Kehadirannya Tidak Diharapkan

Su Wanwan berhenti bicara ketika merasakan getaran dan mendengar ponselnya yang ada di atas meja berdering. Dia menatap Li Yunhan sejenak, sebelum akhirnya kembali melihat ke arah ponsel untuk memastikan siapa penelpon yang sudah menyelamatkan dirinya dari penyelidikan sang tunangan.

“Ibu,” ucap Su Wanwan memberi tahu Li Yunhan mengenai identitas penelpon.

Li Yunhan menghela napas pasrah, “Angkatlah,” ucapnya lembut sembari membalas tatapan Su Wanwan dengan penuh cinta seolah-olah hanya dirinyalah di dunia ini yang memiliki cinta untuk wanita itu.

“Halo, Ibu, ada apa?” Su Wanwan tidak berbasa-basi lagi ketika mengetahui Mu Yanrao—sang ibu tercinta yang menjadi dewa penyelamatnya saat ini.

“Apa menghubungimu pun harus punya alasan?” balas Mu Yanrao dengan sengit.

Jika Su Wanwan saat ini berhadapan langsung dengan Mu Yanrao, dia pasti sudah mendapatkan tatapan sengit juga dari wanita itu.

"Tidak, aku pikir ada sesuatu hal yang penting,” sanggah Su Wanwan cengengesan. Dia bicara pada Mu Yanrao, tetapi tatapan penuh cinta dia layangkan pada Li Yunhan yang masih setia duduk di sisinya.

Pria itu dengan penuh kelembutan dan kasih sayang menggenggam jemari tangan Su Wanwan dan membalas tatapannya dengan cinta yang lebih besar lagi.

Setidaknya, kehadiran Li Yunhan sedikit banyak bisa mengurangi kegundahan di hati Su Wanwan.

“Oh, kalau tidak ada hal penting, Ibu tidak boleh menghubungimu?” Lagi-lagi nada suara Mu Yanrao terdengar sarkas saat berbalik melemparkan pertanyaan pada putri yang sudah sangat dia rindukan.

Su Wanwan memutar bola matanya, ‘Salah lagi,’ batinnya menggerutu. “Boleh, Ibu boleh menghubungiku kapan dan di mana pun Ibu mau,” sahut Su Wanwan pada akhirnya.

Berdebat dengan sang ibu tidak akan memberikannya kemenangan karena wanita itu tidak akan pernah mau mengalah. Jadi, lebih baik dia mengalah daripada membuang tenaga secara sia-sia.

Untuk mengalihkan pembicaraan, Su Wanwan menanyakan kabar Mu Yanrao. Akan tetapi, wanita itu tidak membiarkannya lepas begitu saja.

Mu Yanrao malah memarahi Su Wanwan karena sudah setahun terakhir tidak pulang hingga mengatakan putrinya itu sudah lupa arah jalan pulang. Bahkan, dia juga memarahi sang putri karena jarang memberi kabar.

Su Wanwan menghela napas lelah. Berhasil menghindari pertanyaan Li Yunhan, dia malah dihadapkan dengan pertanyaan Mu Yanrao yang terus beranak pinak. Bahkan, wanita yang sudah melahirkannya itu mengungkit masalah pulang yang ingin dilupakannya.

Jika bukan karena mengingat kedua orang tuanya yang semakin hari semakin renta, Su Wanwan pasti sudah benar-benar melupakan arah jalan pulang.

Karena sejak berseteru dengan keponakannya, Su Wanwan memilih pergi dari rumah dan tinggal di kota yang berbeda dengan orangtuanya. Wanita itu beralasan ingin berdikari, padahal dia hanya ingin menghindar dan hanya akan pulang ketika dia ingin.

Dampaknya, kini Su Wanwan merasakan sesaknya rindu!

“Aku merindukanmu, Ibu.” Mata Su Wanwan sudah berkabut karena belum menemukan obat penawar rindunya.

Melihat Su Wanwan bersedih, Li Yunhan merangkul dan mengelus kepala calon istrinya itu.

Su Wanwan tersenyum pada Li Yunhan, lalu lanjut bicara pada sang ibu. "Aku bukannya tidak mau pulang, tapi pekerjaanku belum bisa ditinggalkan. Apalagi ini sudah mendekati akhir tahun, perusahaan semakin sibuk.”

“Ibu bosan dengar alasan kamu,” ketus Mu Yanrao. Pasalnya, Su Wanwan memang selalu menggunakan alasan yang hampir sama setiap kali ditanya masalah kapan pulang.

