Kemunculan Oppa

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Ku kira ini adalah akan menjadi akhir dari kekuasaanmu Dev." Edgar menarik tangan Devan untuk ia genggam.

Devan tersenyum miring memandang wajah sepupunya yang memang sejak dulu begitu perhatian padanya, Edgar adalah simbol kesetiaan untuk dirinya. Walau sudah sering Devan abaikan, Devan hukum pengasingan bersama adiknya, Edgar justru sama sekali tidak protes dan menikmati masa pengasingannya! Beda dengan sang adik yang selalu saja mengeluh karena tidak bisa kemana-mana. bahkan saat kembali bebas, Faldo berubah semakin kurang ajar dan pembangkang padanya.

Cklek

Pintu terbuka dari Luar, Munculah Sosok yang paling di segani di Tubuh Black Venom yang tiba-tiba saja datang tanpa memberi kabar terlebih dahulu.

"Opa" Gumam Devan dan Edgar bersamaan.

"Kalian masih mengingatku?"

Sindir Opa Mahendra seraya tersenyum kecut.

Devan dan Edgar nampak menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena merasa tersindir. Sementara itu tak jauh dari tubuh Opa Mahendra ternyata Faldo tengah berdiri di sana seraya mencuri dengar.

"Sedang apa kau di situ?"

Ucap Devan saat melihat Sang adik tengah mencuri dengar dari belakang pintu rumah kerjanya.

Deg

Bagai ketahuan mencuri, tentu saja Faldo gelagapan karena ketahuan sudah menguping tadi.

"Ahh Maksudmu aku?" Tanya Faldo seraya meruntuki dirinya sendiri karena salah bicara, "Aduh dasar bodoh, kenapa kau malah bertanya begitu? Jelas-jelas dia bicara padamu!! Jangan sampai setelah ini dia akan kembali menghukummu!!" Imbuh Faldo namun hanya dalam hati.

"Dia datang bersamaku Dev, aku yang mengajaknya!"

Tuan Mahendra agaknya tau jika hubungan kedua cucunya belum sepenuhnya membaik. Terlihat jelas dari mata Devan yang masih menyimpan luka saat melihat Faldo muncul di hadapannya saat ini. Meskipun Devan pernah berucap sudah memaafkan kedua orang tuannya namun akan tetapi luka itu masih ada sampai saat ini.

Devan menghela nafasnya dengan sangat kasar seraya kembali duduk k atas kursi kerjanya. Kini pria tampan berusia 30 tahun itu nampak memijat keningnya yang terasa sakit akibat begitu banyak masalah yang sudah terjadi akhir-akhir ini.

"Apa kau sakit? Apa aku bisa membantumu?" Tanya Faldo dengan gerakan cepat berlari ke kamarnya guna mencari peralatan kerjanya sebagai dokter.

Belum juga sempat menjawab pertanyaannya, Faldo sudah lebih dulu pergi hingga membuat devan lagi-lagi harus menghela nafasnya dalam-dalam. Kini tatapan matanya tertuju kepada sang Opa yang tiba-tiba saja datang tanpa memberi tahu lebih dulu.

"Ada apa Opa tiba-tiba saja datang kemari? Apa ada sesuatu yang sangat urgent hingga membuat Opa tiba-tiba harus turun tangan sendiri?"

Devan mulai berani mengungkapkan isi pikirannya karena ia hafal betul jika tidak ada yang Penting mana mau opanya turun tangan sendiri.

"Ck. Kau memang cucuku yang pintar!" Pujinya

Tentu saja pujian untuk Devan itu terdengar seperti ejekan di telinga Edgar yang hampir tidak pernah mendengar pujian seperti itu dari sang Opa.

"Ck.Opa dan Cucu sama saja, sama-sama tidak peka." Gumam Edgar Lirih.

"Ed aku masih bisa mendengarnya!"

Celetuk Devan dengan senyum devil nya.

