Singa Yang Tertidur 2

[PERINGATAN: CHAPTER INI MENGANDUNG UNSUR CHILD ABUSE DAN KEKERASAN. PEMBACA DIHARAP BIJAK DALAM MENANGGAPI CHAPTER KALI INI. UNTUK KORBAN ATAU SESEORANG YANG ANDA KENAL SEDANG MENGALAMI KEKERASAN, SEGERA CARI PERTOLONGAN]

"Cucu anda seorang kesatria?".

Dia memberiku bunga Krisan yang dia cabut tadi. "Benar. Namanya Krisan Barfold. Terakhir kali aku melihatnya saat dia berumur 12 tahun. Hari ini ulang tahunnya ke 22 tahun."

Barfold? Bukankah Barfold adalah Duke yang menguasai bagian utara? Apakah anaknya menikahi pewaris Duke Barfold di utara?

"Melihat nona Karina mengingatkan saya kepada cucu saya."

Aku tertawa kecil, "Pantas anda bergabung ke Fans Club."

Sir Marfield tersipu malu dan berbicara gagap karena malu ketahuan tujuannya bergabung Karina Fans Club. "Krisan, cucuku itu seperti nona Karina. Pemalu dan kadang takut dengan orang baru. Namun jika sudah dekat, dia lebih terbuka."

Dari ingatan Dorothy, kisah Duke Barfold menjadi perbincangan hangat 10 tahun yang lalu karena misteri kematian Duke dan Duchess Barfold yang sangat ganjil. Semua orang di kekaisaran yakin jika kematian Duke dan Duchess Barfold adalah rencana Kaisar Rutherford, kakek Hyacinth dan ayah kaisar sekarang. Kenaikan Krisan Barfold sebagai Duchess menjadikan dia Duchess termuda yang pernah ada di kekaisaran Xamonia. Selain itu, Krisan Barfold pula terkenal dengan Duchess terkuat yang pernah ada. Bersama Duke Kalister, dia menjadi pedang kekaisaran Xamonia.

"Jadi anda tidak bertemu dengan cucu anda selama 10 tahun lebih?," tanyaku.

"Benar. Aku sangat merindukannya. Sekarang dia sedang melindungi wilayah utara dengan kekuatannya sendiri."

Tiba-tiba dia menghadap ku, "Saya dengar anda dihajar oleh nona Mistelir itu. Apakah anda baik-baik saja?".

Aku tersenyum. "Saya tidak apa-apa, Sir Marfield. Terima kasih telah mengkhawatirkan saya."

Tiba-tiba Sir Marfield memegang pundakku. Dia memperlihatkan wajah khawatir dan peduli kepadaku. Entah kenapa aku luluh oleh wajahnya Sir Marfield. Sial... Aku runtuh

Tanganku gemetaran lagi. Aku menundukkan kepalaku, menahan tangisanku sebisa mungkin. Aku tidak sakit hati atas perlakuan Mistelir kepadaku, tapi aku sakit hati pada diriku sendiri.

"Aku sudah berusaha! Berusaha untuk berubah! Tapi aku tetap melukai Hyacinth!"

Aku terjatuh dan tidak terbendung lagi tangisanku. "Aku adalah orang bodoh! Aku melukainya lagi! Dan aku tidak berani meminta maaf padanya!!".

Kulihat Sir Marfield duduk perlahan dan mengelus kepalaku dengan perlahan. Aku memanglah kuat, tahan banting, dan mental baja. Tapi semua itu ada batasnya. Perhatian dan elusan kepalanya membuatku runtuh seruntuh-runtuhnya.

Aku menangis kejer lebih dari 5 menit di depan Sir Marfield. Aku jadi malu menunjukkan wajahku kepada Sir Marfield.

"Bagaimana rasanya? Enak kan?," tanyanya.

Sir Marfield memberiku sapu tangannya. Aku menggunakannya untuk melap air mata yang membasahi mata dan pipiku. "Lumayan."

"Cucuku sebelum dia diangkat menjadi Duchess, dia terlihat sok kuat seperti mu. Aku melihat nya baik-baik saja sampai dia tampak hendak gila.... Sama sepertimu tadi."

Sir Marfield memegang kepalaku, "Kemudian aku melakukan hal yang sama kepadamu ke cucuku. Dia menangis pulas sama seperti mu tadi dan mengeluarkan keluh kesahnya," Sir Marfield berdiri dan kembali memegang bunga Krisan yang dia petik tadi. "Setelahnya dia bangkit kembali dan sekarang dia menjadi pedang kekaisaran Xamonia."

