Perhatian Kecil

Altair menyerahkan berbagai jenis vitamin juga obat bagi sang kekasih. Ia yang mendengar suara berbeda Yara, dan juga beberapa kali gadis itu bersin, Altair langsung tau jika Yara terserang Flu.

"Maaf sayang, aku jadi membuatmu sakit." ucap Altair merasa bersalah.

Yara terkekeh dibalik masker yang ia pakai "tidak sayang, aku juga senang bermain hujan." balasnya jujur.

"Sudah ah, kamu selalu meminta maaf. Ayo kita berangkat, dan terimakasih..!" sambung Yara lagi sembari mengangkat kantung plastik yang berisikan obat dari Apotik terkenal didekat rumahnya.

"Pakai baju hangatnya yang benar..!" koreksi Altair mengancingkan jaket yang melekat ditubuh Yara, lalu memakaikan helm dikepala kekasihnya itu.

"Lets go...!" seru Altair dan Yara bebarengan.

Dua puluh menit kemudian, sesampainya dimeja kerja. Yara langsung melepas jaket dan melipat rapi lalu menyimpannya. dengan cekatan ia memeriksa pekerjaan hari ini, juga semua jadwal sang atasan.

Sepuluh menit kemudian, Asker dan Liam nampak keluar dari dalam Lift. Yara sigap berdiri, membungkuk guna menyapa kedua pria tampan berbeda usia itu.

Mata Asker memicing, menatap wajah gadisnya.

"Kamu sakit..?" tanya Asker kala mendapati masker yang menutupi separuh wajah Yara.

"Hanya flu ringan saja pak..!"

Asker mendekat, dan dengan lancang mengulurkan tangannya menyentuh dahi Yara.

Wanita itu perlahan mencondongkan tubuhnya kebelakang dengan mata menyipit tipis. Namun masih, telapak tangan Asker bisa menjangkau dan mendarat didahi wanita itu.

"Sudah minum obat dan vitamin..?" tanya Asker selepas usai memeriksa suhu tubuh Yara yang memang hanya sedikit demam saja.

"Sudah pak..!"

"Kalau memang butuh istirahat jangan dipaksakan, biar Liam yang mengurus pekerjaanmu." kata Asker sembari menatap datar Yara.

Pria itu sebenarnya ingin marah, tapi kala mendapati wajah teduh gadisnya, kemarahan itu langsung saja luruh lantah lenyap diterpa udara menjadi butiran debu tak terlihat.

"Tidak pak, saya sudah baik baik saja."

Asker mengangguk "baiklah, bawa jadwal saya hari ini kedalam." titahnya sembari melangkah menjauh dan memasuki ruangannya.

Liam mengekori.

Tak berselang lama, Yara pun sudah berada dihadapan Asker, memberitahukan jadwal atasannya itu hari ini. Tanpa sengaja netra Yara menatap luka menganga disela sela jari sang atas.

Matanya mebola, dan mulutnya sedikit terbuka membentuk gua didalam sana "bapak terluka..?" seru Yara. Dan tanpa bisa dicegah, wanita itu menyentuh tangan Asker kemudian memeriksa luka robekan yang cukup lebar disana.

Jantung Asker berdetak hebat, saat merasakan sentuhan lembut posesif gadisnya.

"Tidak apa apa, hanya luka kecil." ucap Asker menyembunyikan kegugupannya.

"Bagaimana luka kecil, ini robek pak..!" oceh Yara tanpa bisa ia sadari.

"Ini juga belum diobati..? Ini bisa infeksi pak..!"

Asker tersenyum samar, mendengar nada kekawatiran gadisnya.

Begitu juga dengan Liam "pantas saja tidak mau diobati, jadi ini maksudnya." suara hati Liam.

"Asisten Liam, apa ada kotak obat..?" tanya Yara.

"Ada nona..!" sahut Liam, bergerak membuka penutup lemari dan mengambil kotak obat lalu menyerahkan kepada Yara.