Glek

Edgar lantas menelan ludahnya dengan sangat kasar karena sudah ketahuan mencibir Kakak sepupu beserta Opanya, karena Malu Edgar lantas menyengir kuda seraya mengangkat kedua jarinya ke atas. "Peace Dev, damai itu indah." Kelakarnya.

Devan Geleng-geleng kepala karena memiliki dua adik yang sama-sama bodoh dan cerobohnya Seperti keledai. Keledai saja masih mending mau belajar dari kesalahannya agar tidak jatuh ke lobang yang sama, namun dua adiknya benar-benar bodoh hingga begitu mudahnya mereka selalu mengulangi kesalahannya.

"Kau lihat Dev, Dua adikmu begitu menyayangimu, kenapa kau masih bersikap dingin pada mereka?"

Kali ini sang Opa mulai mengeluarkan unek-uneknya, Ia begitu kasihan dengan ketiga cucunya yang hidup dalam hati yang saling salah paham. terutama Devan yang hidup dalam balutan kekecewaan di sertai dendam.

"Jika opa datang hanya untuk membahas soal itu maka lebih baik opa kembali saja ke Singapura!"

Tegas Devan langsung mengatakan itu.

"Bagaimana mungkin kau bicara seperti itu kepada Opa mu sendiri Dev? Dia yang membesarkan mu! Kau boleh benci pada kamu dan orang tua kita namun tidak dengan Opa Dev!"

UCap Faldo yang tiba-tiba saja muncul, ia membawa alat dokternya untuk memeriksa sang kakak yang nampak tidak sehat. Ya, sebegitu sayangnya Faldo pada Devan namun ia sangat kesulitan untuk Mengekspresikannya mengingat hubungan mereka sejak kecil tidak terlalu akur.

"Sudah-sudah lupakan saja, ini hanya masalah kecil dan kau tuan Muda cepat periksa kakakmu itu, aku takut jika tekanan darahnya naik lagi. Aku heran dia masih muda tapi kondisinya seperti opa-opa saja." Kelakar Tuan Mahendra seraya menahan tawa.

Devan merenggut kesal setelah mendengar cibiran dari Opa Mahendra yang membandingkan kondisinya seperti seorang Opa-opa. Sementara Faldo nampak menganggukkan kepalanya seraya berjalan mendekat ke arah Sang kakak penuh percaya diri. Ia yakin kakaknya kali ini tidak akan menolak bantuannya karena ini langsung perintah sang Opa.

"Berikan tanganmu Dev!"

Ucap Faldo seraya mengulurkan tangannya untuk membantu Devan, namun sayangnya uluran tangan itu tiba-tiba di cekal oleh Devan dengan sorot mata yang Tajam seakan ingin menemukan tulang-tulang para musuhnya.

Glek

Sontak Faldo reflek ingin menarik tangannya karena takut, beberapa kali ia menelan Ludahnya dengan sangat kasar karena melihat sorot mata tajam sang kakak yang seakan ingin menguliti dirinya hidup-hidup seperti pada para musuhnya.

"Opa tolong Faldo!"

Gumam Faldo seraya menatap ke arah sang Opa.

Namun bukannya mendapatkan respon yang baik, Tuan Mahendra malah mengabaikan dirinya dan malah memilih Duduk di sofa yang tidak jauh darinya. Sementara Edgar hanya menyengir kuda tidak berani bertindak apa-apa karena tadi dirinya juga sudah membuat Devan kesal padanya! Jujur saja ia tidak mau kalau sampai dirinya kena imbas hingga kembali harus merasakan hidup di pengasingannya sepeti dulu.

Melihat opa yang cuek Faldo memutuskan untuk menatap ke arah sang kakak dengan mengiba. "Dev maafkan aku, Apa salah________"

"Lakukan!"

Tegas Devan mengucapkannya seraya melepaskan cekalan tangannya pada lengan sang adik bungsu.