Sir Marfield membantuku berdiri. Dia masih memegang kepalaku. "Yang ingin saya sampaikan, tidak apa-apa sesekali kita runtuh, itu wajar. Kita manusia, tidak masalah kita menangis dan mengeluh."

"Iya... Anda benar, Sir Marfield."

Sir Marfield tersenyum "Saya sudah tahu kebenaran soal tuan putri Hyacinth, anda, dan Kaisar. Berat bukan untukmu? Umurmu masih muda dan tiba-tiba harus merawat anak."

Sudah kuduga jika Duke Kalister sudah memberitahukan soal kami kepada Sir Marfield. Dia adalah komandan pasukan kesatria Kalister. Dipastikan dia adalah orang yang paling bisa dipercaya selain Duke Kalister di istana ini.

Aku mengepalkan tanganku dan meletakkannya di baju zirahnya yang tebal. "Kalau begitu mohon bantuannya, Kakek."

"Serahkan semua musuh-musuh anda dan yang mulia tuan putri kepada saya, nona Dorothy."

***

...

Naif. Mau saja harga dirimu jadi hancur karena seonggok daging itu.

Kenapa ada cermin di depanku? Wajahnya tidak terlihat tapi mulutnya bergerak tadi. Wujudnya berbeda dari tubuhku. Siapa yang ada di cermin ini?

Apa yang kau lakukan? Kau adalah Dorothy Perkins. Bertindak lah seperti Dorothy Perkins. Kejam, keji, dan sombong

Siapa kau?

Aku adalah kamu, dan kamu adalah aku.

Tidak. Aku bukanlah dirimu. Aku hanya memasuki tubuhmu. Aku ingin kembali ke dunia asalku—

Dunia asalmu? Siapa yang menunggu mu disana? Ayahmu yang masih hidup?

Hah? Apa yang kau bicarakan? Mana mungkin dia masih hidup! Aku telah membunuhnya dengan kedua tanganku sendiri!

Karena itu kau naif. Dia pura-pura mati, bodoh.

Tidak... Tidak mungkin. Kalau begitu percuma aku membunuh diriku sendiri!

...

Ini mimpi. Benar ini pasti mimpi. Mana ada bayangan cermin yang membalas pikiran batinku.

Tiba-tiba dia keluar dari cermin dan berdiri di depanku. Dia mencekik ku begitu kuat hingga aku terangkat. Aku melawan dengan berusaha melepaskan cengkraman tangannya. Tapi dia terlalu kuat, tidak bisa aku lawan!

Kau adalah aibku. Jadilah Dorothy Perkins yang sesungguhnya atau tidak aku yang menggantikan dirimu.

Cengkraman tangannya semakin kuat. Aku tidak bisa melawan lagi. Nafasku mulai menghilang dan—

...

...

Aku terbangun. Mimpi yang aneh. Kenapa aku melihat Dorothy Perkins dalam mimpiku? Lalu... Kenapa kedua tanganku mencengkram leherku sendiri? Anehnya mimpi tadi terasa sangat nyata hingga aku ketakutan.

... Tidak mungkin kan ayah bajingan itu masih hidup? Ah, jadi nambah pikiran. Itu hanya mimpi yang aneh. Mimpi buruk. Mimpi aneh itu sama seperti mimpi ditangkap hantu.

Sepertinya aku kesiangan karena aku tidur subuh dini hari tadi malam. Asik berbincang dengan Sir Marfield di taman bunga.

Setelah menangis dan mengeluarkan keluh kesahku kepada Sir Marfield, rasanya sedikit ringan. Aku jadi bersemangat untuk memulai hari. Pertama-tama aku harus meminta maaf kepada Hyacinth atas perlakuan buruk ku.

Aku segera merapikan penampilanku, sisir rambutku yang kelihatan sekali habis bangun tidur, mengikat rambut panjangku jadi pony tail, dan kemudian beranjak dari kamar untuk pergi ke dapur.

Di dapur ada Mina dan Arina serta beberapa pelayan yang sibuk memasak makanan untuk makan siang. Aku mengambil gelas dan pemeras serat buah untuk membuat segelas jus strawberry. Aku harap Hyacinth menyukai minuman ini.

Sebelum pergi aku bertanya kepada Mina apakah Hyacinth berada di kamarnya atau tidak.

"Ada kok, katanya dia tidak ingin keluar kamar seharian."

Tiba-tiba aku merasa sangat bersalah. Apakah ini gara-gara aku yang membuat dia ketakutan kemarin? Argh! Aku harus meminta maaf kepadanya secepat mungkin.