"Terima kasih...!" ucap Yara.

Gadis itu lalu duduk dilantai, menggunakan kakinya untuk alas. Asker terkesiap melihat itu, apalagi dengan Liam. Pria itu tidak menyangka jikalau gadis pujaan atasan sekaligus sahabatnya, melakukan hal begitu.

Dengan telaten Yara membersihkan luka Asker, dan nampak pria itu mendesis perih, kala cairan anti septik mengenai lukanya.

"Tahan pak..!" ucap Yara lembut.

Ditiup berulang kali oleh Yara luka luka yang ada ditangan Asker. Setelah dirasa cukup, ia kembali menuang cairan obat lalu mengoleskan keluka, dan membalutnya dengan kain kasa.

"Sudah selesai." ucap Yara "nanti dirumah bapak bersihkan lagi ya..? Atau dibawa kedokter saja. Ini luka robeknya cukup dalam." oceh Yara yang masih belum menyadari atas tindakannya.

"Iya, terimakasih ya..?" sahut Asker, dan barulah kesadaran Yara kembali ketempatnya.

"Ah, maaf pak maaf..!" ucap Yara melepaskan tangan Asker perlahan lalu bangkit dari posisi duduknya.

Asker dan Liam mengernyit bersama, memandang aneh kepada Yara.

"Maaf pak, saya sudah lancang menyentuh bapak dan mengoceh seperti itu. Saya kaget melihat luka bapak, maaf pak maaf..!" ucap Yara dengan berulang kali menundukan kepalanya.

Asker dan Liam terkekeh.

"Kenapa harus minta maaf..? Saya malah berterimakasih, karena kamu mau mengobati luka saya." balas Asker.

Yara mengangkat kepalanya "bapak tidak marah..? Bapak tidak akan mengira saya sedang menggoda bapak kan..?" ucap Yara.

Ya, gadis itu sangat takut jika akan disangka seperti itu. Maklum, korban sinetron dan novel.

Asker kembali terkekeh "kamu sudah berbaik hati mengobati luka saya, bagaimana saya akan marah..?"

"Lagi pula kalau kamu memang mau menggoda saya, justru saya malah senang." sambung Asker tanpa sadar.

"Hah..!" satu kata keterkejutan Yara lontarkan.

Asker gugup, lalu berdehem dan menetralkan air wajahnya. Dengan susah payah, pria itu mengontrol debaran didada yang semakin bertalu talu.

"Tidak, lupakan saja." sergah Asker cepat.

"Kalau begitu saya permisi pak, sekali lagi saya minta maaf." ucap Yara meminta izin.

Baru melangkah kan kaki, seruan Asker memaksa Yara untuk memutar badannya kembali menghadap kepada lelaki itu.

"Nanti siang kamu makan bersama saya saja, sebagai ucapan terimakasih karena sudah mengobati luka saya."

"Maaf pak, saya sudah ada janji dengan Sherin. Soalnya hari ini Sherin membawa bekal makanan kesukaan saya." kata Yara tak enak hati.

"Ajak Sherin makan bersama sekalian, biar nanti Liam yang menemani dan membawa keruangan saya. Lagi pula mulai besok Sherin juga akan dipindahkan menjadi staf asisten Liam dan bergabung bersama diruanganmu." beritahu Asker.

"Benarkah..?" tanya Yara antusias dan Asker mengangguk sembari tersenyum tipis.

"Ah, baiklah kalau begitu. Terimakasih pak, Saya permisi." Yara pun kembali kemejanya setelah berpamitan juga dengan Liam.

"Pantas saja memasak untukku, ternyata naik jabatan." ucap Yara dalam hati seraya melipat bibirnya gemas.

