Sebuah kesalahan

"PAK...!"

Pekik Yara kala Asker merengkuh pinggang lalu meraup bibir ranumnya. Hisapan yang Asker berikan disana, sudah pasti membuat Yara semakin gelisah dan seketika saja kehilangan akal.

Apa lagi saat sentuhan tangan Asker yang merayap dipunggungnya, membuat Yara menggeliat tak karuan.

Dengan tidak sabaran Yara melepas rajutan benang ditubuh atasannya itu. Sama halnya dengan Asker, yang dengan gesit meloloskan semua rajutan benang ditubuh gadisnya.

Mata Asker menggelap, berkabut hasrat, melihat raga polos pemilik hatinya yang sudah terbaring gelisah diatas ranjang.

"Pak..!" seruan Yara membuat Asker langsung bergerak melepaskan pengait ikat pinggang dan juga kain pelapis bagian bawahnya.

Jeritan mendayu dayu Yara lolongkan, kala jari jemari dan juga bibir serta lidah Asker, bergerak berirama ditubuhnya.

Asker semakin bernafsu, wajah cantik gadisnya semakin terlihat mempesona terbingkai dinetranya. Apa lagi dengan pergerakan tubuh Yara yang menggeliat, membusung keatas, mata terpejam dan bibir merona menganga, mengeluarkan nyanyian melodi merdu, nampak sangat indah terlihat oleh pria itu.

Dering ponsel Yara terdengar tiba tiba, Asker mengumpat, namun cengkraman tangan Yara dipunggungnya, menghentikan pergerakan Asker kala ia akan bangkit.

Diabaikan suara itu, lalu kembali bergerilya dilahan subur yang bersih halus seputih salju, hingga suara itu hilang dengan sendirinya.

Lagi, ponsel Yara berdering "sialan..!" umpat Asker dan dengan gerakan cepat langsung bangkit dari tubuh Yara.

"Pak..!" tatapan memohon Yara layangkan.

"Sebentar sayang..!" balas Asker, yang langsung mengeluarkan semua isi tas gadisnya.

"Brengsek, dasar pengganggu" kesal Asker, ia langsung membuat mode silent didalam ponsel Yara. Diabaikan panggilan dari Altair.

"Maaf sayang..!" ucapnya setelah Asker berada lagi diatas tubuh Yara.

Cumbuan kembali Asker berikan kesetiap inci kulit halus cintanya itu. Suara desisan nikmat, lenguhan manja, erangan tertahan serta cengkraman Yara dipunggung kokohnya, semakin membangkitkan gairah pria berusia dua puluh enam tahun itu.

"Panggil namaku sayang..!" titah lembut dibarengi geraman lirih tertahan Asker, sembari menatap wajah ayu Yara.

Tapi malah dibalas lenguhan nikmat oleh Yara akibat ulah jari jemarinya dipuncak bukit salju pemilik hatinya itu.

"Panggil namaku..!" bisik Asker tepat ditelinga Yara, dengan dibarengi kecupan dicupingnya.

"Asker...!" seru Yara seketika saja.

Gerakan jari jemari serta kecupan sang atasan, benar benar membuat Yara hilang akal dan juga kesadaran akan Altair, serta pesan orang tua dan adiknya.

Asker tersenyum puas, dan terus bergerilya ditubuh gadisnya, cintanya, pemilik hatinya.

"Maafkan aku sayang, maaf. Semoga setelah ini, kamu tidak membenciku dan menjadi milikku selamanya." ucap Asker sebelum ia merampas paksa mahkota kesucian gadisnya, Yara Beker.

"PAK...!"

Teriak Yara kala milik sang CEO terbenam sempurna didalam dirinya.

Asker tersenyum puas, saat merasakan lelehan cairan merah membasahi kain pelapis ranjang. Ditatapnya wajah ayu dengan netra mendamba. Diusapnya buliran keringat dikening gadisnya itu.

Ralat, wanitanya itu.

