Elvira dan Andrew kini berada di ruang keluarga mereka berdua terlihat sedang santai menonton film komedi bersama, sesekali terdengar suara tawa menggelegar dari keduanya saat ada scene lucu dilayar televisi.
"Kalian tidak pergi berbulan madu nak?" tanya Andrew akhirnya kembali berfokus pada kehidupan putrinya.
"Um.. Belum tau ayah karena Leon sibuk, dia belum menyesuaikan jadwalnya" ucap Elvira memberi alasan yang cukup masuk akal.
"Kalian sudah menentukan tempatnya?" tanya Andrew lagi dan Elvira hanya menggelengkan kepalanya.
Boro-boro menentukan tempat, kepikiran akan pergi berbulan madu saja tidak karena hal itu tidak mungkin terjadi diantara mereka. Ya walaupun akan terjadi entah kapan itu terlebih setelah apa yang terjadi pagi tadi.
"Ada apa nak?" tanya Andrew saat mendengar Elvira menghela nafasnya kasar.
"Hm?? Kenapa ayah?" tanya Elvira bingung, ia tidak sadar jika barusan ia menghela nafas dengan kuat.
"Kenapa menghela nafas seperti itu? Ada masalah? Katakan saja, ayah akan mendengarkan mu" ucap Andrew.
"Tidak ayah, aku baik-baik saja" ucap Elvira tersenyum senang untuk menghilangkan kekhawatiran sang ayah.
Mereka kembali fokus pada film yang mereka tonton walaupun pandangan matanya ke televisi dalam hati Elvira merutuki dirinya, kalau begini bisa-bisa ia akan mengatakan apa yang sebenarnya terjadi pada rumah tangganya dan Leon.
"Mau makan malam diluar nak?" tanya Andrew
"Serius? Aku mauuu" ucap Elvira penuh semangat, sudah lama sejak ia pergi keluar bersama ayahnya.
"Sekarang? Ayoo ayah" ajak Elvira lagi.
"Iya ayoo, tidak perlu bersiap?" tanya Andrew dan Elvira menganggukkan kepalanya penuh semangat.
"Ya sudah, ayoo berangkat" ajak Andrew.
Keduanya berjalan keluar rumah menuju garasi mobil, mereka memasuki mobil Andrew.
"Kau beli mobil baru sayang?" tanya Andrew pada putrinya itu saat melihat mobil asing dirumahnya.
"Tidak ayah, Leon memberikannya padaku karena aku tidak bawa mobil jadi dia memberikannya untukku" ucap Elvira.
"Oh.. Hadiah pernikahan" ucap Andrew
Elvira hanya tersenyum menanggapi ucapan ayahnya itu, ia pun berharap itu hadiah pernikahan tapi entahlah. Mungkin Leon memberinya mobil itu karena ia mengganggu, mungkin juga karena Leon tidak ingin ribet mengantar jemput dirinya jika ingin pergi-pergi.
"Kalau begitu sebagai hadiah pernikahanmu, kau boleh beli apa saja. Ayah akan membayarnya" ucap Andrew membuat Elvira sangat gembira.
"Benarkah?" tanya Elvira tak percaya
"Tentu sayang, kau bebas mau apa saja" ucap Andrew.
"No limit?" sedikit tak tau diri tapi tidak apa karena Elvira putrinya.
"Tentu, No limit" ucap Andrew semakin membuat Elvira tersenyum senang.
"Tapi sebelum belanja kita makan dulu, oke?" ucap Andrew lagi dan disetujui oleh Elvira.
Hal itu tentu tak jadi masalah untuk Elvira justru itu jadi hal bagus untuknya setelah perut kenyang ia boleh membeli apapun barang yang ia mau, tidak salah ia memilih untuk mengunjungi ayahnya.
Mereka masuk kedalam sebuah restoran yang ada di mall tersebut, setelah beberapa menit duduk di kursi mereka pandangan Elvira menangkap suatu pemandangan yang membuatnya mengerutkan kening.
"Isabell? Tapi dengan siapa?" tanyanya dalam hati, walaupun ia hanya melihat bagian belakang pria itu tapi ia bisa tau kalau pria itu bukan Leon.
"Itu bukan Leon kan?" tanyanya lagi.
Pesanan mereka sudah datang, mereka pun menyantap makanan mereka. Elvira beberapa kali terlihat melirik kearah meja Isabell yang berjarak tiga meja dari meja mereka.
Elvira dibuat kalang kabut saat melihat Isabell tersenyum kearahnya, ia ketahuan. Isabell mengetahui jika dari tadi ia melirik kearah Isabell setelah itu Elvira tak lagi melirik kesana walaupun ia sangat penasaran dengan sosok pria itu, ia bahkan sebisa mungkin menahan pandangannya agar tak melirik ke meja Isabell.
"Halo El, Halo om.. Selamat malam" sapa seseorang yang membuat Elvira dan Andrew kaget.
