Asmara Settingan 17.

Sebelum siang Agam sudah menyelesaikan meeting, lebih cepat dari biasanya. Rama mengikuti sang Tuan menuju Ruangan Direktur. Meski hanya menduduki posisi CEO (Chief Executive Officer) karena sang Daddy belum menyerahkan tampuk kekuasaan penuh padanya, Agam sudah menempati ruangan orang nomor satu di perusahaan Raksa Group.

"Daddy mengetahuinya"

Agam terlihat berdiri menghadap dinding kaca yang menampilkan pemandangan luas seluruh keindahan pusat kota, dengan ke-dua tangan yang ia masukkan ke dalam saku celana.

Rama sebagai orang satu-satunya yang ada di ruangan tersebut hanya diam. Tapi ia mengerti kemana arah pembicaraan sang Tuan. Tuan Besar-Dad Jon telah mengetahui sesuatu dan Rama yakin itu yang sekarang mengusik pikiran sang Tuan.

"Entah sejauh apa dia mengetahui tentang Hena," Agam berbalik dan menatap pada Rama. "Aku ingin kau hapus surat perjanjian itu"

"Bagaimana dengan kesepakatan dengan Nona Hena?"

"Aku yang akan mengurusnya"

Agam berjalan menuju meja kerjanya, meraih ponsel yang tergeletak di atas meja. lalu melangkah mendekat pada Rama.

"Kau sudah membuat janji kan?" tangan Agam bergerak seakan meminta sesuatu. "Aku akan menemuinya sendiri"

Mendengar itu, Rama dengan cepat memberikan kunci mobil pada Tuannya.

"Kirimkan lokasinya padaku"

Setelah mengatakan hal itu pada asistennya-Rama. Agam meninggalkan perusahaan Raksa Group dengan mengendarai mobilnya sendiri.

Sepanjang jalan pemilik wajah rupawan bak pahatan patung dewa Yunani itu hanya fokus mengemudi, tidak ada hal berarti yang ia lakukan selain meletakan ujung sikunya di tepi jendela dengan tangan yang setengah mengepal di bawah dagu.

*

*

*

Bunga putih yang tumbuh merambat di setiap dinding dan kerangka menyerupai sangkar burung menjadi latar Hena saat melakukan Photoshoot busana dari ATNA Fashion.

Ada lima busana yang Hena kenakan silih berganti. Busana tertutup dengan sentuhan etnik dalam negri. Sesaat hena terlihat mengenakan lingkaran bunga putih diatas kepalanya sebagai pelengkap aksesoris pendukung dalam melakukan pengambilan gambar, berganti tiara kecil yang indah berwarna merah muda, hingga memakai surban yang tidak menutup sempurna.

"Oke. Selesai," kata sang fotografer. Ia menurunkan kameranya dan menatap pada Hena. "Terimakasih atas kerjasamanya"

Hena tersenyum dan menyambut uluran tangan Pria yang sesaat lalu berperan mengabadikan semua pose Hena dalam bidikan kamera.

"Kau lelah?" Jini segera menghampiri Hena karena melihat pengambilan foto telah selesai. "Kita makan siang dulu baru kembali"

Hena terlihat memberi anggukan, membawa langkah menuju ruang ganti. Ia akan mengenakan pakaiannya kembali, lalu makan siang sesuai dengan apa yang Jini jadwalkan setelah itu kembali ke apartemen agar bisa beristirahat.

"Tadi ada yang menghubungi ponselmu," ucap Jini memberitahu seraya tangannya bergerak membantu Hena melepas sorban yang menghiasi kepalanya. "Katanya si Agam Agam itu ingin bertemu"

Hena menatap pada Jini melalui cermin besar yang ada di hadapannya. "Mungkinkah surat perjanjiannya sudah jadi?" tanya Hena dalam benaknya.

Saat ini sangat sulit bagi Hena mengatakan yang sebenarnya pada Jini. Tentang Agam yang memberikan kesepakatan atas tawaran asmara settingan yang akan mereka lakukan. Di ruangan ini tidak hanya ada Hena dan Jini tapi juga ada para kru dari ATNA Fashion.

Akhirnya Hena tidak memberikan respon lagi terhadap apa yang Jini katakan, ia mengangguk saja dan melanjutkan kegiatannya untuk berganti pakaian.

Suara berisik para kru wanita yang ada di lokasi pemotretan mulai terdengar. Tidak hanya itu, mereka juga terlihat saling berkumpul dan berbisik layaknya bergosip membicarakan hal yang nampaknya sangat menggemparkan.

Berdiri diam di samping mobilnya, sosok yang menjadi objek para kaum hawa bergosip itu terlihat tidak peduli dengan seberapa banyak mata yang kini mengarah padanya.

Mata tajam berwarna grey itu dengan setia mengawasi dari jauh pintu yang bertuliskan ruang ganti BA. Seakan menunggu seseorang yang akan keluar dari sana. Hingga beberapa menit berlalu apa yang ia harapkan menampakkan dirinya.

Tubuh tegap berbalut setelan jas berwarna abu-abu muda itu terlihat mendekat pada seseorang yang telah ia tunggu. Sepanjang langkahnya tak luput dari perhatian orang-orang yang ada di sana.

