Bab 8

Elvira sudah di rumah namun ia tidak melihat tanda-tanda keberadaan Leon dirumah.

"Apa dia sudah pulang lalu pergi lagi?" tanya Elvira pada dirinya sendiri

Ia sedikit bingung karena tidak mungkin Leon seharian berada di rumah orang tuanya karena ia mengerti ayah mertuanya Thomas selalu terlihat ingin menyatukannya dengan Leon.

"Ah terserah dia saja" ucap Elvira lagi.

Entah kenapa padahal pernikahan mereka belum seminggu tapi Elvira sudah mulai terbiasa dengan kehidupan ini.

Meskipun mereka sudah menikah dan hidup bersama tetapi Elvira tidak merasakan hal menggebu-gebu layaknya pasangan.

Sebelum ini ia sudah pernah menjalin hubungan walaupun hanya sekali tapi ia sudah merasakan bagaimana rasanya jatuh hati, berdebar, rindu bahkan patah hati dan anehnya saat ini ia tidak memiliki perasaan apapun terhadap Leon.

Orang asing yang menyewa kamar di rumah orang lain?sepertinya itu hal yang cocok menggambarkan keduanya karena mereka seperti tidak terhubung satu sama lain.

Elvira mengemas barang belanjaannya setelah itu ia pun membersihkan dirinya terlebih dahulu sebelum membuat makan malam.

Elvira membuat nasi goreng seafood untuk dirinya saat sedang menyantap makan malamnya, ia mendengar suara mobil yang diparkirkan.

"Um? Apa itu Leon?" ucap Elvira

Tak lama kemudian Leon pun menampakkan diri.

"Kau sudah makan?" tanya Elvira

"Belum" jawab Leon seketika membuat Elvira kelimpungan karena ia hanya membuat makan malam untuk dirinya saja.

"Oh anu- itu"

"Aku ingin membersihkan diri dulu" ucap Leon langsung diangguki Elvira.

"Baiklah, ada yang ingin kau makan?" tanya Elvira

"Samakan saja" ucap Leon berlalu menuju kamarnya.

Elvira menghela nafasnya kasar sepertinya bukan ide bagus masak hanya untuk dirinya saja.

Leon sangat sulit ditebak karena selama beberapa hari ini Leon tidak pernah mau makan bersama rasanya sangat sayang jika harus membuang makanan setiap saat karena itu ia hanya memasak untuk dirinya sendiri.

Namun diluar dugaan saat ia hanya memasak untuk dirinya Leon justru ingin makan bersama. Kini keduanya berada di meja makan sedang menyantap makan malam mereka.

"Kau baru pulang dari rumah orang tuamu?" tanya Elvira memecah keheningan.

"Tidak"

"Um? Bukankah tadi kau dirumah orang tuamu?" tanya Elvira lagi.

"Iya" jawab Leon singkat membuat Elvira menghela nafasnya kasar karena ia tidak mendapat jawaban atas pertanyaannya.

"Aku dari showroom mobil" ucap Leon lagi.

"Oh iya, kunci mobilmu" ucap Elvira beranjak dari duduknya saat teringat kunci mobil Leon ada padanya.

"Tidak apa, kau gunakan saja mobil itu" ucap Leon datar.

"Tidak perlu, besok aku akan mengambil mobilku saja" ucap Elvira.

"Tidak perlu, gunakan saja mobil itu" ucap Leon lagi.

"Terus kau?" tanya Elvira

"Aku membeli yang baru" ucap Leon.

"Padahal kau tidak perlu membeli yang baru" ucap Elvira menjadi tidak enak hati.

"Kau membelinya karena mobilmu sudah ku naiki? Apa kau tidak ingin memakai barang yang sudah aku gunakan?" ucap Elvira pelan namun masih bisa didengar oleh Leon.

"Atau kau ingin menggunakan mobil yang baru?" tawar Leon.

"Ah tidak tidak, tidak perlu" ucap Elvira malu.

