"Tuan, sekedar mengingatkan. Jika jadwal pertemuan penting yang diadakan disebuah pulau dipercepat." ucap Nick.
"Kapan?"
"Siang ini juga, tuan."
"Kenapa mendadak sekali?" jawab David, mulai berat untuk berpisah kembali dengan gadis kecilnya.
"Ini permintaan dari klien kita, mister Shimano, yang dari jepang."
"Baiklah, tapi sebelum berangkat suruh Grace untuk mengantarkan Viv kekantor." ucap David.
"Sungguh di luar nalar, haruskah tuan David minta izin atau berpamitan dulu pada perempuan itu." gumam Nick dalam hatinya. Sebelah tangannya memencet nomor kontak Grace.
"Tuan, dalam waktu dua puluh menit nona Viv sudah sampai disini."
"Oke, katakan pada Grace jangan sampai telat."
"Ya, saya sudah mengingatkan nya."
David meregangkan dasinya, sungguh dia tidak habis pikir apa yang membuatnya bisa bersikap seperti ini, padahal dengan apa yang dimilikinya David bisa saja dengan mudah mendapatkan wanita manapun yang dia inginkan.
Dalam mobil yang membawanya, Vivi lebih banyak diam, penasaran apa yang membuat David tiba-tiba meminta datang ke perusahaannya, padahal sebelumnya pria itu meminta Dia untuk tetap merahasiakan hubungan mereka pada semua orang.
"Silahkan turun, nona Viv. Kita sudah sampai."
"Terimakasih Grace."
Vivian menatap takjub gedung pencakar langit dihadapannya, dia mengikuti langkah Grace memasuki lift bertuliskan khusus Presdir. Yang mengantarkan mereka kelantai Dua lima.
"Nona masuklah, tuan David sudah menunggu Anda didalam." Grace membukakan pintu ruangan untuk dirinya.
"Wah...., sangat luas dan mewah."
Vivi mengayunkan langkah, disudut ruangan nampak David tengah berdiri menghadap jendela kaca, kedua tangannya dimasukan kedalam saku celananya.
"Tuan David!"
"Mendekatlah baby." Vivi maju selangkah demi selangkah hingga mereka sudah saling berhadapan tanpa jeda.
"Tuan David sangat tampan, jika dilihat dengan jarak yang begitu dekat seperti ini." batin Vivi berusaha menahan debaran didadanya.
David tiba-tiba memajukan wajahnya hingga bibir mereka hampir bertemu, hembusan nafas David mengenai kulit wajah Vivi yang merah merona.
"Aku akan pergi selama beberapa hari kedepan, aku harap kamu tidak akan merindukanku." bisik David seraya menghirup aroma wangi tubuh Vivian.
"Tentu saja, aku akan merindukanmu tuan." dusta Vivi yang ingin menyenangkan suasana hati sang bos.
"Asyik...!! beberapa hari ini aku bisa menghabiskan waktu bersama mama dan Anabel." bathi Vivi tersirat senyum culas.
David mencium bibirnya dengan pelan, hangat dan mesra. berbeda dari biasanya, hingga membuat jantung Vivi berdetak kembang-kempis diperlakukan dengan begitu manis dan penuh perasaan.
Sebelah tangan David merengkuh pinggang, satu lagi dibagian bokong Vivi yang padat berisi. David semakin memperdalam ciumannya yang terus kebawah, meninggalkan kembali tanda kepemilikan. Meskipun yang semalam masih membekas. tanpa sadar Vivi kembali menikmati semua rasa yang diberikan David. Terbuai akan ketampanan sang CEO dalam suasana romantis yang belum pernah Vivi dapatkan sebelumnya.
"Mulai sekarang dan seterusnya, hanya aku yang berhak menyentuh dan memperlakukanmu seperti ini, mengerti!"
"Mengerti tuan."
Vivian mengangkat wajahnya, tersenyum membalas tatapan David yang tajam seakan menghunus jantung. namun hal itu justru membuat David terlihat begitu mempesona dimatanya.
"Ya tuhan, kenapa jantungku kembali berdebar-debar tak menentu seperti ini? oh... jantung apa kamu baik-baik saja di dalam sana?" bathin Vivi berusaha bersikap sewajarnya. Menahan ledakan rasa kagumnya.
Secara diam-diam Vivi kembali mencuri pandang menatap wajah pria yang menjadikan dia sebagai simpanannya, Pandangan Vivi seakan tidak bisa lepas, rahang yang kokoh dan terlihat jantan. kedua alis tebalnya seakan menambah pesona ketampanannya. Begitu juga dengan postur tubuhnya yang sangat mendukung. Sehingga wanita manapun akan langsung tergila-gila jika melihat David.
"Puas kamu mengagumi ketampananku." ucap David tersenyum senang.
"Habis tuan tampan banget sih."
jawab Vivi dengan wajah bersemu merah karena malu.
"Peluk aku Viv, agar kamu tidak terlalu merindukan aku nantinya."
Vivian membalas pelukan hangat David, yang tiba-tiba menarik tubuh mungil Vivi lalu mendudukkannya diatas pangkuan. Vivi memejamkan mata begitu merasakan jika dibawah sana ada sesuatu yang sudah sangat mengeras milik sang CEO.
"Sebelum pergi, aku ingin bercinta denganmu terlebih dahulu."
"Tapi kita berada dalam ruangan kerja, bagaimana jika ada seseorang yang tiba-tiba masuk?"
"Tempat ini aman, tapi jika kamu pengen dikamar juga bisa."
David mengangkat tubuh Vivi dengan kedua tangannya, memasuki sebuah ruangan khusus yang biasanya digunakan untuk tempat istirahat.
"Ayo puaskan aku baby." bisik David, gairahnya begitu memanas dengan detak jantung yang begitu cepat, jika sudah bersentuhan dengan Vivi dalam posisi yang begitu intim.
Hampir satu jam mereka lalui dengan bercinta, mengabaikan asisten Nick berjalan mondar-mandir di depan pintu ruangan. Mengingat David sudah telat dari jadwal keberangkatan mereka.
Selesai bercinta, David segera membersihkan tubuhnya. berpakaian rapi bersiap-siap untuk pergi ke suatu tempat.
"Tuan, apa anda akan pergi sekarang?"
"Ya, apa Kamu masih ingin berlama-lama denganku?"
"Tidak tuan, maksudnya. aku tidak ingin menganggu kesibukan tuan dengan sesuatu yang tidak penting."
"Bagiku, setiap detik dan menit yang dilalui bersamamu sangatlah penting. Jadi jangan mengabaikan kebersamaan kita yang indah ini." sebelum pergi David kembali mencium dalam bibir Vivi.
"Iiiya tuan."
Setelah memastikan David benar-benar telah pergi. barulah Vivi berlonjak kegirangan.
"Yes!! Aku bebas!!"
Setelah membersihkan tubuhnya, Vivi diantarkan Grace pulang kerumah yang ditempati adik dan ibunya yang belum pulih sempurna, wanita paruh baya itu harus melakukan terapi dan serangkaian pengobatan jalan.
***
Sepanjang perjalanan yang dilewatinya, bibir David sesekali mengulas senyum. Dia sangat menikmati perjalanannya dengan bayangan wajah cantik dan imut Vivi yang selalu menemaninya.
Bahkan dia mengabaikan saja pertanyaan Nick, David lebih suka larut dengan pikiran mesumnya bersama Vivi dari pada membahas tentang pekerjaan yang membosankan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
ardiana dili
lanjut
2024-04-26
7
👁️🗨️eHa🦄
sambung
2024-04-26
1