Asmara Settingan 5.

Kaki jenjang tersilang dengan indah saat pemiliknya mendudukan diri pada sofa yang mengarah pada kaca jendela. Tangan mulus dengan jari lentik menggenggam mug berisi coklat hangat yang nikmat. Hening. Gemerlap malam gedung-gedung pencakar langit tergambar jelas dipelupuk mata.

Terdengar helaan kasar napas sang pemilik. Seperti mengalirkan beban yang saat ini dirasa. Menekan hingga menyesakkan dada.

Proses meresapi drama kehidupan itu terganggu karena suara interkom yang terdengar.

Hena membawa kaki jenjangnya untuk melangkah, siapa malam-malam begini datang bertamu ke apartemennya. Apa mungkin Jini yang kembali lagi.

Bola mata dengan warna dark hazel itu memicing pada layar yang kini menampilkan sosok pria bersetelan rapi. Berdiri tegak didepannya, lebih tepatnya didedapan pintu masuk apartemen. Siapa dia. Hena tidak mengenalnya.

"Cukup memandangiku. Sekarang buka pintunya"

Suara yang keluar dari interkom comelit berhasil membuat Hena kaget. Pria itu mengetahuinya. Dengan segera Hena menetralisir ekspresi dan memilih membuka akses pintu. Sepertinya bukan orang jahat. Mungkin tetangga baru yang hanya ingin menyapa.

"Ceklek"

Pintu terbuka dan kini menampilkan sosok nyata didepan mata. Tubuh tinggi tegap dengan wajah tegas, serta hidung mancung dan bibir tipis yang dimilikinya mampu membuat Hena terpaku. Sangat tampan. Apakah dia seorang model, aktor atau bahkan keduanya. Siapa pria ini, benak Hena bertanya.

"Apakah begini cara menyambut kekasihmu datang?"

Kaki yang berbalut sepatu pantofel tersebut mengayun maju, membawa tubuh dengan aroma maskulin melewati Hena yang masih terpaku.

Apa tadi dia bilang? Kekasih. Kekasihku?

Hena dengan cepat berbalik menyusul pria yang tidak dikenal tapi malah mengaku sebagai kekasihnya. Dia mengalami hal ini lagi. Ini untuk kesekian kalinya ia mengalami pengakuan dari sembarang orang, beberapa resiko yang dia terus dapatkan dari profesinya sebagai model dan artis terkenal. Tidak sedikit memang para pria yang bahkan tidak tahu malu mengaku-ngaku sebagai kekasihnya. Dan untuk kesekian kalinya dia mengalami hal ini lagi.

"Anda siapa? Tidak sopan sekali melangkah masuk tanpa aku minta" kesal Hena.

Dirinya berdiri dibelakang pria yang kini mengamati seluruh isi apartemennya. Hena menatap pada punggung lebar berbalut jas yang begitu rapi. Pasti nyaman jika mendaratkan kepala pada punggung itu. Hena sampai memejamkan mata dan tersenyum membayangkan hal absurd yang melintasi benaknya.

"Jangan berfikiran yang tidak-tidak"

Suara itu membuat Hena cepat membuka mata. Wajahnya merah padam. Apa dirinya ketahuan karena telah memikirkan hal yang aneh.

"Jangan pernah berfikir yang tidak-tidak untuk berita kita yang beredar"

Sesaat Hena tampak bingung pada apa yang dikatakan Pria Tampan dihadapannya ini. "Jangan pernah berfikir yang tidak-tidak untuk berita kita yang beredar" berarti Pria ini tidak tahu apa yang barusan Hena pikirkan. Hena tampak tersenyum lega karenanya.

Tunggu, "Berita kita yang beredar" . Saat sadar akan makna kata tersebut, mata indah Hena membola. Jadi Pria Tampan yang berdiri di hadapannya sekarang Pengusaha itu? Kekasihnya?. Ah... Bukan. Lebih tepatnya kekasih dalam berita bukan yang nyata. Dengan cepat benak Hena membenarkan.