"Yasudah kalau gitu gunakan saja mobil itu" ucap Leon dan Elvira pun menganggukkan kepalanya.

"Terima kasih" ucap Elvira.

Keduanya kembali menyantap makan malam mereka, Elvira sedikit senang karena sepertinya masakannya sesuai dengan selera Leon karena nasi goreng buatannya habis tidak tersisa sedikitpun.

"Terima kasih makan malamnya" ucap Leon.

"Untuk kedepannya tolong sediakan juga makanan untukku, aku akan memakannya" ucap Leon membuat Elvira kaget.

"Kalau aku tidak bisa makan bersama, tinggalkan saja nanti aku akan memakannya" ucap Leon lagi hampir membuat Elvira tersedak.

Setelah mengatakan itu Leon kembali ke kamarnya dengan wajah datar seperti tidak ada hal aneh yang terjadi diantara mereka.

"Apa-apaan ini? Ada apa dengannya?" ucap Elvira yang tanpa ia sadari kini wajahnya memerah karena perubahan Leon yang secepat kilat itu.

Setelah menyelesaikan urusannya di dapur Elvira pun kembali ke kamarnya, ia merebahkan tubuhnya di kasur dan seketika ia tertampar kenyataan saat baru saja berniat untuk memainkan ponselnya.

'Mamaa'

[Apa Leon sudah pulang sayang?]

[Kalian sudah makan malam?]

[Malam ini kau masak apa sayang? Tiba-tiba mama merindukan masakanmu]

"Ah, apa Leon berubah karena diminta orang tuanya?" ucap Elvira saat menyadari kenyataan yang menyedihkan ini.

"Ternyata bukan keinginannya sendiri" ucap Elvira lagi.

Setiba dirumah orang tuanya belum sempat bersantai, ia sudah disambut oleh amukan ayahnya.

"Apa yang kau lakukan semalam? Kau ingin memperlihatkan kelakuan burukmu pada mertuamu?!" ucap Thomas begitu melihat Leon.

"Sekarang kau akan menentangku secara terang-terangan? Kau ingin menunjukkan kehebatanmu padaku?!" omel Thomas tanpa henti.

"Sayang, biarkan dia duduk dulu. Kau tidak boleh memarahinya begitu dia tiba" omel Lamia balik.

"Duduk sayang, kau sudah makan?" tanya Lamia pada putranya itu.

"Belum" ucap Leon seketika Lamia langsung menarik tangan putranya itu.

"Ayo makan dulu" ajaknya.

"Elvira sakit?" tanya Lamia.

Ia bertanya seperti itu karena ia yakin tidak mungkin menantunya itu tidak membuat sarapan, terlebih ia tau jika Elvira sangat suka memasak.

"Tidak" ucap Leon singkat

"Elvira tidak dirumah?" tanya Lamia lagi.

"Sekarang tidak, dia pergi berbelanja" ucap Leon.

"Ah, Elvira tidak masak karena tidak ada bahan makanan?" tanya Lamia lagi.

"Tidak" jawaban Leon membuat Lamia mengerutkan keningnya.

"Lalu kenapa kau belum makan?" tanya Lamia bingung.

"Karena aku tidak memakannya, aku tidak ingin makan bersamanya dan itu tidak akan pernah terjadi" jelas Leon membuat Lamia syok, sangat-sangat syok.

"Leon?! Apa kau sadar dengan apa yang kau katakan sekarang?" ucap Lamia memasang wajah kecewa dan Leon menghela nafasnya kasar.

"Ma, kumohon jangan paksa aku. Aku tidak menyukainya jadi jangan paksa aku untuk melakukan hal yang tidak ingin kulakukan" ucap Leon.

Lamia berada dipuncak kemarahannya, memang benar ia sangat menyayangi Leon dan memang benar ia sempat menentang perjodohan ini tapi yang dilakukan putranya ini tidak benar.