Episodes
1 Hari bersejarah
2 Bidadari bersayap
3 Gedung Yang Megah
4 Meltin Grub
5 Gadisku
6 Mulai mendekati
7 Harta bukan segalanya
8 Perhatian Kecil
9 Menjodohkan
10 Teman lama
11 Tugas bersama
12 Sebuah kesalahan
13 Hanya milikku
14 Mengukir kenangan
15 Perdebatan
16 Ancaman
17 Memberi tahu
18 Pertama dan Terakhir
19 Ada yang berbeda
20 Membuktikan perkataan
21 Membatalkan
22 Hari pertunangan
23 Undangan
24 Akan mencari tahu
25 Bertemu
26 Fakta yang sesungguhnya
27 Benar benar berakhir
28 Kebahagian diatas kepedihan
29 Punggung bertato
30 Rindu yang salah
31 Kisah masa lalu
32 Model gratis
33 Tidak sengaja
34 Pertemuan tidak terduga
35 Menghitung kata
36 Peraturan
37 Tugas suami dan istri
38 Menjadi model
39 Pria gila
40 Kebaikan mereka.
41 Mengusir kejenuhan
42 Memulai
43 Hari yang berbeda
44 Tidak berarti
45 Berdebar
46 Rencana dan pertengakaran
47 Menjaga jarak
48 Mungkin sudah waktunya
49 Berubah sebelum menyesal
50 Berkencan
51 Untuk pertama kali
52 Masih belum selesai
53 Yara dan Yama
54 Alasan pergi
55 Berbeda rasa
56 Memberi kabar bahagia
57 Bertemu masa lalu
58 Memulai rencana
59 Merasakan cemburu
60 Keras kepala
61 Tak sengaja bertemu
62 Menjadi satu
63 Semakin dingin
64 Kekecewaan terbesar
65 Tidak mau
66 Kepanikan
67 Kabar mengejutkan
68 Berbaikan
69 Menutupi aib suami
70 Waktu dengan sahabat
71 Mengungkapkan rasa
72 Peraturan baru
73 Erdem dan Alara
74 Cenk Meltin
75 Bahagia bersama
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Hari bersejarah
2
Bidadari bersayap
3
Gedung Yang Megah
4
Meltin Grub
5
Gadisku
6
Mulai mendekati
7
Harta bukan segalanya
8
Perhatian Kecil
9
Menjodohkan
10
Teman lama
11
Tugas bersama
12
Sebuah kesalahan
13
Hanya milikku
14
Mengukir kenangan
15
Perdebatan
16
Ancaman
17
Memberi tahu
18
Pertama dan Terakhir
19
Ada yang berbeda
20
Membuktikan perkataan
21
Membatalkan
22
Hari pertunangan
23
Undangan
24
Akan mencari tahu
25
Bertemu
26
Fakta yang sesungguhnya
27
Benar benar berakhir
28
Kebahagian diatas kepedihan
29
Punggung bertato
30
Rindu yang salah
31
Kisah masa lalu
32
Model gratis
33
Tidak sengaja
34
Pertemuan tidak terduga
35
Menghitung kata
36
Peraturan
37
Tugas suami dan istri
38
Menjadi model
39
Pria gila
40
Kebaikan mereka.
41
Mengusir kejenuhan
42
Memulai
43
Hari yang berbeda
44
Tidak berarti
45
Berdebar
46
Rencana dan pertengakaran
47
Menjaga jarak
48
Mungkin sudah waktunya
49
Berubah sebelum menyesal
50
Berkencan
51
Untuk pertama kali
52
Masih belum selesai
53
Yara dan Yama
54
Alasan pergi
55
Berbeda rasa
56
Memberi kabar bahagia
57
Bertemu masa lalu
58
Memulai rencana
59
Merasakan cemburu
60
Keras kepala
61
Tak sengaja bertemu
62
Menjadi satu
63
Semakin dingin
64
Kekecewaan terbesar
65
Tidak mau
66
Kepanikan
67
Kabar mengejutkan
68
Berbaikan
69
Menutupi aib suami
70
Waktu dengan sahabat
71
Mengungkapkan rasa
72
Peraturan baru
73
Erdem dan Alara
74
Cenk Meltin
75
Bahagia bersama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!