Temani aku

Acara berjalan lancar, sesekali Vivian melirik wajah tampan David dari arah samping.

"Kenapa Pria ini terlihat begitu gagah dan mempesona?" bergumam dalam hati, tanpa disadarinya David juga menoleh kearah Vivian seketika pandangan mereka bertemu.

Grompyang!!!!

Vivian terlonjak kaget begitu gelas yang dipegangnya tiba-tiba jatuh dilantai. perasaan resah dan gelisah langsung menghantuinya, dia semakin gugup begitu semua mata menjadi tertuju kearahnya.

"Demi tuhan! kenapa kamu bisa seceroboh ini Vivi." keluhnya dalam hati dengan perasaan malu yang teramat sangat, sedangkan Sinta langsung memejamkan matanya beberapa saat, ikut malu begitu tahu jika sumber kehebohan berasal dari sahabatnya.

"Mati kita berdua, kenapa kamu bisa-bisanya bertingkah gila disaat seperti ini, Vivi."

"Maaf tuan, saya tidak fokus."

"It's okay."

David tersenyum dia tahu jika gadis kecil dihadapannya itu sedang gugup, dia memberikan kode dengan bahasa tubuhnya pada pelayan agar segera membersihkan.

"Kenapa aku tiba-tiba teringat Mama dan adikku Anabel. semoga mereka berdua tidak kenapa-napa?"

Tidak lama ponsel Vivian berdering, tertera panggilan masuk dari adiknya Anabel yang biasanya mengurus sang ibu dirumah setelah kembali dari sebuah.

"Kenapa tidak diangkat?" tanya David begitu melihat Vivian masih menatap layar ponselnya.

"Tuan saya permisi dulu."

"Silahkan."

Setelah menemukan tempat yang nyaman, barulah Vivian mengangkat panggilan masuk dari adiknya.

"Ada apa Dek?"

"Gawat kak, penyakit mama kambuh lagi, sekarang kami berada dirumah sakit pusat karena mama sudah tidak sadarkan diri lagi. kata dokter, mama harus segera dioperasi." ucap Anabel panik sambil menagis menatap tubuh sang mama yang terbaring tidak berdaya.

DEGH!!!

Vivian merasa dunianya runtuh seketika, tubuh gadis itu oleng kedinding. sekuat tenaga dia berpegangan lalu menyandarkan tubuhnya agar tidak pingsan dan jatuh kelantai.

"Mama."

Vivian menangis seraya berdoa semoga kondisi mamanya kembali membaik, dia menyeka air mata yang terus menetes. lalu berjalan menuju toilet wanita.

Setelah mencuci bersih wajahnya, Vivian kembali memperbaiki dandanannya. mencoba untuk tetap tersenyum dan tampil ceria meskipun hatinya hancur dan menangis.

"Vivi, kamu kenapa?" tanya Sinta menyusul masuk ke toilet.

"Mamaku sekarang terbaring lemah tidak sadarkan diri, dia harus segera dioperasi. sedangkan aku tidak punya uang, penghasilanku selama ini hanya cukup untuk biaya perawatannya saja, Sinta.. hick...hick...!" Vivian menangis diperlukan Sinta.

"Kamu yang sabar ya Vivi, aku tidak bisa membantu banyak. tapi aku mendukung apapun cara yang kamu ambil untuk menyelamatkan nyawa orang yang kamu sayangi." terang Sinta.

"Hapus air matamu, kita harus segera kembali jangan buat mereka menunggu lama." Sinta membantu memperbaiki makeup Vivian, lalu kembali bergabung dan duduk disebelah David.

"Baby, bisakah kamu menemaniku malam ini. dimana hanya ada kita berdua?" bisik David.

"Oke, tapi aku ingin bayarannya tiga kali lipat." ucap Vivian tersenyum menggoda lalu mengigit bibir bawahnya.

"Bagaimanapun caranya malam ini aku harus mendapatkan uang untuk biaya operasi dan perawatan Mama." Vivian berkata dalam hatinya.

"Tidak masalah, tapi puaskan aku dengan tubuhmu." ujar David dengan tatapan mata nakal, membuat Vivian takut dan bimbang, namun dia kembali menyemangati hatinya begitu teringat wajah sang mana yang terbaring lemah.

"Tuan, bagaimana dengan sahabatku. karena kami datang ketempat ini berdua?"

"Aku akan perintahkan Nick untuk mengantarkan sahabatmu pulang malam ini juga, sekarang ayo ikut aku." David menjulurkan tangan agar Vivian segera mengandengnya menuju kamar khusus.

Sebelum melangkah pergi, Vivian melirik kearah sahabatnya Sinta yang juga balik tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. seakan memberikan izin atas keputusan sulit yang diambil Vivian.

