Kegundahan hati Aura

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di dalam kamar, Aura nampak serius menatap dirinya di dalam cermin besar yang ada di sana. Ia tersenyum kecut saat melihat lehernya di beri plaster memancang seakan baru saja tergores belati. Padahal ia hanya merasakan cekikan dari Faldo di bagian sana, mungkin saja luka itu hanya akan meninggalkan noda kebiruan bekas cekikan tapi mungkin akan nampak sedikit menganggu begitu orang melihatnya.

CEKLEK

Pintu di buka oleh Aileen yang langsung masuk ke dalam tanpa perlu mengetuk pintu lebih dulu. Wanita itu nampak menatap Aura dengan senyum mengejek ke arah gadis yang susah beberapa kali ia peringati agar tidak berani melawan Tuan Devandra maupun adiknya, namun tetap saja gadis itu membantahnya dan terus bertidak sesuka hatinya hingga dirinya berakhir kembali terluka.

"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Aileen yang sudah berada di belakang tubuh Aura hingga bisa menatap bayangannya dari dalam cermin.

"Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja." Jawab Aura dengan sopan.

"Kau memang gadis pembuatan dan sombong, pantas saja tuan Devandra selalu saja kesal padamu! Padahal aku sudah ingatkan kau beberapa kali tapi kau masih saja mengindahkannya. entah sampai kapan kau akan seperti ini, tapi satu yang aku pinta padamu, ku mohon jangan libatkan aku dalam setiap kesalahan yang kau perbuat Nona, jika kau masih saja bersikap seperti itu maka aku tidak akan segan-segan melaporkanmu ke pada nona Sandra jika kau suka merayu tuan Devan untuk menyentuhmu." Setelah mengatakan itu Aileen nampak berjalan ke arah Lemari guna mengambil selimut untuk Aura. Setelah menaruhnya di atas ranjang Aileen langsung berjalan ke arah pintu tanpa mau kembali menatap Aura, agaknya wanita itu masih merasa kesal pada Aura yang tidak mau mendengarkan dirinya. Namun sesampainya di ambang pintu, Aileen nampak menghentikan langkah kakinya.

"Oh iya, cepatlah tidur untuk mengembalikan tenagamu yang sempat terkuras. " Setelah itu ia langsung membuka pintu hingga tubuhnya menghilang setelahnya.

Aura nampak Berdecih sebal seraya melemparkan tubuhnya ke atas ranjang. "Kenapa semua orang yang ada di sini memperlakukan aku seperti orang yang akan mati besok? Aku masih baik-baik saja dan tidak terluka berlebihan, tapi mereka memperlakukan aku seperti pasien yang patah tulang sehingga membungkus leherku seperti ini!" Gumam Aura seraya meraba lehernya yang di perban oleh dokter yang memeriksanya tadi.

******"

Sementara itu Sekretaris Liam nampak mengerutkan keningnya melihat Aileen yang baru keluar dari Harem dengan ekspresi wajah sebal bercampur emosi. bahkan wanita itu nampak menghentakkan kedua kakinya dengan mengeram tertahan, entah apa yang membuatnya seperti itu, namun jelas saja hal itu membuat Liam begitu penasaran hingga memutuskan untuk mendekat.

"Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Liam yang berada di belakang Aileen saat ini.

"Ehh Tuan Liam, Maaf aku tidak tau jika anda ada di sini, Apa anda butuh sesuatu? Tanya Aileen yang sudah salah tingkah karena tertangkap basah.

"Tidak, aku hanya ingin tau apa yang sedang kau lakukan di sini? Kenapa kau bertingkah seperti tadi? Apa ada yang membuatmu kesal?" Tanya Sekretaris Liam.

"Ahh tidak Tuan, Mungkin anda salah lihat!! Maaf jika tidak ada sesuatu yang anda perlukan maka saja ijin undur diri terlebih dahulu!" Aileen nampak menundukkan kepalanya seraya melangkah mundur.

