Saat Wulan akan mengabsen nama para murid, tiba-tiba dari arah pintu masuklah seorang siswa yang berlari dengan nafas ngos-ngosan.
"Maaf buk saya terlambat" ujar sang siswa
Wulan reflek mengarahkan pandangannya pada murid tersebut. Ia tersentak melihat wajah murid yang terlambat itu, begitu juga dengan murid laki-laki yang terkejut setelah melihat wajah guru didepannya.
"Kamu kan.......????"
"Mba.......?????"
Sesaat mereka saling berpandangan dan terdiam.
"Anak itu yang menabrakku kemaren"
"Mba itu yang kutabrak kemaren"
Mereka saling berkata dalam hati
"Silahkan duduk, lain kali jangan terlambat lagi" ujar Wulan memecah keheningan dan berusaha menahan gejolak hatinya yang datang tiba-tiba.
"Duhhh...debar jantungku kenapa begini ya ? Apa karna bertemu kembali dengan anak ini ?" Wulan merasa panas dingin
"Terima kasih buk" ucap murid tersebut
Kemudian si murid menuju kursi nya yang terletak paling belakang duduk disebelah anak yang bernama Angga.
Wulan kembali melanjutkan kegiatannya dengan mulai mengabsen masing-masing nama siswa.
Wulan melihat daftar nama siswa yang ada di dalam map di atas meja, kemudian memanggil nama siswa dari nama yang paling atas, di mulai dari huruf abjad A
"Alexander L Romanov" Wulan mulai mengabsen
"Saya buk" ujar murid yang tadi terlambat
"Jadi namanya Alexander L Romanov, aku yakin panggilannya Alex" batin Wulan
"Nama yang keren, apalagi wajahnya juga tampan" lanjut Wulan dalam hati
Sesaat kemudian Wulan tersadar dan menghirup nafas dalam-dalam
"Aduhhh...pikiran malah kemana-mana, fokus....fokus Wulan jangan mempermalukan diri sendiri, masak terpesona sama anak kecil sih" batin Wulan
Tanpa sadar Wulan menggigit bibir bagian bawah nya. Hal ini tidak luput dari perhatian Alex. Tiba-tiba saja Alex berpikir bagaimana rasa bibir sang guru ya, apakah manis dan lembut ? Otak Alex mulai travelling.
Sementara Wulan melanjutkan mengabsen seluruh siswa sampai selesai. Mata Alex tak pernah lepas dan selalu menatap Wulan dengan intens. Hal itu mebuat Eve geram. Gadis yang sudah 2 tahun mengejar-ngejar Alex.
Sekali-sekali tatapan mereka saling beradu saat Wulan memperhatikan semua murid. Tatapan Alex yang intens dan tajam membuat debar jantung Wulan semakin kencang.
"Ada apa dengan tatapan anak itu ? Membuatku grogi" batin Wulan
Walaupun murid yang lain juga memandangnya, tapi tidak membuat Wulan salah tingkah seperti tatapan Alex padanya.
Tatapan anak itu berbeda, seperti tatapan penuh kerinduan seolah telah lama tak bersua.
" Aahhh entahlah, apa benar dugaan ku atau hanya perasaan saja ya ? Ucap Wulan dalam hati
Ia takut ke Ge-eR an
"Baiklah anak-anak, silahkan buka buku ekonomi nya" ujar Wulan yang akan mulai memasuki tahap pembelajaran inti
Tiba-tiba Rudi menyahut,
"Buk kenalan donk, kita-kita kan mau tau juga tentang ibuk" ujar Rudi dengan tatapan memohon. Rudi memiliki ketertarikan lebih terhadap Wulan sejak ia melihatnya masuk kelas tadi.
Wajah Wulan yang cantik tapi manis, mata bulat khas gadis nusantara, bulu mata yang tidak terlalu lentik tapi begitu pas dengan paduan mata nya. Hidung mancung bibir tipis sedikit tebal dihiasi lipstik warna pinkflash. Riasan wajah yang natural ditambah kulitnya yang kuning langsat ditunjang dengan bentuk tubuh yang langsing sedikit berisi membuat Wulan terlihat sangat menarik.
Wulan menatap semua siswa dan melihat mereka hanya diam tanpa ada yang bicara seolah menyetujui usul Rudi agar ia memperkenalkan diri lebih jauh.