Hal itu langsung membuat Ketiga orang lawan bicara Devan yang kebetulan berada di sana sampai melongo tak percaya. Bahkan Faldo sampai beberapa kali mengedipkan mata Shock saat melihat untuk pertama kalinya Devan tidak membuat masalah dengannya. Dulu saja sekecil apapun masalahnya Devan pasti akan meributkannya hingga kedua orang tua mereka pasti akan turun tangan yang berujung pengasingan untuk Devan seperti yang sudah-sudah, Devan pasti akan di jemput oleh Opa Mahendra ataupun Opa Bramantyo untuk tinggal bersama mereka.

Episodes
1 Mencari kesepakatan
2 Jalan Negosiasi
3 Harem
4 Psikopat
5 Perdebatan
6 Selir Sang Mafia
7 Adik kakak sama saja
8 Refaldo Mahendra
9 Awal mula kekesalan
10 Sedikit perhatian
11 Kemunculan Dedengkot Black Venom
12 Kemunculan Oppa
13 Kisah Edgar
14 Lerdric eels
15 Soraya Ganesa
16 Sebuah penawaran
17 REFALDO MAHENDRA Vs DEVANDRA MAHENDRA
18 Cibiran
19 Kegundahan hati Aura
20 Pertemuan Aura Vs Soraya
21 Rahasia soraya
22 Sikap Devan
23 Sekelumit rasa
24 Wujud asli DeVan
25 Rencana
26 Dongeng
27 Berita kehilangan
28 Labirin neraka
29 Labirin kematian
30 Secercah harapan
31 Gadis yang malang
32 Hukuman
33 Ketegangan
34 Ejekan
35 Hampir saja ketauan
36 visual
37 Terenggut paksa
38 Mulai menyimpan rasa
39 Ketahuan
40 Tertangkap basah
41 Hukuman
42 Percobaan bunuh diri Aura
43 Paniknya Devan
44 Rumah sakit
45 Donor
46 Sadar
47 Sadar
48 Memindah Aura
49 Sikap tegas Devandra
50 kehilangan yang paling berharga
51 Perubahan sikap
52 Perubahan sikap 2
53 53
54 54
55 55
56 munculnya masalah
57 Klan Penipu
58 Wajah asli Devandra 1
59 Jiwa psikopat Devan
60 Terjebak
61 Hamil??
62 Mengambil sikap
63 Kerinduan
64 Kerinduan 2
65 penawaran
66 Devan Vz Soraya 1
67 Devan Vz Soraya 2
68 68
69 69
70 Pemaksaan
71 Tertangkap basah
72 Tertangkap basah 2
73 menguping
74 Kecemasan liam
75 Mulai siasat
76 Kemarahan seorang ayah.
77 Kemarahan seorang ayah.
78 Kesepakatan
79 Sedikit rasa
80 Apes
81 Pengusiran.
82 Kembali
83 Janji Aura
84 Kekesalan Soraya
85 Perdebatan
86 Putusan
87 Mulai menyimpan rasa
88 Drama
89 Ketahuan
90 Rencana Soraya
91 Ungkapan Hati
92 Perdebatan antar selir
93 kekacauan
94 Jebakan
95 Senjata makan Tuan.
96 Penolakan
97 Penolakan 2
98 Mulai terbongkar
99 Terbongkar
100 Terbongkar 2
101 Keributan
102 Tamparan
103 Kemarahan Nyonya Bella
104 terbongkar
105 Calon mertua
106 Meminta restu.
107 Soraya vs Amora
108 Meminta restu
109 Terjual
110 Terjual 2
111 Karma
112 Mulai membaik
113 awal mulanya kehancuran
114 Kabur
115 Mansion kedua
116 Konferensi pers.
117 Pembunuhan
118 Pernikahan
119 Kisah sebenarnya
120 kisah sebenarnya
121 Azab diana
122 Dendam Soraya
123 Derita wanita hamil
124 Menghilangnya melinda
125 Kembalinya sang Nyonya.
126 Kelahiran
127 Kembalinya Arlan
128 Kerja sama.
129 Perubahan sikap Melinda
130 Sifat asli Melinda
131 Saga Dewangga Mahendra
132 Tamat
Episodes