Sekretaris Liam nampak menggelengkan kepalanya seraya menatap kepergian Aileen dengan penuh tanda tanya besar. Agaknya pria itu masih sangat sulit percaya dengan ucapan yang di katakan oleh Aileen tadi, namun meski begitu ia memilih untuk tidak ikut campur dan pada akhirnya berjalan keluar untuk menyusul Asisten Jonathan yang sudah pergi ke kantor lebih dulu.

*

*

Malam harinya.

Ceklek

Aileen nampak berjalan masuk ke dalam kamar Harem yang di tempati Aura di ikuti oleh Satu orang wanita yang berpakaian seperti Maid. tidak lupa Wanita itu juga membawa nampan yang berisi makanan serta minuman yang sepertinya memang ia bawa untuk Aura.

Mendengar pintu Harem di buka, Aura sontak reflek bangkit dari tidurnya. Ia menatap malas ke arah Aileen yang masuk ke dalam kamarnya, ia menatap seluruh ruangan yang nampak sepi karena semua selir tengah sibuk melayani para pria yang membutuhkan jasa pelayanan mereka.

"Taruh di sana!" Aileen menunjuk sebuah meja yang ada di samping ranjang Aura.

Setelah itu maid yang membawa nampannya langsung berjalan menuju meja dan menaruhnya di sana.

"Makan itu!" Ucap Aileen dengan menatap Aura yang sepertinya baru saja bangun tidur.

"Aileen boleh aku bertanya?" Tanya Aura memberanikan diri.

"Apa? Aku sibuk dan tidak punya banyak waktu untuk menemanimu mengobrol, maka katakan dengan cepat!"

Aileen nampak ketus merespon ucapan Aura. Agaknya wanita itu masih merasa kesal dengan sikap Aura yang terlalu sombong.

"Dimana para wanita penghuni kamar ini? Kenapa sejak tadi aku tidak melihat mereka?"

Tanya Aura.

"Ck. tentu saja mereka sedang bekerja! Kau pikir mereka sepeti dirimu yang tidak tau diri, mereka tau jika tuan Devan menaruh mereka di sini untuk melayani semua penghuni mansionnya, makanya mereka selalu siap melakukan apa saja tiap di butuhkan." Aileen nampak memanfaatkan situasi kali ini untuk menyindir sikap Aura yang pembangkang hingga terkesan tidak tau diri.

"Tapi aku memang berbeda dengan mereka. Aku ini bukan wanita murahan yang siap melayani sembarang pria! Aku ini Aura Tanu, bukan selir sang mafia seperti yang di gaung-gaungkan Atasanmu itu!" Dengan tegas Aura membantah Ucap Aileen yang terkesan menghinanya.

Aileen mencekal Bahu Aura dan menekannya di atas ranjang agar mau fokus menatapnya.

"Seharusnya kau itu senang karena tuan Devan tidak menghukum di atas tiang gantung! Tapi nyatanya sikap sombong mu itu membuatmu semakin takabur!"

Aileen kembali menyindir wanita itu agar tak lagi melawannya.

"Cih, kenapa sejak awal kau selalu berbicara seakan-akan aku ini adalah wanita yang beruntung sudah di perlakukan baik oleh Devandra mahendra itu? Memangnya apa yang sudah dia lakukan untuk hidupku? Apa kau tidak lihat dia malah sudah menjadikanku tawanan di Mansionnya? Kenapa aku harus bersyukur ia bersikap baik padaku hah?"

Lagi-lagi Aura menyela ucapan Aileen yang terkesan terus membela dan memuji Devandra hingga terus menyalahkan dirinya.

Deg

Seketika Wajah Aileen nampak memerah, bulu kuduknya merinding. jujur saja ia takut jika tuan besarnya sampai tau jika Aura malah semakin berani menghinanya saat ini. "Dengar Aura, terserah kau saja mau bicara apapun tentang tuan Devandra! Tapi aku minta padamu saat kau mengatakan itu jangan pada saat di lingkungan rumah ini karena itu bisa menjadi alarm bahaya untuk kami!"