"Gadisku, cintaku, bidadari bersayapku." ucap lembut Asker sembari memberi ciuman didahi, lalu kekedua mata Yara, turun kehidung, merambat kepipi lalu berakhir dengan hisapan dibibir ranum Yara, sebelum ia bergerak mengambil kendali akan tubuh sang pemilik hati.

Pagi menjelang siang, tepat dipukul sebelas, Yara baru membuka mata. Sakit seperti remuk, itulah yang ia rasakan disekujur tubuhnya.

Deg

Dada Yara berdebar hebat, akibat pompaan jantungnya yang dua kali lebih cepat. Lengan kokoh tertangkap mata, melingkar manis mengukung erat tubuhnya. Dada kokoh berotot, kini tepat berada didepannya, hanya berjarak tiga inci saja.

Ingatan ia putar lagi kekejadian terakhir semalam. Matanya seketika membeliak sempurna "oh Tuhan..!" teriak Yara didalam hatinya.

Dengan cepat Yara melepaskan diri dari dekapan Asker, dan pria itu langsung terperanjat kaget dari tidurnya.

"Sayang..!" seru parau Asker memanggil Yara.

Sudah pasti diabaikan oleh sosok yang belum lama ini, ia ubah statusnya menjadi wanita.

"Sayang..!" lagi Asker berseru, tapi kali ini bersamaan dengan gerakan menyentuh kedua bahu Yara dengan lembut. Karena ia tahu cintanya itu kini sedang menangis.

"Lepas...!" ucup lirih Yara ditengah tangisannya.

"Maaf, aku akan bertanggung jawab." ucap lemah Asker sembari membawa tubuh berbalut selimut itu kembali masuk kedalam pelukannya.

"Kenapa ini bisa terjadi pak..? kenapa bapak tidak menolak..?" ucap Yara tercekat.

"Maaf sayang, maaf. Aku pasti bertanggung jawab, aku akan menikahimu." Asker semakin mengeratkan dekapannya dan memberi kecupan dipucuk kepala Yara berulang kali.

Yara meronta, mencoba melepaskan diri "tidak, tidak perlu. Bapak tidak harus melakukan itu." ucap Yara tersendat sendat.

"Apa maksudmu..?"

"Bapak tidak perlu bertanggung jawab dengan apa yang tidak bapak inginkan. Tidak perlu pak, tidak perlu..!" ucap Yara yang berakhir dengan tangisan pedih.

"Justru ini kemauanku sayang, aku menjebakmu, aku menginginkanmu." gumam Asker didalam hatinya.

Tapi diingatan Yara, hanya ada saat dirinya lah yang meminta Asker untuk menjamahnya. Bahkan saat Asker bangkit waktu akan mengambil ponsel Yara, ia lah yang meminta pria itu untuk kembali. Selebihnya setelah sampai dikamar ia tidak ada ingatan apa apa lagi tersangkut dimemorinya. Yang ia ingat dan rasakan hanyalah kenikmatan saja.

"Sayang..!"

"Cukup pak, jangan panggil saya dengan sebutan itu. Sa ya...!"

Yara tidak bisa meneruskan kata katanya, karena sudah terkalahkan dengan derai airmata dan suara tergugu.

"Maafkan aku Al, maaf. Aku sudah menghianatimu. Maaf sayang..!" rintihan pilu direlung hati Yara.

"Ayah, ibu maaf. Yama, kakak sudah membuat kalian kecewa. Maaf...!" lagi, Yara hanya bisa berucap dalam hati.

"Sayang, aku mohon maafkan aku. Kita menikah ya..?" ucap lembut Asker kembali memeluk raga lemah Yara. Hatinya pun sakit, mendapati wanitanya, pemilik seluruh cintanya bahkan separuh jiwanya itu menangis pilu sampai nyaris kehabisan nafas.

"Sayang..!"

"Saya mau pulang..!" ucap Yara.

"Iya kita pulang, kamu tenangkan diri dulu, ya..?" ucap Asker sembari menangkup kedua sisi wajah Yara. Ditatapnya dengan pedih, denyutan sakit sakit didada, pahatan wajah ayu yang bersimbah airmata itu, sungguh nampak mengenaskan.