“Aku tidak beralasan, Ibu.” Su Wanwan dengan sabar memberikan pengertian pada ibunya.

“Hmmm” Mu Yanrao menghela napas kasar, dia enggan memperpanjang perdebatannya dengan sang putri. “Tahun baru nanti, kamu pulang, kan?”

“Aku tidak—”

Belum selesai Su Wanwan bicara, Mu Yanrao sudah lebih dulu memotong dan bertanya cepat, “Kenapa?”

“Aku sibuk, Bu,” sahut Su Wanwan menggigit bibir bawahnya, dia merasa bersalah karena sudah membohongi sang ibu.

Tanpa dipertanyakan, Mu Yanrao sudah bisa menebak Su Wanwan pasti menolak pulang dan putrinya itu akan memuntahkan beberapa patah kata untuk dijadikan alasan ketidakpulangannya seperti tahun lalu.

Jadi, kali ini Mu Yanrao memaksa Su Wanwan. “Ibu tidak mau tahu, pokoknya kamu harus pulang sebelum malam tahun baru nanti!"

“Bu, aku benar-benar tidak bisa pulang. Aku—”

"Ibu tidak mau mendengar alasanmu lagi!" Mu Yanrao menyela ucapan Su Wanwan, tidak memberikan kesempatan pada sang putri untuk memuntahkan lebih banyak omong kosong. "Cukup tahun kemarin saja kamu tidak ikut kumpul keluarga, tahun ini kamu wajib ikut dan bawa juga tunanganmu!”

Mu Yanrao tidak ingin dibantah, dia tidak ingin putri kesayangannya kesepian pada malam tahun baru seperti tahun lalu. Dia bukannya tidak tahu alasan Su Wanwan enggan pulang dan berkumpul bersama keluarga besar, padahal di saat bersamaan putrinya itu juga merasa sedih.

Namun, Mu Yanrao memilih pura-pura tidak tahu agar tidak membuat Su Wanwan merasa semakin tidak nyaman.

Untuk beberapa saat Su Wanwan membungkam hingga akhirnya dia bertanya dengan hati-hati. “Apa … dia pulang juga?”

‘Dia’ yang dimaksud oleh Su Wanwan, Mu Yanrao jelas tahu siapa orangnya.

Dialah Gu Linchao—keponakan yang dihindari oleh Su Wanwan selama beberapa tahun belakangan.

Su Wanwan akan menghindari setiap pertemuan keluarga atau hal apa pun yang berkaitan dengan Gu Linchao. Entah apa penyebabnya, Mu Yanrao tidak tahu pasti, hanya sekadar tahu pria itulah yang sedang dihindari oleh sang putri.

Mu Yanrao menghela napasnya, lalu berkata, “Gu Linchao tidak pulang, dia pergi ke luar negeri untuk perjalanan bisnis.”

Mendengar itu, Su Wanwan menghela napas lega. Dia pun bertanya dengan nada suara yang terdengar antusias. “Benarkah?”

“Iya, mungkin akan pulang setelah tahun baru,” sahut Mu Yanrao. "Jadi, kamu pulang, ya?" bujuknya dengan lemah lembut. Bahkan, wanita itu hampir menangis. "Ibu dan ayah sudah sangat merindukanmu."

Mata indah Su Wanwan berkedip dan setetes cairan bening keluar dari sana, "Aku juga merindukan Ibu dan ayah."

"Kalau gitu, kamu dan Li Yunhan akan pulang, kan?"

Su Wanwan tidak menjawab, dia masih enggan pulang. Bukan karena tidak ingin bertemu dengan kedua orangtuanya, Su Wanwan hanya takut Gu Linchao yang dikabarkan tidak pulang tiba-tiba muncul di depan matanya.

"Su Wanwan." Mu Yanrao mendesak.

“Iya, aku akan pulang bersama Li Yunhan,” sahut Su Wanwan pada akhirnya.

Setelah bertukar beberapa patah kata lagi dengan sang ibu, sambungan telepon berakhir.

“Ibu minta kamu pulang bersamaku?” Li Yunhan langsung bertanya setelah Su Wanwan meletakkan kembali ponselnya di atas meja.

Su Wanwan mengangguk dengan tatapan tertuju tepat pada manik coklat Li Yunhan.

“Memang kita seharusnya pulang, kan? Orang tua kamu juga seharusnya ikut serta dalam perencanaan pernikahan kita.”

