Apa maksud nya, Kak? Mana mungkin dia calon suami ku. Sekolah saja aku belum lulus.
Arron Collins
[duduk di depan Geby]
Arron Collins
Siapa tahu, seperti nya dia pria yang mapan dan cukup dewasa.
Gabriella Anderson
Iya, Kak. Dia seorang CEO perusahaan properti cukup besar di kota ini.
Gabriella Anderson
{itu sih kata Mama. Mengenai benar tidak nya, aku tidak tahu}
Arron Collins
Hm, pantas saja. Apakah dia sudah menikah?
Gabriella Anderson
Hah, siapa?
Arron Collins
Tentu saja Om kamu, masa kamu?
Gabriella Anderson
Oh, aku tidak tahu, Kak. Seperti nya belum.
Arron Collins
Kok tidak tahu, Bukan kah dia Om kamu?
Gabriella Anderson
Aku tidak begitu dekat dengan nya. Maaf, aku mau pergi.
Gabriella Anderson
[beranjak]
Arron Collins
Eh, maaf. Jangan pergi, aku tidak akan kepo lagi.
Arron Collins
[menarik tangan Geby kembali duduk]
Arron Collins
Kamu mau makan apa?
Gabriella Anderson
Aku sudah pesan pancake, Kak. Sebentar lagi pasti datang.
Tepat saat itu pancake pesanan Gabriella datang, tanpa pikir panjang gadis itu segera menyantapnya tak peduli dengan Arron yang melongo menatap nya.
Gabriella Anderson
.
.
.
Restoran
William dan asisten nya tengah makan siang di sebuah restoran setelah melakukan meeting penting dengan Klien.
David Christopher
Bagaimana kencan kemarin, Tuan?
William Alexander
Kencan apa?
David Christopher
Sama calon istri anda.
David Christopher
[menaik turunkan alis]
William Alexander
Akan ku hajar kau nanti. Sudah, makan saja. Jangan banyak bicara.
David Christopher
Aku hanya bertanya, Tuan.
William Alexander
Jangan bicara soal perempuan. Mereka sama saja, Kau jangan perna memaksa perasaan saat berhubungan dengan wanita. Karena mereka hanya ingin harta mu saja.
David Christopher
Tidak semua wanita seperti itu, Tuan.
William Alexander
Satu di banding satu juga, Dav.
David Christopher
Yah, terserah Tuan lah. Semoga saja yang di jodohkan denganmu, adalah pelabuhan terakhir, Tuan.
William Alexander
Tidak mungkin.
David Christopher
Mau nya apa?
William Alexander
Entahlah, yang ada di dalam benakku sekarang aku harus menikah, aku muak dengan Florencia. Apa maunya dia, hanya ingin hartaku saja, tapi tidak ingin terikat dengan ku.
David Christopher
Tuan mau menikah hanya sebagai pelampiasan saja?
William Alexander
Entah apa sebutan nya. Yang jelas aku ingin menikah, agar Mommy tidak terus menerus mengusik ku.
David Christopher
Kasihan gadis itu, Tuan.
William Alexander
Kasihan kenapa? Toh aku akan tetap menjalankan kewajiban ku sebagai suami, aku akan memberikan nafkah buat dia, kecuali nafkah batin. Aku tidak akan pernah menyentuh wanita tanpa cinta.
David Christopher
Wah, pernikahan macam apa ini, Tuan?
David Christopher
[menggeleng]
William Alexander
Sudahlah, kau tidak usah ikut campur. Tugas mu hanya bekerja. Jika aku menitah kau harus segera melaksanakan tanpa banyak protes.
David Christopher
Siap, Tuan.
.
.
.
Di perusahaan tempat Lauren bekerja, wanita itu tengah makan siang di kantin yang memang di sediakan untuk para karyawan.
Drtt... drrtt...
Lauren Anderson
[mengangkat telepon]
Lauren Anderson
Siang, Kak. Ada apa?
Diana Alexander
📞: Ren, aku hanya ingin memberikan kabar bahagia, sejak pagi aku telepon tidak di angkat. Apa kamu sedang sibuk?
Lauren Anderson
Maaf, Kak. Tadi lagi di pabrik, tidak enak jika main ponsel. Ini baru bisa buka, karena sedang istirahat makan siang.
Diana Alexander
📞: Oh, maaf ya sudah mengganggu. Aku hanya mau bilang, nanti hari minggu kami akan datang ke rumah mu.
Lauren Anderson
Uhukk!
Diana Alexander
📞: Hey, kenapa? Apa sedang tidak enak badan?
Lauren Anderson
Oh, tidak Kak. Ini sedang makan siang, tidak sengaja tersedak.
Diana Alexander
📞: Kamu tidak perlu khawatir, Ren. Jangan repot memasak ini dan itu. Kami akan membawa makanan sendiri.
Lauren Anderson
Tidak, Kak. Tidak masalah sama sekali. Kami akan menunggu dengan senang hati kedatangan Kak sekeluarga. Tapi sebelum nya, maaf jika rumah kami sangat sederhana.
Diana Alexander
📞: Jangan bicara begitu, Ren. Kita semua sama saja, hanya titipan, tidak perlu merendah. Yang terpenting adalah sang empu rumah baik dan menyambut kami dengan senyum, itu sudah lebih dari cukup.
Lauren Anderson
Tentu saja, Kak. Nanti aku akan bicara kepada Geby.
Diana Alexander
📞: Ya sudah, jika kamu sudah setuju, aku tutup telpon nya, sampai jumpa
Lauren Anderson
Iya, Kak. Sampai jumpa.
Tutt..
Lauren Anderson
[terdiam]
? ? ?
Lauren, ada apa? Kenapa melamun?
Lauren Anderson
[terkejut]
Lauren Anderson
[mendongak]
Lauren Anderson
Eh, Tuan John. Tidak ada apa-apa, Tuan.
John Petric
Kenapa seperti nya melamun, apa kamu sedang sakit? Aku bisa memintakan izin buatmu.
Lauren Anderson
Ah, tidak perlu, Tuan. Saya baik-baik saja. Maaf, saya permisi dulu. Sebentar lagi sudah harus masuk.
John Petric
Ah, Iya Ren. Silahkan.
Lauren Anderson
[pergi]
John Petric
[menatap kepergian Lauren]
John adalah HRD di perusahaan tempat Lauren bekerja. Duda tanpa anak yang berusia empat puluh lima tahun itu sudah cukup lama berusaha mendekati Lauren, namun belum ada hasil yang dia dapatkan.
Comments
Erly Yuspita
emak nya si Gaby sakit y Thor?
2024-04-07
5
zea
nextttt
2024-04-06
1