex.
"Loe denger sendiri kan Eve, noh Edo saksi nya" ucap Bella
"Kurang ajar, gue aja susah banget buat deketin Alex, gue harus buat perhitungan ama tu guru. Belum tau dia siapa gue" geram Eve sambil mengepalkan kedua tangannya
Mereka pun sepakat berkumpul dengan formasi lengkap jam istirahat nanti.
🌹🌹🌹
Sementara Wulan yang telah berada dalam ruang guru, mulai mempersiapkan buku dan alat pembelajaran untuk ia mengajar nanti jam 09.00. Ia sedikit was-was apakah ada yang melihatnya turun dari mobil Alex. Ia benar-benar tidak mau muncul gosip yang bisa menimbulkan masalah.
Tak lama bell masuk pun berbunyi, para guru yang mengajar jam pagi mulai beranjak menuju kelas masing-masing. Tinggallah Wulan seorang diri di kantor.
Saat ia sedang fokus membaca materi pelajaran, masuklah seorang guru pria yang belum pernah Wulan lihat wajahnya. Yudha nametag di dada nya.
Yudha merupakan guru mapel sejarah dan usia nya baru menginjak 35 tahun. Guru tersebut pun mengamati dan memperhatikan Wulan.
"Waahhh...sepertinya ada guru baru nech, cantik lagi" ucap Yudha sambil berjalan menghampiri meja Wulan.
Wulan pun segera berdiri dan menyambut jabatan tangan Yudha.
"Perkenalkan nama saya Wulan pak" jawab Wulan sopan sementara tangan mereka masih saling menjabat. Wulan berusaha menarik tangannya tapi ditahan Yudha dengan jabatan yang erat, barulah setelah beberapa saat ia melepaskan tangan Wulan sambil tersenyum.
"Tangannya halus dan cantik seperti orangnya" gombal Yudha
Seketika Wulan merasa mual dan risih mendengar bualan guru tersebut.
"Mengajar mapel apa Lan ?" tanya Yudha dengan tatapan intens dan genit
"Ekonomi pak" jawab Wulan berusaha sopan walaupun ia makin risih dan tak nyaman.
"Jangan panggil bapak Lan, kayak saya yang udah tua aja" protes Yudha, melihat Wulan yang hanya diam saja, ia pun melanjutkan,
"Panggil bang atau mas gitu kan jadi terasa lebih dekat" ujar Yudha dengan PD
Wulan hanya menghembuskan nafas dan segera mengambil tas yang berisikan buku pelajarannya.
"Permisi pak, saya mau ke kelas dulu" bohong Wulan, padahal ia akan ke perpustakaan demi menghindari guru tersebut. Sungguh ia benar-benar tidak menyukai Yudha.
"Loh kok masih panggil pak ?" protes Yudha
Wulan segera berlalu sambil menganggukkan kepalanya
"Cantik juga tuch guru baru, penasaran gue seperti apa rasa nya" ucap Yudha sambil menyeringai mesum.
🌹🌹🌹
Di perpustakaan, Wulan termenung. Ia teringat pada Alex. Cara nya memandang, berbicara, dan bersikap. Bahkan pernyataan cinta Alex tadi pagi membuat pipi Wulan merona. Entah kenapa Wulan tidak keberatan dengan semua kelakuan anak itu.
Berbeda dengan perlakuan yang ia dapat dari Yudha barusan. Ia merasa risih, gak nyaman bahkan jijik dengan tatapan dan ucapan guru itu, apalagi kalau ia berani menyentuhnya seperti yang dilakukan Alex.
Oohhh tidak...Wulan takut dan merinding membayangkannya.
Entah kenapa ia ingin sekali melihat Alex.
"Aduuhhh...kenapa tambah ngaco aja neh pikiran" batin Wulan.
Ia tidak boleh terlena. Wulan merasa Alex tidak serius dengan nya. Mengingat jarak usia di antara mereka dan statusnya yang masih anak sekolah, bisa jadi cinta itu hanya cinta monyet.
Sementara tipe pria yang di inginkan Wulan adalah pria dewasa yang telah matang. Mampu mengayomi sifat kekanakannya. Soal harta ia tidak peduli. Bukankah harta bisa dicari, yang penting pria itu bertanggung jawab dan mencintainya lahir bathin.
🌹🌹🌹
Dikelas, Alex sedang serius mengikuti pelajaran , tiba-tiba handphone nya bergetar. Melihat nama pemanggil di layar, ia segera izin keluar kelas.
"Halo"
"Tuan Matteo Escobar ingin bertemu tuan, satu jam lagi ia sampai" ucap Jack diseberang sana
"Aku segera kesana" jawab Alex
Matteo Escobar adalah salah satu ketua mafia terkuat di Eropa. Sudah lama ia ingin menjalin kerja sama dengan klan mafia milik Alex.
Ya, Alex juga merupakan ketua mafia yang sangat disegani didunia bawah. Namanya selalu diperhitungkan karna sepak terjangnya yang ganas dan tanpa ampun.
Dalam usia yang masih sangat muda yaitu 19 tahun, Alex telah mampu mempertahankan bahkan mengembangkan klan mafia warisan kakeknya yang merupakan ayah sang mama.