"Aku bahkan tidak memikirkan berita itu"

Hena jujur, dirinya sama sekali tidak memikirkan tentang berita yang memuat tentang dirinya yang menjalin kasih dengan pengusaha muda. Ada banyak hal yang Hena pikirkan untuk saat ini, bahkan menurutnya jauh lebih penting dari berita ia yang menjalin kasih dengan pengusaha muda.

Pria Tampan yang ternyata Agam Raksa itu terlihat memberi anggukan dan melangkah menuju sofa untuk mendudukan dirinya.

"Sungguh pria yang tidak sopan" umpat Hena pelan. Namun ia tetap mengekor juga dan mengambil posisi pada sofa panjang didepan TV. Dirinya akan mendengarkan hal apa yang membuat si Agam Agam pengusaha yang di eluh-eluhkan Jini ini hingga sekarang sudah mendarat cepat di apartemennya.

"Kita akan menjalin hubungan" kata Agam to the point.

"What?" Hena sontak saja kaget dengan apa yang Agam katakan.

"Anda bahkan tadi bilang jangan berfikir yang tidak-tidak. Lalu apa ini?" tanya Hena heran sekaligus kesal.

Bukankah Pria Tampan dihadapannya ini tadi mengatakan jangan berpikir yang tidak-tidak, sekarang lihat. Bahkan dirinya mengatakan hal yang tidak-tidak itu sendri.

"Jangan berfikir yang tidak-tidak, seperti menggunakan berita ini untuk kepentingan pribadimu"

"Kita akan menjalin Asmara Setingan" tekan Agam lagi.

"What?" lagi Hena dibuat kaget, bahkan Hena berdiri dari duduknya.

"Yang benar saja" geram Hena.

Hal yang barusan didengar membuat Hena menganga. Apa tadi, Asmara Setingan. Ya Tuhan. Hena meraup wajahnya kasar dan menghirup napas dalam-dalam. Memilih untuk menenangkan diri.

Hena menatap tajam pada Agam. Selain tidak sopan. Pria Tampan ini ternyata sungguh gila. Yang benar saja artis se-profesional dan se-terkenal dirinya menjalin hubungan yang disetting. Oh Tuhan. Hena tidak habis pikir akan semuanya.

"Tidak masalah jika kamu ingin menolak" Agam berdiri dari duduknya. Salah satu tangannya bergerak menyelinap masuk kedalam kantong celana bahan yang ia kenakan.

"Tapi jangan mencari ku jika media membuat berita yang tidak-tidak" Agam menatap dalam Hena yang tepat berdiri dihadapannya.

Hena membeku. Dirinya langsung mengingat perkataan Jini saat berada di depan restoran Jepang. Dimana kini nama baiknya sudah tidak baik lagi. Sedikit. Sedikit tidak baik.

Aroma maskulin yang tiba-tiba menyergap penciumannya membuat Hena cepat tersadar. Ia kembali fokus namun netranya kehilangan sosok Tampan yang tadi ada dihadapannya. Kemana. Hena dengan cepat mengedarkan pandangan dan melihat punggung kokoh itu mengarah pada pintu keluar.

"Tunggu!!"

Hena berlari kencang dengan tangan yang langsung menarik lengan jas yang digunakan Agam. Mencoba menghentikan langkah Pria tersebut yang sudah dekat dengan pintu keluar.

Langkah Agam terhenti dan mata tajamnya menatap pada tangan putih yang kini bertahan pada lengan jasnya.

Hena yang sadar dengan tatapan Agam mengarah kemana, segera melepaskan cekalannya. Ia bahkan mengibas-ngibas tangan seperti baru saja menyentuh benda yang kotor.

Agam semakin memicingkan mata melihat tingkah gadis dihadapannya.

Hena tersenyum cantik. Enak saja dirinya diperlakukan arogan oleh Pria Tampan ini. Bukankah sekarang mereka sedang di apartemennya. Tidak mungkin dia kalah dikandang sendirikan.

"Sebaiknya kita duduk dan bisa mulai membahas keuntungan masing-masing" kata Hena dengan senyuman.