"Baiklah, apa yang ananda ingin tahu ?" ujar Wulan
Dengan semangat 45 Rudi menjawab,
"Nama panjangnya siapa buk ? Trus ibuk tinggal dimana, Sudah punya pacar belum, no hp berapa ?" Rudi beruntun memberikan pertanyaan
"Huuuuuuuuuu, modus lu Rudi" sontak murid yang lain bersorak mendengar pertanyaan Rudi
Rudi cuma cengengesan mendengar sorakan teman-temannya
"Nama ibuk Nawang Wulan, panggil saja ibuk Wulan ya, ibuk tinggal di indonesia, pacar ibuk rahasia, no hp ibuk berupa angka dari 0 sampai 9" jawab Wulan sambil tersenyum
"Yaaahhhhhh ibuk gak asik" cemberut Rudi
"Huuuuuu....Rasain loe hahahahahaha......" ledek murid-murid yang lain
Di saat yang lain sibuk mencemooh Rudi, Alex tengah terkejut dengan ucapan Wulan tentang nama panjangnya. Nama itu mengingatkannya pada seseorang yang selalu dirindukannya bertahun-tahun. Seseorang yang telah mengubah tujuan hidupnya.
flashback on :
"Hai adik tampan, sini sama kakak" ucap seorang gadis remaja berbaju SMA
Ia tersenyum dengan penuh kelembutan dan memeluk Alex dengan erat berusaha menenangkan Alex yang sedang menangis dalam diam.
Ya, Alex tidak akan pernah lupa kejadian mengerikan yang menimpanya 6 tahun yang lalu. Saat itu ia masih kelas vi SD dan sedang dalam perjalanan menuju kota M.
Saat diperjalanan Alex sedang tertidur dan entah bagaimana ia terjaga karna benturan keras ditubuhnya. Ia terbangun dengan sakit disekujur tubuh. Saat ia membuka mata, ia berada dalam pelukan paman Rengga.
Paman Rengga adalah paman yang selalu menemani dan menjaga Alex kemanapun ia pergi bahkan kesekolah sekalipun.
Alex mencoba memanggil paman Rengga
"Paman....paman...." Alex menggoyangkan badan paman Rengga berkali-kali tapi tidak ada jawaban.
Ia melihat kepala Paman Rengga mengeluarkan darah yang sangat banyak. Alex amat shock dan hanya bisa menangis dalam diam dengan air mata yang bercucuran.
Tak lama ia mendengar ada suara orang yang berteriak dan berusaha membuka pintu mobil.
"Hei....hei...bangun....bangun..." suara seorang pria
"Apa mereka pingsan pak ?" terdengar lagi suara seorang wanita
"Tolong....tolong....saya disini...tolong saya" teriak Alex lemah. Badannya terhimpit oleh paman Rengga dan susah untuk bergerak, bahkan pandangannya juga terhalang.
"Pak, ada suara dari dalam mobil !" seru wanita tadi
Kemudian Alex mendengar seseorang membuka pintu mobil bagian belakang tempat ia berada dan berusaha menjauhkan tubuh paman Rengga darinya.
"Alhamdulillah anak ini masih hidup" ujar pria tadi
"Nak apa kau dengar bapak ? Apa kau baik-baik saja ?" tanya si bapak
Alex menganggukkan kepalanya
"Syukurlah, bu tolong bawa ke mobil kita, bapak akan telpon ambulance dan polisi" ucap nya
Si ibu kemudian menggandeng Alex dan menuntunnya berjalan dengan pelan ke arah mobil mereka.
Alex melihat mobil yang ditumpangi nya ringsek akibat menabrak pohon besar, kaca mobil sudah pecah dan berhamburan kemana-mana. Ada dahan pohon yang menghimpit atap mobil. Alex bersyukur masih selamat dengan luka yang tidak terlalu serius berkat paman Rengga yang mendekapnya dengan erat.
Entahlah bagaimana nasib paman Rengga dan supir mereka. Semoga mereka baik-baik saja harap Alex, walau kemungkinan itu kecil sekalipun.
Didalam mobil Alex melihat ada seorang gadis berseragam SMA dengan senyum lembut diwajahnya.
"Wulan, tolong jaga adek ini ya, ibu mau bicara dulu sama bapak" ucap ibu Wulan
"Iya bu" jawab Wulan
Kemudian Wulan mengambil air minum dan memberikannya pada Alex. Alex meminum nya sampai habis.
"Makasih kak" ucap Alex
"Sama-sama, nama kamu siapa dek ?" tanya Wulan
"Alex" jawab nya dengan wajah dingin dan datar
"Waduhhh dingin banget ekspresinya, mungkin karna masih shock dengan kecelakaan barusan" batin Wulan
Wulan kemudian memeluk Alex dengan erat. Ia merasa tubuh Alex dingin dan bergetar. Wulan lalu mengambil jaket levisnya yang ada disandaran kursi mobil dan memakaikan nya pada Alex agar ia merasa hangat.