Setelah mengatakan itu Aileen nampak melepaskan cekalan tangannya dari bahu Aura, wanita itu langsung beranjak keluar di ikuti oleh maid yang sejak tadi nampak masih menunggunya namun tidak berani berkata apa-apa karena tau resiko yang akan dia dapatkan begitu mengerikan.

Entah kenapa mendengar ucapan Aileen barusan membuat hati Aura menjadi gundah gulana. Ia menatap makanan yang di bawa maid tadi dengan expresi wajah tidak selera, namun perutnya sejak tadi merasa sangat kelaparan hingga membuatnya untuk tetap memakannya.

Episodes
1 Mencari kesepakatan
2 Jalan Negosiasi
3 Harem
4 Psikopat
5 Perdebatan
6 Selir Sang Mafia
7 Adik kakak sama saja
8 Refaldo Mahendra
9 Awal mula kekesalan
10 Sedikit perhatian
11 Kemunculan Dedengkot Black Venom
12 Kemunculan Oppa
13 Kisah Edgar
14 Lerdric eels
15 Soraya Ganesa
16 Sebuah penawaran
17 REFALDO MAHENDRA Vs DEVANDRA MAHENDRA
18 Cibiran
19 Kegundahan hati Aura
20 Pertemuan Aura Vs Soraya
21 Rahasia soraya
22 Sikap Devan
23 Sekelumit rasa
24 Wujud asli DeVan
25 Rencana
26 Dongeng
27 Berita kehilangan
28 Labirin neraka
29 Labirin kematian
30 Secercah harapan
31 Gadis yang malang
32 Hukuman
33 Ketegangan
34 Ejekan
35 Hampir saja ketauan
36 visual
37 Terenggut paksa
38 Mulai menyimpan rasa
39 Ketahuan
40 Tertangkap basah
41 Hukuman
42 Percobaan bunuh diri Aura
43 Paniknya Devan
44 Rumah sakit
45 Donor
46 Sadar
47 Sadar
48 Memindah Aura
49 Sikap tegas Devandra
50 kehilangan yang paling berharga
51 Perubahan sikap
52 Perubahan sikap 2
53 53
54 54
55 55
56 munculnya masalah
57 Klan Penipu
58 Wajah asli Devandra 1
59 Jiwa psikopat Devan
60 Terjebak
61 Hamil??
62 Mengambil sikap
63 Kerinduan
64 Kerinduan 2
65 penawaran
66 Devan Vz Soraya 1
67 Devan Vz Soraya 2
68 68
69 69
70 Pemaksaan
71 Tertangkap basah
72 Tertangkap basah 2
73 menguping
74 Kecemasan liam
75 Mulai siasat
76 Kemarahan seorang ayah.
77 Kemarahan seorang ayah.
78 Kesepakatan
79 Sedikit rasa
80 Apes
81 Pengusiran.
82 Kembali
83 Janji Aura
84 Kekesalan Soraya
85 Perdebatan
86 Putusan
87 Mulai menyimpan rasa
88 Drama
89 Ketahuan
90 Rencana Soraya
91 Ungkapan Hati
92 Perdebatan antar selir
93 kekacauan
94 Jebakan
95 Senjata makan Tuan.
96 Penolakan
97 Penolakan 2
98 Mulai terbongkar
99 Terbongkar
100 Terbongkar 2
101 Keributan
102 Tamparan
103 Kemarahan Nyonya Bella
104 terbongkar
105 Calon mertua
106 Meminta restu.
107 Soraya vs Amora
108 Meminta restu
109 Terjual
110 Terjual 2
111 Karma
112 Mulai membaik
113 awal mulanya kehancuran
114 Kabur
115 Mansion kedua
116 Konferensi pers.
117 Pembunuhan
118 Pernikahan
119 Kisah sebenarnya
120 kisah sebenarnya
121 Azab diana
122 Dendam Soraya
123 Derita wanita hamil
124 Menghilangnya melinda
125 Kembalinya sang Nyonya.
126 Kelahiran
127 Kembalinya Arlan
128 Kerja sama.
129 Perubahan sikap Melinda
130 Sifat asli Melinda
131 Saga Dewangga Mahendra
132 Tamat
Episodes