Hena berpikir cepat untuk menyelamatkan kariernya. Pria ini sepertinya juga memiliki keuntungan sendiri jika mereka menjalin kasih. Jika tidak, mana mungkin dia akan berkunjung ke apartemen Hena. Jadi tidak ada salahnya Hena mendengarkan terlebih dahulu tawaran yang Pria Tampan ini coba berikan kepadanya.

Tapi untuk apa Pria sekelas Agam Raksa menawarkan menjalin hubungan palsu. Hena jadi penasaran. Bukankah kata Jini dia adalah pengusaha yang sukses. Apa menghindari perjodohan, hanya iseng atau..... Hena sampai menutup mulutnya yang tiba-tiba menganga, lalu menatap Agam dari ujung kepala hingga kaki dan kembali ke kepala lagi. Pikirannya sudah berkelana kemana-mana. Apakah Pria Tampan dihadapannya ini.....

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

g-a-y.../Facepalm/

2025-01-13

1

Matcha

Matcha

yakin??😍

2025-02-11

1

Santi Simarmata

Santi Simarmata

homo😂😂

2025-02-05

2

lihat semua
Episodes
1 Asmara Settingan 1.
2 Asmara Settingan 2.
3 Asmara Settingan 3.
4 Asmara Settingan 4.
5 Asmara Settingan 5.
6 Asmara Settingan 6.
7 Asmara Settingan 7.
8 Asmara Settingan 8.
9 Asmara Settingan 9.
10 Asmara Settingan 10.
11 Asmara Settingan 11.
12 Asmara Settingan 12.
13 Asmara Settingan 13.
14 Asmara Settingan 14.
15 Asmara Settingan 15.
16 Asmara Settingan 16.
17 Asmara Settingan 17.
18 Asmara Settingan 18.
19 Asmara Settingan 19.
20 Asmara Settingan 20
21 Asmara Settingan 21.
22 Asmara Settingan 22.
23 Asmara Settingan 23.
24 Asmara Settingan 24.
25 Asmara Settingan 25.
26 Asmara Settingan 26.
27 Asmara Settingan 27.
28 Asmara Settingan 28.
29 Asmara Settingan 29.
30 Asmara Settingan 30.
31 Asmara Settingan 31.
32 Asmara Settingan 32.
33 Asmara Settingan 33.
34 Asmara Settingan 34.
35 Asmara Settingan 35.
36 Asmara Settingan 36.
37 Asmara Settingan 37.
38 Asmara Settingan 38.
39 Asmara Settingan 39.
40 Asmara Settingan 40.
41 Asmara Settingan 41.
42 Asmara Settingan 42.
43 Asmara Settingan 43.
44 Asmara Settingan 44.
45 Asmara Settingan 45.
46 Asmara Settingan 46.
47 Asmara Settingan 47.
48 Asmara Settingan 48.
49 Asmara Settingan 49.
50 Asmara Settingan 50.
51 Asmara Settingan 51.
52 Asmara Settingan 52.
53 Asmara Settingan 53
54 Asmara Settingan 54.
55 Asmara Settingan 55.
56 Asmara Settingan 56.
57 Asmara Settingan 57.
58 Asmara Settingan 58.
59 Asmara Settingan 59.
60 Asmara Settingan 60.
61 Asmara Settingan 61.
62 Asmara Settingan 62.
63 Asmara Settingan 63.
64 Asmara Settingan 64.
65 Asmara Settingan 65.
66 Asmara Settingan 66.
67 Asmara Settingan 67.
68 Asmara Settingan 68.
69 Asmara Settingan 69.
70 Asmara Settingan 70.
71 Asmara Settingan 71.
72 Asmara Settingan 72
73 Asmara Settingan 73.
74 Asmara Settingan 74.
75 Asmara Settingan 75.
76 Asmara Settingan 76.
77 Asmara Settingan 77.
78 Asmara Settingan 78.
79 Asmara Settingan 79.
80 Asmara Settingan 80.
81 Asmara Settingan 81.
82 Asmara Settingan 82.
83 Asmara Settingan 83.
84 Asmara Settingan 84.
85 Asmara Settingan 85
86 Asmara Settingan 86.