Segera aku menuju ke kamar Hyacinth. Aku harus tenang, tidak boleh gegabah, dan jangan sampai Hyacinth meminta maaf duluan. Anak itu masih memiliki sifat meminta maaf tanpa alasan.

Aku mengetuk pintu Hyacinth dengan pelan, "Ini Bibi. Bolehkah aku masuk?".

Tidak ada jawaban. Tapi ada yang aneh. Aku sekilas mendengar suara tawa mengerikan dan suara pukulan yang begitu kuat.

...!

Aku panik. Aku membuang isi gelas dan menempelkan gelas ke pintu kamar Hyacinth untuk mendapatkan pendengaran di balik pintu.

...

Suara berasal dari balik pintu. Sialnya tidak terlalu jelas walaupun sudah menggunakan gelas. Aku memaksa membuka pintunya tapi tetap tidak bisa. Aku gedor pun tidak ada respon. Semakin aku panik. Tidak ada pilihan, jika memang harus ganti rugi aku rela bekerja di istana Kalister seumur hidup.

Aku mengeluarkan bola api dan mengarahkannya ke pintu. Hanya butuh 1 bola saja untuk membuat lubang pintu masuk.

Saat aku masuk dari lubang yang aku buat, pemandangan yang tidak pernah aku bayangkan sedang terjadi di depan mataku.

Mistelir sedang memukuli Hyacinth sambil tertawa bahagia. Aku segera berlari kearah Hyacinth dan menarik tangan si Mistelir. Dia mencakar wajahku. Aku tidak peduli. Aku coba lagi, lagi, dan lagi, tidak bisa aku hentikan.

Aku tidak bisa mendengar suara Hyacinth... Apa dia pingsan?! Tidak! Aku kembalik menarik tangan Mistelir dan dia pun berhentu memukuli Hyacinth. Wajah kami bertemu, seketika dia menamparku begitu keras dan berteriak, "JANGAN MENGGANGGU KU! ANAK SETAN INI TELAH MENGHINAKU!!".

Dia melanjutkan memukuli Hyacinth. Apa yang aku lakukan sekarang! Cepat hentikan orang itu! Bergerak! Bergeraklah tubuhku!

"Bi-Bibi..."

Aku melihat wajah Hyacinth dari sela-sela badan Mistelir yang menutupinya. Dia tersenyum kepadaku. Kenapa? KENAPA DIA TERSENYUM?! Apa yang membuat dia senang?! Kenapa tubuhku tidak bisa aku gerakan?!

Ah... Apa ini? Perasaan apa ini.

Sudah jelas kan? Amarah

Amarah?

Benar. Amarah.

Tiba-tiba aku merasakan ada yang membelai daguku dengan lembut.

Jangan-jangan kakek tua itu yang membuatmu lembut seperti ini?

Tidak. Jangan terbawa amarah.

Hidup kita selalu bersama amarah.

Aku teringat memori yang pernah aku alami. Kondisinya sama seperti Hyacinth yang dipukuli oleh Mistelir. Lalu aku hanya bisa menonton karena tidak bisa menghentikannya. Memori itu tentang diriku yang masih seumuran dengan Hyacinth dipukuli oleh ayah kandungku sendiri. Ibuku tidak bisa menghentikan ayah bukan berarti ibu takut, tapi ibu bingung harus melakukan apa.

Karena ibu pernah memukuliku sama seperti ayah waktu itu. Kondisiku sekarang sama dengan ibu, bingung harus melakukan apa karena aku juga pernah diposisi Mistelir.

Bodoh, naif, dan tolol. Kamu mau seperti ibumu? Diam dan menontonnya saja?

Jelas tidak.

Lalu kenapa diam?

Bingung.

Apa yang kau bingung kan?

Kenapa aku harus ada diposisi ibu sekarang?

Hahaha. Ingat, kita adalah orang sama. Hanya berbeda nama dan ingatan. Kita adalah Api. Api yang terus membara, membakar dunia.

Benar. Kita adalah Api.

Iya, api.

Api amarah yang membakar dunia!

Api amarah yang membakar dunia!

Aku berdiri. Tidak ada rasa bingung lagi. Persetan itu semua. Yang pernah aku lakukan itu di masa lalu. Masa sekarang aku tidak akan lagi melukainya.

Tidak lagi aku tarik tangannya, tapi aku tarik rambutnya. Seketika dia berteriak histeris kesakitan.

"Jalang! Beraninya kamu menjambak rambut—".

"Sstt... Tutup mulutmu sampah, oke? Ocehanmu membuat telingaku sakit, tau?".