"Hena"

Hena yang merasa namanya disebut menghentikan pembicaraannya pada Jini. Ia menoleh pada Pria yang kini berdiri tepat di hadapannya. Wajah cantik itu terlihat datar.

"Bisakah aku bicara dengan Hena, hanya berdua," ucap Pria tersebut. Ia seakan memberikan kode secara tidak langsung agar Jini bisa meninggalkan mereka. "Aku tidak ingin mencuri perhatian orang-orang di sini"

Jini yang mendengar kalimat itu hendak menyanggah dengan cepat, namun sentuhan Hena pada lengannya membuatnya urung. Ia membiarkan Pria itu membawa Hena.

"Apa berita pernikahan itu benar?"

Pertanyaan yang meluncur dari Pria pemilik mata grey itu tidak membuat Hena mengalihkan pandangannya yang tetap fokus pada tanaman rambat yang memenuhi dinding pagar hampir keseluruhan taman.

"Beri aku waktu. Aku akan membereskan pertunanganku"

Hena menatap pada dia yang dari tadi terus bersuara. Pria yang pernah menjalin hubungan dengannya atas nama cinta. Pemberi warna bahagia sekaligus luka, Samuel Harvey.

"Tidak perlu," raut pemilik wajah cantik itu kini sukar ditebak. "Hubungan kita sudah selesai"

"No!! Aku tidak pernah mencintai Jihan" Sam mendekat pada Hena, meraih tangan kekasihnya namun dengan cepat Hena menghindar. "Aku mohon, jangan seperti ini"

"Aku rasa tidak ada yang perlu lagi kita bicarakan"

Hena melangkah setelah puas menatap Sam dalam diamnya. Ia benar-benar tidak berekspresi apa pun. Raut wajahnya tenang dan itu semakin membuat Sam takut.

Mantan kekasih yang belum menerima status sebagai mantan itu terlihat mengejar langkah Hena yang pergi menuju parkiran. Sam tidak ingin kehilangan kesempatan untuk bicara pada kekasihnya, ia sangat mencintai Hena.

"Hena!"

Pemilik surai hitam itu seakan tak mendengar, ia tetap membawa langkahnya menuju parkiran. Menurutnya semua sudah berakhir dan tidak memerlukan penjelasan.

"Hena!"

Panggilan itu berhasil menghentikan langkah Hena, membuat Sam mempercepat langkahnya untuk mendekat.

Mata dark hazel itu kini fokus pada ia yang baru saja keluar dari mobil BMW hitam 430i, berdiri tegak dengan kedua tangannya tersimpan dalam saku celana tepat di hadapannya.

"Sayang..."

Terpopuler

Comments

nobita

nobita

yg dipanggil sayang kan Hena.. yg senyum senyum akuuu...

2024-09-13

2

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

PNASARAN, PRMASALAHN HENA & SAM APA ...???