Kemudian Wulan kembali memeluk Alex untuk menenangkannya. Senyum tak pernah lepas dari wajah Wulan agar Alex tidak merasa ketakutan.
Sungguh Alex terpesona dengan Wulan, senyum nya yang lembut dan pelukannya yang menenangkan. Alex merasa nyaman dan aman. Perasaan ini sudah lama tidak ia rasakan.
Perasaan ini ia dapatkan hanya dari mama nya yang telah tiada saat ia kelas iv sd. Alex kembali berurai air mata mengingat nasib hidupnya yang malang. Alex menangis kembali dalam diam.
Alex merasa ia dipaksa dewasa oleh keadaan dan cobaan yang selalu mendera. Kepedihan hidup mulai dirasakan Alex saat papa nya menikah lagi.
Padahal sebelumnya hidup mereka sangat bahagia. Papa dan mama Alex saling mencintai. Entah mengapa papa nya malah memilih menikah lagi dan menduakan mamanya.
Sejak saat itu hidup Alex tak tenang. Kedua orang tua nya selalu bertengkar. Mama nya mulai sakit-sakitan karna memikirkan papa Alex yang mendua. Alex sering melihat mama nya menangis dan ia hanya bisa terdiam tanpa tahu harus berbuat apa.
Puncaknya saat mama Alex menghembuskan nafasnya yang terakhir karna sakit hati yang dideritanya. Alex benar-benar berubah menjadi anak yang pendiam dan dingin kepada siapapun terutama papa nya. Bahkan saat menangis pun ia hanya diam tanpa suara.
Alex membenci papa nya. Papa yang membuat nya kehilangan orang yang paling ia cintai saat ia masih sangat membutuhkan kasih sayangnya.
Dan sekarang ia mendapatkan kembali perasaan kehangatan dan kasih sayang yang telah lama hilang. Karna rasa aman dan nyaman yang ia dapatkan dari pelukan Wulan, akhirnya Alex mengeluarkan isi hatinya
"Mama sudah meninggal kak. Aku rindu mama, aku sangat sedih tidak bisa melindungi nya. Sekarang tak ada lagi yang menyayangiku" ujar Alex berderai air mata
Wulan yang terenyuh segera memeluk Alex yang sedang menangis dan mengusap-usap punggungnya.
"Sabar Alex....sabar ya dek...menangislah, keluarkan semuanya agar beban dihatimu berkurang" ucap Wulan dengan lembut.
Alex kemudian menangis dengan sangat keras dan juga memeluk Wulan dengan erat. Setelah sekian lama akhirnya Alex kembali menangis seperti anak seumurannya.
Beberapa saat setelah Alex merasa tenang, Wulan mengusap air mata Alex dan membelai pipi nya dengan lembut
"Jangan sedih Alex, kakak yakin masih banyak yang menyayangi mu" hibur Wulan
"Apakah itu termasuk kakak ?" tanya Alex polos
"Ya....tentu saja kakak menyayangimu" jawab Wulan tersenyum
"Tapi aku masih kecil kak, aku takut tidak bisa melindungi orang-orang yang ku sayang" ujar Alex
"Suatu saat kau akan dewasa, semangat Alex, jadilah laki-laki yang kuat agar bisa melindungi orang-orang yang kamu sayang, ok ? Berjanjilah pada kakak"
Alex memandang Wulan dengan harapan baru dimatanya
"Baik kak aku janji" jawab Alex
Kemudian Wulan memeluk Alex dengan erat dan penuh sayang. Dan untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun Alex tersenyum dalam pelukan hangat Wulan.
"Nama kakak siapa ?"
"Wulan....Nawang Wulan"
Flashback off
"Alex....alex..." Angga memanggil dengan sedikit keras
Alex tersentak dan kembali tersadar dari lamunannya
"Ada apa ngga ?" jawab Alex
"Tuh dipanggil buk guru" jawab angga
"Alex...jangan melamun dalam belajar" tegur Wulan
"Maaf buk" jawab Alex sopan
"Apakah dia kakak yang aku cari selama ini ?" batin Alex
"Baiklah anak-anak kerjakan soal no 1 - 10 ya" Ucap Wulan
"Buk kenapa panggil anak-anak sih ? Kami ini udah besar buk malah udah bisa buat anak sendiri apalagi buat anaknya sama ibuk, bahagia aku dunia akhirat" jawab Rudi yang memang terkenal mencla mencle dan asbun alias asal bunyi
Pipi Wulan langsung berubah merah merona dan menatap kesal setelah mendengar ucapan Rudi.