Alex masih ingat ekspresi terkejut kakeknya saat ia yang masih berusia 13 tahun meminta sang kakek menurunkan segala ilmu yang dimiliki oleh kakek. Ia ingin segera memegang klan mafia sang kakek yang memang akan diwariskan padanya.
Dimitri Arman Ronald atau lebih dikenal dengan nama Darold yang berarti pemimpin tanah bangsawan dalam bahasa inggris adalah legenda dalam dunia mafia. Ia pernah mengalahkan puluhan lawan dengan tangan kosong seorang diri.
Selain itu, identitasnya pun tersimpan rapi. Tidak ada yang tahu siapa itu Darold, bagaimana rupa nya , alamat atau keluarga nya.
Desas desus yang beredar, siapa yang berani mencari tahu akan mati. Dan sepertinya rumor itu benar ada nya.
Dimitri terkekeh pelan melihat semangat cucu nya.
"Apa yang ingin kau pelajari dari lelaki tua ini anak muda ?" tanya sang kakek
Alex pun mendengus pelan, sang kakek masih betah bersembunyi dibalik topengnya
"DAROLD KLAN MOONLIGHT" ucap Alex dengan penekanan suara disetiap hurufnya
Sang kakek terkejut pias. Bagaimana cucu nya tahu siapa diri nya bahkan nama klan mafia yang dimilikinya.
Sang kakek kemudian tersenyum penuh kemenangan. Akhirnya ia menemukan pewaris kerajaan bisnisnya baik dunia atas maupun dunia bawah.
Ia akhirnya mendidik Alex dengan sepenuh hati. Semua kemampuan dan ilmu yang dimiliki ia ajarkan dan wariskan untuk cucu satu-satu nya. Mulai dari berenang, bela diri, memanah, berkuda, berbagai jenis senjata api, berbagai macam racun dan penawarnya dan masih banyak lagi.
Alex pun belajar dengan sungguh-sungguh. Ia merasa tidak bisa mengabaikan semua peristiwa di sekeliling nya.
Bukan tanpa alasan ia meminta ajaran sang kakek. Selama ini ia merasa dalam bahaya dan ia yakin peristiwa kecelakaan yang menimpanya bukanlah kecelakaan biasa.
Kecelakaan yang membuatnya bertemu dengan Wulan dan gadis itu telah membuka mata dan pikirannya. Ia harus kuat dan kokoh agar bisa menjadi pelindung bagi orang yang ia sayang.
Papa nya tidak bisa Alex harapkan. Semenjak kematian sang mama, papanya semakin sibuk mengurus perusahaan dan selingkuhannya. Seolah tidak peduli dengan adanya Alex.
Sejak kecil Alex terbiasa mandiri. Ia sibuk dengan segala latihan dan pelajaran yang diberikan kakeknya.
Kakek benar-benar mendidiknya dengan disiplin yang ketat agar Alex tumbuh menjadi pria yang kuat, kokoh dan tidak mudah dikalahkan.
Semua latihan yang ia jalani mengubah bentuk tubuh Alex. Tubuhnya menjadi lebih kekar, berisi dan berotot dari kebanyakan fisik anak SMA secara umum.
🌹🌹🌹
Bell tanda istirahat pun berbunyi. Suasana sekolah yang sepi mulai ramai di isi hiruk pikuk anak-anak yang berhamburan keluar kelas. Ada yang menuju perpustakaan, taman, atau kantin. Semua nya sibuk dengan keperluan masing-masing.
Wulan yang sedang berjalan menuju kantor, tiba-tiba dihadang oleh lima orang murid perempuan. Mereka adalah Bella, Eve, Tary, Uwi dan Angel.
Wulan mengerenyitkan keningnya.
"Ada apa nak ?" tanya Wulan lembut
"Ibuk tau siapa saya ?" bukannya menjawab, Eve malah balik bertanya
"Tentu tau, kamu kan murid kelas xii ips 1, baru kemaren ibuk masuk ke kelas kamu, ada apa Eve ?" tanya Wulan lagi
Eve menatapnya dengan mata tak senang.
"Bukan itu maksud saya"
"Lalu apa ?" Wulan bingung
"Saya ini kekasihnya Alex buk" ketus Eve emosi
"Apaa.....?"
...****************...
Hai...hai...hai....para readers tercintaku....
Terimakasih banyak sudah mau membaca novel pertama ku. Sungguh suatu pencapaian yang luar biasa buatku karna sudah menulis sampai bab ini.
Karna butuh banyak keberanian buatku untuk memulai membuat sebuah karya.
Mohon do'a dan dukungannya sahabatku 😍😍😍😍
Terima kasih
Love u all....
💜💜💜💜💜💜💜
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
NGAKU2, GK TK TAU MALU. LO USIK WULAN, HABIS LO
2024-08-26
1
Sulaiman Efendy
WUIHHH, TERNYATA ALEX JUGA KTUA MAFIA
2024-08-26
2
Sulaiman Efendy
UDH 35 TH. MNUJU OM2..
2024-08-26
2