2024-09-07

2

〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨

〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨

BA apa sih

2024-08-21

1

lihat semua
Episodes
1 Asmara Settingan 1.
2 Asmara Settingan 2.
3 Asmara Settingan 3.
4 Asmara Settingan 4.
5 Asmara Settingan 5.
6 Asmara Settingan 6.
7 Asmara Settingan 7.
8 Asmara Settingan 8.
9 Asmara Settingan 9.
10 Asmara Settingan 10.
11 Asmara Settingan 11.
12 Asmara Settingan 12.
13 Asmara Settingan 13.
14 Asmara Settingan 14.
15 Asmara Settingan 15.
16 Asmara Settingan 16.
17 Asmara Settingan 17.
18 Asmara Settingan 18.
19 Asmara Settingan 19.
20 Asmara Settingan 20
21 Asmara Settingan 21.
22 Asmara Settingan 22.
23 Asmara Settingan 23.
24 Asmara Settingan 24.
25 Asmara Settingan 25.
26 Asmara Settingan 26.
27 Asmara Settingan 27.
28 Asmara Settingan 28.
29 Asmara Settingan 29.
30 Asmara Settingan 30.
31 Asmara Settingan 31.
32 Asmara Settingan 32.
33 Asmara Settingan 33.
34 Asmara Settingan 34.
35 Asmara Settingan 35.
36 Asmara Settingan 36.
37 Asmara Settingan 37.
38 Asmara Settingan 38.
39 Asmara Settingan 39.
40 Asmara Settingan 40.
41 Asmara Settingan 41.
42 Asmara Settingan 42.
43 Asmara Settingan 43.
44 Asmara Settingan 44.
45 Asmara Settingan 45.
46 Asmara Settingan 46.
47 Asmara Settingan 47.
48 Asmara Settingan 48.
49 Asmara Settingan 49.
50 Asmara Settingan 50.
51 Asmara Settingan 51.
52 Asmara Settingan 52.
53 Asmara Settingan 53
54 Asmara Settingan 54.
55 Asmara Settingan 55.
56 Asmara Settingan 56.
57 Asmara Settingan 57.
58 Asmara Settingan 58.
59 Asmara Settingan 59.
60 Asmara Settingan 60.
61 Asmara Settingan 61.
62 Asmara Settingan 62.
63 Asmara Settingan 63.
64 Asmara Settingan 64.
65 Asmara Settingan 65.
66 Asmara Settingan 66.
67 Asmara Settingan 67.
68 Asmara Settingan 68.
69 Asmara Settingan 69.
70 Asmara Settingan 70.
71 Asmara Settingan 71.
72 Asmara Settingan 72
73 Asmara Settingan 73.
74 Asmara Settingan 74.
75 Asmara Settingan 75.
76 Asmara Settingan 76.
77 Asmara Settingan 77.
78 Asmara Settingan 78.
79 Asmara Settingan 79.
80 Asmara Settingan 80.
81 Asmara Settingan 81.
82 Asmara Settingan 82.
83 Asmara Settingan 83.
84 Asmara Settingan 84.
85 Asmara Settingan 85
86 Asmara Settingan 86.
87 Asmara Settingan 87.
88 Asmara Settingan 88.
89 Asmara Settingan 89.
90 Asmara Settingan 90.
91 Asmara Settingan 91.
92 Asmara Settingan 92.
93 Asmara Settingan 93.
94 Asmara Settingan 94.
95 Asmara Settingan 95.
96 Asmara Settingan 96.
97 Asmara Settingan 97.
98 Asmara Settingan 98.
99 Asmara Settingan 99.
100 Asmara Settingan 100.
101 Pengumuman Karya Baru.
102 Tsania Laura
103 Pengumuman Karya Baru.
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Asmara Settingan 1.
2
Asmara Settingan 2.
3
Asmara Settingan 3.
4
Asmara Settingan 4.
5
Asmara Settingan 5.
6
Asmara Settingan 6.
7
Asmara Settingan 7.
8
Asmara Settingan 8.
9
Asmara Settingan 9.
10
Asmara Settingan 10.
11
Asmara Settingan 11.
12
Asmara Settingan 12.
13
Asmara Settingan 13.
14
Asmara Settingan 14.
15
Asmara Settingan 15.
16
Asmara Settingan 16.
17
Asmara Settingan 17.
18
Asmara Settingan 18.
19
Asmara Settingan 19.
20
Asmara Settingan 20
21
Asmara Settingan 21.
22
Asmara Settingan 22.
23
Asmara Settingan 23.
24
Asmara Settingan 24.
25
Asmara Settingan 25.
26
Asmara Settingan 26.
27
Asmara Settingan 27.
28
Asmara Settingan 28.
29
Asmara Settingan 29.
30
Asmara Settingan 30.
31
Asmara Settingan 31.
32
Asmara Settingan 32.
33
Asmara Settingan 33.
34
Asmara Settingan 34.
35
Asmara Settingan 35.
36
Asmara Settingan 36.
37
Asmara Settingan 37.
38
Asmara Settingan 38.
39
Asmara Settingan 39.
40
Asmara Settingan 40.
41
Asmara Settingan 41.
42
Asmara Settingan 42.
43
Asmara Settingan 43.
44
Asmara Settingan 44.
45
Asmara Settingan 45.
46
Asmara Settingan 46.
47
Asmara Settingan 47.
48
Asmara Settingan 48.
49
Asmara Settingan 49.
50
Asmara Settingan 50.
51
Asmara Settingan 51.
52
Asmara Settingan 52.
53
Asmara Settingan 53
54
Asmara Settingan 54.
55
Asmara Settingan 55.
56
Asmara Settingan 56.
57
Asmara Settingan 57.
58
Asmara Settingan 58.
59
Asmara Settingan 59.
60
Asmara Settingan 60.
61
Asmara Settingan 61.
62
Asmara Settingan 62.
63
Asmara Settingan 63.
64
Asmara Settingan 64.
65
Asmara Settingan 65.
66
Asmara Settingan 66.
67
Asmara Settingan 67.
68
Asmara Settingan 68.
69
Asmara Settingan 69.
70
Asmara Settingan 70.
71
Asmara Settingan 71.
72
Asmara Settingan 72
73
Asmara Settingan 73.
74
Asmara Settingan 74.
75
Asmara Settingan 75.
76
Asmara Settingan 76.
77
Asmara Settingan 77.
78
Asmara Settingan 78.
79
Asmara Settingan 79.
80
Asmara Settingan 80.
81
Asmara Settingan 81.
82
Asmara Settingan 82.
83
Asmara Settingan 83.
84
Asmara Settingan 84.
85
Asmara Settingan 85
86
Asmara Settingan 86.
87
Asmara Settingan 87.
88
Asmara Settingan 88.
89
Asmara Settingan 89.
90
Asmara Settingan 90.
91
Asmara Settingan 91.
92
Asmara Settingan 92.
93
Asmara Settingan 93.
94
Asmara Settingan 94.
95
Asmara Settingan 95.
96
Asmara Settingan 96.
97
Asmara Settingan 97.
98
Asmara Settingan 98.
99
Asmara Settingan 99.
100
Asmara Settingan 100.
101
Pengumuman Karya Baru.
102
Tsania Laura
103
Pengumuman Karya Baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!