Updated 132 Episodes

1
Mencari kesepakatan
2
Jalan Negosiasi
3
Harem
4
Psikopat
5
Perdebatan
6
Selir Sang Mafia
7
Adik kakak sama saja
8
Refaldo Mahendra
9
Awal mula kekesalan
10
Sedikit perhatian
11
Kemunculan Dedengkot Black Venom
12
Kemunculan Oppa
13
Kisah Edgar
14
Lerdric eels
15
Soraya Ganesa
16
Sebuah penawaran
17
REFALDO MAHENDRA Vs DEVANDRA MAHENDRA
18
Cibiran
19
Kegundahan hati Aura
20
Pertemuan Aura Vs Soraya
21
Rahasia soraya
22
Sikap Devan
23
Sekelumit rasa
24
Wujud asli DeVan
25
Rencana
26
Dongeng
27
Berita kehilangan
28
Labirin neraka
29
Labirin kematian
30
Secercah harapan
31
Gadis yang malang
32
Hukuman
33
Ketegangan
34
Ejekan
35
Hampir saja ketauan
36
visual
37
Terenggut paksa
38
Mulai menyimpan rasa
39
Ketahuan
40
Tertangkap basah
41
Hukuman
42
Percobaan bunuh diri Aura
43
Paniknya Devan
44
Rumah sakit
45
Donor
46
Sadar
47
Sadar
48
Memindah Aura
49
Sikap tegas Devandra
50
kehilangan yang paling berharga
51
Perubahan sikap
52
Perubahan sikap 2
53
53
54
54
55
55
56
munculnya masalah
57
Klan Penipu
58
Wajah asli Devandra 1
59
Jiwa psikopat Devan
60
Terjebak
61
Hamil??
62
Mengambil sikap
63
Kerinduan
64
Kerinduan 2
65
penawaran
66
Devan Vz Soraya 1
67
Devan Vz Soraya 2
68
68
69
69
70
Pemaksaan
71
Tertangkap basah
72
Tertangkap basah 2
73
menguping
74
Kecemasan liam
75
Mulai siasat
76
Kemarahan seorang ayah.
77
Kemarahan seorang ayah.
78
Kesepakatan
79
Sedikit rasa
80
Apes
81
Pengusiran.
82
Kembali
83
Janji Aura
84
Kekesalan Soraya
85
Perdebatan
86
Putusan
87
Mulai menyimpan rasa
88
Drama
89
Ketahuan
90
Rencana Soraya
91
Ungkapan Hati
92
Perdebatan antar selir
93
kekacauan
94
Jebakan
95
Senjata makan Tuan.
96
Penolakan
97
Penolakan 2
98
Mulai terbongkar
99
Terbongkar
100
Terbongkar 2
101
Keributan
102
Tamparan
103
Kemarahan Nyonya Bella
104
terbongkar
105
Calon mertua
106
Meminta restu.
107
Soraya vs Amora
108
Meminta restu
109
Terjual
110
Terjual 2
111
Karma
112
Mulai membaik
113
awal mulanya kehancuran
114
Kabur
115
Mansion kedua
116
Konferensi pers.
117
Pembunuhan
118
Pernikahan
119
Kisah sebenarnya
120
kisah sebenarnya
121
Azab diana
122
Dendam Soraya
123
Derita wanita hamil
124
Menghilangnya melinda
125
Kembalinya sang Nyonya.
126
Kelahiran
127
Kembalinya Arlan
128
Kerja sama.
129
Perubahan sikap Melinda
130
Sifat asli Melinda
131
Saga Dewangga Mahendra
132
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!