Harem

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Aileen membawa Aura ke sebuah kamar para selir dan memberikannya sebuah gaun cantik untuk ia gunakan malam ini, namun bukannya memakainya, Aura justru membuangnya dan sialnya jatuh tepat di depan kaki sosok pria tampan yang begitu di benci oleh Aura. Siapa lagi kalau bukan Devan dengan segala kemisteriusannya, Pria tampan itu berjalan mendekat ke arah Aura yang saat ini tengah menatap tajam padanya.

"Aileen, apa kau sudah melakukan Tugasmu?" Tanya Devan tanpa perduli bagaimana Aura saat ini menatapnya.

"Su___Sudah Tuan." Jawab Aileen takut dan sedikit ragu.

"Benarkah?" Setelah mengatakan itu Devan nampak memutari tubuh Aura dengan tatapan tajam tak terbaca. "Bukanya aku memintamu membawanya ke Harem di mana tempat para selirku mandi dan memakai baju seksi di sana!! Kenapa dia ada di sini dan masih memakai pakaiannya yang semula?" Ucap Devan dengan penuh keangkuhan di setiap katanya.

"Tidak mau, biarkan aku pergi!" Teriak Aura sembari berusaha untuk lari keluar dari kamar itu. Namun gerakannya ternyata terbaca Oleh Devan, hingga membuat Pria tampan itu kini terpaksa menarik tangannya guna menyeret Aura keluar dari kamar itu.

"Bawa dia!" Perintah Devan pada Jonathan yang saat ini tengah berdiri di depan pintu.

"Mari ikut saya Nona, dan menurut lah!" Tegur Jonathan.

Kini Aura di giring ke arah Ruang makan, di sana Munculah sesosok wanita cantik dengan baju seksi membawa sebuah nampan yang berisi air putih dan satu piring makanan.

"Apa maumu?" Ucap Aura yang mulai ketakutan.

"Silahkan Tuan!"Ucap Si pelayanseraya meletakkan Nampan ke atas meja tepat di depan Aura saat ini duduk.

"Makanlah!" Ucap Devan dengan suara yang lembut, tidak seperti tadi yang nampak marah." Setelah itu akan aku perlihatkan dimana tempat yang layak untukmu di mansion ini!" Imbuh Devan seraya menyalakan Putung rokoknya.

"Tidak ada satupun tempat ternyaman untukku di rumah ini, selain kembali ke rumahku sendiri. Tolong lepaskan aku!" Ucap Aura seraya menggelengkan kepalanya.

"Oh baiklah, Jika Daddymu mau membantuku menjadikan Art.Tv sebagai media pendukung pencalonan ku sebagai persiden. Aku akan mengembalikan mu ke rumahmu dengan sehat dan sempurna sebagai seorang wanita." Ujar Devan dengan tersenyum licik.

Entah apa yang di rencanakan oleh pria itu dan apa maksud dari ucapannya mengenai Wanita yang sempurna dalam tanda kutip.

Aura terhenyak, ia hanya bisa bungkam tanpa berani mengeluarkan kata-kata. Ia dengar dengan jelas jika Daddy-nya menolak bernegosiasi dengan Devan hingga membuatnya berakhir di tempat ini. Sekarang runtuh sudah rasa percaya dirinya bisa keluar dengan selamat dari tempat ini.

"Bagaimana?" Tanya Pria tampan yang memiliki tatapan tajam dengan wajah tegas yang kini tengah sibuk menatapnya.

Ingin sekali Aura menampar dan memukul wajah tampan itu hingga bisa terbebas dari sana.

"Sudahlah, habiskan makananmu segera!" Bisik Devan seraya menyodorkan piring berisi nasi dan Lauk ke depan Aura.Meski suara Devan begitu lembut, tapi ia tau betul jika pria tampan itu sama sekali tidak suka dengan penolakan.

