...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Lepaskan aku! Aku tidak mau menjadi tawanan Ba*Jingan kejam itu!" Pekik Aura.
Hingga Jonathan terpaksa harus menyeret gadis itu agar menurut kepadanya, mengingat sejak tadi gadis itu terus saja memberontak meminta untuk di bebaskan.
Masalah di mulai karena Tuan Tanu menolak jika stasiun Televisi miliknya yang bernama Art.Tv menolak untuk membantu atau lebih tepatnya di manfaatkan oleh Devandra Mahendra guna menjadi kendaraan politiknya menuju gerbang sebuah kepemimpinan di Negera mereka.
Tuan Tanu tidak mau ikut campur urusan politik karena tujuannya mendirikan Stasiun Televisi itu untuk menghibur masyarakat yang membutuhkan tontonan yang mendidik guna membangun bangsa.
Namun nyatanya penolakan yang di lakukan oleh Tuan Tanu malah membuat Devandra sang ketua Genk Mafia Black Venom merasa terusik.
"Kita lihat saja, Moto si Tua Bangka Tanu itu yang mengatakan jika stasiun televisi miliknya adalah stasiun televisi paling waras dan anti Gimik itu akan seperti apa pada akhirnya!!" Gumam Devan seraya menghisap puntung rokok yang saat ini ada di tangannya.
Ya Tuan Tanu Selalu menegaskan jika stasiun televisi miliknya adalah Tv yang paling jujur, seluruh berita yang ada semua bedasarkan fakta tanpa ada yang di tambah atau di kurangi. Stasiun Televisi anti Gimik dan memiliki banyak keunggulan lainnya dari pada stasiun televisi lainnya. Maka dari itu Devan begitu berambisi untuk bisa menguasai Stasiun televisi Tuan Tanu karena percaya jika popularitas nya akan naik pesat jika Stasiun Televisi yang paling netral mau mau mendukungnya.
*
*
Di tempat Lain, Aura kini duduk meringkuk dengan terus mengeluarkan Air mata.
"Ayah, Aku kangen Ayah. Tolong bebaskan Aura yah!" Pinta gadis cantik itu di sela-sela tangisnya. "Dasar Pria Iblis, aku bersumpah akan menghancurkan mu suatu saat nanti!" Teriak Aura berapi-api.
Sementara Itu, di perusahaan Emtek.Grop Devan nampak tersenyum Smirk kala mendengar jeritan Aura dari microphone yang terpasang di telinganya. Itulah yang selalu di lakukan Devan di sela-sela pekerjaannya selain bekerja di Perusahaan milik keluarganya hanya sebagai kedok bahwa dia adalah seorang pengusaha.
Namun di sisi lainnya Devan adalah seorang ketua gangster yang sangat di takuti di benua Asia.
"Baiklah Nona kecil, jika itu maumu, maka aku akan dengan senang hati menunggunya!" Gumam Devandra yang ingin menjawab Pernyataan Aura namun karena tempat mereka yang berbeda membuatnya hanya bisa berbicara sendiri saja.
Karena masih begitu penasaran pada akhirnya Devan menyalakan CCTV dari komputer yang ada di hadapannya.
Ia melihat bagaimana Aura berteriak serta mengumpat ke pada dirinya. Gadis itu nampak seperti memiliki dendam kesumat kepadanya hingga membuatnya bertingkah seperti orang gila saja.
"Dengar Ini Devandra Mahendra, Suatu saat aku pasti akan membalas mu seribu kali lebih kejam dari pada ini, Ingat Itu!" Ancam Aura yang di selimuti Amarah.
Devan nampak tersenyum mengejek ke arah layar komputernya. Bagi Devan itu bukanlah hal yang patut untuk di pikirkan karena saat ini ia tengah fokus memandang remeh ke arah Aura yang nampak tergeletak tak berdaya di atas lantai kamar pengasingannya.
"Liam kau pancing Tanu untuk datang kemari apapun caranya! Setelah itu tangkap Dia dan bawa dia ke mansion untuk melihat pembantaian Putrinya jika sampai dia masih nekat menolak tawaran kita!" Perintah Devan seraya mematikan batang rokok miliknya.
"Laksanakan Tuan." Ujar Liam seraya undur diri dari sana.
*
*
Flashback ON
Beberapa jam yang lalu Aura tidak sadarkan diri Akibat Obat Bius yang ternyata ia hirup saat keluar dari kampusnya tadi pagi.