Updated 132 Episodes

1
Mencari kesepakatan
2
Jalan Negosiasi
3
Harem
4
Psikopat
5
Perdebatan
6
Selir Sang Mafia
7
Adik kakak sama saja
8
Refaldo Mahendra
9
Awal mula kekesalan
10
Sedikit perhatian
11
Kemunculan Dedengkot Black Venom
12
Kemunculan Oppa
13
Kisah Edgar
14
Lerdric eels
15
Soraya Ganesa
16
Sebuah penawaran
17
REFALDO MAHENDRA Vs DEVANDRA MAHENDRA
18
Cibiran
19
Kegundahan hati Aura
20
Pertemuan Aura Vs Soraya
21
Rahasia soraya
22
Sikap Devan
23
Sekelumit rasa
24
Wujud asli DeVan
25
Rencana
26
Dongeng
27
Berita kehilangan
28
Labirin neraka
29
Labirin kematian
30
Secercah harapan
31
Gadis yang malang
32
Hukuman
33
Ketegangan
34
Ejekan
35
Hampir saja ketauan
36
visual
37
Terenggut paksa
38
Mulai menyimpan rasa
39
Ketahuan
40
Tertangkap basah
41
Hukuman
42
Percobaan bunuh diri Aura
43
Paniknya Devan
44
Rumah sakit
45
Donor
46
Sadar
47
Sadar
48
Memindah Aura
49
Sikap tegas Devandra
50
kehilangan yang paling berharga
51
Perubahan sikap
52
Perubahan sikap 2
53
53
54
54
55
55
56
munculnya masalah
57
Klan Penipu
58
Wajah asli Devandra 1
59
Jiwa psikopat Devan
60
Terjebak
61
Hamil??
62
Mengambil sikap
63
Kerinduan
64
Kerinduan 2
65
penawaran
66
Devan Vz Soraya 1
67
Devan Vz Soraya 2
68
68
69
69
70
Pemaksaan
71
Tertangkap basah
72
Tertangkap basah 2
73
menguping
74
Kecemasan liam
75
Mulai siasat
76
Kemarahan seorang ayah.
77
Kemarahan seorang ayah.
78
Kesepakatan
79
Sedikit rasa
80
Apes
81
Pengusiran.
82
Kembali
83
Janji Aura
84
Kekesalan Soraya
85
Perdebatan
86
Putusan
87
Mulai menyimpan rasa
88
Drama
89
Ketahuan
90
Rencana Soraya
91
Ungkapan Hati
92
Perdebatan antar selir
93
kekacauan
94
Jebakan
95
Senjata makan Tuan.
96
Penolakan
97
Penolakan 2
98
Mulai terbongkar
99
Terbongkar
100
Terbongkar 2
101
Keributan
102
Tamparan
103
Kemarahan Nyonya Bella
104
terbongkar
105
Calon mertua
106
Meminta restu.
107
Soraya vs Amora
108
Meminta restu
109
Terjual
110
Terjual 2
111
Karma
112
Mulai membaik
113
awal mulanya kehancuran
114
Kabur
115
Mansion kedua
116
Konferensi pers.
117
Pembunuhan
118
Pernikahan
119
Kisah sebenarnya
120
kisah sebenarnya
121
Azab diana
122
Dendam Soraya
123
Derita wanita hamil
124
Menghilangnya melinda
125
Kembalinya sang Nyonya.
126
Kelahiran
127
Kembalinya Arlan
128
Kerja sama.
129
Perubahan sikap Melinda
130
Sifat asli Melinda
131
Saga Dewangga Mahendra
132
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!