Mengatur Siasat

Melihat raut wajah Gu Linchao yang seperti itu, Su Wanwan cukup takut. Akan tetapi, lagi-lagi dia bersikap biasa saja.

"Paket apa?" ketusnya dengan rasa penasaran yang dia coba sembunyikan.

Pasalnya, selama ini dia tidak pernah menerima paket apa pun dari Gu Linchao. Kecuali ....

"Apa kau yang mengirimkan foto-foto itu?" Su Wanwan menatap lekat pada netra hitam pekat milik Gu Linchao.

Seketika, bola mata Su Wanwan langsung membesar begitu melihat raut wajah Gu Linchao semakin mengerikan hingga dia tidak bisa lagi menyembunyikan ketakutannya.

Di saat bersamaan, Su Wanwan juga sangat marah hingga rasanya ingin memukul Gu Linchao sampai babak belur.

Hanya saja, dia masih mencoba menahan diri untuk tidak mengamuk agar tidak menimbulkan masalah hingga menarik perhatian orang lain.

"Gu Linchao bajingann!" Su Wanwan menggertakkan giginya, tatapan nyalang dia arahkan pada sang keponakan.

Jika membunuh tidak berdosa dan tidak dikenakan sanksi hukum, Su Wanwan pasti sudah mencekik sampai mati keponakan sialan yang sudah membuatnya hidup dalam ketakutan.

Akan tetapi, lagi-lagi Su Wanwan mencoba menahan diri karena tidak ingin menimbulkan kegaduhan karena tidak ingin masalah yang ingin disembunyikan diketahui oleh mereka.

Bagaimanapun, hal tercela yang Gu Linchao lakukan dengan menguntit, bahkan mengambil foto-foto dirinya menyangkut reputasi dirinya dan seluruh Keluarga Su.

"Aku peringatkan padamu, jangan bermain-main denganku!" Su Wanwan mengacungkan jari telunjuknya ke arah Gu Linchao saat memberikan ultimatum.

Kemudian, dia pergi begitu saja setelah menerobos tubuh kekar Gu Linchao.

Namun, baru dua langkah Su Wanwan menjauh, Gu Linchao malah menggenggam pergelangan tangannya sehingga langkah kaki wanita itu terhenti.

Gu Linchao menatap Su Wanwan dengan tajam, kemudian dia menyeringai sebelum akhirnya membiarkan Su Wanwan pergi.

Su Wanwan segera menghampiri Li Yunhan dan duduk di sebelah sang tunangan dengan menyembunyikan kekhawatirannya. "Yunhan, ayo, pulang."

Li Yunhan mengernyit heran, "Kenapa buru-buru? Bukannya kita akan menginap di sini?"

Sebelum berangkat, dia dan Su Wanwan sudah sepakat akan menginap di rumah calon mertuanya. Bahkan, mereka juga sudah menyiapkan beberapa pasang pakaian untuk bersalin.

Namun, baru beberapa jam di sana, Su Wanwan sudah mengajaknya pulang. Sungguh membuat Li Yunhan heran dan curiga pada saat bersamaan.

Su Wanwan terdiam beberapa saat untuk memikirkan alasan yang tepat agar tidak mengundang kecurigaan Li Yunhan, bahkan alasan itu juga bisa digunakan ketika berpamitan pada keluarganya nanti.

"Iya, tapi tiba-tiba aku mendapatkan telepon dari kantor untuk menemani Tuan Liu meeting, menggantikan A Ning yang masuk rumah sakit karena kecelakaan."

Hanya alasan itu yang terlintas di kepala kecil Su Wanwan dan di dalam hatinya, Su Wanwan sungguh minta maaf pada Tuan Liu, terutama pada A Ning karena menjual nama mereka di depan Li Yunhan dan keluarganya sebagai alasan kepulangannya.

Pada saat bersamaan, Su Wanwan juga berharap ucapannya tidak akan menjadi kenyataan untuk A Ning.

"Namun, ini sudah hampir larut malam dan kita mungkin akan bermalam di dalam perjalanan," ujar Li Yunhan mencoba membujuk Su Wanwan agar tidak terburu-buru pulang.

Bagaimanapun, perjalanan mereka cukup jauh dan untuk sampai ke Sky Hill dari Kota Layang-layang memakan waktu berjam-jam.

"Aku tidak masalah jika harus menyetir sepanjang malam, aku hanya khawatir kamu tidak nyaman tidur di dalam mobil dan cuaca saat ini cukup dingin."

Su Wanwan tidak langsung memberikan tanggapan, dia juga memikirkan apa yang Li Yunhan katakan sebelum akhirnya menghela napas pasrah dan menyahut dengan senyum meyakinkan di wajahnya, "Tidak apa-apa, aku baik-baik saja selama ada kamu di sisiku."