Namun karena masih belum sepenuhnya pulih dan sadar dari bius yang tadi sempat ia hirup membuat Aura menggelengkan kepalanya. Tentu saja penolakan dari Aura membuat Devan merasa tersinggung dan semakin geram.

Dengan gerakan cepat Devan memasukkan sendok demi sendok makanan ke mulut Aura yang kini tengah ia cengkeraman.

"Makan, Jangan sampai kau mati sebelum misiku berjalan sempurna. Ingat, hidup dan mati mu ada di tanganku!" Geram Devan di sela-sela pekerjaannya yang menyuapi Aura meski dengan gerakan kasar.

Devan terus memaksa memasukkan seluruh makanan ke mulut Aura hingga membuat gadis itu nyaris tersedak.

Uhuk-Uhuk

"Itulah Akibatnya jika kau berani membantah Ucapanku!" Devan terlihat tersenyum Smirk yang nampak menjengkelkan di mata Aura yang kini berair.

Devan semakin mencengkeram kuat Dagu Aura supaya gadis itu tak lagi memuntahkan makanannya. Tidak ada rasa jijik sedikitpun yang nampak pada wajah Devan yang saat ini nampak begitu menyeramkan. Senyumnya nampak seperti iblis yang siap memangsa siapa saja yang berani menghalangi jalannya.

"Telan atau aku akan membungkam mulutmu dan mencabut Lidahmu!" Ancamnya.

Dengan Terpaksa Akhirnya Aura menelan makanannya dengan sedikit kasar. Dadanya terasa sakit karena terpaksa menelan makanan begitu banyak hingga membuatnya kesulitan bernafas.

"Itu hasilnya karena tidak patuh padaku!" Gumam Devan dengan seringai licik di bibirnya.

Aura nampak menangis, seumur hidupnya baru kali ini ia di perlakukan dengan sangat kasar, bahkan kedua orang tuannya saja tidak pernah melakukan ini padanya.

"Sudah jangan menangis. Sekarang bangun dan ikut aku!"

"Tidak, Aku tidak mau, Tolong biarkan aku pergi!" Lagi dan lagi Aura menolak perintah Devan dengan gelengan kepala.

Devan yang kehabisan stok kesabaran pada akhirnya menggendong tubuh Aura seperti karung beras dan membawanya ke sebuah ruangan Harem berisikan beberapa wanita dengan wajah cantik,tubuh seksi serta berpakaian serba terbuka.

Buk

Devan Menjatuhkan tubuh Aura di salah satu matras seraya menatapnya dengan tajam.

Aura nampak menelisik penampilan ruangan tersebut seperti sebuah tempat hiburan yang menjajakan wanita penghibur untuk melayani para pria hidung Belang yang siap memakai jasa mereka.

"Apa yang kau lihat?" Bentar Devan dengan tersenyum mengejek.

Semua mata nampak memandang rendah Aura yang saat ini berpenampilan berantakan dan sedikit Jorok, karena terdapat beberapa bekas makanan tercecer di bajunya.

Sungguh saat ini di mata para wanita penghibur di sana, Aura tak lebih dari segenggam kotoran yang di Pungut oleh Devan untuk di angkat menjadi wanita penghibur seperti mereka.

"Aileen, bawa aura ke tempat pemandian dan berikan baju yang tadi aku tunjukkan padanya, Ia harus memakai baju itu apapun alasannya!" Perintah Devan, terlihat jelas jika saat ini pria itu tidak mau menerima bantahan.

"Baik Tuan." Jawab Aileen seraya menuntun Aura untuk menuju tempat pemandian para selir yang ada di mansion.

Tak berselang lama akhirnya Devan meninggalkan kamar Harem di ikuti Jonathan di belakangnya.

Sementara Itu Aura nampak menelisik ke seluruh penjuru ruangan berharap jika ada tempat untuknya bisa kabur dari sana. Namun agaknya harapannya itu pupus mana kala tidak mendapati apapun cara agar bisa bebas.