Alex langsung menendang keras kursi Rudi sampai Rudi kaget dan menoleh kebelakang. Ia melihat tatapan tajam Alex seperti akan membelah tubuhnya menjadi 2. Rudi ketakutan dan meminta maaf dengan menakupkan kedua tangannya didepan Alex
"Maaf lex....maafin aku" iba Rudi
Ia tidak mengira Alex akan marah karna ucapannya barusan pada buk Wulan. Selama ini Rudi banyak menggoda para guru wanita terutama guru muda tapi Alex tidak mempermasalahkannya.
"Minta maaf pada buk Wulan sekarang" ketus Alex dengan penuh penekanan
Para murid disekolah ini tidak ada yang tidak mengenal Alex. Beberapa kali secara tidak sengaja para murid melihat Alex berkelahi diluar sekolah. Dan selalu memenangkannya.
Pernah ada murid laki-laki yang menantang Alex duel didalam sekolah karna merasa kalah saing dan kalah pamor. Saat mereka bertanding, Alex pun menang dan murid tadi menghilang beserta keluarganya tidak diketahui kemana perginya. Desas desus mengatakan itu adalah perbuatan Alex.
Kabar ini secara cepat menyebar keseluruh murid disekolah. Mereka menjadi segan dan tak mau mencari gara-gara dengan Alex
"Buk maafkan saya buk, tadi keseleo lidahnya" mohon Rudi pada Wulan
Wulan yang merasa kesal berusaha bersikap bijak dan dewasa
"Baiklah, lain kali mulutnya dijaga Rudi. Kamu harus sopan pada yang lebih tua" jawab Wulan
"Siap buk" lega Rudi
"Tapi kamu ibuk hukum dengan menulis permintaan maaf sebanyak 1000x di selembar kertas" jawab Wulan
"Yahhhh....banyak banget buk, 100x aja ya buk ?" Rudi memohon
"Tidak ada tawar menawar karna ibuk tidak sedang jualan" jawab Wulan
Sontak para murid tertawa mendengar jawaban guru mereka dan kembali menyoraki Rudi
"Kasian deh lu...." ujar murid lain
"Baik buk" ucap Rudi dengan lemas
Beberapa waktu kemudian bel tanda jam pelajaran usai pun berbunyi.
Wulan bersiap-siap keluar dari kelas dan memberikan para murid pr untuk dikerjakan dirumah.
Alex yang sedari tadi selalu memperhatikan Wulan mendapatkan pukulan ringan dipundaknya. Saat Alex menoleh ternyata itu perbuatan Eve.
"Kenapa sech Lex kamu selalu memperhatikan itu guru ?" ketus Eve merasa cemburu
Alex hanya diam dan tidak meladeni Eve
Eve kembali kesal dan menghentak-hentakkan kaki sambil berjalan kembali ke kursi karna guru pelajaran berikutnya kembali masuk kelas.
Sedari awal Wulan masuk, Eve sudah memperhatikan interaksi mereka berdua. Alex yang matanya tak pernah lepas dari Wulan membuatnya geram
"Awas saja guru baru, gue bikin lue gak betah disekolah ini" dendam Eve
Sementara Wulan kembali menuju kekantor guru karna jam pelajaran berikutnya masih siang nanti.
Sesampainya dikantor ia melihat suasana yang sepi karna para guru berada didalam kelas masing-masing. Akhirnya Wulan putuskan untuk keperpustakaan sambil menunggu jam mengajar berikutnya yang masih lama.
Wulan berjalan melewati koridor yang menuju ke samping gedung kelas, karna gedung perpustakaan terletak disebelahnya. Saat akan berbelok melewati dinding gedung Wulan menabrak seseorang dengan sangat keras.
Ia merasa kepalanya pusing akibat benturan tersebut. Saat Wulan akan terjatuh, ia ditarik oleh sepasang tangan dan memeluknya dengan erat.
"Kamu....." Wulan terperangah saat melihat sang penabrak. Tiba-tiba saja debar jantungnya kembali bertalu kencang.
"Maaf......."
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Shelvia Amanda Dika
bu wulan doyan nabrak yak 😜😜
2024-09-03
2
Fifid Dwi Ariyani
trusceria
2024-07-26
2
Cah Dangsambuh
kenapa selalu bertabrakan ya
2024-07-24
1