Lebih baik baginya bermalam di dalam perjalanan daripada harus bermalam di tempat yang sama dengan Gu Linchao, dia benar-benar merasa terancam dengan keberadaan sang keponakan.

Apalagi, ketika mengetahui bahwa Gu Linchao-lah yang sudah menguntitnya, bahkan mengirimkan foto-foto dirinya. Su Wanwan semakin takut begitu mengingat tatapan tajam dan seringai jahat dari Gu Linchao yang sepertinya punya niat tidak baik padanya.

"Baiklah." Li Yunhan juga pasrah dan tidak bisa memaksa Su Wanwan untuk tetap menginap.

Bagaimanapun, Li Yunhan menghargai apa pun keputusan Su Wanwan terlepas apakah itu akan mengganggu waktu bersama keluarga atau bahkan bersama dirinya seperti saat ini.

Su Wanwan membawa Li Yunhan berpamitan pada keluarganya dan menggunakan alasan yang dia gunakan juga pada Li Yunhan beberapa saat lalu. Bahkan, Su Wanwan juga menolak permintaan Yanrao untuk menginap.

Melihat raut wajah Su Wanwan yang tertekan, tetapi berhasil diselimuti dengan senyuman, Yanrao tahu kebimbangan sang putri.

"Baiklah, jika ada apa-apa langsung kabari Ibu. Jangan pendam apa pun sendirian."

Akhirnya, Yanrao pun dengan berat hati dan penuh keterpaksaan, bahkan sudah bersimbah air mata saat melepaskan kepergian sang putri.

Selama dalam perjalanan, Su Wanwan tidak mengatakan sepatah kata pun, begitu juga dengan Li Yunhan yang tampak sedang fokus menyetir.

Padahal, Li Yunhan sedang memikirkan sebuah siasat!

"Sayang, kamu baik-baik saja?" Li Yunhan melirik ke arah Su Wanwan yang meringkuk kedinginan di sebelahnya.

Su Wanwan mengangguk dengan senyuman dan berucap sambil merapatkan jas yang Li Yunhan berikan ke tubuhnya. "Hmmm, hanya sedikit kedinginan."

Mendengar itu, wajah Li Yunhan seketika diselimuti kekhawatiran, "Itulah sebabnya aku keberatan pulang malam ini juga. Lihat, kamu sudah kedinginan, kan?"

Su Wanwan merasa bahagia mendapatkan kekhawatiran dan perhatian Li Yunhan dalam waktu bersamaan, dia merasa begitu dicintai. "Aku baik-baik saja, Yunhan."

Li Yunhan menghela napas kasar, dia mengalihkan tatapannya dari Su Wanwan untuk melihat keluar mobil. Langit sudah semakin gelap, udara pun semakin kencang berhembus.

Pria itu kembali menatap Su Wanwan saat berkata, "Hari sudah semakin malam, perjalanan juga masih jauh. Selain udara yang semakin dingin, aku juga khawatir akan sangat berbahaya jika kita melanjutkan perjalanan."

"Bagaimana kalau kita menginap di hotel terdekat?"

Su Wanwan tidak langsung menjawab, tetapi diam-diam membenarkan pendapat Li Yunhan. Memang sangat berbahaya melanjutkan perjalanan yang masih sangat jauh pada tengah malam seperti ini.

Apalagi, jalanan yang akan mereka lalui sangat sepi. Selain tidak banyak orang yang berlalu lalang, jalanan itu juga dikelilingi pepohonan lebat hingga terlihat seperti hutan rimba.

"Baiklah, di depan sana ada Dingfei Hotel," sahut Su Wanwan setuju, bahkan memberi tahu Li Yunhan di mana letak hotel yang bisa mereka singgahi.

Tanpa wanita itu sadari, kalau ternyata Li Yunhan ingin memanfaatkan kesempatan itu untuk membuka segel sebelum waktunya.

Hal yang paling Li Yunhan inginkan sejak mengenal Su Wanwan yang tidak hanya cantik, tetapi juga memiliki body bak gitar spanyol.

Hanya saja, Su Wanwan selalu menolak setiap kali diajak bermesraan hingga membuat Li Yunhan frustasi.

Dan malam itu, Li Yunhan sudah bertekad untuk membuka segel Su Wanwan apa pun yang terjadi. Bahkan jika harus membuat Su Wanwan pingsan atau memberinya 'ramuan cinta', akan Li Yunhan lakukan karena dia sungguh tidak sabar menunggu malam pernikahan mereka.

Mungkin memang Dewi Fortuna sedang berpihak pada Li Yunhan, anggap saja begitu.

Pasalnya, Dingfei Hotel hanya tersisa satu kamar dengan satu bed.