Aku menggulung rambutnya di kepalan tanganku. Aku ambil tali rambutku, dan aku sumpal mulutnya dengan itu agar dia tidak berbicara lagi. Setelahnya aku menyeret tubuhnya dengan menarik rambut indahnya ini.

Benar, seperti itu.

Melewati, kamar demi kamar, orang demi orang, dan tangga demi tangga. Di aula istana masih aku seret tubuhnya. Aku dengar samar-samar orang yang memanggil-manggilku, tidak aku hiraukan.

Tiba-tiba lonte ini mencakar-cakar kakiku. Ku tengok ke bawah dan aku injak kakinya berkali-kali hingga terdengar suara patah. Dia meringis kesakitan dan itu adalah lagu indah di telingaku.

Ini adalah Katarsis!

Ini adalah Katarsis!

Aku membakar pintu masuk istana dan pergi ke halaman depan istana. Aku mengangkat rambut indahnya ini. Kepalanya ikut terangkat dan wajah kami bertemu. Wajahnya penuh tangisan dan ketakutan. Aku tersenyum lebar dan semakin dia ketakutan.

"Jangan pernah bangunkan singa yang sedang tidur!".

Jangan pernah bangunkan singa yang sedang tidur!

Aku melemparkan badannya ke tengah halaman utama istana. Saat merasa telah terbebas dariku, dia berusaha kabur. Dia berlari pelan, menyedihkan. Tidak semudah itu. Aku gunakan sihir angin untuk melukai kedua kakinya. Dia terjatuh. Bagus.

Aku mendatanginya. Duduk di atas badannya lalu memaksa wajahnya melihat wajahku. "Apa yang kau takutkan? Hah? Hahahaha!".

"Maapkhan akuh, maapkhan akuh."

"Hah?! Ngomong yang benar!!".

Aku cakar wajahnya. Terkelupas wajahnya, membentuk cakaran tanganku. Rintihannya semakin kencang. Aku menamparnya, menampar, menampar, menampar, menampar, menampar, menampar, menampar, menampar, menampar, menampar, menampar, menampar, menampar, menampar, menampar, menampar, menampar, menampar, menampar, menampar, menampar, menampar, menampar, menampar, menampar, menampar, dan menampar!

Wajahnya bengkak. Aku tertawa bahagia melihatnya. Luka diwajahnya tidak setimpal dengan luka yang dia berikan kepada Hyacinth.

Aku mulai meninju wajahnya. Satu pukulan, dua pukulan, tiga pukulan! Ini menyenangkan! Inginku bernyanyi anak gembala sambil memukul wajahnya yang cantik ini!

"AKU ADALAH ANAK GEMBALA~

SELALU RIANG SERTA GEMBIRA~

KARENA AKU SENANG BEKERJA~

TAK PERNAH MALAS ATAU PUN LENGAH!~

SETIAP HARI KUBAWA TERNAK~

KE PADANG RUMPUT DI KAKI BUKIT~

RUMPUTNYA HIJAU SUBUR DAN BANYAK~

TERNAKKU MAKAN TAK PERNAH SEDIKIT—".

"Dorothy! Cukup! Dia hampir mati. Jangan buat dirimu jadi pembunuh!".

Tiba-tiba pandanganku tidak buram lagi. Aku berhenti menyanyi. Wajah Duke Kalister sangat dekat dengan wajahku.

"Oh, sudah selesai ya?".

"Dorothy—".

"Tenang saja, aku waras. Tidak Gila."

Tentu saja aku gila. Aku kehilangan kesabaran. Dia telah menghajar Hyacinth hingga anak itu pingsan. Aku hanya membalas apa yang dia perbuat kepada Hyacinth.

"Hyacinth bagaimana?," tanyaku.

"... Dia pingsan. Lukanya sedang di rawat para pelayan. Aku sudah memanggil dokter."

Kemudian aku berdiri dan menjauhi si Mistelir yang tidak berdaya lagi. Aku pergi masuk ke dalam Istana untuk menemui Hyacinth. Aku harus ada disisinya sampai dia terbangun.