"Aku tau isi otakmu dan jangan berani-berani melakukannya! Ku ingatkan padamu jika Tuan Devan tidak suka mengulangi ucapannya, jadi lebih baik kau menurut dari pada hal lain terjadi padamu setelah ini!!" Ujar Aileen sebelum keluar untuk mengambil Baju yang di titipkan Devan padanya.

"Tunggu dulu! Tempat apa ini? Kenapa aku merasa ruangan ini sangat aneh, kenapa semua wanita yang ada di sini memakai pakaian seksi dan nampak seperti________"

"Pelacur" Tebaknya.

Aura tidak dapat melanjutkan kata-katanya karena lebih dulu di potong oleh Aileen.

Episodes
1 Mencari kesepakatan
2 Jalan Negosiasi
3 Harem
4 Psikopat
5 Perdebatan
6 Selir Sang Mafia
7 Adik kakak sama saja
8 Refaldo Mahendra
9 Awal mula kekesalan
10 Sedikit perhatian
11 Kemunculan Dedengkot Black Venom
12 Kemunculan Oppa
13 Kisah Edgar
14 Lerdric eels
15 Soraya Ganesa
16 Sebuah penawaran
17 REFALDO MAHENDRA Vs DEVANDRA MAHENDRA
18 Cibiran
19 Kegundahan hati Aura
20 Pertemuan Aura Vs Soraya
21 Rahasia soraya
22 Sikap Devan
23 Sekelumit rasa
24 Wujud asli DeVan
25 Rencana
26 Dongeng
27 Berita kehilangan
28 Labirin neraka
29 Labirin kematian
30 Secercah harapan
31 Gadis yang malang
32 Hukuman
33 Ketegangan
34 Ejekan
35 Hampir saja ketauan
36 visual
37 Terenggut paksa
38 Mulai menyimpan rasa
39 Ketahuan
40 Tertangkap basah
41 Hukuman
42 Percobaan bunuh diri Aura
43 Paniknya Devan
44 Rumah sakit
45 Donor
46 Sadar
47 Sadar
48 Memindah Aura
49 Sikap tegas Devandra
50 kehilangan yang paling berharga
51 Perubahan sikap
52 Perubahan sikap 2
53 53
54 54
55 55
56 munculnya masalah
57 Klan Penipu
58 Wajah asli Devandra 1
59 Jiwa psikopat Devan
60 Terjebak
61 Hamil??
62 Mengambil sikap
63 Kerinduan
64 Kerinduan 2
65 penawaran
66 Devan Vz Soraya 1
67 Devan Vz Soraya 2
68 68
69 69
70 Pemaksaan
71 Tertangkap basah
72 Tertangkap basah 2
73 menguping
74 Kecemasan liam
75 Mulai siasat
76 Kemarahan seorang ayah.
77 Kemarahan seorang ayah.
78 Kesepakatan
79 Sedikit rasa
80 Apes
81 Pengusiran.
82 Kembali
83 Janji Aura
84 Kekesalan Soraya
85 Perdebatan
86 Putusan
87 Mulai menyimpan rasa
88 Drama
89 Ketahuan
90 Rencana Soraya
91 Ungkapan Hati
92 Perdebatan antar selir
93 kekacauan
94 Jebakan
95 Senjata makan Tuan.
96 Penolakan
97 Penolakan 2
98 Mulai terbongkar
99 Terbongkar
100 Terbongkar 2
101 Keributan
102 Tamparan
103 Kemarahan Nyonya Bella
104 terbongkar
105 Calon mertua
106 Meminta restu.
107 Soraya vs Amora
108 Meminta restu
109 Terjual
110 Terjual 2
111 Karma
112 Mulai membaik
113 awal mulanya kehancuran
114 Kabur
115 Mansion kedua
116 Konferensi pers.
117 Pembunuhan
118 Pernikahan
119 Kisah sebenarnya
120 kisah sebenarnya
121 Azab diana
122 Dendam Soraya
123 Derita wanita hamil
124 Menghilangnya melinda
125 Kembalinya sang Nyonya.
126 Kelahiran
127 Kembalinya Arlan
128 Kerja sama.
129 Perubahan sikap Melinda
130 Sifat asli Melinda
131 Saga Dewangga Mahendra
132 Tamat
Episodes