"H-hai" sapa balik Elvira
"Ada keperluan apa kau kemari?" ucap Andrew siap siaga melindungi putrinya walaupun hanya sekilas tapi wajah orang yang ada didepannya ini tidak akan ia lupakan seumur hidupnya.
"Hahaha santai saja om, aku hanya datang menyapa karena dari tadi putrimu melihat kearah mejaku" ucap Isabell.
"Kau ada urusan dengannya nak?" tanya Andrew pada putrinya, Elvira menggelengkan kepalanya.
"Sepertinya putrimu ingin tau siapa pria yang bersamaku, tenang saja itu bukan suamimu" ucap Isabell tersenyum penuh kemenangan lalu beranjak dari sana kembali ke mejanya.
"Hey kau!" terbaik Andrew menarik perhatian pelanggan restoran tersebut.
"Ayah sudah, tenanglah. Malu dilihat yang lain, biarkan saja dia" ucap Elvira menenangkan ayahnya saat mereka menjadi pusat perhatian.
Isabell meninggalkan restoran lebih dulu daripada mereka, Elvira yang tadinya sangat semangat ingin berbelanja memutuskan untuk kembali setelah membeli segelas boba dan eskrim.
"Ayah kita pulang saja, aku tidak sanggup lagi ingin belanja. Perutku kenyang sekali" ucap Elvira yang kehilangan semangat.
Sepanjang perjalanan Elvira hanya diam termenung bahkan beberapa kali Andrew mengajaknya bicara, ia hanya merespon seadanya. Pertemuannya dengan Isabell tadi sangat mengganggu pikirannya, banyak pertanyaan yang ada di kepalanya tapi ia tidak tau harus bertanya pada siapa.
Siapa pria yang bernama Isabell? Kenapa Leon tidak bersamanya? Apa mereka bertengkar atau mungkin mereka sudah tidak bersama? Tapi tadi pagi bukankah Leon pergi menyusul Isabell? Kalau pria itu bukan Leon lalu dimana Leon? Apa Leon kembali kerumah? tapi tadi pagi ia masih melihat Leon bersama Isabell di supermarket, apa yang sebenarnya terjadi pada mereka?
Ia sangat penasaran dengan hal itu tapi ia merasa seperti tidak punya hak dalam urusan itu, ia tidak perduli tentang Isabell tapi Leon? Mungkinkah ia perduli tentang Leon? Apakah dirinya menjadi seperti ini karena takut Leon dikhianati Isabell?
"Itu bukan urusanku" ucap Isabell dalam hati dan menghela nafasnya kasar.
"Katakan sayang, kau ada masalah?" tanya Andrew menepikan mobilnya begitu mendengar helaan nafas berat dari putrinya.
"Aku baik-baik saja ayah, kenapa?" tanya Elvira kaget saat Andrew menepikan mobilnya.
"Kau terlihat tidak baik-baik saja, nak" ucap Andrew penuh kekhawatiran.
"Ayahh.. Serius aku baik-baik saja" ucap Elvira tersenyum mencoba meyakinkan ayahnya.
"Kau aneh padahal sedari tadi kau sangat bersemangat untuk belanja tapi setelah bertemu wanita itu kau jadi kehilangan semangat bahkan beberapa kali ayah berbicara kau mengabaikan ku" ucap Andrew mengeluarkan keluh kesahnya.
"Ayah, maafkan aku.. Besok, aku janji akan menghabiskan uang ayah besok" ucap Elvira merasa sangat bersalah pada ayahnya.
Karena terlalu memikirkan perasannya ia tidak memikirkan bagaimana ayahnya, ia tidak sadar jika sudah menyinggung perasaan ayahnya.
"Tidak apa, hari ini kita kembali saja. Tapi ayah minta tolong kalau kau punya masalah, apapun itu tolong beritahu ayah, ayah tidak ingin menjadi satu-satunya orang yang tidak mengetahui apapun tentang putriku" ucap Andrew
"Baik ayah, maaf ayah.." ucap Elvira lirih, ia egois terlalu memikirkan diri sendiri sampai membuat ayahnya sedih.
"Tidak apa sayang" ucap Andrew.
Andrew mempercayai putrinya, ia harap apa yang dikatakan putrinya itu benar dan mereka pun memutuskan untuk kembali ke rumah dan melanjutkan kegiatan mereka besok.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
4U2C
ya iyalah,,dari awal juga sudah tahu LEON tidak menyukainya,,lagi-lagi tebar mukanya,,mahu apa kalau cinta itu bukan untuk ELVIRA,,nanti kamu sendiri yang susah..
2024-05-23
1
kalea rizuky
elvira tolol minta urus cerai sana kaya cantik kok lemah ngemis ngemis minta di cinta aduh gk ada a harga nya bgt cerai aja udah
2024-05-02
1