"Jadi benar dia Alex si adik kecil yang pernah ayah selamatkan dulu" batin Wulan terkejut sambil menutup mulutnya.
Wulan kembali teringat pada malam naas itu. Ia terenyuh melihat keputus-asaan Alex, kepedihan dan air matanya. Bahkan ia ikut menangis bersama Alex walaupun ia juga harus menabahkan dan memberi semangat anak itu.
Tanpa terasa air mata Wulan pun jatuh mengaliri pipinya.
"Bagaimana kabarmu Lex ?" ucap Wulan dengan suara bergetar. Sungguh ia iba dengan Alex. Di usia yang masih sangat muda ia harus kehilangan orang yang disayangnya. Wulan ingat kalau dalam kecelakaan itu hanya Alex yang selamat sedangkan dua orang yang ada dimobil meninggal ditempat.
Melihat Wulan yang menangis, refleks Alex menghapus air mata nya dan membelai pipi Wulan.
"Saya baik buk berkat semangat dari ibuk dan janji yang kita buat dulu, saya telah menjadi lelaki yang kuat saat ini, ibuk jangan khawatir" jawab Alex tersenyum lembut
"Janji...?" Wulan mengerenyitkan kening. Ia lupa janji apa ?
Alex tersenyum melihat kebingungan Wulan.
"Janji saya pada ibuk bahwa saya akan menjadi anak yang kuat sehingga mampu melindungi orang yang saya sayang" jawab Alex
Wulan pun tersenyum.
"Syukurlah sepertinya Alex tumbuh dengan baik" batin Wulan
Tak lama Angga datang membawa pesanan mereka. Wulan mengucapkan terima kasih dan Angga pun izin kembali ke kelas.
Alex menyodorkan avocado smoothies pesanan Wulan, sedangkan ia memesan king mango thai. Akhirnya mereka minum dengan tenang.
"Apa yang terjadi setelah kecelakaan itu Lex ? Apakah kamu baik-baik saja dalam menjalani harimu ?" tanya Wulan.
"Sebenarnya setelah kejadian itu, ibuk terus memikirkan mu, maaf ibuk tidak mengunjungimu dirumah sakit" ujar Wulan sendu
Akhirnya Wulan menceritakan bagaimana ia mengkhawatirkan keadaan Alex. Apakah ia baik-baik saja. Wulan ingin sekali mengunjungi Alex di rumah sakit tempat ia dirawat tapi karna berbeda daerah yang lumayan jauh dan Wulan pun tidak mendapat izin orang tua nya, akhirnya hanya doa yang ia kirimkan. Semoga anak itu mendapatkan kebahagiaan dimanapun berada.
Seiring berjalannya waktu, Wulan mulai melupakan Alex kecil. Apalagi sang ayah mulai sakit-sakitan dan berpulang saat ia baru lulus SMA.
Sejak saat itu, Wulan sudah sibuk berkutat dengan sulitnya hidup. Membantu ibu mencari nafkah sambil kuliah dengan mengandalkan bea siswa.
Mendengar cerita Wulan, Alex reflek memeluk nya dengan erat. Sambil membelai punggung dan menghirup aroma Wulan dipucuk rambutnya. Sungguh menenangkan Alex.
Ia merasa sangat bersyukur. Gadis yang telah mengisi hati dan pikirannya sejak kejadian itu, akhirnya ia temukan dan ternyata mengkhawatirkan keadaannya. Bahkan ia bertambah cantik dan menawan.
Segala yang dilakukan Wulan terlihat begitu indah dimata Alex. Kedipan matanya, hembusan nafasnya sungguh membuat Alex terpesona.
Aaahhh.....Alex sungguh tergila-gila pada gadis ini. Berkat Wulan ia menemukan kembali semangat dan tujuan hidupnya.
Sejak mama nya meninggal, Alex benar-benar kehilangan arah. Kata semangat dan dekapan Wulan telah membuatnya menentukan pilihan bahwa ia harus menjadi kuat dan kokoh sehingga ia bisa melindungi orang yang ia sayangi.