Updated 132 Episodes

1
Mencari kesepakatan
2
Jalan Negosiasi
3
Harem
4
Psikopat
5
Perdebatan
6
Selir Sang Mafia
7
Adik kakak sama saja
8
Refaldo Mahendra
9
Awal mula kekesalan
10
Sedikit perhatian
11
Kemunculan Dedengkot Black Venom
12
Kemunculan Oppa
13
Kisah Edgar
14
Lerdric eels
15
Soraya Ganesa
16
Sebuah penawaran
17
REFALDO MAHENDRA Vs DEVANDRA MAHENDRA
18
Cibiran
19
Kegundahan hati Aura
20
Pertemuan Aura Vs Soraya
21
Rahasia soraya
22
Sikap Devan
23
Sekelumit rasa
24
Wujud asli DeVan
25
Rencana
26
Dongeng
27
Berita kehilangan
28
Labirin neraka
29
Labirin kematian
30
Secercah harapan
31
Gadis yang malang
32
Hukuman
33
Ketegangan
34
Ejekan
35
Hampir saja ketauan
36
visual
37
Terenggut paksa
38
Mulai menyimpan rasa
39
Ketahuan
40
Tertangkap basah
41
Hukuman
42
Percobaan bunuh diri Aura
43
Paniknya Devan
44
Rumah sakit
45
Donor
46
Sadar
47
Sadar
48
Memindah Aura
49
Sikap tegas Devandra
50
kehilangan yang paling berharga
51
Perubahan sikap
52
Perubahan sikap 2
53
53
54
54
55
55
56
munculnya masalah
57
Klan Penipu
58
Wajah asli Devandra 1
59
Jiwa psikopat Devan
60
Terjebak
61
Hamil??
62
Mengambil sikap
63
Kerinduan
64
Kerinduan 2
65
penawaran
66
Devan Vz Soraya 1
67
Devan Vz Soraya 2
68
68
69
69
70
Pemaksaan
71
Tertangkap basah
72
Tertangkap basah 2
73
menguping
74
Kecemasan liam
75
Mulai siasat
76
Kemarahan seorang ayah.
77
Kemarahan seorang ayah.
78
Kesepakatan
79
Sedikit rasa
80
Apes
81
Pengusiran.
82
Kembali
83
Janji Aura
84
Kekesalan Soraya
85
Perdebatan
86
Putusan
87
Mulai menyimpan rasa
88
Drama
89
Ketahuan
90
Rencana Soraya
91
Ungkapan Hati
92
Perdebatan antar selir
93
kekacauan
94
Jebakan
95
Senjata makan Tuan.
96
Penolakan
97
Penolakan 2
98
Mulai terbongkar
99
Terbongkar
100
Terbongkar 2
101
Keributan
102
Tamparan
103
Kemarahan Nyonya Bella
104
terbongkar
105
Calon mertua
106
Meminta restu.
107
Soraya vs Amora
108
Meminta restu
109
Terjual
110
Terjual 2
111
Karma
112
Mulai membaik
113
awal mulanya kehancuran
114
Kabur
115
Mansion kedua
116
Konferensi pers.
117
Pembunuhan
118
Pernikahan
119
Kisah sebenarnya
120
kisah sebenarnya
121
Azab diana
122
Dendam Soraya
123
Derita wanita hamil
124
Menghilangnya melinda
125
Kembalinya sang Nyonya.
126
Kelahiran
127
Kembalinya Arlan
128
Kerja sama.
129
Perubahan sikap Melinda
130
Sifat asli Melinda
131
Saga Dewangga Mahendra
132
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!