"Apakah tidak ada kamar yang terdapat dua bed?" Su Wanwan bertanya dengan penuh harap.

Tidak masalah baginya harus satu kamar dengan Li Yunhan yang sebentar lagi akan menjadi suaminya, tetapi dia tidak bisa berada satu ranjang dengan pria itu.

Su Wanwan khawatir apa yang seharusnya belum terjadi, malah terjadi sebelum waktunya tiba.

"Tidak ada, Nona. Hanya itu satu-satunya kamar yang tersisa di sini karena kebetulan, banyak turis yang ingin melihat Kota Layang-layang dan menginap di sini," terang resepsionis itu dengan senyum ramahnya.

Su Wanwan menghela nafasnya, dia hampir melupakan fakta bahwa Dingfei Hotel memang selalu padat pengunjung setiap akhir pekan atau libur nasional seperti saat ini karena banyak turis yang tergoda menikmati keindahan Kota Layang-layang.

Jadi, mau tidak mau Su Wanwan harus setuju berada satu kamar dengan Li Yunhan. Di dalam hatinya, Su Wanwan berharap Li Yunhan akan sangat menghargai keputusannya untuk tidak tidur bersama sebelum waktunya.

Setelah memasuki kamar yang dia pesan, Li Yunhan menyadari ketegangan pada wanita yang ada dalam gandengan tangannya saat ini. Jadi, Li Yunhan pun berinisiatif membuka suara untuk membuat Su Wanwan lebih santai. "Kamu tidur di ranjang, biar aku tidur di sofa."

Seperti yang diharapkan oleh Su Wanwan, Li Yunhan benar-benar pengertian membuat hatinya berbunga-bunga karena cinta Li Yunhan yang begitu besar dan tulus padanya.

"Terima kasih," ujar Su Wanwan tulus. "Terima kasih karena kamu bersedia menungguku hingga kita resmi menikah."

"Aku tulus mencintaimu karena itu kamu, bukan karena tubuh atau kecantikanmu. Tidak masalah kamu bersedia atau tidak, aku pasti akan tetap menunggu bahkan jika kamu masih belum bersedia melayaniku meski kita sudah menikah nanti."

Li Yunhan tersenyum, pria itu mencoba menyembunyikan niat jahatnya dari senyuman dan tatapan penuh cinta yang diperlihatkannya pada Su Wanwan.

Mendengar itu, Su Wanwan tidak bisa menahan diri untuk memeluk Li Yunhan, menenggelamkan wajahnya di dada bidang pria yang sudah memberikannya kebahagiaan besar.

Dengan lembut Li Yunhan memegang kedua bahu Su Wanwan untuk melerai pelukan mereka, kemudian satu tangan pria itu berpindah menuju pipi Su Wanwan dan membelainya dengan lembut.

Perlahan tapi pasti, jemari Li Yunhan sudah berada di belakang tengkuk Su Wanwan, membuat wajah wanita itu tidak bergerak saat kepalanya sudah semakin mendekat.

Li Yunhan ingin melancarkan aksinya, memberikan kecupan lembut dan memabukkan pada bibir Su Wanwan yang belum pernah dia jamah.

Itu adalah permulaan, sebelum akhirnya membuat Su Wanwan kehilangan kendali atas tubuhnya sendiri hingga tidak bisa menolak godaannya.

Hanya memikirkannya saja, Li Yunhan sudah senang setengah mati ....