Ia tidak akan biarkan kegagalan melindungi mamanya kembali terjadi pada orang-orang yang ia sayang di masa depan.
Wulan yang kaget mendapatkan pelukan yang tiba-tiba hanya mampu terdiam. Jantung nya bertalu-talu dengan kencang. Setelah bertemu dengan Alex, Wulan merasa ia bisa terkena serangan jantung.
Akhirnya Wulan melerai pelukan Alex.
"Jangan main peluk aja Lex, ini lingkungan sekolah, ibuk takut ada yang melihat dan salah paham" tegur Wulan
Alex hanya tersenyum
"Berarti diluar sekolah boleh donk buk ?"
"Apanya ?" Ujar Wulan
"Pelukan" jawab Alex sambil menatap nakal
"Aadduhhhhh.....ampun buk" pekik Alex saat Wulan mencubit keras pinggangnya
"Percuma ibuk selama ini mencemaskan kamu Alex, ternyata kamu tumbuh dengan baik bahkan tak malu berbuat mesum" ucap Wulan dengan wajah dibuat kesal seolah ia keberatan dipeluk Alex. Padahal didalam hati entah mengapa Wulan tidak mempermasalahkan.
Lain dimulut lain dihati.
Kemudian terdengar bell berbunyi menandakan jam istirahat selesai dan di mulai nya jam pelajaran. Wulan menghembuskan nafas lega, ia merasa sesak didekat Alex.
Tatapan intens dan sentuhan Alex hampir membuatnya pingsan. Ia takut tidak bisa mengontrol dirinya. Sekarang saja perasaannya telah campur aduk.
"Alex segera masuk kelas" ujar Wulan sambil berdiri
Tiba-tiba Alex memegang tangan Wulan
"Tunggu dulu buk" ucap Alex
"Ada apa lagi ?"
"Minta no hp ibuk boleh ya ?" mohon Alex
"Tidak" jawab Wulan
Dengan gerakan cepat dan tak diduga Wulan, Alex kembali memeluknya erat. Wulan sampai terbengong dan terpaku sesaat. Kemudian menarik diri dari pelukan Alex tapi ditahan oleh Alex. Debar jantung kedua nya terasa sangat kencang. Apalagi Alex, wajahnya memerah saat merasakan dua gundukan lembut menempel erat didadanya. Tapi ia tetap tidak mau melepaskan Wulan walaupun Wulan memukul punggungnya dengan pelan.
"Alex lepaskan, apa yang kamu lakukan ?" cemas Wulan
Sungguh ia cemas jika ada yang melihat mereka berpelukan, bukan cemas karna sikap Alex yang kurang ajar memeluknya tiba-tiba tanpa mau melepaskan. Wulan pun bingung dengan hati nya.
"Berikan dulu no hp ibuk" jawab Alex
"Huuufffttt....anak ini benar-benar ya" kesal Wulan dalam hati
"Baiklah....no hp ibuk 08xx xxxx xxxx" ujar Wulan yang langsung dicatat Alex di hp nya dengan satu tangan, sementara tangan yang lain masih memeluk Wulan dengan erat
"Terima kasih buk Wulan" akhirnya Alex melepaskan pelukan nya
Wulan segera berlari meninggalkan taman. Ia sungguh merasa malu, bisa-bisa nya ia pasrah dan tidak berontak saat dipeluk Alex. padahal dulu Wulan tidak pernah membiarkan pria manapun mendekatinya.
Sementara Alex memandangi Wulan dengan senyum merekah.
"Aku tidak akan pernah melepaskanmu gadis pujaan hatiku" janji Alex dalam hati
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Ratih Hermansyah
asyikk maju terus brondong/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2024-12-07
1
Sulaiman Efendy
PEPET TERUS LEX....
2024-08-26
1
Fifid Dwi Ariyani
teussukses
2024-07-26
2