Seperti biasa, pagi ini David kembali sibuk dengan pekerjaan. namun tiba-tiba pintu ruangannya dibuka dari luar, reflek Dia mengangkat kepala untuk memastikan siapa yang masuk keruang kerjanya tanpa izin tersebut.
"Mariana?"
"Hallo Dev, sayang. aku begitu merindukanmu." Mariana berdiri seraya tersenyum manis berjalan mendekatinya.
"Stop dari tempatmu berdiri Marina, jangan mencoba untuk mendekatiku lagi." bentak David ketika Marina hendak mendekati nya sambil merentangkan kedua tangan, dengan sikap manja dan genit yang biasa dia tunjukkan.
"Untuk apa kamu masih menemuiku, bukankah diantara kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi?" ucap David dingin tanpa ekspresi.
"Aku belum siap berpisah secepat ini darimu, Dav."
"Ingat Marina, aku sudah menalakmu. Apa perlu aku panggilkan security untuk mengusirmu dari sini."
"Tidak Dav, sampai kapanpun aku tidak ingin kita putus." rengek Marina menghiba.
"Tapi aku yang tidak mau lagi dengan perempuan bekas orang lain, apalagi penghianat seperti Jack. aku tidak menyangka jika selama ini sudah tertipu dengan perempuan murahan seperti mu, Marina."
"Tega kamu menghinaku seperti ini, Dav. aku hanya dijebak oleh Jack yang ingin menghancurkan pernikahan kita." elak Marina berusaha membela dirinya.
"Tapi kamu ikut menikmatinya juga khan?"
"Tidak David, karena aku hanya mencintaimu."
"Mariana, sudah berapa kali aku peringatkan. diantara kita sudah berakhir, jadi jangan pernah muncul dan mengusik kehidupanku lagi, jika tidak terpaksa aku berbuat kasar padamu."
"Tidak, aku mohon jangan bersikap seperti ini Dav." Marina refleks menghambur memeluk David, yang kaget dengan serangan tiba-tiba dari Marina sehingga dia langsung mendorong dengan kasar tubuh model cantik itu.
"Lepas Marina, aku tidak sudi bersentuhan lagi denganmu."
"Ta...tapi David!"
"Security!!!"
"Ya tuan."
"Cepat kalian usir perempuan ini dari hadapanku, pastikan jika dia tidak akan pernah muncul lagi di kantorku." teriak David geram.
"Maaf nyonya, anda harus pergi dari sini." ucap security ingin menarik tangan Marina keluar.
"Lepaskan, aku bisa jalan sendiri."
"Mulai sekarang kalian tidak perlu menghormati perempuan itu, bahkan memanggilnya nyonya. Karena dia bukan siapa-siapaku lagi."
"Baik tuan."
"Aku pastikan, kamu akan menyesal telah memperlakukan aku seperti ini Dav." ucap Marina sebelum pergi dengan air mata bercucuran.
"Brengsek, kedatangan Marina hanya membuat mood ku semakin memburuk shiiit sial....!!!" umpat David.
"Vivian, ya...gadis kecil itu pasti bisa membuatku kembali bersemangat."
Seketika tangan David menyambar ponselnya, dia menghubungi no ponsel Vivian namun sudah panggilan ketiga belum juga diangkat oleh gadis itu.
"Dia mengabaikan panggilanku?" bathin David yang lantas mengirimkan pesan singkat.
"Angkat panggilan cepat, jika tidak bersiaplah mendapatkan hukuman dariku."
Vivian yang tengah sibuk, langsung terbelalak kaget begitu membaca pesan masuk tersebut.
"Kak Vivi kenapa tegang gitu?" tanya Anabel setelah melihat perubahan ekspresi wajah sang kakak.
"Dek, kakak harus segera pergi. Majikan kakak barusan menghubungi minta untuk segera pulang. Besok kakak akan datang lagi membantumu beres-beres semuanya." ucap Vivi menatap tumpukan barang-barang bawaan mereka, untuk dibawa pindah ke hunian yang baru dan lebih layak, yang dibeli Vivi dari hasil uang pemberian David.
"Ngak papa kak, sampaikan juga ucapan terimakasih dariku, pada majikan kakak yang sudah memberikan kita tempat tinggal semewah ini."
"Tentu dek, kakak pergi dulu ya."
Anabela menatap takjub, pada Vivi yang masuk kedalam mobil mewah yang berusan datang menjemputnya.
"Kak Vivi benar-benar beruntung, mendapat majikan yang baik dan sangat royal. Bahkan kak Vivi juga punya seorang sopir pribadi yang siap mengantarkannya kemanapun." bathin Anabel seakan tidak percaya.
***
Vivi semakin mempercepat langkah menuju unit apartemen yang ditempatinya, dia benar-benar takut dengan ancaman Dev, yang akan memberikannya hukuman mengunakan cambuk saat bercinta dengannya.
"Aaa...tidak, aku takut membayangkannya." ucap Vivian bergidik ngeri.
Ceklek!!!
Begitu sampai, nampak suasana ruangan yang sunyi, tidak ada tanda-tanda jika David ada didalam.
"Apa dia menungguku dikamar?" dengan langkah takut-takut, Vivi menyeret langkahnya menuju kamar.
"Aaaaww!!!"
Refleks Vivi berteriak kaget begitu tangannya tiba-tiba ditarik paksa, tubuhnya langsung didorong David keranjang.
"Kamu, sudah membuatku menunggu!"
"Ma...maaf tuan."
David mencium rakus bibir Vivi, sebelah tangannya menarik paksa atasan yang dikenakan gadis itu, hingga kancing bajunya berserakan dilantai keramik berwarna putih tersebut. David mencumbui Vivi dengan tidak sabaran dan rasa manis yang mencuatnya ketagihan.
Vivian mulai ikut terhanyut permainan David, tanpa sadar desahan lembut dan manja kembali lolos dari bibir mungilnya.
"Tu...tuan!"
"Sebut namaku, David." bisik David yang semakin terbakar gairah.
"Dav... David."
"Yes baby, teruslah sebut namaku." David semakin bersemangat, ketika melihat Vivi yang tidak mampu mengendalikan bahasa tubuhnya, bahkan dengan agresif Vivi mulai membalas setiap pergerakan dan sentuhannya.
Bercinta dengan Vivian terasa sangat indah, melebihi semua rasa yang pernah dua dapatkan dari mantan istrinya Marina. Tanpa sadar David mulai membanding-bandingkan dan Vivi selalu muncul menjadi yang terbaik. Hingga David berhasil pelepasan berkali-kali dengan Vivian. Begitu juga dengan Vivi, gadis itu juga sangat menikmati segala rasa yang diberikan David.
***
Pagi hari yang indah, Vivi terbangun dari tidurnya. Seperti biasa dia sudah tidak mendapati David lagi yang semalam tidur dan bercinta dengan-nya.
Dengan malas Vivi berjalan menuju kamar mandi, berendam dengan air hangat membuat tubuhnya terasa segar kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Bunda
Mariana apa Marina
2024-12-04
0
Fifid Dwi Ariyani
trusceria
2024-05-14
3
Diana Resnawati
lanjut ya thor
2024-04-25
1