Ia juga pernah berada di situasi Leon karena ia dan Thomas juga dijodohkan tapi baik dirinya ataupun Thomas tidak pernah berlaku seperti ini.

"Tahan saja laparmu! Sana pergi temui ayahmu!" ucap Lamia tidak jadi menghidangkan makanan untuk putranya itu.

"Maa"

"Marahi anakmu dengan keras kalau perlu pukul saja, biar tau rasa" ucap Lamia menahan tangisnya berlalu masuk ke dalam kamar.

Hati Lamia terasa sangat sakit karena ia membayangkan dirinya jika jadi Elvira, itu sangat menyakitkan.

Mungkin ini perjodohan yang dimaksud oleh teman-temannya karena waktu muda banyak temannya yang mengkhawatirkan rumah tangga mereka karena ini perjodohan yang tiba-tiba dan mereka tidak saling kenal satu sama lain.

Rumah tangga mereka pada awalnya juga sulit untuk dijalani karena mereka tidak saling kenal namun Lamia dan Thomas saling terbuka hingga secara perlahan mereka pun mulai dekat, yang awalnya mereka menikah tanpa rasa dan terpaksa akhirnya saling menyukai.

Entah kenapa mendengar ucapan seperti itu dari Leon membuat hatinya sangat sakit, menantu cantiknya itu pasti merasa sangat kecewa dan tidak dihargai.

"Apa yang kau katakan pada ibumu? Kenapa kau membuatnya menangis?!" ucap Thomas sinis.

"Aku tidak mengatakan apapun" ucap Leon

"Dia memintaku untuk memukulmu" ucap Thomas membuat Leon kaget, ini pertama kalinya karena biasanya Lamia selalu melindunginya jika Thomas marah.

"Perlakukan istrimu dengan baik, Leon! Berhenti menemui wanita itu, jangan membuatku jadi orang jahat" ucap Thomas.

"Kenapa aku harus melakukan itu? Aku hanya perlu menikahinya untuk kepentingan bisnis kalian!"

"Aku sudah melakukan pernikahan yang kalian mau, sudah cukup sampai disitu jangan memintaku untuk melakukan ini itu lagi" ucap Leon frustasi.

"Aku tidak menyukainya, ini keinginan kalian" ucapnya terhenti saat mendapat tamparan keras dari Thomas.

"Sudah cukup omong kosongmu?! Terlepas dari bisnis dan perjodohan itu, Elvira istrimu secara resmi"

"Kalian menikah sah bukan kontrak ataupun perjanjian bodoh! Perlakukan dia dengan baik!"

Lamia keluar dari kamar dengan air mata yang mengalir.

"Kau tidak boleh seperti itu Leon! Bukan hanya kau tapi Elvira juga sama sepertimu, dia juga dijodohkan sama sepertimu"

"Bukan hanya kau yang dimanfaatkan tapi dia juga. Berhenti berpikir kalau hanya kau yang dirugikan dalam hubungan ini, Elvira juga!"

"Kenapa dia harus mendapat perlakuan buruk darimu? Apa dia memperlakukanmu dengan buruk?"

"Aku dan Thomas juga dijodohkan, kita juga tidak saling kenal. Tapi Thomas tidak pernah berlaku kasar ataupun tidak menghargai aku"

"Aku mohon padamu Leon, jangan sakiti dia. Tolong perlakukan dia dengan baik, kumohon" ucap Lamia bersujud di kaki putranya.

"Kumohon, Leon. Jika kau menyakitinya sama saja kau menyakitiku"

Leon tidak sanggup menatap ibunya yang berurai air mata itu, ia merasa sangat bersalah kepada ibunya karena kini ibunya terlihat sangat tersiksa.

Sekali lagi, ini pertama kalinya ia melihat ibunya seperti ini.

Terpopuler

Comments

Teh Euis Tea

Teh Euis Tea

minal aidzin walfaizin thor maaf lahir bathin ya

2024-04-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!