Episodes
1 Hari bersejarah
2 Bidadari bersayap
3 Gedung Yang Megah
4 Meltin Grub
5 Gadisku
6 Mulai mendekati
7 Harta bukan segalanya
8 Perhatian Kecil
9 Menjodohkan
10 Teman lama
11 Tugas bersama
12 Sebuah kesalahan
13 Hanya milikku
14 Mengukir kenangan
15 Perdebatan
16 Ancaman
17 Memberi tahu
18 Pertama dan Terakhir
19 Ada yang berbeda
20 Membuktikan perkataan
21 Membatalkan
22 Hari pertunangan
23 Undangan
24 Akan mencari tahu
25 Bertemu
26 Fakta yang sesungguhnya
27 Benar benar berakhir
28 Kebahagian diatas kepedihan
29 Punggung bertato
30 Rindu yang salah
31 Kisah masa lalu
32 Model gratis
33 Tidak sengaja
34 Pertemuan tidak terduga
35 Menghitung kata
36 Peraturan
37 Tugas suami dan istri
38 Menjadi model
39 Pria gila
40 Kebaikan mereka.
41 Mengusir kejenuhan
42 Memulai
43 Hari yang berbeda
44 Tidak berarti
45 Berdebar
46 Rencana dan pertengakaran
47 Menjaga jarak
48 Mungkin sudah waktunya
49 Berubah sebelum menyesal
50 Berkencan
51 Untuk pertama kali
52 Masih belum selesai
53 Yara dan Yama
54 Alasan pergi
55 Berbeda rasa
56 Memberi kabar bahagia
57 Bertemu masa lalu
58 Memulai rencana
59 Merasakan cemburu
60 Keras kepala
61 Tak sengaja bertemu
62 Menjadi satu
63 Semakin dingin
64 Kekecewaan terbesar
65 Tidak mau
66 Kepanikan
67 Kabar mengejutkan
68 Berbaikan
69 Menutupi aib suami
70 Waktu dengan sahabat
71 Mengungkapkan rasa
72 Peraturan baru
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Hari bersejarah
2
Bidadari bersayap
3
Gedung Yang Megah
4
Meltin Grub
5
Gadisku
6
Mulai mendekati
7
Harta bukan segalanya
8
Perhatian Kecil
9
Menjodohkan
10
Teman lama
11
Tugas bersama
12
Sebuah kesalahan
13
Hanya milikku
14
Mengukir kenangan
15
Perdebatan
16
Ancaman
17
Memberi tahu
18
Pertama dan Terakhir
19
Ada yang berbeda
20
Membuktikan perkataan
21
Membatalkan
22
Hari pertunangan
23
Undangan
24
Akan mencari tahu
25
Bertemu
26
Fakta yang sesungguhnya
27
Benar benar berakhir
28
Kebahagian diatas kepedihan
29
Punggung bertato
30
Rindu yang salah
31
Kisah masa lalu
32
Model gratis
33
Tidak sengaja
34
Pertemuan tidak terduga
35
Menghitung kata
36
Peraturan
37
Tugas suami dan istri
38
Menjadi model
39
Pria gila
40
Kebaikan mereka.
41
Mengusir kejenuhan
42
Memulai
43
Hari yang berbeda
44
Tidak berarti
45
Berdebar
46
Rencana dan pertengakaran
47
Menjaga jarak
48
Mungkin sudah waktunya
49
Berubah sebelum menyesal
50
Berkencan
51
Untuk pertama kali
52
Masih belum selesai
53
Yara dan Yama
54
Alasan pergi
55
Berbeda rasa
56
Memberi kabar bahagia
57
Bertemu masa lalu
58
Memulai rencana
59
Merasakan cemburu
60
Keras kepala
61
Tak sengaja bertemu
62
Menjadi satu
63
Semakin dingin
64
Kekecewaan terbesar
65
Tidak mau
66
Kepanikan
67
Kabar mengejutkan
68
Berbaikan
69
Menutupi aib suami
70
Waktu dengan sahabat
71
Mengungkapkan rasa
72
Peraturan baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!