87 Asmara Settingan 87.
88 Asmara Settingan 88.
89 Asmara Settingan 89.
90 Asmara Settingan 90.
91 Asmara Settingan 91.
92 Asmara Settingan 92.
93 Asmara Settingan 93.
94 Asmara Settingan 94.
95 Asmara Settingan 95.
96 Asmara Settingan 96.
97 Asmara Settingan 97.
98 Asmara Settingan 98.
99 Asmara Settingan 99.
100 Asmara Settingan 100.
101 Pengumuman Karya Baru.
102 Tsania Laura
103 Pengumuman Karya Baru.
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Asmara Settingan 1.
2
Asmara Settingan 2.
3
Asmara Settingan 3.
4
Asmara Settingan 4.
5
Asmara Settingan 5.
6
Asmara Settingan 6.
7
Asmara Settingan 7.
8
Asmara Settingan 8.
9
Asmara Settingan 9.
10
Asmara Settingan 10.
11
Asmara Settingan 11.
12
Asmara Settingan 12.
13
Asmara Settingan 13.
14
Asmara Settingan 14.
15
Asmara Settingan 15.
16
Asmara Settingan 16.
17
Asmara Settingan 17.
18
Asmara Settingan 18.
19
Asmara Settingan 19.
20
Asmara Settingan 20
21
Asmara Settingan 21.
22
Asmara Settingan 22.
23
Asmara Settingan 23.
24
Asmara Settingan 24.
25
Asmara Settingan 25.
26
Asmara Settingan 26.
27
Asmara Settingan 27.
28
Asmara Settingan 28.
29
Asmara Settingan 29.
30
Asmara Settingan 30.
31
Asmara Settingan 31.
32
Asmara Settingan 32.
33
Asmara Settingan 33.
34
Asmara Settingan 34.
35
Asmara Settingan 35.
36
Asmara Settingan 36.
37
Asmara Settingan 37.
38
Asmara Settingan 38.
39
Asmara Settingan 39.
40
Asmara Settingan 40.
41
Asmara Settingan 41.
42
Asmara Settingan 42.
43
Asmara Settingan 43.
44
Asmara Settingan 44.
45
Asmara Settingan 45.
46
Asmara Settingan 46.
47
Asmara Settingan 47.
48
Asmara Settingan 48.
49
Asmara Settingan 49.
50
Asmara Settingan 50.
51
Asmara Settingan 51.
52
Asmara Settingan 52.
53
Asmara Settingan 53
54
Asmara Settingan 54.
55
Asmara Settingan 55.
56
Asmara Settingan 56.
57
Asmara Settingan 57.
58
Asmara Settingan 58.
59
Asmara Settingan 59.
60
Asmara Settingan 60.
61
Asmara Settingan 61.
62
Asmara Settingan 62.
63
Asmara Settingan 63.
64
Asmara Settingan 64.
65
Asmara Settingan 65.
66
Asmara Settingan 66.
67
Asmara Settingan 67.
68
Asmara Settingan 68.
69
Asmara Settingan 69.
70
Asmara Settingan 70.
71
Asmara Settingan 71.
72
Asmara Settingan 72
73
Asmara Settingan 73.
74
Asmara Settingan 74.
75
Asmara Settingan 75.
76
Asmara Settingan 76.
77
Asmara Settingan 77.
78
Asmara Settingan 78.
79
Asmara Settingan 79.
80
Asmara Settingan 80.
81
Asmara Settingan 81.
82
Asmara Settingan 82.
83
Asmara Settingan 83.
84
Asmara Settingan 84.
85
Asmara Settingan 85
86
Asmara Settingan 86.
87
Asmara Settingan 87.
88
Asmara Settingan 88.
89
Asmara Settingan 89.
90
Asmara Settingan 90.
91
Asmara Settingan 91.
92
Asmara Settingan 92.
93
Asmara Settingan 93.
94
Asmara Settingan 94.
95
Asmara Settingan 95.
96
Asmara Settingan 96.
97
Asmara Settingan 97.
98
Asmara Settingan 98.
99
Asmara Settingan 99.
100
Asmara Settingan 100.
101
Pengumuman Karya Baru.
102
Tsania Laura
103
Pengumuman Karya Baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!