Sebelumnya, Li Yunhan sudah membawa keluarganya menemui keluarga besar Su Wanwan untuk melamar wanita itu. Hanya saja, mereka belum kembali bertemu untuk membicarakan pernikahan Li Yunhan dan Su Wanwan. Akan tetapi, keduanya malah sudah sibuk mempersiapkan segala keperluan untuk pernikahan mereka yang akan diadakan dua bulan lagi.

Su Wanwan tersenyum senang, “Kamu setuju pulang bersamaku?”

"Tentu saja. Aku mencintaimu dan harus pulang bersamamu untuk membicarakan pernikahan kita.”

Perasaan cinta Li Yunhan, sudah tidak Su Wanwan ragukan lagi!

“Terima kasih, aku juga sangat mencintaimu.” Su Wanwan memeluk Li Yunhan dengan erat.

***

Suasana di kediaman Su cukup meriah setelah beberapa saat lalu Mu Yanrao menyambut kepulangan Su Wanwan dengan tangisan. Su Wanwan juga menangis di dalam pelukan sang ibu dan isak tangis mereka pada akhirnya mengundang rasa sedih semua orang hingga tidak ada yang bisa menahan diri untuk tidak menangis juga.

Saat ini, mereka tengah duduk di ruang keluarga, sementara jamuan makan malam belum dimulai karena ada beberapa anggota keluarga yang belum datang.

“Jadi, Li Yunhan, kapan kamu akan menikahi anak saya?” Tuan Su—ayah Su Wanwan—membuka suara.

Su Wanwan sudah lebih dari setahun terikat janji pernikahan dengan Li Yunhan, tetapi Tuan Su sama sekali belum mendengar pria muda yang tengah duduk sembari menggenggam tangan putrinya dengan mesra, membicarakan hari pernikahan.

Dia sudah tua dan tidak ingin putrinya terus berada dalam hubungan yang tidak mengalami kemajuan. Setidaknya, Tuan Su ingin melihat putrinya bahagia menikah dengan pria pilihan sebelum dirinya menutup mata.

Bahkan, keinginan terbesar Tuan Su adalah mengantarkan Su Wanwan naik ke atas altar sebelum akhirnya menyerahkan tangan sang putri kepada calon menantunya untuk dijaga dengan sepenuh hati.

“Saya akan menikahi Su Wanwan dua bulan dari sekarang, Paman,” sahut Li Yunhan penuh percaya diri, membuat semua orang kaget.

Meski begitu, semua orang berbahagia untuk Su Wanwan.

"Apa aku mengganggu kebahagiaan semua orang?"

Ketika suara dingin itu melayang masuk ke ruang keluarga, kebahagiaan Su Wanwan langsung melayang tak berjejak.

Su Wanwan membeku tanpa sadar, dia pun mengangkat kepala hanya untuk menatap seseorang yang kehadirannya tidak diharapkan.

Gu Linchao ....