Terpopuler

Comments

Playmaker

Playmaker

Yang ngomong ini Dorothy asli kah?🤔🤔

2024-03-23

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Dorothy Perkins
3 Bermain Api
4 Duri Bunga
5 Kesatria Misterius
6 Anak Saintess
7 Badai
8 Badai 2
9 Perjalanan Pertama
10 Istana Kalister
11 Permintaan
12 Masalah Baru
13 Kegundahan Hati
14 Para Kesatria
15 Pembicaraan Penting
16 Pembicaraan Penting 2
17 Rapat Penting
18 Salah Paham
19 Singa Yang Tertidur
20 Singa Yang Tertidur 2
21 Singa Yang Tertidur 3
22 Singa Yang Tertidur 4
23 Momen Saling Mengerti
24 Perbincangan Tengah Malam
25 Jalan Keluar
26 Kembali Ke Hari Yang Damai (Mungkin)
27 Rubah
28 Kemunculan Yang Tak Terduga
29 Turning Point
30 Harapan Untuk Masa Depan
31 Halo Para Pembaca, Senang Berjumpa Dengan Kalian (⁠ ⁠╹⁠▽⁠╹⁠ ⁠)
32 Hyacinth Perkins
33 Kisah Untuk Lainnya
34 Rusa Kecil
35 Rumor
36 Masalah Puber
37 Masalah Puber 2
38 Emas dan Perhiasan
39 Emas dan Perhiasan 2
40 Emas dan Perhiasaan 3
41 Emas dan Perhiasan 4
42 Emas dan Perhiasan 5
43 Liburan Sang Tuan Putri
44 Liburan Sang Tuan Putri 2
45 Hutan Bayangan
46 Dewi Kehidupan Elifuna
47 Keluarga Saintess
48 Keluarga Saintess 2
49 Keluarga Saintess 3
50 Kepulangan Tuan Putri
51 Floral Bites
52 Pertarungan Yang Tidak Diinginkan
53 Kebangkitan Si Palsu
54 Kebangkitan Si Palsu 2
55 365 Hari
56 Cahaya Dalam Keputusasaan
57 Kalister dan Perkins
58 Alkimia dan Naga
59 Perjalanan Kedua
60 Awan Kelabu
61 Konfortasi
62 Konfortasi 2
63 Serangan Balik
64 Sampai di Titik Ini
65 Jiwa Dua Dunia
66 Naga Suci Aurelius
67 Zaion Kalister
68 Takdir dan Keputusan
69 Vogel-Trefoil
70 Turning Point 2 - END SEASON 1
71 Penutup Season 1 + Visual Karakter Utama
72 SPESIAL 1
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Prolog
2
Dorothy Perkins
3
Bermain Api
4
Duri Bunga
5
Kesatria Misterius
6
Anak Saintess
7
Badai
8
Badai 2
9
Perjalanan Pertama
10
Istana Kalister
11
Permintaan
12
Masalah Baru
13
Kegundahan Hati
14
Para Kesatria
15
Pembicaraan Penting
16
Pembicaraan Penting 2
17
Rapat Penting
18
Salah Paham
19
Singa Yang Tertidur
20
Singa Yang Tertidur 2
21
Singa Yang Tertidur 3
22
Singa Yang Tertidur 4
23
Momen Saling Mengerti
24
Perbincangan Tengah Malam
25
Jalan Keluar
26
Kembali Ke Hari Yang Damai (Mungkin)
27
Rubah
28
Kemunculan Yang Tak Terduga
29
Turning Point
30
Harapan Untuk Masa Depan
31
Halo Para Pembaca, Senang Berjumpa Dengan Kalian (⁠ ⁠╹⁠▽⁠╹⁠ ⁠)
32
Hyacinth Perkins
33
Kisah Untuk Lainnya
34
Rusa Kecil
35
Rumor
36
Masalah Puber
37
Masalah Puber 2
38
Emas dan Perhiasan
39
Emas dan Perhiasan 2
40
Emas dan Perhiasaan 3
41
Emas dan Perhiasan 4
42
Emas dan Perhiasan 5
43
Liburan Sang Tuan Putri
44
Liburan Sang Tuan Putri 2
45
Hutan Bayangan
46
Dewi Kehidupan Elifuna
47
Keluarga Saintess
48
Keluarga Saintess 2
49
Keluarga Saintess 3
50
Kepulangan Tuan Putri
51
Floral Bites
52
Pertarungan Yang Tidak Diinginkan
53
Kebangkitan Si Palsu
54
Kebangkitan Si Palsu 2
55
365 Hari
56
Cahaya Dalam Keputusasaan
57
Kalister dan Perkins
58
Alkimia dan Naga
59
Perjalanan Kedua
60
Awan Kelabu
61
Konfortasi
62
Konfortasi 2
63
Serangan Balik
64
Sampai di Titik Ini
65
Jiwa Dua Dunia
66
Naga Suci Aurelius
67
Zaion Kalister
68
Takdir dan Keputusan
69
Vogel-Trefoil
70
Turning Point 2 - END SEASON 1
71
Penutup Season 1 + Visual Karakter Utama
72
SPESIAL 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!