David membuka lebar pintu kamarnya, berjalan terlebih dahulu sedangkan Vivian mengikuti dari belakang dengan langkah pelan. seraya melamun memikirkan kondisi ibunya.

"Bruuuaggkk!!!"

Vivian menabrak tubuh David dari belakang, membuat gadis cantik itu oleng, namun dia berhasil berpegangan pada tubuh tegap didepan nya.

"Ups sory...aku tidak sengaja tuan, lagian tuan ngapain tiba-tiba berhenti begitu saja dihadapanku?"

"Ha...ha... please jangan uji kesabaranku baby, ayo puaskan aku malam ini." David semakin mengeratkan pelukannya.

Detak jantung Vivian semakin berpacu, ketika melihat David dengan jarak yang begitu dekat. Pandangan Vivian seakan tidak bisa lepas, rahang yang kokoh dan terlihat jantan. Kedua alis tebal nya seakan menambah pesona ketampanannya, dengan postur tubuhnya yang sangat mendukung.  sehingga wanita akan tergila-gila jika melihatnya.

"Sudah puas mengagumi ketampananku?" goda David.

Wajah Vivian merah merona, dia kembali memutar otak agar bisa lepas dari pelayanan ranjang. namun dia tetap dibayar mahal, tapi bagaimana caranya? siapa juga yang mau membayar tanpa imbalan huuuff...!

"Aku perhatikan kamu terlalu sering melamun, begini caramu dalam melayani dan memberikan kepuasan pada pelangganmu?"

"Tidak, aku selalu berhasil membuat tamu istimewaku puas. jika berani membayar mahal diriku."

"Sangat menarik, Aku suka...suka.... caramu yang unik dan berbeda dari lainya! mari kita bersenang-senang malam ini baby."

Vivian bingung harus memulainya dari mana, mengingat dia tidak memiliki pengalaman dalam hal ini, jangankan bercinta pacar saja Vivian tidak punya karena terlalu sibuk menjadi tulang punggung keluarga.

"Hey kenapa wajahmu berubah pucat, jangan mencoba untuk menghindar karena kehadiranmu sudah membangunkan singaku yang sudah lama tertidur. aku akan menambah bonus dua ratus juta asalkan kerjamu bisa memuaskanku."

"Benarkah tuan?" tanya Vivian seakan tidak percaya.

"Aku tidak pernah main-main dengan ucapanku, aku memiliki segalanya. uang segitu tidak ada apa-apanya bagiku."

"Iya, sultan mah bebas." jawab Vivian pelan namun masih bisa terdengar oleh David, sehingga dia tersenyum lebar.

"Gaya apa yang kamu sukai jika sedang bercinta?" tanya David.

"Gaya apa ya? gaya kodok loncat kali ya tuan." bingung harus menjawab apa, namun Vivian juga berusaha agar terlihat jika dia sudah berpengalaman dalam hal bercinta.

"Buaha....ha.. gaya apa itu, baru kali ini aku mendengar?"

"Nanti tuan pasti akan ketagihan jika sudah mencobanya."

"Cepat tunjukkan, aku sudah tidak sabar lagi ingin merasakan gaya kodok loncat tersebut."

Vivian maju lalu memeluk tubuh David yang tinggi, sehingga hanya sampai bagian dadanya saja. dia berusaha untuk menggapai bibir David dengan berjinjit dan berhasil mengecupnya sekilas lalu memeluk tubuh itu erat.

"Sudah tuan, bagaimana rasanya?"

"Gaya bercinta apaan ini, jangan buat aku marah." bentak David kesal karena merasa dipermainkan.

"Maaf tuan itu baru pembukaannya saja, mari kita lanjutkan permainan yang lebih panas lagi." bujuk Vivian takut David akan membatalkan untuk membayar mahal dirinya.

"Baiklah, aku beri kamu satu kesempatan lagi. berikan aku poreplay yang lebih hot, lebih dari sekedar pelukan dan ciuman barusan."

Vivian membuka sebagian pakainya, mempraktekan keahliannya menjadi penari tripis. lalu duduk diatas pangkuan David, berusaha memberikan pelayanan terbaik dengan mempraktekan beberapa adegan film dewasa yang pernah ditontonnya meskipun itu secara tidak sengaja melalui layar ponsel Sinta.

Terpopuler

Comments

Bhęª Hęrmªnsƴªh

Bhęª Hęrmªnsƴªh

apaan gaya Kodok loncat, paling juga gaya Bebek nungging mungkin...

2024-06-10

1

Sulastri

Sulastri

mana ada gaya kodok loncat yang ada nyungsep nanti 🤣🤣🤣🤣🤣😁😁😅😅😅

2024-05-15

4

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trusceria

2024-05-14

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 59 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!