Episodes
1 Kotak Misterius
2 Kehadirannya Tidak Diharapkan
3 Apa Kau Sudah Menerima Paket Dariku?
4 Mengatur Siasat
5 Gu Linchao, Apa yang Kau Lakukan?
6 Kumohon Jangan Begini
7 Meniduri Wanita Lain?
8 Bibi, Aku Merindukanmu
9 Jangan Mendorongku Lagi
10 Dia Memaksa Su Wanwan Menatapnya!
11 Menerima Semua Kebejatanmu
12 Dijebak?
13 Sayang, Percayalah!
14 Menjualmu Kepadaku dengan Harga Tinggi
15 Yunhan, Tolong Aku!
16 Bawa Dia ke Ruang Isolasi
17 Ramuan Khayal
18 Terpikat Pada Pesona Su Wanwan
19 Mr. X Menggila
20 Menjadi Wanitaku Seutuhnya
21 Jangan Pernah Mengancamku!
22 Milikku, Hanya Milikku!
23 Tidak, Aku Tidak Mau Pergi Dengannya!
24 Dasar Gila!
25 Kalian Bisa Membawa Mayatku Saja!
26 Kau Sudah Bangun?
27 Apa Kau Ingin Membunuhku?
28 Ibu, Aku Menyesal
29 Berhentilah Memikirkannya!
30 Murahan Sekali Kau, Su Wanwan
31 Mengobatimu, Apa Lagi?
32 Layaknya Budak Pemuas Nafsu!
33 Kenapa Kau Ada Di Sini?
34 Tidak Mengizinkanmu Menyentuhku
35 Kau Milikku, Hanya Milikku
36 Kau Sudah Memperkosaku!
37 Sangat Menyebalkan!
38 Dia Sangat Pemarah
39 Mati Untuk Mempertahankanmu
40 Kau Tahu, Su Wanwan?
41 Dasar Tidak Berguna!
42 Aku Bilang Bangun!
43 Ingin Membebaskannya
44 Aku Tidak Mungkin Hamil!
45 Di Mana Lagi ini, Tuhan?
46 Aku Mau Pulang!
47 Jangan Ke Mana-mana
48 Numpang Promo
49 Kau Tidak Berniat Menikahinya?
50 Gu Linchao adalah Tempatnya Kembali
51 Gu Linchao Gila
52 Dia Sangat Bahagia
53 Tolong Sukai Aku
54 Tidak Mengingin Bayi Ini
55 Menyingkirkan Bayi Malang
56 Kau Mr. X?
57 Memutuskan Pertunangan
58 Kalian Akan Tetap Menikah
59 Kemarahan Membuat Mereka Tuli
60 Menantu yang Mana?
61 Wanwan, Kamu Pulang?
62 Menemanimu Tidur
63 Kau Ingin Menggugurkan Bayiku?
64 Kau Memimpikan Aku, Bibi?
65 Kembali Membencinya
66 Apa Kau Merindukanku?
67 Siap Menerimaku Lagi, Bibi?
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Kotak Misterius
2
Kehadirannya Tidak Diharapkan
3
Apa Kau Sudah Menerima Paket Dariku?
4
Mengatur Siasat
5
Gu Linchao, Apa yang Kau Lakukan?
6
Kumohon Jangan Begini
7
Meniduri Wanita Lain?
8
Bibi, Aku Merindukanmu
9
Jangan Mendorongku Lagi
10
Dia Memaksa Su Wanwan Menatapnya!
11
Menerima Semua Kebejatanmu
12
Dijebak?
13
Sayang, Percayalah!
14
Menjualmu Kepadaku dengan Harga Tinggi
15
Yunhan, Tolong Aku!
16
Bawa Dia ke Ruang Isolasi
17
Ramuan Khayal
18
Terpikat Pada Pesona Su Wanwan
19
Mr. X Menggila
20
Menjadi Wanitaku Seutuhnya
21
Jangan Pernah Mengancamku!
22
Milikku, Hanya Milikku!
23
Tidak, Aku Tidak Mau Pergi Dengannya!
24
Dasar Gila!
25
Kalian Bisa Membawa Mayatku Saja!
26
Kau Sudah Bangun?
27
Apa Kau Ingin Membunuhku?
28
Ibu, Aku Menyesal
29
Berhentilah Memikirkannya!
30
Murahan Sekali Kau, Su Wanwan
31
Mengobatimu, Apa Lagi?
32
Layaknya Budak Pemuas Nafsu!
33
Kenapa Kau Ada Di Sini?
34
Tidak Mengizinkanmu Menyentuhku
35
Kau Milikku, Hanya Milikku
36
Kau Sudah Memperkosaku!
37
Sangat Menyebalkan!
38
Dia Sangat Pemarah
39
Mati Untuk Mempertahankanmu
40
Kau Tahu, Su Wanwan?
41
Dasar Tidak Berguna!
42
Aku Bilang Bangun!
43
Ingin Membebaskannya
44
Aku Tidak Mungkin Hamil!
45
Di Mana Lagi ini, Tuhan?
46
Aku Mau Pulang!
47
Jangan Ke Mana-mana
48
Numpang Promo
49
Kau Tidak Berniat Menikahinya?
50
Gu Linchao adalah Tempatnya Kembali
51
Gu Linchao Gila
52
Dia Sangat Bahagia
53
Tolong Sukai Aku
54
Tidak Mengingin Bayi Ini
55
Menyingkirkan Bayi Malang
56
Kau Mr. X?
57
Memutuskan Pertunangan
58
Kalian Akan Tetap Menikah
59
Kemarahan Membuat Mereka Tuli
60
Menantu yang Mana?
61
Wanwan, Kamu Pulang?
62
Menemanimu Tidur
63
Kau Ingin Menggugurkan Bayiku?
64
Kau Memimpikan Aku, Bibi?
65
Kembali Membencinya
66
Apa Kau Merindukanku?
67
Siap Menerimaku Lagi, Bibi?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!