Terpopuler

Comments

Hasan

Hasan

hmmm si kadal buntung juga nih keknya

2024-04-03

2

lihat semua
Episodes
1 Kotak Misterius
2 Kehadirannya Tidak Diharapkan
3 Apa Kau Sudah Menerima Paket Dariku?
4 Mengatur Siasat
5 Gu Linchao, Apa yang Kau Lakukan?
6 Kumohon Jangan Begini
7 Meniduri Wanita Lain?
8 Bibi, Aku Merindukanmu
9 Jangan Mendorongku Lagi
10 Dia Memaksa Su Wanwan Menatapnya!
11 Menerima Semua Kebejatanmu
12 Dijebak?
13 Sayang, Percayalah!
14 Menjualmu Kepadaku dengan Harga Tinggi
15 Yunhan, Tolong Aku!
16 Bawa Dia ke Ruang Isolasi
17 Ramuan Khayal
18 Terpikat Pada Pesona Su Wanwan
19 Mr. X Menggila
20 Menjadi Wanitaku Seutuhnya
21 Jangan Pernah Mengancamku!
22 Milikku, Hanya Milikku!
23 Tidak, Aku Tidak Mau Pergi Dengannya!
24 Dasar Gila!
25 Kalian Bisa Membawa Mayatku Saja!
26 Kau Sudah Bangun?
27 Apa Kau Ingin Membunuhku?
28 Ibu, Aku Menyesal
29 Berhentilah Memikirkannya!
30 Murahan Sekali Kau, Su Wanwan
31 Mengobatimu, Apa Lagi?
32 Layaknya Budak Pemuas Nafsu!
33 Kenapa Kau Ada Di Sini?
34 Tidak Mengizinkanmu Menyentuhku
35 Kau Milikku, Hanya Milikku
36 Kau Sudah Memperkosaku!
37 Sangat Menyebalkan!
38 Dia Sangat Pemarah
39 Mati Untuk Mempertahankanmu
40 Kau Tahu, Su Wanwan?
41 Dasar Tidak Berguna!
42 Aku Bilang Bangun!
43 Ingin Membebaskannya
44 Aku Tidak Mungkin Hamil!
45 Di Mana Lagi ini, Tuhan?
46 Aku Mau Pulang!
47 Jangan Ke Mana-mana
48 Numpang Promo
49 Kau Tidak Berniat Menikahinya?
50 Gu Linchao adalah Tempatnya Kembali
51 Gu Linchao Gila
52 Dia Sangat Bahagia
53 Tolong Sukai Aku
54 Tidak Mengingin Bayi Ini
55 Menyingkirkan Bayi Malang
56 Kau Mr. X?
57 Memutuskan Pertunangan
58 Kalian Akan Tetap Menikah
59 Kemarahan Membuat Mereka Tuli
60 Menantu yang Mana?
61 Wanwan, Kamu Pulang?
62 Menemanimu Tidur
63 Kau Ingin Menggugurkan Bayiku?
64 Kau Memimpikan Aku, Bibi?
65 Kembali Membencinya
66 Apa Kau Merindukanku?
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Kotak Misterius
2
Kehadirannya Tidak Diharapkan
3
Apa Kau Sudah Menerima Paket Dariku?
4
Mengatur Siasat
5
Gu Linchao, Apa yang Kau Lakukan?
6
Kumohon Jangan Begini
7
Meniduri Wanita Lain?
8
Bibi, Aku Merindukanmu
9
Jangan Mendorongku Lagi
10
Dia Memaksa Su Wanwan Menatapnya!
11
Menerima Semua Kebejatanmu
12
Dijebak?
13
Sayang, Percayalah!
14
Menjualmu Kepadaku dengan Harga Tinggi
15
Yunhan, Tolong Aku!
16
Bawa Dia ke Ruang Isolasi
17
Ramuan Khayal
18
Terpikat Pada Pesona Su Wanwan
19
Mr. X Menggila
20
Menjadi Wanitaku Seutuhnya
21
Jangan Pernah Mengancamku!
22
Milikku, Hanya Milikku!
23
Tidak, Aku Tidak Mau Pergi Dengannya!
24
Dasar Gila!
25
Kalian Bisa Membawa Mayatku Saja!
26
Kau Sudah Bangun?
27
Apa Kau Ingin Membunuhku?
28
Ibu, Aku Menyesal
29
Berhentilah Memikirkannya!
30
Murahan Sekali Kau, Su Wanwan
31
Mengobatimu, Apa Lagi?
32
Layaknya Budak Pemuas Nafsu!
33
Kenapa Kau Ada Di Sini?
34
Tidak Mengizinkanmu Menyentuhku
35
Kau Milikku, Hanya Milikku
36
Kau Sudah Memperkosaku!
37
Sangat Menyebalkan!
38
Dia Sangat Pemarah
39
Mati Untuk Mempertahankanmu
40
Kau Tahu, Su Wanwan?
41
Dasar Tidak Berguna!
42
Aku Bilang Bangun!
43
Ingin Membebaskannya
44
Aku Tidak Mungkin Hamil!
45
Di Mana Lagi ini, Tuhan?
46
Aku Mau Pulang!
47
Jangan Ke Mana-mana
48
Numpang Promo
49
Kau Tidak Berniat Menikahinya?
50
Gu Linchao adalah Tempatnya Kembali
51
Gu Linchao Gila
52
Dia Sangat Bahagia
53
Tolong Sukai Aku
54
Tidak Mengingin Bayi Ini
55
Menyingkirkan Bayi Malang
56
Kau Mr. X?
57
Memutuskan Pertunangan
58
Kalian Akan Tetap Menikah
59
Kemarahan Membuat Mereka Tuli
60
Menantu yang Mana?
61
Wanwan, Kamu Pulang?
62
Menemanimu Tidur
63
Kau Ingin Menggugurkan Bayiku?
64
Kau Memimpikan Aku, Bibi?
65
Kembali Membencinya
66
Apa Kau Merindukanku?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!