Itu semua terjadi akibat Aura yang selalu berteriak dengan tujuan meminta pertolongan kepada Orang-orang yang ia lihat di jalan! Walau apa yang ia lakukan sangatlah sia-sia karena semua orang tidak akan dapat mendengarnya mengingat jika mobil yang membawanya pergi Memiliki sistem kedap suara.
Aura yang baru saja sadar awalnya tidak memahami di mana posisinya berada, ia sudah berada di sebuah kamar megah yang ada di mansion milik Devan setelah di bius oleh Jonathan karena tadi sempat melawan. namun beberapa saat kemudian akhirnya umpatan dan sumpah serapahnya keluar semua untuk Devandra.
Semua umpatan Aura di dengar dengan jelas oleh Devan yang memang memakai mikrofon di telinganya. Ia memang khusus mempersiapkan itu semua untuk para tawanannya termasuk Aura.
"Dengar Ini Devandra Mahendra, Suatu saat aku pasti akan membalas mu seribu kali lebih kejam dari pada ini, Ingat Itu!" Ancam Aura yang di selimuti Amarah.
"Berisik." Bentak Jhonatan yang baru saja masuk.
kini ia di dampingi oleh dua pria yang bersiap menyeret Aura keluar dari sana entah mau di bawa kemana. Aura nampak pasrah karena masih dalam pengaruh obat Bius.
Cklek
Tiba-tiba saja pintu di buka dari Luar dan menampakkan sosok wanita cantik di sana tengah tersenyum menggoda ke arahnya.
"Bawa Dia!" Perintah perempuan yang bernama Eileen.
"Mau kau bawa kemana dia?" Tanya Jonathan memastikan.
"Tuanmu memintaku untuk mempercantiknya, Apa kau pikir aku berani membantahnya?"
Kini Aileen berbalik menyerang Jonathan agar tidak berani menekannya. Ia tau jika Asisten Pribadi Devandra itu tengah mencurigai dirinya.
Dan pada akhirnya Aileen sukses membawa Aura keluar dari kamar itu menuju kamar khusus untuk para selir yang ada di mansion Utama.
Flashback Off
*
*
Art.TV
Di lain tempat Tuan Tanu benar-benar di buat Khawatir dengan menghilangnya sang Putri, Agaknya Devandra tidak sedang main-main dengan ucapannya. terbukti sejak tadi Tuan Tanu berusaha untuk menghubungi dirinya namun agaknya pria psikopat itu tidak mau meresponnya.
"Ya Tuhan Aura, Tolong selamatkan Putriku!!" Gumam Tuan Tanu seraya mengantupkan kedua tangannya.
Tok Tok Tok
"Tuan Boleh saya masuk?"
Terdengar suara sang asisten pribadi dari balik pintu.
"Masuk!" Titah Tuan Tanu yang masih tenggelam dalam pikirannya.
"Tuan ini ada Surat dari Perusahaan Timah.Grop milik Tuan Mahendra." Ungkap Regan sang asisten Pribadi yang selalu setia pada Tuan Tanu
Tuan Tanu lantas bergegas untuk mengambil surat itu dan membacanya. Matanya terus fokus dan beberapa kali terbelalak Lebar kala membaca isi yang ada di dalamnya.
"Apa-apa ini?" Tanya Tuan Tanu setelah selesai membaca Surel yang di kirim Devan.
Tidak Lupa ia juga memberi ancaman di dalam surel itu agar Tuan Tanu berhati-hati dan mengurungkan Niatnya untuk melapor kepada polisi mengingat kondisi sang Putri saat ini tengah menjadi tawanan Musuhnya.
Devan tidak segan-segan menyertakan sebuah Foto Aura yang tengah pingsan di kerumuni oleh beberapa anak buahnya yang bersiap menyakitinya jika Tuan Tanu tidak menuruti apa maunya.
Brak
"Dasar Pria Gila, jahanam" Teriak Tuan Tanu. Namun teriakannya itu hanya sia-sia karena Devandra tidak dapat mendengarnya.
Dret Dret Dret
"Halo??" Teriak Tuan Tanu setelah mengangkat Ponselnya.
"Bagaimana, apa kau sudah menerimanya? Apa kau sudah memikirkannya?"
"Brengsek, Kau_____"Umpat Tuan Tanu seraya menjeda Ucapannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments